RA
RA
FT
suatu sistem.
RA
FT
FT
RA
D
tufte-latex.googlecode.com
Hubungi penulis untuk meniadakan tulisan draft pada setiap halamannya.
First printing, April 2010
FT
RA
Contents
13
RA
Bibliography
FT
Pendahuluan
FT
RA
FT
RA
FT
RA
Pendahuluan
FT
Untuk suatu grup kecil (yang sudah diketahui order g dan banyaknya
kelas dalam grup), kita dapat melakukan deduksi sederhana untuk
menentukan karakter dari representasi irreducible. Dasar dari deduksi
tersebut adalah:
1. Banyaknya representasi irreducible sama dengan banyaknya kelas
dalam grup.
RA
cpp
() ( )
p
= g .
(2)
cpp
()
= 0,
(3)
Khususnya, pilih q
s p
()
=0
(5)
FT
RA
a3 a2
a2 a1
A
a4
a1
a3
(a)
a4
(b)
a1 a4
B
a4 a3
a2
a3
a1
atau
Tanpa panah:
RA
1 2 3 4
(6)
,
4 1 2 3
1432 .
1
4
atau
2
1
3
2
4
3
(1 4 3 2) .
(7)
(8)
(9)
a2
(c)
(d)
a2 a3
D
a4 a1
E
FT
Mari kita mulai dengan menentukan hasil operasi simetri dari operasi
simetri yang tertera pada Tabel 1 terhadap suatu bangun bujursangkar
2-D seperti tertera pada Gambar 1. Untuk mudahnya, kita mulai
dengan operasi aktif dimana operasi simetri dilakukan terhadap objek
(dalam hal ini adalah kotak tersebut), sementara sistem koordinat
tidak diproses.
a1
a4
a3
(e)
a1 a2
(f)
a2
a3 a4
G
a4
a3
(g)
a2
a1
(h)
= a R (A)
(13)
a10
a20
a30
a40
a1
a2
a3
a4
a2
a3
a4
a1
1800
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
{z
R(A)
(14)
yang mengakibatkan,
atau
(15)
(16)
R(B)
R(B),
0
1
0
0
}
(17)
(1 2 3 4) ,
0 1 0
0 0 1
R(C) =
0 0 0
1 0 0
(10)
a1
0 1 0 0
a1
a 0 0 0 1 0 a2
2 =
a 0 0 0 0 1 a3
3
a40
1 0 0 0
a4
|
{z
}
M(A)
RA
1 3 2 4 = (1 3) (2 4) ,
dan dalam persamaan terkait dengan matriks representasi
0 0 1
0 0 0
= a1 a2 a3 a4
a10 a20 a30 a40
1 0 0
0 1 0
|
{z
atau
R(A)
a40
a0
1
=
a0 .
2
a30
FT
0
a1
0 0 0 1
a1
a2 1 0 0 0 a 0
=
2
a3 0 1 0 0 a 0
3
a4
0 0 1 0
a40
|
{z
}
a2
a3
=
a4 .
a1
(11)
= M (A)a .
(12)
(19)
R(C),
0
0
1
0
(20)
Tabel 1:
S
I
A
B
C
D
E
F
G
atau
(1 4) (2 3) ,
(22)
R(D) =
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
(23)
atau
(1 2) (3 4) ,
(25)
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
RA
R(E ) =
0
1
0
0
FT
(26)
atau
2
2
3
1
4
4
(1 3) (2) (4) ,
(27)
(28)
1
1
2
4
R(F ) =
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
(29)
4
2
!
,
(30)
atau
(1) (3) (2 4) ,
(31)
1 0 0
0 0 0
R(G) =
0 0 1
0 1 0
R(G),
0
1
0
1
a3 a2
a3 a2
x
a4
(32)
yA
a1
a4
a1
(a)
(b) x A
a3 a2
a3 a2
xC
yC
xB
a4
a1
(c)
a4
yB
a1
(d)
yD
a3 a2
a3 a2
xD
xE
a4
a1
FT
(e)
a4
a1
(f) y E
xF
a3 a2
a3 a2
yF
RA
D 5 (B) = Rz ( )
=
cos( )
sin( )
!
1 0
0 1
sin( )
cos( )
(35)
D 5 (C) = Rz (3/2)
=
cos(3/2)
sin(3/2)
!
0 1
1 0
sin(3/2)
cos(3/2)
(36)
a4
a1
(g)
a4
(h)
a1
xE
= D 5 (C )
(37)
FT
Jadi, paling tidak, kita bisa pastikan bahwa aturan perkalian tersebut
tidak dilanggar (terbalik misalnya). Kalau sampai aturan tersebut
terbalik, maka kita perlu ambil transpose dari matriks yang semula
kita anggap sebagai representasi. Kita lanjutkan dengan operasi pasif
simetri D. Dengan melihat Gambar 1(e), terlihat bahwa operasi pasif D
membalik koordinat x dengan koordinat y tetap, sehingga:
!
1 0
5
(38)
D (D) =
0 1
RA
Untuk mengenali hasil operasi pasif dari simetri F, kita lihat pada
operasi aktif (Gambar 1(g)) bahwa aF
2 berada di antara sumbu-x dan
F
y. Sebelum sumbu-x ada a3 dan sesudah sumbu-y ada aF
1 . Untuk
operasi pasif, kita ambil konfigurasi kotak awal namun dengan sistem
koordinat yang diputar sehingga sumbu xF dan yF mengapit a2 .
Sebelum sumbu xF ada a3 dan sesudah sumbu yF ada a1 . Perhatikan
bahwa arah putaran antara operasi aktif dengan pasif memang
berlawanan (lihat Tabel 1). Konfigurasi demikian menunjukkan bahwa
terjadi pertukaran antar sumbu, sehingga:
!
0 1
5
D (F) =
(40)
1 0
Dengan argumetasi serupa dengan simetri F, diperoleh untuk simetri
G:
!
0 1
5
(41)
D (G) =
1 0
Lihat kolom 3 dan 4 pada Tabel 2 masing-masing untuk rangkuman
operasi simetri aktif dan pasif untuk kasus kotak ini. Terlihat bahwa
grup mempunyai 8 elemen (I, A, B, C, D, E, F, G), sehingga dikatakan
bahwa order dari grup adalah 8.
D (5)
(S)
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
Tabel Perkalian
Tahap berikutnya adalah membuat tabel perkalian dengan melakukan
operasi simetri secara berturutan. Kita sudah tahu bahwa
AB = C = BA.
(42)
BC = A = CB,
(44)
A2 = B,
(A) D
(D) =
0
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
= D (5) ( G ) ,
DA D
(5)
(D) D
(5)
(A) =
RA
AD D
F
F
D
G
E
A
C
I
B
(46)
E
E
F
D
G
B
I
A
C
(45)
C2 = B.
(5)
D
D
G
E
F
I
B
C
A
FT
AC = CA = I = B2 ,
1
0
0
1
= D (5) ( F )
0 1
1 0
0
1
1
0
(47)
(48)
G
G
E
F
D
C
A
B
I
(49)
4. Untuk D,
= ADC = AG = E
= BDB = BE = B commute abaikan
= CDA = CF = E
= EDE = EB = D commute abaikan
= FDF = FA = E
= GDG = GC = E.
RA
ADA1
BDB1
CDC1
EDE1
FDF1
GDG1
4
Untuk latihan, buktikanlah dengan
perkalian matriks D (5) (S) bahwa B
commute dengan A, C, D, E, F, dan G
FT
(50)
AFA1 = AFC = AD = G.
(51)
ni = g
i =1
1 + 1 + 1 + 1 + 22 = 8.
(52)
Maka, terdapat empat 1 1 irrep dan satu 2 2 irrep (yaitu D (5) (S)).
Salah satu dari 1 1 irrep adalah irrep identitas, yang selalu muncul:
(53)
D (1) (S) jelas tidak faithful, karena terdapat lebih dari satu representasi
dengan matriks yang sama.
5
Lax, M. Symmetry Principles in Solid
State and Molecular Physics. John Wiley &
Sons, Inc., 1974
10
(54)
(55)
RA
OK
(57)
OK
(58)
OK
(59)
FT
pk ( j) (k)(1) (k) = 8 j1 .
jls
Tab. 2
jls
jls
4
0
0
0
2
Penentuan irrep
Irrep untuk kasus ini dapat ditentukan dari tabel karakter (lihat
Tabel 6 halaman 10) dan D (5) (S) (Tabel 2 halaman 7). Irrep tersebut
dapat dilihat pada Tabel 7.
Banyaknya irrep D () (S) dalam representasi reducible D(S), kita
tentukan 6
1 5
(1)
p
(
k
)
(k)
k
8 k
=1
1 1 4 + 2 1 2
8 |{z} |{z} |{z} |{z} |{z} |{z}
p1
(1) (1 )
p5
(1)
(1) (5 )
=1
(5)
(61)
c (2) = c (3) = 0
c
(4)
(62)
1 5
= p k (4) ( k ) ( k )
8 k =1
RA
(63)
1 5
p k (5) ( k ) ( k )
8 k =1
1
(1 2 4)
8
=1
Maka,
D (reducible) (I) =
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
(1 1 4 + 2 1 2)
8
=1
c (5) =
FT
c (1) =
(64)
1 0 0 0
0 1 0 0
0 0 0 1
0 0 1 0
(65)
(66)
11
1
h
pk
k =1
() ( k )
(k)
(60)
D (5)
1 0
0 1
0 1
1 0
1 0
0 1
0 1
1 0
1 0
0 1
1 0
0 1
0 1
1 0
0 1
1 0
D (reducible) (B) =
D (reducible) (C) =
D (reducible) (D) =
D (reducible) (E) =
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
D (reducible) (G) =
(67)
(68)
(69)
(70)
RA
D (reducible) (F) =
1
0
0
0
FT
12
(71)
(72)
Bibliography
RA
FT