Anda di halaman 1dari 9

PETUNJUK TEKNIS

BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA UNTUK


PENINGKATAN KETAHANAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN
PENGEMBANGAN EKOMONI MASYARAKAT MELALUI
BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)
PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2016
I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Permasalahan
Pengembangan basis ekonomi di pedesaan sudah sejak lama
dijalankan oleh Pemerintah melalui berbagai program. Namun upaya itu
belum membuahkan hasil signifikan terhadap pengembangan ekonomI
masyarakat. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan kurang berhasilnya
program-program tersebut, salah satunya adalah Fokus perhatian terhadap
desa dari berbagai segi permasalahan yang ada belum secara sungguhsungguh melalui program antar sektor yang saling terintregrasi satu sama
lain.

Itu

sebabnya

maka

sistem

dan

mekanisme

kelembagaan

dan

pengembangan ekonomi di pedesaan tidak memperoleh perhatian yang


berkelanjutan, kurang efektif dan disisi lain berimplikasi pada ketergantungan
terhadap bantuan pihak-pihak lain termasuk Pemerintah.
Momentum diluncurkannya Undang - Undang No. 6 Tahun 2014
tentang Desa dan yang kemudian diikuti dengan Peraturan Menteri Desa
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi No.4 Tahun 2015 tentang
Pendirian, Pengurusan Pengelolaan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa,
bisa diharapkan mendorong desa untuk mengelola sumber daya yang ada di
desa, termasuk pengembangan ekonomi masyarakatnya. Salah satu cara
untuk mengelola ekonomi masyarakat desa itu adalah dengan dibentuk Badan
Usaha Milik Desa (BUM Desa).
Keberadaan BUMDes sangat strategis dalam pengembangan ekonomi.
Pendirian lembaga ini dapat mengurangi peran para tengkulak yang seringkali
menyebabkan biaya transaksi yang tinggi antara harga produk dari produsen
kepada konsumen akhir. Melalui lembaga ini diharapkan setiap produsen di
pedesaan dapat menikmati selisih harga jual produk dengan biaya produksi
yang layak.

Membantu kebutuhan dana masyarakat yang terutama ditujukan untuk


keperluan-keperluan produktif, utama untuk memenuhi kebutuhan sembilan
bahan pokok (sembako). Lembaga ini diharapkan juga dapat membangun dan
menghidupkan kegiatan-kegiatan yang bernuansa bisnis di masyarakat tanpa
mengurangi jiwa kegotong-royongan masyarakat desa.
BUMDesa diharapkan menjadi salah satu pilar kegiatan di desa yang
berfungsi sebagai lembaga sosial dan komersial. Sebagai lembaga sosial BUM
Desa harus berpihak kepada kepentingan masyarakat melalui kontribusinya
dalam penyediaan pelayanan sosial, sedangkan sebagai lembaga komersial
bertujuan mencari keuntungan melalui penawaran sumberdaya lokal (barang
dan jasa) ke pasar. Oleh karena itu dalam upaya untuk menumbuh
kembangkan BUMDes di Jawa Tengah perlu memfasilitasi penyertaan modal
melalui Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa.
B. Dasar Pelaksanaan.
1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi
Jawa Tengah ;
2. Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2014

Nomor

125,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 224, Tambahan


Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 558) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan
Pelaksanaan

Undang

undang

No

Tahun

2014

tentang

Desa

sebagaimana diubah dengan PP Nomor 47 Tahun 2016 tentang


perubahan PP 43 Tahun 20115.
5. Permendes dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan
dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.

6. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 56 Tahun 2015 tentang Pedoman


Pemberian Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa di Provinsi Jawa
Tengah, sebagaimana diubah dengan Peraturan Gubernur Nomor 66 Tahun
2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 56
Tahun 2015 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan Keuangan Kepada
Pemerintah Desa Provinsi Jawa Tengah;
7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2015 Tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun
Anggaran 2016;
8. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 64 Tahun 2015 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Provinsi Jawa
Tengah Tahun Anggaran 2016;
9. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 69 Tahun 2015 tentang Pedoman
Penatausahaan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2016;
10. Surat Penyediaan Dana Anggaran Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016
Lampiran SPD Nomor : 284/SPD/1.22.1.5/2016 tanggal 29 Desember 2015
Dokumen Pelaksanaan Anggaran Nomor : 1.22.01.05.22.01.5.2 Program
Penguatan Kelembagaan Masyarakat Kegiatan Pengembangan Ekonomi
Masyarakat Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tahun Anggaran
2016.
C. Maksud danTujuan.
Bantuan Keuangan Kepada pemerintah desa adalah sebagai bentuk dukungan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kepada Pemerintah Desa, dimaksud kan
untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam percepatan pembangunan
perdesaan dan kesejahteraan masyarakat, dengan tujuan sebagai berikut
1. Penguatan kelembagaan perekonomian desa;
2. Penguatan modal usaha kelembagaan ekonomi desa;
3. Menciptakan kesempatan berusaha;
4. Mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat desa;
5. Mendorong terwujudnya Desa Berdikari;
6. mendorong kesempatan berusaha dan membuka lapangan kerja.

II. AlOKASI BANTUAN KEUANGAN.


1. Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa dialokasikan dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016, yang
digunakan untuk Peningkatan Ketahanan Masyarakat melalui kegiatan
BUMDes sebesar Rp. 1.120.000.000.- (Satu milyar empat puluh juta rupiah).
2. Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa Tahun 2016, diberikan kepada
56 (lima puluh enam) Desa yang telah membentuk Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) di 18 (delapan belas) Pemerintahan Kabupaten yang telah
menerbitkan Peraturan Daerah tentang BUMDes.
3. Besaran Bantuan Keuangan Pemerintah Desa, untuk masing-masing desa
sebesar Rp. 20.000.000.- (dua puluh juta rupiah), dengan ketentuan
penggunaan sebagai berikut :
a. Minimal 95 % digunakan untuk Penyertaan modal usaha Pemerintah Desa

dalam rangka untuk mengembangkan unit usaha BUMDes, atau unit


usaha baru.
b. Maxsimum 5 % digunakan untuk biaya operasional BUMDes, meliputi :
1) Perjalanan dinas pengelola BUMDes dalam rangka rapat koordinasi,
konsultasi ke Kabupaten ;
2) Belanja makan dan minum dalam rangka penyelenggaraan rapatrapat ;
3) Biaya penyusunan proposal, penggandaan proposal, biaya pengiriman
berkas pencairan ke Kabupaten;
4) ATK .
4. Bantuan keuangan kepada Pemerintah Desa untuk Peningkatan ketahanan
masyarakat melalui kegiatan BUMDes tidak diperbolehkan untuk membiayai
kegiatan yang bersifat phisik misalnya Pembuatan/Rehabilitasi Kios Desa,
Warung Desa, Pasar Desa, Lumbung Desa dsb.
III. PELAKSANAAN KEGIATAN.
A. Persiapan.
1. Pemerintah Desa bersama dengan Pengelola BUMDes dan BPD melakukan
musyawarah untuk mencari potensi yang akan dijadikan sebagai unit usaha
baru BUMDes atau mengembangkan unit yang sudah ada ;

2. Menyusun proposal dengan sistimatika sebagai berikut :


Bab. I. Pendahuluan.
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Manfaat Kegiatan.
D. Pembiayaan (Sumber dana).
E. Rencana Anggaran/Kebutuhan Biaya.
F. Waktu dan tempat kegiatan.
Bab. II. Profil BUMDes.
A. Pembentukan.
B. Sarana dan Prasarana (aset yang dimiliki)
C. Struktur Kepengurusan.
D. Hari buka/pelayanan.
E. Pembiayaan (sumber dana).
F. Unit usaha yang dimiliki.
Bab. III. Penutup.
3. Proposal dilampiri dengan dokumen :
a. Peraturan Desa tentang BUMDes ;
b. SK Pengelola Kegiatan;
c. AD/ART;
d. Laporan Keuangan;
e. Undangan Musyawarah;
f. Berita Acara Musyawarah pembahasan penggunaan bantuan keuangan;
g. Daftar hadir musyawarah;
h. Dokumentasi kegiatan BUMDes;
i. Denah lokasi dan Peta Desa.
4. Proposal diajukan oleh Kepala Desa dengan persetujuan Badan
Permusyawaratan Desa, mengetahui Camat yang direkomendasikan oleh
SKPD Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten untuk disampaikan
kepada Gubernur Cq. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi
Jawa Tengah, dengan dilengkapi dokumen pencairan sebagai berikut :
a. Surat Permohonan pencairan Bantuan keuangan kepada Gubernur Cq
Kepala Biro Setda Provinsi Jawa Tengah, yang ditandatangani oleh Kepala
Desa, dibuat rangkap 6 (enam) dengan distempel basah;
b. Kwitansi rangkap 6 (enam), yang ditandatangani oleh Kepala Desa dan
Bendahara Desa, 1 (satu) kwitansi bermeterai dan 5 (lima) tanpa meteri
dengan distempel basah.

c. Rencana Penggunaan Dana (RPD) rangkap 6 (enam) yang ditandatangani


oleh Direktur BUMDes dan disetujui oleh Kepala Desa berstempel basah.
d. Surat pernyataan kesanggupan Kepala Desa untuk melaksanakan
kegiatan sesuai proposal dibuat rangkap 6 (enam) terdiri 1 (satu) asli
bermeterai dan 5 (lima) tanpa meterai, berstempel basah.
e. Surat Pernyataan Kesanggupan Direktur BUMDes untuk melaksanakan
kegiatan sesuai proposal dan disetujui oleh Kepala Desa, dibuat rangkap
6 (enam) terdiri 1 (satu) asli bermeterai dan 5 (lima) tanpa meterai,
berstempel basah.
f. Surat Pernyataan Kesanggupan Kepala Desa untuk menyalurkan/
menyerahkan dana bantuan kepada Direktur BUMDes, sesuai dengan
perencanaan, dibuat rangkap 6 (enam) terdiri 1 (satu) asli bermeterai
dan 5 (lima) tanpa meterai, berstempel basah.
g. Surat Pernyataan Kesanggupan Kepala Desa untuk bertanggungjawab
atas kegiatan bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa,

dibuat

rangkap 6 (enam) terdiri 1 (satu) asli bermeterai dan 5 (lima) tanpa


meterai, berstempel basah.
h. Foto Copy buku Rekening Kas Desa yang masih aktif pada PT. Bank
Jateng rangkap 6 (enam).
i. Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Kepala Desa dan Bendahara
Desa, yang masih berlaku rangkap 6 (enam).
B. Mekanisme Pencairan Bantuan Keuangan.
Proposal yang sudah lengkap dan disertai dengan kelengkapan dokumen
pencairan, segera diajukan proses pencairan secara berjenjang, sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 56 Tahun
2015 tentang Petunjuk Teknis Pedoman Pemberian Bantuan Keuangan Kepada
Pemerintah Desa di Provinsi Jawa Tengah.
C. Pengelolaan Bantuan Keuangan.
1. Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa yang sudah dicairkan melalui
Rekening Desa agar segera dipindah bukukan dalam Buku Kas Umum Desa
dan dikeluarkan untuk membiayai kegiatan sesuai dengan Rencana
Anggaran Biaya (RAB).
2. Kepala Desa selaku penanggungjawab kegiatan menyerahkan Bantuan
Keuangan Kepada Pemerintah Desa kepada Direktur BUMDes, yang disertai
dengan Berita Acara Serah Terima;

3. Direktur BUMDes menyerahkan Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa


kepada Kepala Unit Usaha BUMDes untuk dikelola sesuai dengan RAB yang
ditetapkan.
D.

Pelaporan dan Pertanggungjawaban.


1. Penerima hibah menyampaikan laporan penggunaan hibah kepada
Gubernur Jawa Tengah melalui Kepala Biro Keuangan SETDA Provinsi Jawa
Tengah selaku PPKD dengan tembusan Kepala Badan Pemberdayaan
Masyarakat Dan Desa Provinsi Jawa Tengah dan Kepala Biro Administrasi
Pembangunan Daerah Setda Provinsi Jawa Tengah dengan uraian laporan
pelaksanaan kegiatan sekurang-kurangnya memuat informasi mengenai :

Pendahuluan.

Nama/Judul Kegiatan.

Maksud dan Tujuan.

Susunan Pengurus.

Realisasi pelaksanaan kegiatan/Realisasi Anggaran Biaya (RAB).

Waktu dan Tempat Kegiatan (Jadwal).

Dokumentasi Kegiatan

Penutup

2. Laporan tersebut dilampiri dengan :

Foto copy bukti-bukti pengeluaran yang lengkap.

Realisasi Biaya beserta lampiran bukti pembayaran.

Dokumentasi.

Berita Acara Pengambilan Uang (Kepala Desa dan Bendahara).

Berita Acara serah tarima dari Kepala Desa lepada Direktur BUMDes.

Berita Acara Serah Tarima dari Direktur BUMDes lepada Kepala Unit
Usaha.

Surat Pernyataan Penyelesaian kegiatan oleh Kepala Desa.

Surat pernyataan Kesanggupan Kepala Desa telah mengerjakan sesuai


proposal, bermeteri dan berstempel basah.

Surat pernyataan Kesanggupan Direktur BUMDes dan disetujui Kepala


Desa bermeterai dan berstempel basah.

3. Laporan disampaikan paling lambat tanggal 10 bulan Januari tahun berikutnya.


4. Bukti transaksi (nota pembayaran, kwitansi dll), sedangkan bukti transaksi asli
tidak diserahkan dalam laporan melainkan disimpan oleh penerima bantuan
sebagai obyek pemeriksaan.

IV. PENGENDALIAN.
Dalam rangka efektifitas pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Provinsi
Jawa Tengah, perlu dilakukan pengendalian (pembinaan dan pengawasan) oleh
Pemerintah secara berjenjang. Sehingga pemanfaatan BUMDes dapat dilaksanakan
secara optimal dalam mendorong tumbuh dan berkembangnya kegiatan usaha
ekonomi masyarakat.
V. PENUTUP
Demikian Petunjuk Teknis Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa yang
digunakan untuk Peningkatan Ketahanan Masyarakat melalui kegiatan BUMDes di
Provinsi Jawa Tengah untuk dapat dipedomani sehingga dapat tepat waktu, tepat
mutu, tepat sasaran, tepat manfaat dan tetap administrasi.

Anda mungkin juga menyukai