Anda di halaman 1dari 7

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 8
1.
2.
3.
4.
5.

NOOR LAILA FITRIANA


DEVI FEBINA C
VINA OCTARIANI
UMMI FAROKHA
ODELIA SABRINA P

12030110141081
12030110141083
12030110141085
12030110141087
12030110141089

AKUNTANSI REGULAR II KELAS A


PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 7

INVESTASI DALAM KAS


Aliran Kas dalam Perusahaan
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu
membutuhkan kas. Pengeluaran kas suatu perusahaan dapat
bersifat terus-menerus atau kontinyu, misalkan pengeluaran kas
untuk pembelian bahan mentah, pembayaran upah buruh dan
gaji, dan lain sebagainya. Tetapi disamping itu juga ada aliran kas
ke luar (cash outflow) yang bersifat intermittent, misalnya
pengeluaran

untuk

penghasilan

atau

pembayaran
laba,

bunga,

pembayaran

dividend,
angsuran

pajak
utang,

pengembalian kembali saham perusahaan, pembelian aktiva.


Disamping aliran kas keluar juga terdapat aliran kas masuk (cash
inflow) didalam perusahaan. Seperti halnya pada cash outflow,
didalam cash inflowpun terdapat aliran yang bersifat kontinyu
dan bersifat intermittent.
Aliran kas masuk yang bersifat kontinyu misalkan aliran kas
yang

berasal

dari

hasil

penjualan

produk

secara

tunai,

penerimaan utang, dan lain sebagainya. Sedangkan aliran kas


masuk yang tidak kontinyu misalnya aliran kas masuk yang
berasal dari penyertaan milik pemilik perusahaan, penjualan
saham, penerimaan kredit dari bank, penjualan aktiva tetap yang
tidak terpakai. Kelebihan dari kas masuk terhadap aliran kas
keluar merupakan saldo kas yang akan tertahan di dalam
perusahaan. Jumlah saldo kas yang ada dalam perusahaan akan
meningkat apabila aliran masuknya yang berasal dari penjualan
tunai dan piutang yang terkumpul lebih besar pada aliran kas
keluar untuk bahan mentah, tenaga kerja, biaya lain dan pajak.

Perubahan dalam tingkat harga juga mempunyai pengaruh yang


besar terhadap aliran kas didalam perusahaan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Kas
Minimal
Kas

adalah

likuiditasnya.

unsur

Makin

modal

besar

kerja

jumlah

paling

kas

yang

tinggi

tingkat

ada

didalam

perusahaan mempunyai risiko lebih kecil untuk tidak dapat


memenuhi

kewajiban

finansialnya.

Tetapi

tidak

berarti

perusahaan harus mempertahankan persediaan kas yang sangat


besar karena makin besar kas berarti makin banyaknya uang
perusahaan

menganggur,

sehingga

akan

memperkecil

profitibilitasnya. Sebaliknya kalau perusahaan hanya mengejar


profibility saja akan berusaha agar semua persediaan kasnya
dapat diputarkan saat dalam keadaan bekerja. Kalau perusahaan
menjalankan

tindakan

tersebut

berarti

menempatkan

perusahaan itu dalam keadaan illikuid apabila sewaktu-waktu


ada tagihan.
Ada beberapa standar tertentu yang dapat digunakan
sebagai pedoman didalam menentukan jumlah kas yang harus
dipertahankan dengan besarnya jumlah aktiva lancar ataupun
utang lancar. H.G Guthmann menyatakan bahwa jumlah yang
ada didalam perusahaan yang well finance hendaknya tidak
kurang

dari

Perbandingan

5%

sampai

antara

10%

sales

dari

jumlah

aktiva

dengan

jumlah

kas

lancar.

rata-rata

menggambarkan tingkat perputaran kas (cash turnover). Makin


tinggi turnover ini makin baik , karena makin tinggi efisiensi
penggunaan kasnya. Tetapi cash turnover yang berlebih-lebihan
tingginya dapat berarti bahwa jumlah kas yang tersedia adalah
terlalu kecil untuk volume sales yang bersangkutan.

1. Perimbangan Antara Aliran Kas Masuk dengan Kas


Keluar
Adanya

perimbangan

yang

baik

mengenai

kuantitas

maupun timing antara cash inflow dan cash outflow dalam suatu
perusahaan berarti bahwa pengeluaran kas baik mengenai
jumlahnya maupun mengenai waktunya akan dapat dipenuhi dari
penerimaan kasnya sehingga perusahaan tidak perlu mempunyai
persediaan besi kas yang besar.
Adanya perimbangan tersebut antara lain disebabkan
karena adanya kesesuaian antara syarat pembelian dengan
syarat penjualan . Ini berarti bahwa pembayaran utang akan
dapat dipenuhi dengan kas yang berasal dari pengumpulan
piutang.
2. Penyimpangan Terhadap Aliran Kas yang Diperkirakan
Untuk
estimasi

menjaga

mengenai

likuiditas
aliran

perusahaan perlu

kas

di

dalam

membuat

perusahaannya.

Sebaliknya perusahaan yang aliran kasnya sering mengalami


penyimpangan yang merugikan dari yang diestimasi, perlulah
perusahaan ini mempertahankan adanya persediaan minimal kas
yang agak besar. Sebaliknya perusahaan yang kasnya sering
mengalami

penyimpangan

yang

merugikan

dari

yang

di

estimasikan, perlulah perusahaan ini mempertahankan adanya


persediaan kas yang agak besar, miasalnya karena adanya
pemogokan , dan bencana alam lainnya, adanya peerubahan
peraturan pemerintah mengenai pengupahan buruh, sehingga
perusahaan

harus

mengadakan

perusahaan

yang

sering

pengeluaran

mengalami

ekstra.

penyimpangan

Bagi
yang

merugikan dalam aliran kasnya dirasakan perlu untuk dibanding

mempertahankan adanya persediaan besi kas yang relatif besar


dibandingkan

dengan

perusahaan

lain

yang

tidak

sering

mengalami peristiwa tersebut di atas.


3. Adanya Hubungan Yang Baik Dengan Bank-Bank.
Apabila

pimpinan

suatu

perusahaan

telah

berhasil

membina hubungan yang baik dengan bank akan mempermudah


baginya untuk mendapat kredit dalam menghadapi finansiilnya,
baik yang di sebabkan adanya pristiwa yang tidak di duga
sebelumnya.

Bagi

perusahaan

ini

tidak

perlu

mempunyai

persediaan besi kas yang besar.


Budget Kas
Budget Kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk
suatu periode tertentu yang akan datang. Dengan menyusun
budget kas akan dapat diketahui kapan perusahaan akan dalam
keadaan

defisit

kas

atau

surplus

kas

karena

operasinya

perusahaan. Dengan mengetahui akan adanya defisit kas jauh


sebelumnya,

maka

dapatlah

direncanakan

sebelumnya

penentuan sumber dana yang akan digunakan untuk menutup


defisit tersebut. Sebaliknya dengan mengetahui jauh sebelumnya
sudah dapat direncanakan bagaimana menggunakan kelebihan
dana tersebut secara efisien.
Budget kas dapat disususn untuk periode bulanan. Pada
dasarnya budget kas dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu :
1. Estimasi penerimaan kas yang berasal dari : hasil penjualan
tunai ; piutang yang terkumpul : penerimaan bunga : dividen
: hasil penjualan aktiva tetap , dan penerimaan lain

2. Estimasi pengeluaran kas yang digunakan untuk : pembelian


bahan mentah : pembayaran utang ; pembayaran upah
buruh ; pengeluaran untuk biaya penjualan
Dengan
pengeluaran
menyusun

mengadakan
selama

budget

periode

kas

estimasi
tertentu

dalam

bentuk

penerimaan
bahwa
yang

dan

perusahaan

berbeda-beda,

meskipun sebenarnya maksudnya adalah sama, yaitu bahwa


budget kas disususn agar supaya pimpinan perusahaan dapat
mengetahui :
1. Kemungkinan

posisi

kas

sebagai

hasil

rencana

operasinya perusahaan
2. Kemungkinan

adanya

surplus

atau

defisit

karena

rencana operasinya perusahaan


3. Besarnya

dana

beserta

saat-saat

kapan

dana

itu

dibutuhkan untuk menutup defisit kas


4. Saat-saat kapan kredit itu dibayar kembali
Penyusunan budget kas biasanya dilakukan dalam beberapa
tahap, yaitu:
1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut
rencana operasionil perusahaan. Transaksi-transaksi disini
merupakan transaksi operasi (operatin transaction). Tahap
ini dapat diketahui adanya defisit atau surplus karena
operasi perusahaan.
2. Menyusun perkiraan atau estimasi atau kredit dari bank
atau sumber-sumber dana lainnya yang diperlukan untuk
menutup

defisit

kas

karena

rencana

operasinya

perusahaan. Juga disusun estimasi bunga pembayaran


kredit

tersebut

beserta

waktu

pembayaran

kembali.

Merupakan Transaksi finansiil (finansial transaction).

3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan


pengeluaran setelah adanya transaksi finansiil, dan budget
kas

yang

final

ini

merupakan

gabungan

transaksi

operasionil dan transaksi finansiil yang menggambarkan


estimasi penerimaan dan pengeluaran kas keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai