Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Congestive Heart Failure ( CHF ) atau gagal jantung kongestif merupakan keadaan
dimana ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi
kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. Istilah gagal jantung kongestif paling sering
digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan kanan. Satu dari 3 (tiga) tiga penduduk
dunia pada 2001 meninggal karena penyakit kardiovaskular. Artinya 1/3 populasi dunia
berisiko tinggi penyakit kardiovaskular. Pada tahun 2001, Organisasi kesehatan dunia
(WHO) juga mencatat sekitar 17 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskular.
Penyakit kardiovaskular bukan semata masalah Negara maju. Sekitar 80% dari kematian
akibat kardiovaskular justru terjadi di negara berpendapat menengah ke bawah.
Pada tahun 2010 penyakit kardiovaskular akan menjadi penyebab kematian pertama
di Negara-negara berkembang, menggantikan kematian akibat penyakit infeksi. Di
Indonesia, penyakit kardiovaskular yang dikelompokan menjadi penyakit system sirkulasi
sejak 1992 secara konsisten menduduki peringkat pertama penyebab kematian. Masalah
epidemic penyakit kardiovaskular di masa datang tidak lagi hanya terhadap penduduk di
perkotaan,tetapi juga pada mereka yang tinggal di pedesaan.
Saat ini Congestif Heart Failure (CHF) atau yang biasa disebut gagal jantung
kongestif merupakan satu-satunya penyakit kardiovaskular yang terus meningkat insiden
dan prevalensinya (Pangastuti, 2009). Menurut data WHO sekitar 3000 penduduk
Amerika menderita CHF sedangkan pada tahun 2005 di Jawa Tengah terdapat 520
penderita CHF (Pangastuti, 2009). Sekitar 250.000 pasien meninggal oleh sebab gagal
jantung (langsung maupun tidak langsung) setiap tahunnya, dan angka tersebut telah
meningkat 6 (enam) kali dalam 40 tahun terakhir.
Gagal jantung merupakan salah satu penyebab utama peningkatan angka morbiditas
dan mortalitas. Penyakit ini sudah menjadi epidemis baik di Indonesia maupun seluruh
dunia. Hal tersebut berkaitan dengan meningkatnya jumlah hospitalisasi pasien gagal
jantung, meningkatnya angka kematian yang berhubungan dengan gagal jantung, serta
membesarnya biaya yang diperlukan dalam pengobatan dan penanganan gagal jantung
tersebut.
Hampir 2% dari seluruh kasus masuk RS di AS, diakibatkan gagal jantung kongestif.
Dan gagal jantung kongestif merupakan penyebab tersering dari rawat inap pada pasien di
atas usia 65 tahun. Meskipun dilakukan terapi agresif,rawat inap akibat gagal jantung
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan CHF 1

kongestif terus meningkat. Ini merefleksikan prevalensi gawatnya penyakit ini.


(Irnizarifka, 2011).
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan CHF
2.

(Chronic Heart Failure).


Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pembahasan diharapkan mahasiswa dapat:
a. Memahami konsep dasar terkait asuhan keperawatan pada pasien dengan CHF.
b.
Memahami konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan CHF.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Konsep Dasar tentang CHF ?
2. Bagaimana Asuhan keperawatan tentang CHF ?
3. Bagaimana dengan Asuhan kasus keperawatan dari CHF ?

BAB II
KONSEP TEORITIS

2.1 KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Pengertian
Congestive heart failure(CHF) bagian jantung kognetif adalah suatu kondisi di
mana jantung mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi
kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat.hal ini
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan CHF 2

mengakibatkan peregangan ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih


banyak untuk di pompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung
kaku dan menebal.jantung hanya mampu memompa darah utuk waktu yang
singkat dan dinding otot yang melemahtidak mampu memompadengan kuat.
Sebagai akibatnya, ginjal sering merespon dengan menahan air dan garam.hal ini
akan

mengakibatkan

bendungan

cairan

dalam

beberapa

organ

tubuh

sepertitangan,kaki,paru,atau organ lainnya sehingga tubuh klien menjadi


bengkak(kongestive)
2. Klasifikasi
New york heart associoation(NYHA) membuat klasifikasi fungsional dalam 4
kelas ;
Kelas1 : bila pasien dapat melakukan aktifitas berat tanpa keluhan
Kelas II : bila pasien tidak dapat melakukan aktifitaas lebih berat dari aktifitas
sehari-hari tanpa keluhan
KelasIII : bila pasien tidak dapat melakukan aktifitas sehari-haritanpa keluhan
Kelas Iv : bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktifitas apapun dan
harus tirah baring.
3. Etiologi
Menurut hudak dan gallo (2000) penyebab kegagalan jantung yaitu:
1. Disritmia,seperti : bradikardi takikardi,dan kontraksi prematur yang sering
dapat menurunkan curah jantung .
2. Malfungsi katub dapat menimbulkan kegagalan pompa baik oleh kjelebihan
beban tekanan( obstruksi pada pengaliran keluar dari pompa ruang,seperti
stenosis pulmonal) atau dengan kelebihan beban volume yang menunjukkan
peningkatan volume darah ke ventrikel kiri.
3. Abnormalitas otot jantung,menyebabkan kegagalan ventrikel meliputi infark
miokart

,fibrosis

aterosklerosis

endokardium,penyakit

koroner

jantung

atau

miokardt
hipertensi

luas(biasanya
lama

dari

fobrosis

endokardium,penyakit miokartd primer(kardiomiopati) atau hipertrofi luas


karena hipertensi pulmonal,stenosis aorta atau hipertensi pulmonal,stenosis
aorta hipertensi sistemik.
4. Ruptur miokard, terjadi sebagai awiten dramatik dan seiring membahayakan
kegagalanpompa dan di hubungkan dengan mortalitas tinggi. Ini biasa terjadi
selama 8 hari pertama setelah infark.
4.PATOFISIOLOGI
Menurut price (2005) beban pengisian preload dan beban tahanan afterload
pada ventrikel yang mengalami dilatasi dan hipertropi memungkinkan adanya
peningkatan daya kontraksi jantung yang lebih kuat sehingga curah jantung
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan CHF 3

meningkat. Pembebanan jantungyang lebih besar mningkatkan simpatis sehingga


kadar katekolamin dalam darah meningkat dan terjadi takikardi dengan tujuan
meningkat curah jantung . maka akan terjadi redistribusi cairan dan elektrolit(Na)
melalui pengaturan cairan oleh ginjal dan vasikontraksi ferifer dengan tujuan
untuk memperbesar aliran baik vena kedalam ventrikel sehingga mengakibatkan
tekanan

akhir

diastolik

dan

menaikkan

kembali

curah

jantung.

Dilatasi,hipertropi,takikardi dan redistribusi cairan tubuh merupakan mekanisme


kompensasi untuk mempertahankan curah jantung dalam memenuhi kebutuhan
sirkulasi tubuh.bila semua kemampuasn mekanisme kompensasi jatung tersebut di
atas sudah dipergunakan seluruhnya dan sirkulasi darah dalam badan belum juga
terpenuhi maka terjadilah keadaan gagal jantung.
5. MANIFESTASI KLINIK
A. Peningkatan volume intravaskular
B. Kongsti jaringan akibat tekanan arteri dan vena meningkat akibat turunnya
curah jantung
C. Peningkatan desakan vena pulmunal ( edema pulmonal) di tandai oleh
batuk dan sesak
D. Peningkatan desakan vena sistemik seperti yang terlihat pada edema
perifer umum dan penambahan bb
E. Penurunan
curah
jantung

disertai

pusing

kekacauan

mental,keletihan,eks,dingin dan oliguria.


6. KOMPLIKASI
1 . edema paru akut terjadi akibat gagal jantung kiri
2. syok kardiogenik,stadium dari gagal jantung kiri, kongestif akibat
penurunan curah jantung dan ferfusi jaringan yang tidak adekuat ke organ vital
(jantung dan otak)
3. episode trombolitik
Trombus terbentuk korena imobilitas pasien pasien dan gangguan sirkulasi
dengan aktivitas trombus dapat dapat menyumbat pembuluh darah.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Foto torax, dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung,odema atau
efusi pleura yang menegaskan diagnosa chf
b. EKG , dapat mengungkapkan adanya tachi cardi, hipertropi bilik jantung
dan ifkemi.
c. Pemeriksaan lep ,meliputi elektrolit serum yang mengungkapkan kadar
natrium yang rendah sehingga hemoodelusi darah dari adanya kelebihan
rentennsi air,K, Na, CL, ureum , gula darah .

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan CHF 4

8. PENATALAKSANAAN
a. Memperbaiki daya pompa jantung
>terapi digitalis : laxonin
> obat inotropik : amrinone ( inocor), dopamine ( intropin)
b. pengendalian retensi garam dan cairan
> diet rendah garam
>deuretik :chiorothizide(diuril),furosemidee(lasix),
spionolaktone (aldactone )
c.angiostensin converting enzyme (ACE)
< inhibitor : captropil ,enalopril ,lisinopil.

9. WOC
Disfungsi miokard,
Miokarditis

beban tekanan
yang berlebihan

peningkatan
keb. Metabolisme

beban volume
berlebihan

Beban sistol
Kontraktilitas
Hambatang pengosongan ventrikel
COP
Beban jantung

preload
Gagal jantung kanan

CHF
Ventrikel kiri

ventrikel kanan

Gagal memompa

tekanan distol

Forward failure
Suplai darah kejaringan

ada bendungan
Metebolisme

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan CHF 5

diatrium kanan

Anaerob
MK : Penurunan
curah jantung

bendungan vena sistemik

Asidosis metabolik
Penimbunan asam laktat & ATP

kelien

kehepar

Kelelahan

splenomeg hepatomegali

Mk :
Intoleransi
Aktivitas

Mendesakdiafragma
Dada tertekan
Sesak napas

Mk : Pola
napas tidak
efektif

2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


a. Pengkajian
1. Identitas klien
Terdiri dari nama,umur,jenis kelamin , status
perkawinan,pendidikan,pekerjaan,agama,alamat,suku bangsa,tanggal masuk
rumah sakit dan diagnose medis.
2. Riwayat keperawatan
Keluhan utama
Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat penyakit terdahulu
Riwayat kesehatan keluarga
3. Pola aktifitas sehari-hari
Meliputi nutrisi, eliminasi, buang air kecil,dan buang air besar,pola personal
hiygiene, olahraga atau aktivitas gerak dan istirahat.
4. Pemeriksaan fisik
Fokus pengkajian
a. Data subjektif
1. Kaji aktifitas/istirahat : keletihan/kelelahan terus menerus
sepanjang hari,insomnia,nyeri dada dg aktifitas
2. Kaji eliminasi : penurunan berkemih, urine gelap, noktuna,
diare/konstifasi.
3. Kaji makanan : kehilangan nafsu makan,mual-muntah,diet tinggi
garam,/makanan yang telah din proses dan penggunaan deuretic.
4. Kaji neurosensori : kelemahan,pusing.
5. Kaji nyeri/kenyamanan : nyeri dada,angina akut/kronis,nyeri
abdomen kanan atas
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan CHF 6

6. Kaji pernapasan : dispnea saat aktifitas,tidur sambil duduk atau


dengan tanpa bantal, batuk dengan atau tanpa sputum.
b. Data objektif
1. Td : rendah ( gagal pemompaan )
2. Nadi : rendah
3. Irama jantung : disritmia
4. Frekuensi jantung : takikardi
5. Nadi apical ; pmi menyebar dan merubah
6. Posisi secara interior kekiri
7. Bunyi jantung : 53 (gullop) adalah diagnostikk, s4 dapat terjadi,s1
dan s2 makin lemah
8. Murmur sistolik dan diastolik
9. Warna : kebiruan ,pusat abu-abu, sianotik
10. Punggung kuku : pucat atau sianotik dengan pengisian kapiler
lambat
11. Hepar : pembesaran/ dapat teraba
12. Bunyi nafas : krekels ,rhonki
13. Edema : mungkin dependen , umum atau piting khususnya pada
ekstremitas.
2. diagnosa keperawatan
a. penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi jantung
b. pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sesak nafas
c. intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
3. Intervensi
n

Diagnosa

Tujuan dan kriteria hasil

o
1.

keperawatan
Penurunan curah Noc :
jantung b/d

- 0400 cardiac pump

prubahan
frekuensi
jantung

Efectiveness
-

0401 circulation status


0802 vital sign status

Kriteria hasil:

intervensi

rasional

1. monitor dan

1. salah satu tanda

dokumentasi
kan hr, td
2. observasi ,
tanda dan gejala
hipxemia seperti

gagal jantung
adalah pe hr, pe
td menandakan
pe CO2
2. pasie yang

- Tanda vital dalam

dyspnea,

dypnea

rentang normal
- dapat mentoleransi

distrimia,

menggunakan

aktivitas ,tidak ada


Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan CHF 7

takikardi dan
sianosis

otot aksesories
3. volume cairan

kelelahan
- tidak ada edema paru,
perifer,, dan tidak ada

3. monitor status

dapat

cairan
4. berikan istirahat

meningkatkan

yang adekuat

asites

kerja jantung
4. istirahat dapat

dengan

mengurangi

membatasi

konsumsi O2

pengunjung
5. pantau

pada myocardial
5. pe bun / kreatin

pemeriksaan lab

menunjukan

seperti bun,

hipoperfusi/

kreatinin
6. kurangi rasa

gagal jantung
6.takut dan

takut dan

cemasdapat

kecemasan
7. kolaborasi
pemberian
obat ; diuretik,

mengaktifkan
nervus simpatik
dan me hr
7. agen

vasodilatur,

farmakoterapeuti

antikoagulan

k mengubah
preload, kontrak
tilitas atau after
loud

2.

Ketidak
efektifan pola

Noc:

Nic:

0403 respiratory status:

1. monitor

1. mengetahui

kedalaman

intervensi

ventilasi
0410 respiratory status:

pernafasan, dan

selanjutnya

airway patency
vital sign status

frekuensi serta

2. memungkinkan

ekspansi paru

pemberian alat

2. monitor

bantu pernafasan

nafas b/d

kriteria hasil:
-

mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara
nafas yang bersih,
tidak ada sianosis dab

dyspneu
menunjukan jalan
nafas yang paten

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan CHF 8

respiratif dan status 3. pola nafas yang


o2

terganggu

3. monitor td, nadi,

memungkinkan

suhu dan

pernafasan cepat

pernafasan

dan td

4. posisi pasien

4. posisi semi

tanda tanda vital

untuk

fowler dapat

dalam frentang normal

memaksimalkan

memudahkan

ventilasi

ventilasi

5. auskultasi suara

5. suara nafas

nafas catat adanya

tambahan

suara tambahan

mengindikasi

6. kolaborasi

penyebab lain

pemberian oksigen

6. membantu

jika perlu

dalam pemenuhan
o2.

3.

Intoleransi

Noc:

aktivitas b/d

Nic:
- energy conservation

1.pertahankan

1.aktivitas

- activity tolerance

kestabilan jantung

menyebabkan

- self care :ADL

dengan

kontraktivitas

mengevaluasiCO2,

myocardia

hr

2.bedrestmemiliki

2.jadwalkan

efek peningkatan

program aktivitas

resiko atelekfasis

ketika keadaan

3.aktivitas

pasien sudah stabil

berlebihan me

3.evaluasi

kerja jantung

kemampuan pasien

4.valsava

beraktivitas

mansuver me

4.hindari kondisi

tekanan

yang berhubungan

intrakranial dan

dengan valiava,

menurunkan aliran

maneuver

darah baik ke

5.kolaborasi

jantung

pemberian anti

5.heparin

koagulasi sesuai

mencegah

instraksi

pembentukan fibrin

Kriteria hasil:
-

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan CHF 9

BAB III
LAPORAN KASUS

3.1 ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.M


Tanggal pengkajian

: 21 juni 2016

Tanggal masuk : 18 juni 2016

Ruangan

: Melati

No.Reg

Diagnosis Medis

: Obs dyspneu, Susp. CHF

A. IDENTITAS KLIEN
Nama

: Tn. M

Jenis kelamin

: Laki-laki

Status perkawinan : Menikah


Umur

: 74 th

Agama

: Islam

Suku bangsa

: Rejang

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: Petani

Alamat

: Argamakmur

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan utama

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan CHF 10

: 720844

Pasien datang ke Rs. M.yunus ke ruang igd dengan keluhansesak napas (rr : 28x/m)
sejak 1 hari yang lalu dengan tambhan batuk berdahak.
b. kronologis keluhan
a). Faktor pencetus: batuk berdahak
b). Faktor memberat/meringankan: berat jika pasien tidur telentang/ringan jika semi
fawler
c). Timbulnya keluhan : perlahan
d). Upaya mengatasi: pasien minum obat berupa ambroxol, 3x1, cefadroxal
2x500mg
e). Keluhan lain : nyeri dada
c. kondisi saat dikaji
Pada tanggal 21 juni 2016 keadaan pasien terlihat sesak dan terpasang O2
(nasalkanul) dan nyeri dada sebelah kiri dengan skala nyeri 2
2. riwayat kesehatan masa lalu
a). Riwayat alergi : tidak ada
b). Riwayat dirawat di RS : pasien mengatakan sudah 3x masuk rumah sakit dengan
keluhan yang sama.
c). Riwayat penakit lain : tidak ada
3. riwayat psikososial dan spiritual
a. adakah orang terdekat dengan pasien : istri dan anak
b. pola komunikasi keluarga : baik
c. dampak penyakit pasien terhadap keluarga : pasien tidak dapat melakukan pekerjaannya
dan tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya
4. pola kebiasaan
a. pola nutrisi
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan CHF 11

saat ini pasien mendapatkan diet bubur kasar, pasien mengatakan sebelum sakit nafsu
makan baik dengan frekuensi makan 3x sehari. Pada saat dikaji pasien mengatakan hanya
menghabiskan 5 sendok makan dan minum hanya 2 gelas.
b. pola eliminasi
pasien mengatakan BAK sebelum sakit 3-4x sehari sedangkan di rumah sakit tidak
menentu dengan jumlah 500cc dengan warna kuning pekat. Sedangkan BAB pasien
mengatkan sebelum sakit hanya 1x perhari dengan warna kuning, sedangkan di rumah
sakit pasien mengatakan tidak menentu dengan warna kecoklatan.
c. pola personal hygiene
sebelum sakit pasien mengatakan mandi 2x perhari pagi dan sore, sedangkan di rumah
sakit pasien tidak pernah mandi hanya di lap pagi dan sore hari, sedangkan oral hygiene
sebeum sakit hanya 1x perhari sedangkan di rumah sakit tidak pernah oral hyigene.
d. pola tidur dan istrahat
pasien mengatakan lama tidur siang 2 jam dan malam selama 8 jam sedangkan di rumah
sakit pasien mengatakan tidak pernah tidur siang dan tidur malam hanya 6 jam dna itupun
sering terbangun.
e. pola aktivitas
sebelum sakit pasien mengatakan bekerja selama 8 jam (08.00-16.00 WIB) sedangkan di
rumah sakit tidak melakukan aktivitas jika melakukan aktivitas pasien sesak.
f. kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
pasien mengatakan sebelum sakit merokok 2-3x perhari dengan jumlah 2 bungkus,
sedangkan di rumah sakit pasien tidak mengkonsumsi rokok
C. PENGKAJIAN FISIK
1. pemeriksaan fisik umum
a). TD : 130/80 mmHg
b). Nadi : 85x/menit

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan CHF 12

c). RR : 30x/menit
d). Suhu : 37,3 cc
2. sistem penglihatan
a). Posisi mata : simetris
b). Kelopak mata : normal
c). Konjung tiva : anemis
d). Kornea : tidak ada pengaburan
e). Sclera : putih bersih
f). Pupil : beraksi terhadap cahaya
g). Fungsi penglihatan : baik
3. sistem pendangaran
a). Daun telinga : normal
b). Cairan dari telinga : tidak ada
c). Fungsi pendengaran : kurang
d). Gangguan keseimbangan : sedikit
4. sistem pernapasan
a). Jalan nafas : terdapat dahak
b). Suara nafas : wheezing
c). Penggunaan alat bantu pernapasan : iya
d). Frekuensi pernapasan : 28x/menit
e). Batuk : iya
f). Sputum : iya (tiap kali batuk pasien mengeluarkan sputum berwarna kuning, tidak
berbau amis).
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan CHF 13

5. sistem kardiovaskular
a. sirkulasi perifer
a). Frekuensi nadi : 85x/menit
b). TD : 130/80 mmHg
c). Temperatur kulit : hangat
d). Kapila refil : kembali > 3 detik
b. sirkulasi jantung
a). Bunyi jantung : lup dup
b). Irama : lemah teratur
c). Sakit dada : ya
p : penumpukan cairan di paru
q : seperti tertekan
r : area dada
s:2
t : terjadi perlahan
6. sistem saraf pusat
a). Keluhan sakit kepala : tidak ada
b). Tingkat kesadaran : apatis
c). Glasgow coma skale (GCS) : g4, v4, m4
7. sistem pencernaan
a). Keadaan muut : bibir kering
b). Muntah : tidak ada
c). Bising usus : 10x/menit
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan CHF 14

d). Konsistensi feses : lunak


8. sistem lategumen
a). Turgor kulit : kurang baik
b). Warna kulit : sama dengan warna kulit lain
c). Kondisi kulit daerah pemadangan infus : saat dikaji tangan bengkak
9. sistem muskuloskletal
a). Kesulitan dalam pergerakan : tidak ada
b). Sakit pada tulang, sendi, kulit : tidak ada
c). Keadaan tanus otot : kurang baik
d). Kekuatan otot : > Ekstremitas atas : * kiri 4, kanan 4
> Ekstremitas bawah : * kiri 4, kanan 4
D. Data penunjang
1. rontgen
2. Pemeriksaan labolatorium
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Jenis pemeriksaan
Gula darah sewaktu
Ureum
Creatinin
SGOT
SGPT
Hematokrit
HB
Leukosit
Trombosit

Hasil
110
27
0,7
32
36
42
14,3
10,900
162,000

Nilai rujukan
70-120 mg/dl
20-40 mg/dl
0,5-1,2 mg/dl
LK : < 40 U/L
<41 U/L
Lk : 37 -47 %
Lk : 13,0 18,0 gr/dl
4000-10.000
150.000-400.000

E. PENATALAKSANAAN
a). IVFD RL 20 tts/menit
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan CHF 15

e). Ambroxol 3x1 amp

b). Drip Aminofusin 1 amp

f). Amlodipin 1x3 tab

c).Dexametason 3x1 amp

g). Cefadroxal 2x 500 mg

d). Ranitidine 2x1 amp

F. ANALISIS DATA
No
1.

Data Senjang
Ds : pasien mengatakan batuk

etiologi
Sputum dalam jumlah

Masalah
Ketidak efektifan

dengan adanya sputum,

yang berlebihan

bersihan jalan nafas

- Suara nafas wheezing


Ds : pasien mengatakan nyeri

Daya kontraktilitof

Penurunan Curah

dada sebelah kiri

menurun

jantung

Hiperventilasi

Pola nafas tidak

Do : - pasien terlihat batuk dengan


mengelurkan dahak
2.

Do : rr : 28 x/m
Nadi : 85 x/m
3.

DS : pasien mengatakan sesak


Do : rr : 28 x/m

efektif

- Pasien terlihat adanya


pernapasan cuping hidung
dan retraksi dada

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a). Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d sputum dalam jumlah yang berlebihan
b). Penurunan curah jantung b.d daya kontrakfilitas menurun
c). Pola napas tidak efektif b.d hiperventilasi

H. INTERVENSI
Nama: Tn. M Umur: 74 th
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan CHF 16

Ruangan: Melati No.Reg : 720844


No
1.

Diagnosa
Ketidak efektifan

Tujuan dan kriteria hasil


Noc :

bersihan jalan

Respiratory status : Airway suction


1. Monitor status
ventilation
oksigen pasien.
Respiratory status :
2. Berikan o2 dengan
airway patency
menggunakan nasal
Kriteria hasil :
sesuai indikasi
Menunjukan jalan
3. Posisikan pasien
napas yang paten
untuk
Suara napas yang
memaksimalkan
bersih, tidak ada
ventilasi
sianosis dan
4. Keluarkan sekret

nafas b.d sputum


dalam jumlah
yang berlebihan

Rencana tindakan
Nic :

dyspneu

dengan batuk atau


dengan suction
5. Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
6. Monitor respirasi dan
status o2
7. Auskultasi suara
napas catat adanya

2.

Penurunan curah

suara tambahan
Nic :

Noc :

jantung b.d daya

Cardiac pump effecti

kontrakfilitas

veness
Circulation status
Vital sign status

menurun

Cardiac care
1. Evaluasi adanya nyeri
dada
2. Catat adanya tanda
gejala penurunan

Kriteria hasil :
TTV dalam rentang

cardiac output
3. Monitor status

normal
Dapat mentoleransi
aktivitas, tidak ada
kelelahan
Tidak ada edema

pernafasan yang
menandakan gagal
jantung
4. Monitor td, nadi,

suhu, rr
paru
5. Observasi tanda dan
Tidak ada penurunan
gejala hipoksemia
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan CHF 17

kesadarn

seperti dyspnea,
disitmia, takikardi dan
sianosis
6. Berikan istirahat yang
adekuat dengan
membatasi
pengunjung.
7. Kolaborasi pemberian
obat, diuretik,
vasodilatur adalah

3.

Pola nafas tidak

anti koagulan
Nic :

Noc :

efektif b.d

0403 respiratory

hiperventilasi

status : ventilation
0410 respiratory
status : airway
patency
Vital sign status
Kriteria hasil :
Ttv dalam rentang
normal
Menunjukan jalan

1. Monitor kedalaman
pernafasan, frekuensi
serta ekspansi dada
2. Atur peralatan
oksigenasi
3. Monitor aliran
oksigen
4. Observasi adanya
tanda2 hipoventilasi
5. Monitor adanya

nafas yang paten


Suara nafas bersih

kecemasan pasien
terhadap oksigenasi

tidak ada sianosis


dan dyspneu

I.IMPLEMENTASI
Nama: Tn.M Umur: 74 th
Ruangan: Melati No.Reg:
Dx Tanggal
I
21-062016

Implementasi (hari pertama)


1. Berikan oksigenasi nasal
kanul
2. Posisikan pasien untuk

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan CHF 18

Respon
1. Sudah terpasang
2. Posis sudah semi
fawler
3. Sekret dikeluarkan

paraf

memaksimalkan ventilasi
3. Keluarkan sekret dengan
batuk atau suction
4. Lakukan fisioterapi dada
5. Memonitor respirasi dan
status o2
6. Auskultasi suara napas

dengan batuk oleh


pasien
4. Pasien
mendapatkan
terapi fisioterapi
dengan sinar
5. Mengecek air o2
tap 4 jam dengan
o2 diberikan 3L
6. Suara nafas
terdengar

II

21-06-

1. Mengevalusi adanya nyeri

wheezing
1. Pasien mengatakan

2016

dada
2. Mencatat adanya tanda2

adanya nyeri
2. Endokumentasi

gejala penurunan cardiac


output
3. Monitor td, nadi suhu, rr
4. Mengobservasi tanda dan
gejala hipoksemia
5. Memberikan istirahat yang
adekuat dengan membatasi
pengunjung

didapatkan : RR :
28x/m, bunyi
jantung terdengar
lup dup denga
irama teratur
namun lambat
3. TD : 130/80 x/m
Nadi: 85x/m
P:28x/m
S: 37,3 0c
4. Setelah diobservasi
didapat pasien
mengalami
dyspneu
5. Terlihat yang
menjaga pasien

III

21-062016

1. Memonitor kedalaman
pernafasan, frekuensi serta
ekspansi dada
2. Memonitor aliran o2
3. Observasi adanya tanda2
hipoventilasi

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan CHF 19

hanya 1 orang
1. Pasien terlihat
menggunakan otot
bantu pernafasan,
RR: 28x/m
2. Pemonitoran
dilakukan setiap 4

4. Monitor kecemasan pasien


terhadap terpasangnya
oksigen

jam
3. Saat observasi
tidak ditemukan
tanda hipoventilasi
4. Pasien terlihat tena
saat terpsang

22-062016

1.
2.
3.
4.
5.

oksigen
IMPLEMENTASI HARI KEDUA
Memberikan o2 nasal kanul
S: ps mengatakan
Posisikan pasien untuk
sulit bernafas
memaksimalkan ventilasi
karena ada dahak
Mengelurkan sekret dengan
pada tenggorokan
batuk atau suction
O: ps tampak batuk
Melakukan fisioterapi dada
Memonitor respirasi dan
dg mengelurkan

status 02
6. Auskultasi suara napas

sekret bewarna
kuning dg jumlah
1 sendok makan
tiap kali batuk
A: masalah belum
teratasi
P: intervensi
ilanjutkan

II

22-06-

1. Mengevalusi adanya nyeri

2016

dada
2. Mencatat adanya tanda2
gejala penurunan cardiac
output
3. Monitor td, nadi suhu, rr
4. Mengobservasi tanda dan
gejala hipoksemia
5. Memberikan istirahat yang
adekuat dengan membatasi

III

22-062016

pengunjung
1. Memonitor kedalaman
pernafasan, frekuensi serta
ekspansi dada
2. Memonitor aliran o2
3. Observasi adanya tanda2

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan CHF 20

S: Ps mengatakn nyeri
dada masih terasa
namun lebih baik
dari kemarin
O: klien tampak
lemah, RR : 28x/m
A: masalah belum
teratasi
P: Intervensi
dilanjutkan
S: ps mengatakan
dapat ambulasi ke
kamar mandi tanpa
o2

hipoventilasi
4. Monitor kecemasan pasien
terhadap terpasangnya
oksigen

O: ps terlihat kekamar
mandi didampingi
keluaraga tanpa
menggunakan o2
A: masalah belum
teratasi
P: intervensi

23-062016

1.
2.
3.
4.
5.

dilanjutkan
IMPLEMENTASI HARI KETIGA
Memberikan o2 nasal kanul
S: ps mengatakan
Posisikan pasien untuk
sulit bernapas
memaksimalkan ventilasi
karena ada dahak
Mengelurkan sekret dengan
ditenggorokan
batuk atau suction
O: ps tampak batuk
Melakukan fisioterapi dada
Memonitor respirasi dan
dengan

status 02
6. Auskultasi suara napas

mengeluarkan
sekret bewarna
putih kekuningan
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Intervensi

II

23-06-

1. Mengevalusi adanya nyeri

2016

dada
2. Mencatat adanya tanda2
gejala penurunan cardiac
output
3. Monitor td, nadi suhu, rr
4. Mengobservasi tanda dan
gejala hipoksemia
5. Memberikan istirahat yang
adekuat dengan membatasi
pengunjung

III

23-062016

1. Memonitor kedalaman
pernafasan, frekuensi serta
ekspansi dada
2. Memonitor aliran o2

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan CHF 21

dilanjutkan
S: ps mengatakan
nyeri dada bagian
kiri sudah
berkurang
O: klien tampak
lemah, RR :
26x/m, denyut
jantung lemah
A: Masalah teratasi
sebagian
P: intervensi
dilanjutkan
S: ps mengatakan
sesak sewaktuwaktu
O: ps tampak sudah

3. Observasi adanya tanda2

bisa dilepas o2 dan

hipoventilasi
4. Monitor kecemasan pasien

menggunakannya

terhadap terpasangnya
oksigen

saat sesak
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Intervensi
dilanjutkan

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan CHF 22

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dalam makalah ini, antara pengkajian pada tinjauan teoritis dan tinjauan
kasus sudah terdapat kesamaan antara teori dan aplikasinya pada tinjauan kasus,
diagnosa keperawatan yang muncul diambil berdasarkan dengan keadaan pasien,
pada intervensi yang disusun berdasarkan pioritas masalah yang ada.
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah disusun, hasil
evaluasi dari implementasi keperawatan pada tinjauan kasus setelah dilakukan
perawatan selama 1x24 jam, hal yang diharapkan belum memuaskan karena
masalah teratasi sebagian.
4.2 Saran
Semoga makalah ini bermanfaat untuk semunya, terutama untuk calon perawat
mampu melakukan perawatan terhadap klien dengan gangguan gagal jantung
kognestif (CHF) dengan keperawatan profesional.

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan CHF 23

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan CHF 24

Anda mungkin juga menyukai