Daftar Isi
Pengertian
Etiologi
2-3
Faktor resiko
3-4
Faktor penunjang
4-5
Manifestasi klinik
5-8
Patofisiologis
Pathway
Klasifikasi
10
Pemeriksaan penunjang
10-12
Penatalaksanaan medis
12
Pengkajian
13-14
Diagnosa
15
Intervensi keperawatan
15-18
Daftar Pustaka
19
A. Pengertian
CHF (Congestive
Heart
Failure)
atau
gagal
jantung
kongestif
adalah
kontraktilitas jantung. Disritma jantung yang dapat terjadi dengan sendirinya atau
secara sekunder akibat gagal jantung menurunkan efisiensi keseluruhan fungsi jantung.
7. Alkohol; bersifat kardiotoksik terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar.
8. Obat-obatan
Seperti penyekat dan antagonis kalsium dapat menekan kontraktilitas miokard dan
obat kemoteraupetik seperti doksorubisin dapat menyebabkan kerusakan mikard,
mengurangi efeisiensi jantung. Takikardia (ventrikel atau atrium) menurunkan waktu
pengisisan ventrikel, meningkatkan beban kerja miokard dan kebutuhan oksigen
menyebabkan iskemia dan bila terjadi dalam waktu lama dapat menyebabkan dilatasi
ventrikel, dan perburukan fungsi ventrikel.
C. Faktor Risiko
1. Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Diubah
a. Hereditas
Terjadinya penyakit jantung pada saudara sedarah sebelum usia 55 tahun akan
meningkatkan resiko klien terhadap penyakit jantung.
b. Jenis kelamin pria yang menderita penyakit jantung lebih banyak dibandingkan
dengan wanita terutama pada usia muda, wanita hanya mempunyai rata-rata
penyakit jantung seperenam daripada pria pada kelompok usia yang sama, tetapi
pada saat wanita usia 75 wanita kemungkinan besar akan sama sepeti pria untuk
menderita penyakit jantung.
Ras
Rata-rata kematian penyakit jantung bertambah sejalan dengan usia. Klien dengan
usia 60 mempunyai rata-rata bpenyakit tiga kali lebih besar
dibandingkan dengan
Ketidakefektifan
Kurangnya latihan akan menurunkan kadar HDL dan meningkatkan ateroskleoris.
Latihan yang teratur dapat meningkatkan kadar HDL, menruunkan frekuensi
jantung, dan dapat meningkatkan oksigenasi miokardial.
Stress
Klien dengan kepribadian tipe ini memiliki risiko penyakit jantung dua kali
dibandingkan dengan seorang yang rileks. Stress berperan dalam penyakit jantung
dengan meningkatkan kadar katekolamin, yang meningkatkan tekanan darah dan
konsumsi oksigen miokardial. Hal tersebut dapat menyebabkan makan yang
berlebihan dan kurangnya latihan.
Diet
Diet tinggi kolesterol dan lemak tersaturasi dapat menyebabkan hipertensi dan
hiperlipidemia. Asupan kafein yang tinggi lebih dari enam cangkir kopi sehari dapat
menyebabkan hipertensi dan disritmia.
Hipertrofi Ventrikel Kiri (HVK)
Klien dengan HVK sangat berisiko terhadap penyakit jantung. Hamper setengah
dari semua klien yang meninggal karena penyakit kardiovaskular terlebih dahulu
menderita tanda-tanda HVK.
Penggunaan kontrasepsi oral
Pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral , risiko hipertensi menjadi dua atau
tiga kali beresiko dibandingkan wanita yang tidak menggunakan. Wanita tersebut
juga mempunyai risiko lebih tinggi dibandingkan dengan miokard, yang meningkat
sejalan dengan usia durasi penggunaan kontrasepsi oral, dan merokok.
Faktor lingkungan
Daerah dingin dan bersalju mempunyai kematian akibat penyakit jantung yang lebih
tinggi dibandingkan daerah-daerah dengan air minum yang sulit.
D.Manisfestasi Klinis
Tanda dominan gagal jantung adalah meningkatnya volume intravaskuler. Kongesti
jaringan terjadi akibat tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat turunnya curah
jantung pada kegagalan jantung. Peningkatan tekanan vena pulmonalis dapat
menyebabkan cairan mengalir dari kapiler paru ke alveoli, akibatnya terjadi edema paru,
yang dimanifestasikan dengan batuk dan napas pendek. Meningkatnya tekanan vena
sistemik dapat mengakibatkan edema perifer umum dan penambahan berat badan.
Turunnya curah jantung pada gagal jantung dimanifestasikan secara luas karena darah
tidak dapat mencapai jaringan dan organ (perfusi rendah) untuk menyampaikan oksigen
yang dibutuhkan. Beberapa efek akibat perfusi rendah adalah pusing, konfusi, kelelahan,
tidak toleran terhadap latihan dan panas, ekstremitas dingin, dan haluaran urin berkurang
(oliguri). Tekanan perfusi ginjal menurun, mengakibatkan pelepasan renin dari ginjal,
yang pada gilirannya akan menyebabkan sekresi aldosteron, retensi natrium dan cairan,
serta peningkatan volume intravaskuler.
a. Gagal Jantung Kiri
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri, karena ventrikel kiri tidak mampu
memompa darah yang datang dari paru. Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru
menyebabkan cairan terdorong ke jaringan paru. Manifestasi klinisnya sebagai
berikut:
a) Dispneau
Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli yang mengganggu pertukaran gas.
Dispneau bahkan dapat terjadi ketika istirahat atau bahkan ketika melakukan
aktivitas minimal atau sedang. Dapat terjadi ortopnu, kesulitan bernapas saat
berbaring. Pasien yang mengalami gangguan ortopnu akan menggunakan bantal
agar bisa tegak di tempat tidur atau duduk dikursi, bahkan saat tidur. Beberapa
pasien hanya mengalami ortopnu pada malam hari yang sering disebut dengan
paroxismal noktural dispnea (PND). Hal ini terjadi bila pasien yang sebelumnya
duduk lama dengan posisi kaki dan tangan di bawah, kemudian berbaring ke
tempat tidur. Setelah beberapa jam cairan yang tertimbun di ekstremitas yang
sebelumnya berada di bawah mulai diabsorbsi, dan ventrikel kiri yang sudah
terganggu, tidak mampu mengosongkan peningkatan volume dengan adekuat.
Akibatnya, tekanan dalam sirkulasi paru meningkat dan lebih lanjut, cairan
berpindah ke alveoli.
b) Batuk
Berhubungan dengan gagal ventrikel kiri bisa kering dan tidak produktif, tetapi
yang tersering adalah batuk basah yaitu batuk yang disertai dengan sputum berbusa
biasanya terdapat bercak darah.
c) Mudah lelah
Terjadi akibat curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dari sirkulasi
normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. Selain
itu terjadi akibat meningkatnya energi yang digunakan untuk bernapas dan
insomnia yang terjadi akibat distres pernapasan dan batuk.
d) Kegelisahan dan kecemasan
Terjadi akibat gangguan oksigen dan jaringan, stres akibat kesakitan bernapas dan
pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik. Begitu terjadi kecemasan,
terjadi juga dispnu yang pada gilirannya memperberat kecemasan.
b. Gagal Jantung Kanan
Bila ventrikel kanan gagal, yang menonjol adalah kongesti visera dan jaringan
perifer. Hal ini terjadi karena sisi kanan jantung tidak mampu mengosongkan volume
darah dengan adekuat sehingga tidak dapat mengakomodasi semua darah yang secara
normal kembali dari sirkulasi vena.
Manifestasi klinisnya meliputi edema ekstremitas bawah (edema dependen), yang
biasanya merupakan pitting edema, pertambahan berat badan, hepatomegali
(pembesaran hepar), distensi vena leher, asites (penimbunan cairan di dalam rongga
peritonium), anoreksia dan mual, nokturia dan lemah.
a) Edema
Dimulai pada kaki dan tumit (edema dependen) dan secara bertahap bertambah ke
atas tungkai dan paha dan akhirnya ke genitalia eksterna dan tubuh bagian bawah.
Pitting edema, adalah edema yang akan tetap cekung bahkan dengan penekanan
ringan dengan ujung jari, baru jelas terlihat setelah terjadi retensi cairan paling
tidak sebnyak 4,5 kg.
b) Hepatomegali
Biasanya disertai dengan nyeri tekan pada kuadaran kanan atas abdomen terjadi
akibat pembesaran vena di hepar. Bila proses ini berkembang, maka tekanan pada
pembuluh portal meningkat sehingga cairan terdorong keluar rongga abdomen,
dinamakan asites. Pengumpulan cairan pada rongga abdomen ini dapat
menyebabkan tekanan pada diafragma dan distres pernapasan.
c) Anoreksia, atau hilangnya selera makan dan mual sering terjadi akibat pembesaran
vena dan stasis vena di dalam rongga abdomen.
d) Nokturia, atau rasa ingin kencing pada malam hari, terjadi karena perfusi renal
didukung oleh posisi penderita pada saat berbaring. Diuresis paling sering terjadi
pada malam hari karena curah jantung akan membaik dengan istirahat.
e) Lemah, yang menyertai gagal jantung sisi kanan disebabkan karena menurunnya
curah jantung, gangguan sirkulasi, dan pembuangan produk sampah katabolisme
yang tidak adekuat dari jaringan.
E. Patofisiologi
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kemampuan
kontraktilitas jantung yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung
normal. Konsep curah jantung paling baik dijelaskan dengan persamaan CO = HR x SV
dimana curah jantung (CO: cardiac output) adalah fungsi frekuensi jantung (HR : heart
rate) dikali volume sekuncup (SV: stroke volume).
Frekuensi jantung adalah fungsi sistem pernapasan otonom. Bila curah jantung
berkurang,
sistem saraf
simpatis
akan
mempercepat
frekuensi
jantung
untuk
kadar kalsium.
Afterload mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan
untuk memompa darah melawan perbedaantekanan yang ditimbulkan oleh
tekanan arteriol.
Pada gagal jantung, jika satu atau lebih dari ketiga faktor tersebut terganggu, hasilnya
curah jantung berkurang. Kemudahan dalam menentukan pengukuran hemodinamika
melalui prosedur pemantauan invasif telah mempermudah diagnosa gagal jantung
kongestif dan mempermudah penerapan terapi farmakologis yang efektif.
PATHWAY
Disfungsi
miokard
Kontraktilitas
Beban
sistol
Preload
Kebutuhan
metabolisme
Beban kerja
jantung
Pelepasan
RAA
Retensi Na
dan air
Backward
failure
Tekanan vena
pulmo
Tekanan
kapiler paru
Edema paru
gg.pertukaran
gas
8
Lemah dan
letih
edema
Intoleransi
F. Klasifikasi
aktifitas NYHA
Kelas I
Kelebihan
vol. cairan
Kelas II
Kelas III
Kelas IV
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Rontgen Thorax
Seringkali menunjukkan kardiomegali (rasio kardiotorasik (CTR) > 50%),
terutama bila gagal jantung sudah kronis, kardiomegali dapat disebabkan oleh dilatasi
ventrikel kiri atau kanan, LVH, atau kadang oleh efusi perikard. Derajad tidak
berhubungan dengan fungsi ventrikel kiri.
Gambaran kongesti vena pulmonalis terutama di zona atas pada tahap awal,
bila tekanan vena pulmonal lebih dari 20 mmHg dapat timbul gambaran cairan
pada fisura horizontal dan garis Kerley B pada sudut kostofrenikus. Bila tekanan
lebih dari 25 mmHg didapatkan gambaran batwing pada lapangan paru yang
menunjukkan adanya udema paru bermakna. Dapat pula tampak gambaran efusi
pleura bilateral, tetapi bila unilateral, yang lebih banyak terkena adalah bagian
kanan
2. EKG
Gambaran yang sering didapatkan antara lain gelombang Q, abnormalitas ST
T, hipertrofi ventrikel kiri, bundle branch block dan fibrilasi atrium, gangguan
konduksi dan aritmia. Bila gambaran EKG dan foto dada keduanya menunjukkan
9
miokard
anterior, hipertensi
tak
fungsi
kororner. Zat kontras disuntikkan kedalam ventrikel menunjukkan ukuran bnormal dan
ejeksi fraksi/perubahan kontrktilitas.
7. Tes Latihan Fisik
Seringkali dilakukan untuk menilai adanya iskemia miokard dan pada beberapa kasus
untuk megukur konsumsi oksigen maksimum (VO2 maks). Ini merupakan kadar
dimana konsumsi oksigen lebih lanjut tidak akan meningkat meskipun terdapat
peningkatan latihan lebih lanjut. VO2 maks mereppresentasikan batas toleransi latihan
aerobic dan sering menurun pada gagal jantung.
H. Penatalaksanaan Medis
1. Non Farmakologi
a. Pembatasan natrium ditujukan untuk mencegah, mengatur atau mengurangi edema
seperti pada hipertensi atau gagal jantung.
b. Batasi cairan ditujukan untuk mencegah, mengatur atau mengurangi edema.
c. Manajemen stress ditujukan untuk mengurangi stress karena stress emosi dapat
menghasilkan vasokontriksi yang meningkatkan tekanan darah dan meningkatkian
kerja jantung.
d. Pembatasan aktifitas fisik untuk mengurangi beban kerja jantung.
2. Farmakologi
a. Diuretik : diberikan untuk memacu eksresi natrium dan air melalui ginjal, penggunaan
harus hati-hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia.
b. Digoxin : meningkatkan kontraktilitas dan memperlambat frekuensi jantung. Obat ini
tidak digunakan untuk kegagalan diastolik yang mana dibutuhkan pengembangan
ventrikel untuk relaksasi.
c. Isobarbide dinitrat : mengurangi preload dan afterload untuk disfungsi sistolik, hindari
vasodilator pada disfungsi sistolik.
d. Terapi vasodilator : digunakan untuk mengurangi tekanan terhadap penyemburan
darah oleh ventrikel.
I.Pengkajian
Riwayat : infark miokard sebelumnya, factor resiko untuk penyakit jantung iskemik
(merokok, hiperlibidemia, diabetes), hipertensi, penyakit katup, kardiomiopati, penyakit
pericardium, gagal ginjal, kelebihan cairan intravena, baru-baru ini asupan garam tinggi.
11
Gejala : dispnea khususnya saat olahraga, ortopnea, dispnea nocturnal, batuk, edema kaki,
penurunan haluaran urin, keletihan, penambahan berat badan, pasien diklasifikasikan
(New York Heart Association classess) berdasar pada beratnya gejala, skema klasifikasi ini
berhubungan dengan prognosis
Pemeriksaan : penambahan BB, takipnea, takikardi, murmur, sianosis, rinkhi, produksi
sputum, edema, demam, kulit lembab dingin, denyut nadi perifer lemah, distensi vena
jugularis, dan kelemahan otot.
1. Kebutuhan aktivitas dan latihan
Adanya kelelahan, letargi, sakit dada dan dispnea pada saat istirahat atau saat
beraktivitas
2. Kebutuhan Hygiene Integritas Kulit
Keletihan/ kelemahan saat aktifitas perawatan diri, penampilan menandakan kelalaian
perawatan diri.
3. Kebutuhan Istirahat dan Tidur
Insomnia, dyspnea pada saat istirahat atau pada saat pengerahan tenaga
4. Kebutuhan nutrisi dan cairan
Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, peningkatan BB signifikan, pembengkakan
pada ekstermitas bawah, penambahan BB dengan cepat, edema.
5. Kebutuhan Oksigenasi
Riwayat hipertensi, IM baru/ akut, episode GJK sebelumnya, penykit katup jantung,
bedah jantung, endokarditis, anemia, syok septic, TD mungkin rendah, normal atau
tinggi, frekuensi jantung, irama jantung, sianosis, bunyi nafas, edema.
6. Kebutuhan eliminasi
Penurunan berkemih, urine berwarna gelap, berkemih pada malam hari, diare atau
konstipasi
12
3. Kelebihan volume cairan b.d. berkurangnya curah jantung, retensi cairan dan natrium
oleh ginjal.
4. Intoleransi aktivitas B.d ketidakseimbangan suplai & kebutuhan O2
5. Ansietas, kematian b.d persepsi mendekati kematian
G.Intervensi keperawatan
No
1
Diagnosa
rentang
normal
(TD, nadi, ritmeManajemen lingkungan
normal, nadi perifer
Ciptakan lingkungan ruangan yang nyaman
kuat)
melakukan aktivitas
tanpa dipsnea dan
nyeri, tidak ada
kelelahan
edema ekstremitas
berkurang
perfusi
perifer
adekuat
Intervensi
Tidak
hipertensi
ada
14
Kelebihan
volumeSetelah dilakukan tindakanFluid manajemen:
cairan
b.d.keperawatan selama 3x24
Monitor indikasi retensi/kelebihan
berkurangnya curahjam
pasien
akan
cairan (cracles, CVP, edema, distensi
jantung,
retensimenunjukkan
vena)
cairan dan natriumkeseimbangan cairan dan
oleh ginjal.
elektrolit dengan KH :
Pertahankan intake dan output yang
akurat
Terbebas
dari
edema
dan
status
Intoleransi aktivitastindakan
keperawatanTerapi aktivitas :
B.d
selama 3x24 jam Klien
ketidakseimbangan dapat
menunjukkanKaji kemampuan ps melakukan aktivitas
suplai & kebutuhantoleransi terhadap aktivitasJelaskan pada ps manfaat aktivitas bertahap
O2
dengan KH:
Evaluasi dan motivasi keinginan klien untuk
Klien
mampumeningktkan aktivitas
aktivitas minimal
Tetap sertakan oksigen saat aktivitas.
Kemampuan
aktivitas meningkat
Monitoring Vital Sign
secara bertahap
Tidak ada keluhanPantau vital sign sebelum, selama, dan setelah
sesak nafas danaktivitas selama 3-5 menit.
lelah selama dan
setelah
aktivitsEnergi manajemen
minimal
Rencanakan aktivitas saat mempunyai energi
vital
sign
cukup untuk melakukannya.
menunjukkan
rentang
normalBantu klien untuk istirahat setelah aktivitas.
selama dan setelah
Manajemen nutrisi
aktivitas
15
penerimaan
status
kesehatan
:
berdamai
dengan perubahan yang
signifikan pada kondisi
kesehatan.
positif
bila
ps
Pengendalian
diri
terhadap ansietas :
tindakan
peesonal
untuk menghilangkan
atau
mengurangi
perasaan
khawatir,
ketegangan,
atau
perasaan
tidak
menentu
akibat
sumber yang tidak
jelas.
Harapan : optimism
yang secara personal
member kepuasaan
dan
mendukung
kehidupan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ronny, dkk. 2009. Fisiologi Kardiovaskuler: Berbasis Masalah Keperawatan. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed 8. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Ed 9 : Jakarta : EGC
18