I.
Pendahuluan
Asma termasuk ke dalam kelainan alergi-imunologi. Asma merupakan
gangguan inflamasi kronik jalan nafas yang melibatkan berbagai sel inflamasi.
Dasar penyakit ini adalah hiperaktivitas bronkus dalam berbagai tingkat, obstruksi
jalan nafas, dan gejala pernafasan (mengi dan sesak) yang bersifat non-reversible.
Wanita hamil yang menderita kelainan pernafasan, salah satunya adalah asma,
harus berhati-hati, karena kehamilan itu sendiri akan menimbulkan perubahan
yang luas terhadap fisiologi pernafasan.1,2
Penderita asma di Amerika Serikat berkisar antara 6-8 juta. Prevalensi
asma dipengaruhi oleh banyak status atopi, faktor keturunan, serta faktor
lingkungan. Pada masa kanak-kanak ditemukan prevalensi anak laki berbanding
anak perempuan 1,5:1, tetapi menjelang dewasa perbandingan tersebut lebih
kurang sama dan pada masa menopouse perempuan lebih banyak daripada lakilaki. Di Hongkong prevalensi asma pada anak-anak kelompok umur 13-14 tahun
pada tahun 1980 baru mencapai 2% untuk meningkat menjadi 4,8% pada tahun
1989 dan pada tahun 1995 mencapai 11%. Di Indonesia prevalensi asma berkisar
antara 5-7%.1,3
Insidensi asma dalam kehamilan adalah sekitar 0,5 1 % dari seluruh
kehamilan, dimana serangan asma biasanya timbul pada usia kehamilan 24 36
minggu, jarang pada akhir kehamilan. Dalam pengamatan dr. Iris Rengganis dari
RS Ciptomangunkusumo-FKUI, Jakarta, asma ditemukan pada 4-7% ibu hamil
dan komplikasi terjadi pada 1 % kehamilan. Sementara selama masa kehamilan
kondisi
asmanya membaik, 23% memburuk, dan 41% tidak berubah. Laporan lain
menunjukan perbaikan asma antara 18-69% dan memburuk pada 6-42%. Tapi
secara umum disepakati bahwa derajat asma pada ibu hamil, sepertiga membaik,
sepertiga memburuk, dan sepertiga sisanya tetap.2,4
alveolus yang tertutup oleh mukus sehingga tidak memungkinkan lagi terjadinya
pertukaran gas. Hal ini menyebabkan hipoksemia dan kerja otot-otot pernafasan
bertambah berat serta terjadi peningkatan produksi CO2. Peningkatan produksi
CO2 yang disertai dengan penurunan ventilasi alveolus menyebabkan retensi CO2 (hiperkapnea) dan terjadi asidosis respiratorik atau gagal nafas. Hipoksemia
yang berlangsung lama menyebabkan asidosis metabolik dan konstriksi pembuluh
darah paru yang kemudian menyebabkan shunting yaitu peredaran darah tanpa
melalui unit pertukaran gas yang baik. Dengan demikian penyempitan saluran
nafas pada asma akan menimbulkan:1
a.
b.
c.
a.
hipoksemia
b.
hiperkapnea
c.
pH
HCO3
PaCO2
III.
faal (yang diukur FEV1) paru dan perubahan gas darah (yang dianalisa pH, PaO 2,
PaCO2). Dari nilai kedua variabel-variabel ini dapat diketahui berat ringannya
serangan asma. Salah satu tujuan pengobatan asma adalah mengembalikan ke arah
normal kedua variabel tersebut.
IV. Hubungan Kehamilan dan Fungsi Pernafasan5
Ada empat faktor penting yang terjadi dalam kehamilan yang erat
hubungannya dengan fungsi pernafasan, yaitu:
1.
2.
Perubahan hormonal
Perubahan hormonal terutama hormon progesteron yang meningkat selama
kehamilan, membuat otot-otot saluran pernafasan menjadi kendor, dan ini juga
akan mendorong terjadinya hiperventilasi.
3.
4.
Perubahan imunologik.
Faktor daya tahan ibu sangat erat hubungannya dengan timbulnya penyakit
saluran nafas selama kehamilan. Kadar imunoglobulin E (IgE) mungkin
menaik atau menurun pada seorang wanita hamil. Bila kadar IgE pada
penderita asma yang hamil meningkat, ternyata hal ini emnyebabkan penderita
lebih rentan dan lebih sering dapat serangan asma atau lebih berat.
III.
khas adalah adanya serangan yang mendadak bronkospasme yang dapat pulih
kembali dengan adanya sesak nafas dan nafas berbunyi dan adanya gangguan
pernafasan setelah terjadinya paparan dengan bahan alergen penyebab. Pada
anmnesa serangan asmanya sering didahului infeksi influensa, pada masa kanakkanak menderita eksim (atopi) dan ada riwayat keturunan. Reaksi kulit terhadap
alergen pencetus amat menyolok (tepung sari, sea food, milk, obat-obatan), kadar
IgE dan sel radang eosinofil dalam darah tepi tinggi. Uji kulit (skin test) positif.
Respon terhadap pengobatan baik, umumnya menunjukkan reaksi alergi terhadap
obat utamanya aspirin.
2.
a.
Exercise-Induced Asthma
Varian asma ini sebagai faktor pencetusnya adalah akibat latihan sedang
sampai berat, utamanya pada penderita atopi muda, timbul setelah latihan tersebut.
Pengobatannya hindari olah raga berat atau mengkonsumsi bronkodilator atau
reaksi ganda, umumnya episode sesak dan wheezing akut timbul setelah 10-30
menit paparan alergen ditandai dengan penurunan FEV 1. dan kemudian setelah 26 jam ada serangan ulang (relaps). Reaksi yang kedua ini berjalan perlahan dan
ditandai secara khas adanya gambaran obstruksi yang progresif sangat memberat,
sesak dan sering pada beberapa penderita disertai dengan adanya infiltrat
peradangan paru. Reaksi ganda ini dapat terjadi pada respon benda asing berupa
bulu burung (avian allergen), debu rumah, tungau, dan debu hutan. Sodium
kromoglikat dapat mencegah timbulnya serangan, namun pengobatan yang efektif
adalah menjauhi paparan bahan-bahan terebut. Namun bila kedua usaha tersebut
gagal baru menggunakan steroid.
IV.
penderita mengeluh sesak nafas kumat-kumatan, dada rasa berat, sukar bernafas
disertai batuk tanpa atau dengan dahak. Kategori ringan, bila gejala kambuh
sampai terjadinya serangan maksimal dua kali / minggu ditambah batuk dan
mengi sehabis berlatih olah raga. Kondisi sedang, bila gejala timbul lebih dari dua
kali/minggu, kadang disertai gejala sering kencing malam hari. Sementara asma
dikatakan berat, kalau gejala terjadi terus-menerus selama seminggu penuh.2,4,7
Bentuk dada dapat normal, atau cembung bila serangan sering kambuh dan
serangan belangsung lama. Perabaan dada normal, ruang antar iga normal, perkusi
normal.auskultasi terdengar wheezing akspirasi dan kadang-kadang ada ronkhi.
Gambaran radiologi umumnya normal, bila ada infeksi dapat dijumpai gambaran
konsolidasi.7
Pada saat serangan suara nafas berbunyi, posis penderita duduk
membungkuk ke depan dengan kedua tapak tangan bertumpu pada kursi, wajah
berkeringat dan pergerakan cuping hidung, dan bibir dan ujung jari kebiruan
(cyanosis).
Tekanan
darah
dapat
bervariasi,
bila
tekanan
darah
Aktivitas
Bicara
Kesadaran
Frekuensi nafas
Retraksi otot-otot bantu
nafas
Mengi
Frekuensi nadi
APE sesudah
bronkodilator
PaCO2
SaO2
Ringan
Dapat berjalan, dapat
berbaring
Beberapa kalimat
Mungkin terganggu
Meningkat
Sedang
Jalan terbatas, lebih
suka duduk
Kalimat terbatas
Biasanya terganggu
Meningkat
Berat
Sukar berjalan, duduk
membungkuk ke depan
Kata demi kata
Biasanya terganggu
Sering >30x/menit
ada
Keras
100-120
Keras
>120
>80%
60-80%
<60%
<45 mmHg
>95%
<45 mmHg
91-95%
>45 mmHg
<90%
Penyebab Asma7
V.
Faktor penyebab terjadi asma pada umumnya ada beberapa faktor antara
lain:
1.
Rangsangan alergi
Pada penderita asma alergi timbul dapat akibat menghirup bahan alergen atau
setelah mengkonsumsi bahan alergik tersebut. Airborne allergen meliputi
debu rumah, bulu hewan, bagian-bagian tubuh serangga, cat, plitur, spora
jamur dan macam-macam tepung sari. Dan bahan alergen yang dikonsumsi
meliputi susu, ikan, telur, kacang-kacangan, coklat, kerang dan golongan
tomat. Namun kadang-kadang sukar diketahui.
2.
3.
Infeksi
Pada umumnya infeksi virus, bakteri dan jamurmemicu timbulnya serangan
asma namun dapat pula bertindak sebagai bahan alergen.
4.
Obat
Banyak obat yang dikonsumsi dapat menimbulkan serangan asma. Golongan
terbanyak adalah penisilin. Penderita yang sensitif terhadap aspirin umumnya
20 menit setelah konsumsi timbul serangan
5.
VI.
Komplikasi
Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat tergantung dari sering dan
Penatalaksanaan
Untuk mencegah terjadinya serangan hebat selama hamil hendaknnya
asma diperiksa dan dipantau sejak awal, termasuk derajat berat-ringannya asma.
Yang penting ibu hamil penderita asma sebaiknya rajin memeriksakan janinnya
sejak awal. Pemeriksaan dengan USG dapat dilakukan sejak usia kehamilan 12-20
minggu untuk mengetahui pertumbuhan janin. USG dapat diulang pada trimester
ke-2 dan ke-3 terutama bila derajat asmanya berada pada tingkat sedang berat.
Pemeriksaan janin juga dapat dilakukan dengan electronic fetal heart rate
monitoring untuk memeriksa detak jantung janin.4
Selain pemeriksaan teratur, ibu hamil juga perlu mencermati alergen
penyebab tercetusnya asma seperti binatang piaraan, kasur kapuk, termasuk
tempat yang lembab karena tempat yang lembab mudah ditumbuhi jamur. Alergen
pencetus itu merupakan alergen poten yang merangsang pembentukan zat antibodi
IgE. Zat antibodi ini dibentuk untuk menjaga kesehatan tubuh, tetapi adakalanya
merugikan. Pencetus lain bisa berasal dari latihan olah raga yang terlalu
dipaksakan, infeksi saluran pernafasan, perubahan cuaca dan emosi. Kebiasaan
merokok juga dapat memperburuk asma, karena memudahkan terjadinya
komplikasi bronkitis serta sinusitis.4
Pada serangan asma akut, penanganan sama dengan wanita tidak hamil.
Pengobatan harus diberikan optimal dan sebaiknya perinhalasi. Pada umumnya
pasien dianjurkan menggunakan obat yang memberikan pengaruh pada kadar
dalam darah sesedikit mungkin, seperti obat suntikan, bukan oral. Pada asma yang
ringan dapat digunakan obat-obat lokal yang berbentuk inhaler yang digunakan
satu-dua semprotan tiap beberapa menit. Penggunaan inhaler harus dipelajari dan
dipraktekkan dengan benar agar bila kumat sewaktu-waktu dapat mengatasi
sendiri.2,4,5,8
Secara garis besar penaganan asma saat serangan adalah sebagai
berikut:2,4,5,7
1.
Golongan adrenergik
Temasuk golongan ini adalah adrenalin dan efedrin yang saat ini jarang
digunakan karena efek sampingnya banyak termasuk tidak dapat
digunakan pada penderita asma yang mempunyai kelainan jantung.
Adrenalin juga berpengaruh negatif terhadap janin yaitu berpengaruh
10
c.
d.
Golongan anti-inflamasi.
Dalam keadaan mendesak, dapat digunakan obat steroid yang sangat
efektif sebagai antiperadangan, baik secara oral maupun suntikan
2.
Obat pengendali jangka panjang, diantaranya adalah long-acting 2agonist, xantinergic, hormon steroid.
3.
4.
dengan ekstraksi vakum atau forceps. Seksio sesaria atas indikasi asma jarang
atau tak pernah dilakukan . pengobatan reguler asma selam proses kelahiran
diteruskan. Jangan diberikan analgesik yang mengandng histamin, tapi dapat
dipilih morfin atau analgesik epidural.
Mengingat karena pengaruh asma, ibu yang sedang hamil acap kali lebih
sensitif dan emosional, pendekatan psikologis diperlukan. Fisioterapi adakalanya
juga perlu untuk membuang dahak yang berlebihan. Stamina tubuh merupakan
faktor utama lain yang perlu dipertahankan selama hamil. Jalan kaki santai di
udara yang bersih dans egar sangat dianjurkan. Makanan dengan gizi yang cukup
dan sehat jelas akan menambah kebugaran. Penderita asma yang hamil masih
tetap bisa bekerja dikantor, namun hindarilah ruangan berpolusi tinggi.
11
VIII.
Pembahasan
Asma ditandai dengan keadaan obtruksi spasme bronkus, kesembaban
12
Pada
pemeriksaan darah tepi, LED normal, eosinofil meningkat dan IgE meningkat.
Pada pemeriksaan dahak (sputum) secara makroskopis suatu mukus jernih atau
kekuningan dan mikroskopis nampak adanya sel radang eosinofil, neutrofil,
makrofag, sel epitel mukosa saluran nafas, spiral dari crhusman dan gerombolan
sel radang (Charote-Lyden body).
Penyebab terjadi asma pada umumnya adalah rangsangan alergi,
rangsangan bahan toksik dan iritan, infeksi, obat, faktor fisik dan psikis.
Mengingat karena pengaruh asma, ibu yang sedang hamil acap kali lebih sensitif
dan emosional, pendekatan psikologis diperlukan. Pengaruh kehamilan terhadap
timbulnya serangan asma tidaklah sama pada setiap penderita, bahkan pada
seorang penderita asma, serangannya tak sama pada kehamilan pertama dan
berikutnya. Ada empat faktor penting yang terjadi dalam kehamilan yang erat
hubungannya dengan fungsi pernafasan, yaitu rahim yang membesar, perubahan
hormonal, peningkatan volume darah dan cardiac out put, dan perubahan
imunologik. Perjalanan asma pada ibu hamil dipengaruhi oleh hormon estrogen
dan progesteron yang terus meningkat, bertambahnya hormon lain seperti PGF2
saat kehamilan bisa memperburuk asma dan peningkatan histamin selama
kehamilan yang berasal dari jaringan janin pun mempunyai efek asmogenik.
Demikian juga protein dasar mayor (MBP= mayor basic protein) yang banyak
ditemukan dalam plasenta, bila sampai masuk ke paru-paru.
Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat tergantung dari sering dan
beratnya serangan. Komplikasi yang sering terjadi keguguran, persalinan
prematur, atau berat janin tidak sesuai dengan masa kehamilan (gangguan
13
vakum atau forceps. Seksio sesaria atas indikasi asma jarang atau tak pernah
dilakukan. Jalan kaki santai di udara yang bersih dan segar sangat dianjurkan.
Makanan dengan gizi yang cukup dan sehat jelas akan menambah kebugaran.
Penderita asma yang hamil masih tetap bisa bekerja dikantor, namun hindarilah
ruangan berpolusi tinggi.
IX.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari tulisan di atas adalah:
1.
2.
3.
14
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Penaganan asma saat serangan dengan obat pelega (quickrelieve medication, or reliever, or rescuer), obat pengendali jangka panjang,
kombinasi bronkodilator dengan anti-inflamasi.
11.
12.
15
13.
14.
16