Disusun Oleh:
Vini Aulia Putri
1508438080
Pembimbing :
dr. Lia Valentina Astari, Sp.JP-FIHA
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN KARDIOLOGI DAN KEDOKTERAN VASKULER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RSUD ARIFIN ACHMAD
PEKANBARU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
di tengah jalan. Sistem konduksi jantung terdiri atas SA node, AV node, berkas
His, Bundle Branch, dan serabut purkinje. AV block merupakan salah satu
kondisi gangguan konduksi jantung yang terjadi jika jalur SA node ke AV node
terhambat. Waktu yang dibutuhkan impuls listrik untuk menjalar dari atrium
sampai ventrikel akan terekam di EKG sebagai interval PR. Jika aliran ini
terhambat, maka interval PR menjadi lebih panjang. Interval PR yang normal
berkisar antara 0,12-0,20 detik. Berdasarkan pemeriksaan EKG, AV block
dibedakan menjadi 3 yaitu AV block tingkat 1, AV Block tingkat 2, dan AV Block
tingkat 3 (total AV block).1,2
AV Block derajat 1 memiliki interval PR memanjang lebih dari 0,2 detik.
Pada AV block derajat 2, terjadi kegagalan impuls dari atrium untuk mencapai
ventrikel secara intermitten sehingga denyut ventrikel berkurang, sedangkan total
AV block merupakan keadaan darurat jantung yang membutuhkan penanganan
segera. Block ini biasanya merupakan perkembangan dari block 1 atau 2, namun
bisa juga terjadi tanpa block parsial sebelumnya. Pada keadaan ini, terjadi blok
total di nodus AV sehingga impuls dari atrium sama sekali tidak dapat sampai ke
ventrikel. Ventrikel akan berdenyut sendiri dari impuls yang berasal dari dirinya
sendiri. 2,4
AV blok adalah hasil dari beragam keadaan patologis yg menyebabkan
infiltrasi, fibrosis, atau kerusakan di sistem konduksi. AV blok derajat tiga bisa
ditemukan secara kongenital ataupun di sebabkan oleh faktor lainnya. Penyebab
tersering dari kejadian AV blok adalah proses degeneratif, peradangan, intoksikasi
digitalis, infark miokard akut.1
Serupa dengan insidensi dari pada penyakit jantung iskemik, insidensi
abnormalitas dari AV konduksi meningkat pada usia lanjut. AV blok yang ditemui
pada masa kanak-kanak adalah total AV blok kongenital, dimana terkadang tidak
di ketahui di usia kanak-kanak dan bahkan sampai masa dewasa muda.3
Dari uraian di atas, maka perlu kiranya pembahasan lebih sistematik dan
detail terkait AV block yang dalam hal ini lebih khusus membahas tentang total
AV block.
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas Pasien
- Nama
: TN. R
- Usia
: 58 Tahun
- Jenis kelamin
: Laki-laki
- Agama
: Islam
- Pekerjaan
: Swasta
- Status
: Menikah
- Alamat
- Tanggal masuk RS
: 14 Juli2016
- Tanggal pemeriksaan
: 16 Juli 2016
2.2 Anamnesis
Keluhan utama
Sesak sejak 2 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
2 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluhkan sesak, sesak
muncul tiba-tiba saat pasien sedang beristirahat, sesak tidak berkurang dengan
kepala ditinggikan ataupun perubahan posisi, tidak disertai bunyi ngik. Pasien
juga mengeluhkan nyeri dada sejak 2 hari lalu, nyeri muncul tiba-tiba, terasa
seperti terhimpit, tidak menjalar ke lengan atau pun leher, terasa terus menerus,
tidak hilang dengan istirahat. 1 tahun terakhir pasien juga merasa badannya sering
terasa lemah.
Pasien dibawa ke RS Santa Maria, dikatakan aliran listrik dijantung pasien
lemah, kemudian pasien dipindahkan ke RSUD Arifin Achmad karena disana
ruangan CVCU penuh. Batuk malam hari (-), bengkak di kaki (-), Nyeri
epigastrium (-), demam (-), mual (+), muntah (-), BAK dan BAB normal.
Pasien kemudian dirawat di CVCU RSUD Arifin Achmad.
Riwayat Penyakit Dahulu
-
: Komposmentis
- Keadaan umum
- Tekanan darah
: 110/80 mmHg
- Nadi
: 40 x/menit
- Nafas
: 30 x/menit
- Suhu
: 36C
: tidak sembab
- Konjungtiva
: tidak anemis
- Sklera
: tidak ikterik
- Pupil
+/+,
- Leher
Thoraks
1. Paru-paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
2. Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Eksremitas
Akral hangat, capillary refill time <2 detik
Atas
: Edema (-/-)
Bawah
: Edema (-/-)
Darah Rutin
Hb
: 14,8 gr/dl
Ht
: 41 %
Leukosit
: 12.200/ul
Trombosit
: 246.000/ul
Eritrosit
: 4,60x106/ul
Kimia Darah
SGOT
: 21 U/L
SGPT
: 46 U/L
Glukosa sewaktu
: 160 mg/dl
Creatinin
: 3,0 mg/dl
Ureum
: 59 u/L
CK
: 718 U/L
CKMB
: 104 U/L
Troponin I
: positif
Sinus bradikardi
Frekuensi 43x permenit
Gelombang P normal dan tidak berhubungan dengan gelombang QRS
kompleks QRS <0,12 detik
Q patologis di lead V2 V3
Kesan : Asinus bradikardi + total AV block, old infark miokard anterior
2.5 Daftar masalah
- Total AV Block et causa infark miokard anterior
2.6 Penatalaksanaan
Non Farmakologis
Posisi semi fowler, kontrol diet, pembatasan aktifitas fisik.
Farmakologis
Oksigen 3 L/ Nasal kanul
Infus D5% drip aminofilin/12 jam
Dopamin 1 ampul/50 cc = 10 cc/jam
Aspilet 1x100 mg
Clopidogrel 1 x 75 mg
Alprazolam 1 x 0,25 mg
Rencana tindakan : pemasangan permanent pace maker (PPM)
2.7 Follow up
Tgl
17
Juli
2016
Sesak sudah
berkurang
TD :130/90
mmHg
HR:
50x/menit
RR : 23x/mnt
Total AV
Blok
Oksigen 3 L/
Nasal kanul
Infus D5% drip
aminofilin/12
jam
Dopamin
1
ampul/50 cc =
10 cc/jam
Aspilet 1x100
mg
Clopidogrel 1 x
75 mg
Alprazolam 1 x
0,25 mg
Rencana
:
diperiksa ureum
dan
creatinin
untuk
pemasangan
PPM
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
berlebihan dari atrium. Impuls yang dihasilkan nodus AV adalah sebesar 40-60x
per menit. Impuls ini selanjutnya akan diteruskan ke berkas His. 4
Sistem His-Purkinje
Berkas His terbagi menjadi berkas kanan yang menyebarkan impuls listrik
ke ventrikel kanan dan berkas kiri yang menyebarkan impuls listrik ke septum
interventrikel dan ventrikel kiri dengan kecepatan konduksi 2 meter per detik.
Impuls listrik dari berkas tersebut bercabang menjadi serabut purkinje yang
tersebar dari septum interventrikel sampai ke muskulus papilaris dan
menghasilkan impuls 20-40 kali per menit dan menyebar mulai dari endokardium
sampai terakhir ke epikardium. Otot jantung akan bergerak memompa darah
keluar dari ruang ventrikel ke pembuluh darah arteri.4
3.2 Definisi AV Blok
AV Blok merupakan suatu gangguan transmisi impuls dari atrium ke
ventrikel yang disebabkan gangguan anatomis atau fungsional pada sistem
konduksi. Gangguan konduksi ini dapat bersifat sementara atau permanen.
Gangguan AV Blok dibagi menjadi 3 derajat tingkatan, yaitu derajat 1, derajat 2
Mobitz 1 dan 2, serta derajat 3 atau total block. Waktu yang diperlukan untuk
penyebaran depolarisasi dari nodus SA ke otot ventrikel ditunjukkan oleh interval
PR dengan waktu normal tidak lebih dari 0,2 detik. Normalnya, memang terjadi
perlambatan di nodus AV dengan tujuan untuk mempersiapkan waktu yang cukup
bagi atrium untuk berkontraksi agar preload ventrikel akan optimal untuk fase
sistol selanjutnya. Selain itu, perlambatan ini juga bertujuan untuk melindungi
ventrikel dari stimulasi yang berlebihan akibat takiaritmia tertentu di
3.4 Etiologi
AV Block bisa disebabkan oleh beberapa keadaan seperti di bawah ini,
yaitu:
a. Obat-obatan3
Anti aritmia kelas IA, seperti quinidine, procainamide,
disopyramide)
Anti aritmia kelas I B, seperti, flecainide, encainide,
propafenone)
muscular dystrophy
g. Kelainan iskemik atau infark, seperti infark miokard inferior dengan
AV block atau infark miokard anterior dengan HIS-Purkinje block.
Infark miokard Dinding anterior dapat dikaitkan dengan av
blok. Blok jantung total terdapat sekitar 10% dari kasus MI ringan
akut dan jauh kurang berbahaya, sering menimbulkan kematian dalam
beberapa jam sampai beberapa hari. Studi menunjukkan bahwa AV
blok jarang memperberat MI. Dengan strategi revaskularisasi awal,
kejadian AV blok menurun 5,3-3,7%. Oklusi dari masing-masing arteri
koroner dapat menyebabkan perkembangan penyakit konduksi
meskipun pasokan vaskular berlebihan untuk AVN dari seluruh arteri
koroner.6
Paling umum, oklusi arteri koroner kanan (RCA) disertai
dengan blok AV. Secara khusus, oklusi RCA proksimal memiliki
pasien juga dapat dilihat dari gambaran EKG pasien, dimana terlihat
adanya gelombang Q patologis pada lead V2 dan V3 yang
menggambarkan kejadian infark miokard lama bagian anterior pada
pasien.
3.5 Klasifikasi
a. Blok AV derajat 1
Blok AV derajat 1 (Gam bar 2) biasanya disebabkan karena gangguan
konduksi di proksimal bundle HIS yang disebabkan karena intoksikasi digitalis,
peradangan, atau degeneratif, sehingga terjadi keterlambatan impuls dari nodus
SA ke ventrikel. Pada AV block derajat 1 ini biasanya tidak membutuhkan terapi
apapun dan prognosisnya baik.2 Karakteristik Blok AV derajat 1 adalah:4
-
Laju
Irama
Gelombang P
Durasi QRS
Interval PR
adalah PJK, infark miokard inferior, penyakit katup aorta, serta efek obat yang
memperlambat konduksi AV. Karakteristik Mobitz 1 adalah: 2,4
- Laju
: Laju atrium lebih besar dari laju ventrikel
- Irama
: Irama ventrikel irregular
- Gelombang P : Bentuk normal, beberapa gelombang P tidak diikuti
-
kompleks QRS
Durasi QRS : biasanya normal
Interval PR : tidak konstan, semakin lama semakin memanjang
Mobitz 2 terjadi jika impuls atrium gagal dihantarkan ke ventrikel tanpa
ada penundaan hantaran yang progresif. Lokasi blok hantaran seringnya terletak
pada distal berkas His di berkas cabang. Interval PR tetap sama, namun denyut
ventrikel yang berkurang. Kekurangan ini dapat teratur atau tidak. Penyebabnya
ialah infark miokard akut, miokarditis, proses degeneratif. Kelainan dapat timbul
sementara dan kembali normal, menetap atau berkembang jadi total blok.
Karakteristik Mobitz 2 adalah: 2,4
- Laju
: Laju ventrikel lebih lambat
Irama
: Irama ventrikel irregular
Gelombang P : Bentuk normal, beberapa gelombang P tidak diikuti
kompleks QRS
Durasi QRS : biasanya melebar karena blok pada cabang berkas
Interval PR : konstan
c. Blok AV derajat 3 (total AV blok)
Pada blok AV derajat 3 (Gambar 4), impuls dari atrium tidak sampai ke
Laju
Irama
ventrikel
Gelombang P : Bentuk normal
Durasi QRS : Normal jika irama dari junctional dan melebar jika fokus
ventrikular
Interval PR
: tidak ada
3.6 Diagnosis
Dari anamnesis, Pasien total AV blok biasanya memiliki manifestasi klinis
yang beragam. Pasien total AV blok bisa datang dengan asimptomatis atau
dengan tanda dan gejala yang minimal yang berkaitan dengan hipoperfusi.
Gejala yang bisa timbul di antaranya adalah kelelahan, pusing, tidak bisa
beraktivitas, dan nyeri dada. Pasien- pasien simptomatis, khususnya pasien
yang memiliki kompleks QRS lebar yang mengindikasikan pacemaker nya
berada di bawah bundle of His, dapat memiliki gejala seperti pingsan,
bingung, sesak, nyeri dada hebat, dan sewaktu-waktu bisa meninggal
mendadak.3
Infark miokard akut juga dapat menyebabkan total AV blok. Pasienpasiennya memiliki gejala infark miokard seperti nyeri dada, sesak, mual
muntah. Pasien dengan riwayat penyakit jantung, juga perlu diketahui riwayat
pengobatannya karena beberapa obat seperti beta bloker, calcium channel
blockers, dan digitalis juga dapat memengaruhi sistem konduksi. Selain itu,
juga perlu ditanyakan apakah pasien sebelumnya pernah mendapat terapi
intervensi seperti aortic valve surgery, septal alcohol ablation, proximal
anterior descending artery stenting juga dapat menimbulkan total AV blok.
Pada pemeriksaan fisik, pasien didapatkan bradikardia. Tekanan vena
jugularis juga dapat meningkat. Pasien dengan tanda hipoperfusi dapat
menunjukkan gejala penurunan status mental, hipotensi, dan letargi.3
Pada pemeriksaan penunjang seperti EKG akan ditemukan adanya AV blok
sesuai dengan derajatnya. Pada foto rontgen ditemukan bayangan jantung
sehubungan dengan disfungsi ventrikel dan katup.
Pada ilustrasi kasus pasien diketahui dari anamnesis dimana pasien pernah
mengeluhkan nyeri 2 minggu lalu dan keluhan sesak yang disertai nyeri dada
2 hari lalu. Pasien megeluhkan nyeri dada khas infark yaitu nyeri pada dada
yang terasa seperi tertekan beban berat yang muncul tiba-tiba, berlangsung
terus menerus dan tidak hilang dengan istirahat. Kemudian dari pemeriksaan
fisik didapatkan bradikardi dan terdapat peningkatan dari vena jugular. Dari
gambaran EKG pasien, dimana terlihat adanya gelombang Q patologis pada
lead V2 dan V3 yang menggambarkan kejadian infark miokard lama bagian
anterior pada pasien.
3.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan awal untuk pasien total AV blok adalah mengganti obatobat yang dapat memicu terjadinya total AV blok ini seperti beta bloker, calcium
channel blocker, dan digoksin. Pemberian sympathomimetic atau vagolytic
agents, catecholamines, and antidotes dapat membantu. Contoh golongan obat
sympathomimetic atau vagolytic agents yang dapat diberikan adalah sulfas
atropin, contoh dari golongan catecholamines dapat diberikan dopamin atau
norepinefrin.3 Untuk mengetahui efek dari kerja obat yang telah diberikan,
sebaiknya dilakukan tes laboratorium untuk menilai apakah ada perbaikan setelah
obat diberikan. Untuk tatalaksana selanjutnya, bisa dilakukan penanaman
pacemaker.10
a.
AV blok derajat I
-
b.
c.
d.
kenaikan denyut nadi dalam respon terhadap atropine maka bisa dimulai
tetesan isoproterenol 1 mg dalam 500 ml D5W dengan tetesan kecil untuk
meningkatkan kecepatan denyut ventrikel. Penderita yang menunjukkan blok
jantung derajat tiga memerlukan pemasangan alat pacu jantung untuk
menjamin curah jantung yang mencukupi. Pacu jantung diperlukan permanen
atau sementara.
permanen adalah suatu alat elektronik kecil yang menghasilkan impuls regular
untuk mendepolarisasi jantung melalui electrode yang dimasukkan ke sisi
kanan jantung melalui system vena.
Pada ilustrasi kasus, tatalaksana yang diberikan pada pasien ini
adalah Oksigen 3 L/ Nasal kanul, Infus D5% drip aminofilin/12 jam,
Dopamin 1 ampul/50 cc = 10 cc/jam, Aspilet 1x100 mg, Clopidogrel 1 x 75
mg, Alprazolam 1 x 0,25 mg. Pasien mengeluhkan sesak dengan frekuensi
nafas 30x/menit maka kita perlu memberikan O2 pada pasien menggunakan
nasal canul sebanyak 3 L/menit. Kegawatan pada pasien ini adalah total av
blok dengan bradikardia, pasien blok AV derajat tinggi yang tidak mendapat
terapi dapat mengalami gagal jantung akibat curah jantung yang berkurang
dan kematian mendadak akibat asistol atau takiaritmia yang dicetuskan oleh
bradikardia. Oleh karena itu pasien perlu diberikan obat inotropik positif,
pada pasien ini diberikan dopamin. Dopamin merangsang efek alfa dan beta
adrenergic agar kontraktilitas miokard, curah jantung (cardiac output) dan
tekanan darah meningkat. Pada pasien ini direncanakan dilakukan
pemasangan permanent pace maker (PPM), adapun indikasi pemasangan
PPM diantaranya :
-
AV blok Derajat II dan III yang diiringi dengan bradikardi atau arritmia
AV blok yang berkaitan dengan Infark Miokardium Akut
Disfungsi SA Node
Sindrom Hipersensitive Sinus Carotid
Hipertropik dan Dilated Kardiomiopati
DAFTAR PUSTAKA
1. Ganong F. William, 2003, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 20,
EGC, Jakarta.
2. Sudoyo A, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. FKUI Jilid 2. 5th ed.
Jakarta, 2010.
3. Budzikowski AS. Third degree AV block. 2014. Available at
http://emedicine.medscape.com/article/162007-overview#showall [diakses
pada 16 Mei 2016]
4. Dharma S. Pedoman
Jakarta:EGC.2009
praktis
sistematika
interpretasi
EKG.