: keadaan ketika gigi RA dan RB tersusun berlawanan dari susunan normal yang tetap yg
dihubungkan dgn buruknya bentuk dan barisan lengkung gigi.
: suatu keadaan maloklusi dimana hub labiolingual / bukolingual dari gigi yg saling berhadapan
berlawanan dgn keadaan normal ( lebih ke lingual atau bukal)
OKLUSI NORMAL PADA ANAK
DEFINISI
: perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada Maksila dan mandibula, yang terjadi selama
pergerakan Mandibula dan berakhir dengan kontak penuh dari gigi geligi pada kedua rahang.
Oklusi ada 2, yaitu oklusi statis dan oklusi dinamis
Oklusi statis: kontak anatara gigi geligi yang saling berhadapan tanpa diperantarai oleh makanan
atau benda lain pada saat kedua rahang menutup.
oklusi dinamis: pergerakan mandibula menutup dari posisi istirahat sampai permukaan oklusal
gigi2 bawah berkontak dgn antagonis dan kondylus dlm posisi posterior dlm TMJ.
KRITERIA
o Lengkung gigi Rahang Atas lebih besar dari Rahang Bawah
o Permukaan oklusal lengkung Rahang Atas lebih cembung dari Rahang Bawah
o Dalam satu lengkung tiap gigi mempunyai kontak interproksimal yang baik
o Poros gigio sesuai syarat fisikalis yang harus dipenuhi di dalam lengkung barisan gigi
o Tiap gigi memiliki bentuk dan fungsi anatomis yang baik
o Tiap gigi dalam lengkung Rahang Atas memiliki kontak yang baik dengan tiap gigi Rahang
Bawah.
o Kontak oklusi dan hub. antar tonjol semua gigi pada satu lengkung dgn lengkung antagonisnya
pada oklusi sentrik
o Tdp kontak oklusal dan hub antar tonjol semua gigi pada bermacam2 gerak fungsi mandibula.
o Permukaan distal molar 2 Rahang Bawah berada di permukaan distal molar 2 Rahang Atas
o Kemiringan labiolingual dan mesiodistal normal.
o Gigi maksila sedikit menutupi gigi mandibula pada permukaan fasial.
o Gigi incisivus pada masa anak- anak renggang
o Incisivus lateral atas beroklusi dgn 2/3 distal incisivus lateral bawah dan mesial caninus
MALOKLUSI
DEFINISI
:bentuk hubungan Rahang Atas dan Rahang Bawah yang menyimpang dari normal karena tidak
ada keseimbangan dentofasial.
1.
o
2.
o
o
o
o
o
o
a.
b.
c.
ETIOLOGI
Primer:
gangguan tulang dan gigi serta jar. Lunak , neuromuskular
Sekunder :
herediter,
trauma
penyakit
bad habit
pre natal, misal asimetri wajah
post natal
Intrinsik gigi tanggal prematur
Lingkungan menghisap ibu jari, bernafas lewat mulut
Sistemik malnutrisi, penyakit sistemik
Klasifikasi
Klasifikasi Angle :
a.
Class I
b.
Modifikasi angles kelas III
Tipe 1
Suatu lengkungan saat dilihat secara individu bidang pada jajaran yang normal, tetapi oklusi di
anterior terjadi edge to edge.
Tipe 2
I mandibula crowding dengan I maksila ( akibat I maksila yang terletak kea rah lingual ).
Tipe 3
Lengkung maksila belum berkembang sehingga terjadi cross bite pada I maksila yang crowding dan
lengkung mandibula perkembangannya baik dan lurus.
Klasifikasi Bennette
Klasifikasi ini berdasarkan etiologinya:
Kelas 1
Abnormal lokasi dari satu atau lebih gigi sesuai faktor lokal.
Kelas I
Abnormal bentuk atau formasi dari sebagian atau keseluruhan dari salah satu lengkung sesuai
kerusakan perkembangan tulang.
Kelas III
Abnormal hubungan diantara lengkung atas dan bawah dan diantara salah satu lengkung dan
kontur fasial sesuai dengan kerusakan perkembangan tulang.
Klasifikasi Skeletal :
Salzmann (1950) yang pertama kali mengklasifikasikan struktur lapisan skeletal.
Kelas 1 Skeletal
Maloklusi ini dimana semata-mata dental dengan tulang wajah dan rahang harmoni dengan satu
yang lain dan dengan posisi istirahat kepala. Profilnya orthognatic. Kelas 1 dental ditentukan
berdasarkan maloklusi dental :
divisi I
Malrelasi lokal insisor, caninus , dan premolar.
o divisi II
Protrusi insisor maksila
o divisi III
Lingouversi insisor maksila
o divisi IV
protrusi bimaksilari
kelas II Skeletal
ini menyangkut maloklusi dengan perkembangan distal mandibular subnormal dalam hubungannya
terhadap maksila.
Dibagi menjadi dua divisi:
o divisi I
lengkung dental maksila dalam batas sempit dengan crowding pada regio caninus, crossbite bisa
saja ada ketinggian wajah vertikal menurun. Gigi anterior maksila protrusif dan profilnya
retrognatic.
o divisi II
merupakan pertumbuhan berlebih mandibula dengan sudut mandibula yang tumpul. Profilnya
prognatic pada mandibula.3
Klasifikasi lischers
klasifikasi Lischers modifikasi dengan Klasifikasi angel
Neutroklusi
Sama halnya dengan klasifikasi Angel kelas 1
Distoklusi
Sama halnya dengan klasifikasi Angel kelas 2
Mesioklusi
Sama halnya dengan klasifikasi Angel kelas 3
Klinis
: visual dan palpasi ( memakai 2 jari kemudian dilihat gigi yang maju pada Rahang Atas atau
Rahang Bawah)
Radiologi
:cefalometri, panoramik,bite wing, periapikal
Photografi
Foto grafis dari bentuk muka
Studi model
PENATALAKSANAAN
Space maintainer
Orthodonsi
Space regainer
MACAM BAD HABIT YANG MENYEBABKAN MALOKLUSI
Bruxism
Menghisap lidah
Ngedot/ ngempeng
Menggigit kuku
HUBUNGAN MALOKLUSI DGN BERNAFAS LEWAT MULUT
Jawab:
Karena bernafas lewat mulut mengakibatkan tulang maxila tidak berkembang dengan baik
sehingga rahang atas menjadi kecil. Hal ini mengakibatkan gigi anterior crowded dan gigi posterior
cros bite.
Bernafas lewat mulut diperkirakan dapat mempengaruhi aktifitas otot2 orofasial seperti otot bibir,
lidah, dll.Beberapa studi menunjukkan bahwa perubahan posisi kepala, mandibula, jalan nafas dan
posisi tubuh menginduksiperubahan aktifitas elektromiografik (EMG) otot genioglosus lidah
manusia. Perubahan aktifitas tersebut akan mengakibatkan modifikasi pola pertumbuhan wajah
dan postur kepala yang dapat menyebabkan terjadinya deformitas dentofasial.
MENGAPA DRG MENYARANKAN UNTUK MENUNDA PERAWATAN ORTHODONTIK
Jawab:
Karena ada hal-hal yang perlu diperhatikan : usia, kematangan tulang, tingkat keparahan kasus,
akselerasi pertumbuhan, interaksi dalam rongga mulut, jenis kelamin, erupsi gigi geligi, periode
gigi geligi, etiologi ( harus dihilangkan)MENGAPA PASIEN BERNAFAS LEWAT MULUT
Jawab :
ada kemungkinan adenoid membesar jadi lebih nyaman kalau bernafas lewat mulut
ada kemungkinan gangguan mental
kebiasaan, pembesaran jar limfoid, obstruksi saluran nafas, alergi, perbedaan postur lidah
PENCEGAHAN MALOKLUSI PADA ANAK- ANAK:
Preventif
: space maintainer
Interseptif
: space regainer
Kuratif
: orthodonsi
1.
Tipe dan efek smping menghisap ibu jari
Misalnya pada waktu menghisap ibu jari dilakukan dengan cara memasukkan seluruh ibu jari ke
mulut dengan kuku menghadap ke bawah, akibatnya rahang atas dan gigi seri atas tumbuhnya
akan maju dan karena pangkal ibu jari menekan bibir bawah dan dagu, maka pertumbuhan rahang
bawah ke depan akan terhambat, akibatnya gigi anak menjadi maju.
Jika yang dihisap hanya ujung ibu jari dengan kedudukan kuku menghadap keatas dapat berakibat
terjadinya gigitan terbuka yaitu waktu gigi-gigi atas dan bawah dikatupkan, gigi seri dan bawah
tidak berkontak. Bias tampak lubang atau ada ruang antara deretan gigi depan atas dan bawah.hal
itu disebut open bite.
2.
Kenapa ngowoh ?
Pembesaran adenoid dapat menyumbat parsial atau total respirasi hidung sehingga terjadi ngorok,
percakapan hiponasal, dan membuat anak akan terus bernapas melalui mulut.
3.
Adenoid?
adenoid berada di ujung terdalam dari hidung, yang merupakan titik pertemuan antara mulut
dengan hidung.
Terletak dibelakang hidung dan di langit-langit mulut. Untuk melihatnya tidak semudah kita melihat
amandel, seorang dokter membutuhkan cermin kecil atau sekup kecil khusus untuk mengintip
adenoid.
Adenoid merupakan suatu bagian sistem kekebalan tubuh pada anak, berfungsi untuk menangkap
penyebab infeksi seperti virus dan bakteri. Adenoid ini memproduksi antibodi sebagai benteng
yang melindungi tubuh dari penyakit terutama yang berasal dari udara yang masuk melalui
hidung.
Meski sepertinya berbeda, tonsil dan adenoid sebenarnya satu yaitu amandel. Sejak bayi, dalam
keadaan normal, amandel terus membesar hingga anak berumur 5-6 tahun. Tonsil bisa dengan
mudah terlihat bila anak membuka mulutnya lebar-lebar. Sementara adenoid terletak pada dinding
belakang tengah nasofaring yang di kanan dan kirinya. Adenoid terus membesar hingga anak
berumur 3-4 tahun. Setelah itu ia akan mengecil dan akhirnya hilang sama sekali ketika anak
berumur 12-13 tahun.
4.
Pemeriksaan pernafasan?
Pemeriksaan pasien yang bernafas melalui mulut dapat dilakukan sewaktu anamnese dengan cara
meletakkan kaca mulut di bawah hidung, kaca akan berembun jika bernafas melalui hidung dan
tidak jika bernafas melalui mulut. Ada juga pemeriksaan dengan meletakkan kapas dibawah
hidung, kapas akan bergetar jika ada hembusan udara dari hidung maka pasien bernafas melalui
hidung dan kapas tidak bergetar jika bernafas melalui mulut. Cara ini juga dapat digunakan untuk
melihat apakah penyumbatan tersebut sebahagian atau total sehingga pasien bernafas melalu i
mulut.