BAB II
KAJIAN TEORI
A. Model Pembelajaran Cooperative Learning
1. Pengertian Cooperative Learning
Sebelum kita membahas tentang model pembelajaran, terlebih
dahulu akan kita kaji apakah yang dimaksud dengan model? Secara kaffah
model dimaknakan sebagai suatu obyek atau konsep yang digunakan
untuk merepresentasikan sesuatu hal.Sesuatu yang nyata dan dikonversi
untuk sebuah bentuk yang lebih konprehensif (Meyer, W.J., 1985:2).
Adapun
Soekamto,
dkk
dalam
Nurulwati,2000:10
yang
melukiskan
prosedur
yang
sistematik
dalam
uraian
tersebut
menguraikan
metode
pembelajaran
14
5
6
pembelajaran
yang
bekerja
sama
menyelesaikan
masalah,
15
16
Positive independence
b)
c)
d)
Membutuhkan keluwesan
e)
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2007),
hal. 242-243.
8
17
Wina Sanjaya.Ioc.cit
Hari Suderadjat,implementasi kurikulum berbasis kompetensi (KBK)(Bandung: cipta Cekas
Grafika,2004), hal,114115.
10
18
19
pembelajaran
kooperatif
dikembangkan
untuk
mencapai
11
20
21
22
belajar.
Sedangkan,
dalam
pembelajaran
Sedangkan,
dalam
pembelajaran
konvensional
13
14
Ibid.hal 60
23
15
16
Ibid.hal 60
Wina Sanjaya, op.cit, hal. 244
24
pembelajaran
kooperatif
ditentukan
oleh
25
Fase 1
Face 2
Menyajikan informasi
26
Face 3
Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok koperatif
Guru
menjelaskan
bagaimana
kepada
caranya
siswa
membentuk
Fase-4
Membimbing kelompok bekerja dan
Guru
membimbing
kelompok
belajar
Fase-5
Evaluasi
Guru
mengevaluasi
hasil
belajar
masing
masing
kelompok
Guru
mencari
cara
cara
untuk
27
28
17
Anita Lie,op,cit.hal.5561
29
b.
Cooperative
learning
dapat
mengembangkan
kemampuan
30
18
31
dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali
atau berkali-kali penerapan pembelajaran ini.
e. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang
sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam
kehidupan yang hanya didasarkan pada kemampuan secara
individual. Oleh karena itu, idealnya melalui cooperative learning
selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar
bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua
hal itu dalam cooperative learning memang bukan pekerjaan yang
mudah.
B. Tinjauan Tentang Strategi Crossword Puzzle
1. Pengertian Strategi Crossword Puzszle
Dalam dunia pendidikan, menurut J.R. David strategi diartikan
sebagai: a plan method, or series of activities designed to achieves a
particular educational goal.
Dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.19
Crossword puzzle merupakan suatu game dengan template
berbentuk segi empat yang terdiri dari kumpulan kotak-kota berwarna
hitam putih serta dilengkapi dua lajur, yaitu mendatar (kumpulan
19
Ibid,hal.126
32
kotak yang membentuk satu baris dan beberapa kolom ) dan menurun
(kumpulan kotak yang membentuk satu kolom dan beberapa baris).
Untuk menyelesaikan permainan ini, keseluruhan kotak yang berwarna
putih harus terisi dengan kata-kata yang tersedia dalam kumpulan kata
yang ada.
Secara spesifik crossword puzzle merupakan suatu game yang
memungkinkan user memasukkan kata yang bersesuaian dengan
panjang kotak yang tersedia secara berkesinambungan sampai seluruh
kotak terisi penuh. Aturan pengisian kata-kata tersebut berhubungan
dengan penyamaan jumlah kotak dengan jumlah karakter pada kata
dan pengisian kata-kata ke dalam kotak pada crossword puzzle secara
berkesinambungan.20
20
Ajeng Wirasati dan ronny andry,Analisis Penerapan Algoritma Bacrtracking,pada gime Crossword
Puzzelhal 12
33
21
34
22
35
strategi
crossword
puzzle
dalam
proses
23
36
(KTSP)
dikatakan
bahwa
guru
memiliki
24
37
terjadinya
diskusi
hangat
dalam
kelas.
kegembiraannya
ketika
mereka
mampu
38
25
26
Ibid,hal.4142
0emar Hamalik,Psikologi belajar dan Mengajar (Bandung:sinar Baru.1992)hal.173
39
perubahan
tingkah
laku,
hanya
berbeda
cara
atau
usaha
pencapaiannya.27
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah kalu secara relative
permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau
penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.28
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan
eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator
atau unsur yang mendukung. Hal ini mempunyai peranan besar dalam
keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil.
b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
d. Adanya penghargaan dalam belajar.
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
f.Adanya
lingkungan
belajar
yang
kondusif,
sehingga
27
40
Motivasi
dianggap
penting
dalam
upaya
belajar
dan
tertentu.
Bagi
guru,
tujuan
motivasi
adalah
untuk
41
30
31
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hal. 73.
Ibid, hal. 73-74
42
Tugas-tugas
yang
dibebankan
oleh
diri
sendiri
akan
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), hal. 29
43
yang
mempengaruhi
belajar
siswa
dapat
siswa
dalam
menyerap
informasi
dan
44
lingkungan
sosial,
seperti
sekolah
(para
guru,
staf
dan
temanteman
sepermainan
di
sekitar
45
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004), hal. 144-155
46
demikian,
guru
hendaknya
banyak
memberikan
Moh.Uzer Usman,op.cir,hal.2930
47
rutin,
dan
dapat
mempertahankan
pendapat-
pendapatnya.
h. Mengejar tujuan-tujuan jangka panjang (dapat menunda
pemuasan kebutuhan sesaat yang ingin dicapai kemudian).
i. Senang mencari dan memecahkan masalah.
Sedangkan menurut Yaumil, menjelaskan bahwa komitmen
terhadap tugas sering dikaitkan dengan motivasi instrintik untuk
berprestasi, ciri-cirinya mudah terbenam dan benar-benar terlibat
dalam suatu tugas, sangat tangguh dan ulet menyelesaikan masalah,
bosan menghadapi tugas rutin, mendambakan dan mengejar hasil
sempurna, lebih suka bekerja secara mandiri, sangat terikat pada nilai-
48
Hamid Muhammad, Pedoman Diagnostik Potensi Peserta Didik (Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama,
2004), hal. 18-21
49
50
51
dzatnya,
dan
yang
menjadi
tujuan
karena
dzatnya.
Said bin ali nin wahf AlQahthoni,Materi Asmaul husnah(solo:pustaka ArRayyam 2007)hal 1011
52
Komitmen
untuk
memulai.
Aristoteles
mengingatkan,
39
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Asmaul Husna Nama-Nama Indah Allah (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001),
hal. 2
53
40
54
1.
belajar
berpikir,
memecahkan
masalah,
dan
55