Biografi Dan Pemikiran Hukum Imam Abu Hanifah
Biografi Dan Pemikiran Hukum Imam Abu Hanifah
5
1
pemikiran beliau. Sehingga nanti kita dapat mengerti tentang biografi Abu>
H}ani>fah dan pemikiran Abu> H}ani>fah.
B. Biografi Imam Abu> H}ani>fah
1. Kelahiran dan Silsilah Abu> H}ani>fah
Abu> H}ani>fah dilahirkan pada tahun 80 Hijrah bertepatan tahun 699
Masehi di sebuah kota bernama Kufah. Nama yang sebenarnya ialah Numan
bin Tsabi>t bin Zautha bin Mah. Ayah Abu> H}ani>fah adalah keturunan dari
bangsa Persi (Kabul-Afganistan), yang pindah ke Kufah sebelum Abu>
H}ani>fah dilahirkan. Dengan demikian, jelaslah bahwa Abu> H}ani>fah
bukan keturunan dari bangsa arab asli, tetapi dari bangsa ajam (bangsa selain
bangsa arab).6
Abu> H}ani>fah dilahirkan pada masa pemerintahan Abdul Ma>lik
bin Marwa>n (Khalifah ke-5 dari Dinasti Ama>wiyyah).
Kemasyhuran nama Abu> H}ani>fah tersebut menurut para ahli
sejarah ada beberapa sebab:
a. Karena ia mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Ha>nifah,
maka ia diberi julukan dengan Abu> H}ani>fah.
b. Karena semenjak kecilnya sangat tekun belajar dan menghayati setiap hal
yang
dipelajarinya,
maka
ia
dianggap
seorang
yang
h}a>nif
6 Muhammad Abu> Zuhrah, Abu> H}ani>fah, (Kairo: Da>r al-Fikr, 1997), 15.
7 Moenawar Cholil, Biografi Empat Serangkai Imam Madzhab, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1992), 19-20.
10
11
3. illah al-hukm, yakni alas an adanya hukum yang sama antara al-as}l dan
al-far
4. al-hukm, yakni hukum yang ditetapkan atas dasar analogi, yaitu
menganalogikan al-as}l dengan hukum al-far
contohnya, al-as}l adalah khamr dan al-far adalah minuman keras. al-hukm
dari khamr dan minuman keras adalah haram secara hukum. illah al-hukm dari
khamr dan minuman keras adalah sama-sama memabukkan.25
Apabila rujukan hukum tidak dijumpai dalam al-Qura>n, sunah,
ijma>, dan qiya>s, maka digunakanlah istih}sa>n. Yakni penetapan hukum
dalam kasus tertentu dengan hukum yang berbeda dari kaidah yang berlaku
umum, karena apabila hukum ditetapkan berdasarkan kaidah umum, misalnya
berdasarkan qiya>s, bisa jadi berbenturan dengan suatu kepentingan yang
dipandang lebih layak menurut syara untuk diwujudkan.
Abu> H}ani>fah memang belum menetapkan dasar-dasar pijakan
dalam berijtihad secara terperinci, tetapi kaidah-kaidah umum (us}u>l
kulliyah) yang menjadi dasar bangunan pemikiran fiqhiyah tercermin dalam
pernyataannya berikut, Saya kembalikan segala persoalan pada Kitabullah,
saya merujuk pada Sunnah Nabi, dan apabila saya tidak menemukan jawaban
hukum dalam Kitabullah maupun Sunnah Nabi
mengambil pendapat para sahabat Nabi, dan tidak beralih pada fatwa selain
mereka. Apabila masalahnya sampai pada Ibra>him, Shabi>, H}asan Ibnu
Sirin, At}a dan Said bin Musayyib (semuanya adalah tabiien), maka saya
berhak pula untuk berijtihad sebagaimana mereka berijtihad.26
Dari sini kita ketahui bahwa dasar-dasar istidlal yang digunakan
Abu> H}ani>fah adalah Al-Quran, Sunnah dan Ijtihad dalam pengertian
luas. Artinya jika nash Al-Quran dan Sunnah secara jelas- jelas menunjukkan
25 Ensiklopedi Islam, 95.
26 Munim A. Sirry, Sejarah Fiqih Islam Sebuah Pengantar (Surabaya: Risalah
Gusti, Cet.2, 2006. Hal. 87
12
pada suatu hukum, maka hukum itu disebut diambil dari Al-Quran dan
As-Sunnah. Tetapi bila nash tadi menunjukkan secara tidak langsung atau
hanya memberikan kaidah- kaidah dasar berupa tujuan-tujuan moral, illat dan
lain sebagainya, maka pengambilan hukum disebut melalui qiyas. Semua
imam sepakat tentang keharusan merujuk pada Al- Quran dan As-Sunnah. Yang
membedakan dasar-dasar pemikiran Abu> H}ani>fah dengan imam-imam
yang lain sebenarnya terletak pada kebenarannya menyelami suatu hukum,
mencari tujuan-tujuan moral dan kemaslahatan yang menjadi sasaran utama
disyariatkannya suatu hukum. Termasuk dalam hal ini adalah penggunaan
teori qiyas, istihsan, urf adat-kebiasaan), teori kemaslahatan dan lainnya.
Perbedaan
lebih
tajam
lagi
adalah
menggunakan teori-teori tadi dan sangat ketat dalam penerimaan hadith ahad.
Tidak seperti imam yang lain, Abu> H}ani>fah sering menafsirkan suatu nash
dan membatasi konteks aplikasinya dalam kerangka illat, hikmah dan tujuantujuan moral dan bentuk kemaslahatan yang dipahaminya. 27
Perlu ditambahkan bahwa betapapun Abu> H}ani>fah terkenal dengan
madhhab rasionalis yang menyelami di balik arti dan illat suatu hukum serta
sering mempergunakan qiyas, akan tetap itu tidak berarti ia telah mengabaikan
nash-nash Al-Quran dan Sunnah atau meninggalkan ketentuan hadith dan
atsar. Tidak ada riwayat sahih yang
Bahkan jika ia
dan
14
al-Quran
tersebut,
seperti
dalam
masalah
mafhum
15
7. Urf, dalam masalah ini Abu> H}ani>fah juga termasuk orang yang banyak
memakai urf dalam masalah-masalah furu Fiqh, terutama dalam masalah
sumpah (yamin), lafaz talak, pembebasan budak, akad dan syarat.29
DAFTAR PUSTAKA
16
Mun`im al-H}afni, `Abdul. Maus}u`ah al-H}arakat wa Madhahib alIsla>miyyah fi al-`Alam, Terj. Muhtarom. Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu,
2006.
17