HUKUM ISLAM
Makalah
Dipersentasekan dalam Forum Seminar Kelas pada Mata Kuliah
Hukum Islam Kontemporer Konsentrasi Hukum Islam
Program Doktor (S3) Pascasarjana
UIN Alauddin Makassar
Oleh:
1. Jurair Tahir
2. Ali Imron
: 80100315
: 055
80100315
059
Dosen Pemandu:
Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing HT, MS
Dr. H. KasjimSalenda, SH, M.Th.I
PASCASARJANA
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberadaan teknologi modern pada hakekatnya bersifat netral
dalam
arti,
bahwa
teknologi
modern
dapat
bernilai
positif
harkat
sebaliknya
martabat
teknologi
manusia
modern
dan
dapat
kemanusiaan.
bernilai
Namun
negatif
jika
yang
terkadang
berperilaku
menyimpang
oleh
menunjukkan,
bahwa
ada
orang-orang
yang
pemanfaatan
operasi
perubahan
dan
fatwa
MUI
tersebut
dalam
kehidupan
sosial
II
PEMBAHASAN
A. Waria dan Problematikanya
Waria dapat dimasukkan dalam kelompok transeksual, yaitu
kaum homo yang mengubah bentuk tubuhnya dapat menjadi
serupa dengan lawan jenisnya. Jika yang laki-laki mengubah
dadanya dengan operasi plastik atau penyuntikan diri dengan
hormon seks, dan membuang penis serta testisnya dan membentuk
lubang vagina. Sebagian besar transeksual adalah laki-laki yang
mengenali dirinya sebagai wanita, yang biasanya timbul pada masa
kanak-kanak
dan
melihat
alat
kelamin
dan
penampakan
oleh
faktor
biologis
yang
dipengaruhi
oleh
menurut
Kartini
Kartono,
sebab-sebab
mengundang
dibandingkan
dengan
resiko
pelacuran
cukup
tinggi.
Bahkan
wanita,
kejangkitan
jika
penyakit
manusia
dilahirkan
dengan
berbagai
kelebihan
dan
kelamin
juga
dilakukan
berkaitan
erat
dengan
10
motif
bawaan,
operasi
kelamin
dilakukan
untuk
11
operasi
kelamin
yang
dilakukan
terhadap
12
dengan
mengangkat
penisnya
untuk
mempertegas
dan
2)
Penyempurnaan
alat
kelamin
(memperjelas
kelamin
terbagi
dua,
yakni:
1)
Operasi
kelamin
untuk
13
14
tuna
organisasi
waria
susila.
yang
Mereka
muncul
tergabung
dari
14
dalam
provinsi
sebuah
bernama
meminta
kepada
Ditjen
Bina
Rehabilitasi
Sosial
15
melaknat
laki-laki
yang
berpenampilan
perempuan
dan
.
:
Artinya:
Nabi saw. melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan
wanita yang meyerupai laki-laki, dan beliau berkata:
keluarkan mereka dari rumah-rumah kalian dan beliau telah
mengeluarkan fulan dari rumahnya dan Umar mengeluarkan
fulan. (HR Al-Bukha>ri>)
Hadis ini mengandung makna, bahwa lelaki yang berperilaku
wanita dan wanita berperilaku lelaki hukumnya adalah haram, dan
dilarang oleh agama Islam.16 Dengan demikian keberadaan waria
pada hakekatnya mengingkari kodratnya sendiri, dan waria itu
sendiri lebih disebabkan oleh kelainan jiwa dan bukan sebagai
kodrat. Artinya, waria bisa diubah perangainya sebagai laki-laki, dan
bukan dioperasi.
2. Konsep Fatwa MUI tentang
Penyempurnaan Kelamin
Operasi
Perubahan
dan
16
Majelis
Ulama
Indonesia
jenis
kelamin
laki-laki
menjadi
perempuan
atau
yang
kelaminnya
diganti
kedudukan
hukum
jenis
17
disempurnakan
kelaki-lakiannya.
Demikian
pula
memiliki
perempuan
yang
penis
dilengkapi
bagi
laki-laki
dengan
atau
rahim
vagina
dan
bagi
ovarium
kelaminnya
menjalani
operasi
perubahan
kelamin
Terjemahnya:
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
18
ini
mengandung
prinsip equality
Allah
before
God
Maha
and
dan
sebagainya,
melainkan
karena
ketakwaannya
kepada Allah swt. Sebab itu, jenis kelamin yang normal yang
dianugerahkan kepada seseorang harus disyukuri dengan cara
menerima
kodratnya
dan
menjalankan
semua
kewajibannya
.
Terjemahnya:
Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan
membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan
menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang
20Departemen Agama RI., al-Quran dan Terjemahnya (Madi>nah alMunawwarah: Yayasan Penyelenggara Penterjemah al-Quran, Mujamma
Kha>dim al-H{aramai>n al-Syari>fai>n, al-Malik Fahd li T{iba>ah alMus}h}af al-Syari>f, 1418 H), h. 847.
21Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, h. 170-171.
19
akan
ke-Esaan
Tuhan
lalu
benar-benar
mereka
20
cara-cara
apa
pun
termasuk
operasi
plastik 24
dan
operasi
perubahan kelamin.
Selaras
dengan
uraian
di
atas,
Yu>suf
Al-Qard}a>wi>
yang
istikamah
ingin
menjadi
mengeluarkan
perbuatan
manusia
dari
penyelewengan.
perbuatan
Allah
telah
mengingatkan manusia terhadap ajakan setan dalam QS alNisa>/4: 119 di atas.25 Karena itulah operasi perubahan kelamin
laki-laki menjadi perempuan atau sebaliknya dalam Islam haram
hukumnya.
Bahkan sebagian ulama mendasarkan keharaman semua jenis
operasi tanpa tujuan dengan mengacu kepada QS al-Nisa>/4: 119
tersebut.
Berdasarkan
, mereka
petikan
kalimat
21
manusia
mengubah
ciptaan-Nya,
.
Terjemahnya:
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
(Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah
Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui.27
M. Quraish Shihab mengemukakan, bahwa hampir semua
ulama tafsir yang terdahulu dan masa kini memahami ayat 30 surat
al-Ru>m sebagai larangan mengubah atau tidak mungkinnya
terjadi perubahan atas fitrah keagamaan manusia. Karena itu
26Abdul Jalil, dkk., Fiqhi Rakyat Pertautan Fiqhi Dengan Kekuasaan, h.
164.
27Departemen Agama RI., al-Quran dan Terjemahnya, h. 645.
22
28M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian AlQuran, Volume 2, h. 592.
29Muh}ammad Fua>d Abd al-Ba>qi>, al-Lulu wa al-Marja>n, terj.
Salim Bahreisy, al-Lulu wal Marjan: Himpunan Hadits Shahih Disepakati
oleh Bukhari dan Muslim, Jilid 2 (Cet. II; Surabaya: PT Bina Ilmu, 1982 M),
h. 809.
23
tetapi
karena
lingkungan
ia
menderita
kelainan
yang
bersifat
perbaikan
atau
penyempurnaan
dan
mani,
baik
penyempurnaan atau
penis
maupun
perbaikan
vagina,
kelamin
maka
tersebut
operasi
dibolehkan,
24
25
bahwa
fatwa
operasi
MUI
yang
penyempurnaan
:
.
: .
32
.(
) .
31Yu>suf Al-Qard}a>wi>, Hady al-Isla>m Fata>wa Mua>s}irah, terj.
Abdul Hayyie Al-Kattani dkk., Fatwa-Fatwa Kontemporer, Jilid 3, h. 465.
32Yu>suf Al-Qard}a>wi>, Hady al-Isla>m Fata>wa Mua>s}irah, terj.
Abdul Hayyie Al-Kattani dkk., Fatwa-Fatwa Kontemporer, Jilid 3, h. 465.
26
Artinya:
Usa>mah bin Syari>k berkata: Seorang Arab Badui berkata
kepada Rasulullah saw.: Wahai Rasulullah, apakah kami perlu
berobat? Rasulullah menjawab: Benar. Wahai hamba-hamba
Allah berobatlah, sesungguhnya Allah tidak menurunkan
penyakit kecuali telah menurunkan obatnya, kecuali satu
penyakit. Para sahabat bertanya: Penyakit apa itu wahai
Rasulullah? Rasulullah menjawab: Penyakit ketuaan. (HR AlTurmiz\i>)
Alat kelamin yang tidak normal pada hakekatnya merupakan
suatu penyakit. Dalam hal ini, yang bersangkutan bisa mengalami
kelainan
psikis
mengasingkan
dan
diri
sosial,
dari
sehingga
kehidupan
dapat
masyarakat
tersisih
normal
dan
serta
yang
lahir
tidak
normal
jenis/organ
kelaminnya
dan
memperlakukannya
sosial,
secara
akibat
wajar,
masyarakat
yang
pada
yang
tidak
gilirannya
bisa
27
kondisi
kesehatan
fisik
dan
psikis
atau
penis
dan
vagina,
sedangkan
pada
bagian
dalam
28
operasi
perbaikan
atau
penyempurnaan
Probolinggo
Timur.35
Jawa
Dengan
demikian,
operasi
bagi
yang
menjalani
operasi
kelamin
maupun
normal
dan
sempurna
sebagai
laki-laki,
namun
29
kelainan
psikologis
sehingga
berpenampilan
sebagai
wanita,
disosialisasikan
dalam
kehidupan
masyarakat.
Buktinya,
30
memudahkan
yang
bersangkutan
melakukan
perbuatan
31
penyempurnaan
atau
perbaikan
kelamin
dalam
(khuns\a>)
yang
menjalani
operasi
penyempurnaan/perbaikan kelamin
Banci (khuns\a>) yang menjalani operasi penyempurnaan
atau perbaikan kelamin berakibat pada berubahnya jenis kelamin
serta kedudukannya sebagai subyek hukum. Karena itu setelah
seorang banci menjalani operasi perbaikan/penyempurna-an jenis
atau organ kelaminnya, maka seharusnya ia segera mengajukan
permohonan kepada lembaga peradilan untuk melegitimasi status
jenis kelaminnya yang baru untuk menghindari konflik yang
mungkin terjadi dalam perkawinan dan kewarisan.
Sebagai konsekuensi dibolehkannya seorang waria atau banci
alami menjalani operasi perbaikan atau penyempurnaan jenis
kelaminnya,
maka
ia
boleh
melakukan
perkawinan
dengan
32
Perubahan
status
hukum
dari
waria
menjadi
laki-laki
atau
39
Artinya:
Aku (Nabi) diperintahkan memutuskan hukum berdasarkan
fakta yang tampak, sedangkan Allah yang mengetahui segala
yang rahasia.
Perlu dikemukakan, bahwa di kalangan fukaha, banci yang
dalam istilah fikih disebut khuns\a>, dirumuskan sebagai orang
yang mempunyai organ kelamin ganda yang berbeda yaitu pria dan
wanita, atau tidak memilki kelamin sama sekali (tidak jelas
indentitas jenis kelaminnya).40 Jika banci itu memiliki indikasi39Ah}mad bin H{anbal, Musnad Ah}mad bin H{anbal, Juz 3 (Bairu>t:
Da>r al-Fikr, t.th.), h. 109.
40H{usei>n Muh}ammad Makhlu>f, al-Mawa>ris\ fi al-Syari>ah alIsla>miyyah (Mes}r: Da>r al-Kita>b al-Arabi>, 1954 M), h. 154.
33
melakukan
perkawinan
dan
penyerahan
wali
dalam
34
dalam
implementasinya.
Salah
satu
problem
yang
rumah
tangga
mendapatkan
tersebut
keturunan,
erat
kaitannya
padahal
hampir
dengan
semua
Sehingga
kebahagiaan
dalam
rumah
tangga
.
Terjemahnya:
41Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, h. 174.
35
dengan
mempertahankan
pasangannya
eksistensi
apalagi
jenisnya.
masing-masing
Dari
sini
mau
Allah swt.
memuncak
dan
mendesak
pemenuhannya.
Melalui
36
Tejemahnya:
Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri
dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak anak
dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik.
Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan
mengingkari ni`mat Allah?44
Melalui perkawinan akan dilahirkan anak cucu yang sah
secara biologis dan hukum sehingga diharapkan akan memberikan
kontribusi positif dalam pembangunan keluarga dan masyarakat
yang beradab. Namun demikian tujuan ideal perkawinan tersebut
sulit diwujudkan, karena suami atau isteri yang menjalani operasi
perubahan kelamin tidak dapat memberikan keturunan, bahkan
tidak dapat pula memenuhi kebutuhan biologis pasangannya secara
normal. Sebab pemenuhan kebutuhan biologis suami isteri secara
normal merupakan dambaan setiap pasangan suami isteri. Perkawinan tanpa hubungan biologis suami isteri yang normal akan
44Departemen Agama RI., al-Quran dan Terjemahnya, h. 412.
37
demikian
operasi
perubahan
kelamin
dalam
operasi
perubahan
kelamin,
maka
secara
hukum
38
dengan
operasi
penyempurnaan
kelamin
yang
warisan.
penyempurnaan
Begitu
pula
kelamin
ia
sebaliknya,
menjadi
jika
setelah
perempuan
operasi
maka
ia
menimbulkan
anak
keturunan
yang
tidak
sah
dalam
masyarakat.
Jelasnya,
jika
ada
banci
yang
menjalani
operasi
39
garis
keturunan
orang
tua
laki-laki
(patrilineal
dan
40
dilarang
melakukan
salat
dan
berpuasa
serta
mengkada
puasanya.45
Dengan
demikian
banci
yang
menjalani
operasi
E. Eksistensi LGBT
45Abdul Azis Dahlan, et al., Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid 3, h. 935.
41
ini,
studi-studi
akademis
mengenai
fenomena
42
43
benar seorang wanita. Pada umumnya, cinta seorang lesbianisme itu sangat mendalam dan lebih hebat dari pada cinta heteroseksual. Meskipun pada relasi lesbian, tidak
didapatkan kepuasan seksual yang wajar. Cinta lesbian juga biasanya lebih hebat
daripada cinta homo seksual diantar kaum pria.
Di Indonesia, lesbianisme rupanya berkembang cukup pesat dalam wilayah
sosial kemasyarakatan. Kalau dulu, sebisa mungkin menyembunyikan jati dirinya, tapi saat ini mereka berhimpun dalam wadah atau organisasi yang semua orang bisa
mengetahuinya.Lihat saja group-group lesbian yang bertebaran di facebook maupun
situs-situs dewasa lainnya.48
b. Gay
Gay adalah sebuah istilah yang umumnya digunakan untuk merujuk orang homo seksual atau sifat-sifat homo seksual. Istilah ini awalnya digunakan untuk mengungkapkan perasaan bebas; tidak terikat; bahagia; atau cerah dan menyolok. Kata
ini mulai digunakan untuk menyebut homo seksualitas mungkin semenjak akhir abad
ke-19 M, tetapi menjadi lebih umum pada abad ke-20. Dalam bahasa Inggris modern,
gay digunakan sebagai kata sifat dan kata benda, merujuk pada orang-orang terutama
pria gay dan aktivitasnya, serta budaya yang diasosiasikan dengan homo seksualitas.
49
44
Pada akhir abad ke-20, istilah gay telah direkomendasikan oleh kelompokkelompok besar LGBT dan paduan gaya penulisan untuk menggambarkan orangorang yang tertarik dengan orang lain yang berkelamin sama dengannya. Pada waktu
yang hampir bersamaan, penggunaan menurut istilah barunya dan penggunaannya
secara peyoratif menjadi umum pada beberapa bagian dunia. Di Anglosfer, konotasi
ini digunakan kaum muda untuk menyebut sampah atau bodoh (misalnya pada
kalimat: Hal tersebut sangat gay). Dalam konteks ini, kata gay tidak memiliki arti
homo seksual sehingga bisa digunakan untuk merujuk benda tak bergerak atau konsepsi abstrak yang tidak disukai. Dalam konteks yang sama, kata gay juga digunakan untuk merujuk kelemahan atau ketidak jantanan. Namun, saat digunakan dalam
konteks ini, apakah istilah gay masih memiliki konotasi terhadap homo seksualitas,
masih diperdebatkan dan dikritik dengan kasar
Kata gay sampai di Inggris pada abad ke-12 M dari bahasa Perancis kuno gai,
yang dipastikan berasal dari sumber Jerman. Hampir sepanjang keberadaannya dalam
bahasa Inggris, kata gay diartikan sebagai gembira; bebas; tidak terikat; cerah dan
menyolok. Kata gay sangat umum digunakan menurut pengertian di atas dalam berbagai percakapan dan literatur.Misalnya, masa optimisme pada tahun 1980-an masih
sering dijuluki sebagai Gay Nineties. Judul balet Perancis tahun 1938, Gat
Parisienne (Parisian Gaiety; Keriangan penduduk Paris) yang menjadi film Warner
Bros. tahun 1941 dengan judul The Gay Parisian, juga mengilustrasikan konotasi tersebut. Barulah pada abad ke-20, kata tersebut mulai digunakan secara spesifik untuk
pengertian homo seksual, meskipun sebelumnya sudah memiliki konotasi seksual.50
50Choi Arafat, Bahaya LGBT,
https://independent.academia.edu/ChoiArafat. (Diakses pada 12/04/2016),
h. 8.
45
c. Biseksualitas
Biseksualitas merupakan ketertarikan romantis, ketertarikan seksual, atau
kebiasaan seksual kepada pria maupun wanita. Istilah ini umumnya digunakan dalam
konteks ketertarikan manusia untuk menunjukkan perasaan romantis atau seksual
kepada pria maupun wanita sekaligus. Istilah ini juga didefinisikan sebagai meliputi
ketertarikan romantis atau seksual pada semua jenis identitas gender atau pada
seseorang tanpa mempedulikan jenis kelamin atau gender biologis orang tersebut,
yang terkadang disebut panseksualitas.51
Biseksualitas adalah salah satu dari tiga klasifikasi utama orientasi seksual,
bersama dengan heteroseksualitas dan homoseksualitas, yang masing-masing merupakan bagian dari rangkaian kesatuan hetero seksual-homo seksual. Suatu identitas
biseksual tidak harus memiliki ketertarikan seksual yang sama besar pada kedua jenis
kelamin. Biasanya orang-orang yang memiliki ketertarikan pada kedua jenis kelamin
tetapi memiliki tingkat ketertarikan yang berbeda juga mengidentifikasikan diri
mereka sebagai biseksual. Biseksualitas umumnya dikontraskan dengan homo seksualitas, hetero seksualitas, dan aseksualitas.
Biseksualitas telah teramati terdapat dalam berbagai golongan masyarakat
manusia dan juga pada kelompok hewan di sepanjang sejarah tertulis. Istilah biseksualitas, sebagaimana hetero dan homo seksualitas diciptakan pada abad ke-19 M.
Biseksualitas merupakan ketertariksan romantis atau seksual pada pria dan wanita.
American Psychological Association menegaskan bahwa orientasi seksual
merupakan suatu kontinum (rangkaian kesatuan). Dengan kata lain, seseorang tidak
51Choi Arafat, Bahaya LGBT,
https://independent.academia.edu/ChoiArafat. (Diakses pada 12/04/2016),
h. 9.
46
pasti benar-benar hetero seksual atau homo seksual, tetapi bisa merasakan keduanya
dengan taraf yang bervariasi. Orientasi seksual berkembang sepanjang masa hidup seseorang, orang-orang yang berbeda menyadari apakah mereka heterso seksual, biseksual, atau homo seksual pada titik-titik berbeda dalam hidup mereka.52
Krafft-Ebing adalah salah seorang seksologis Jerman menyebut biseksual
dengan sebutan psychosexual hermaphroditism yaitu eksistensi dua seks biologis
dalam satu spesies atau kejadian yang merupakan kebetulan dari karakteristik pria
dan wanita dalam satu tubuh (Bowie dalam Storr, 1999). Ellis kemudian meninggalkan istilah psychosexual hermaphroditism dan memperluas makna dari biseksual
sebagai hasrat seksual untuk pria maupun wanita yang dialami oleh individu (dalam
Storr, 1999).53
Menurut Freud (1905), biseksual merupakan kombinasi dari maskulinitas dan
feminitas, sedangkan menurut Stekel (1920) dan Klein (1978), biseksual bukanlah
merupakan kombinasi dari maskulinitas dan femininitas melainkan heteroseksualitas
dan homoseksualitas (dalam Storr, 1999).54
47
Dalam pengertian umumnya, biseksual adalah orientasi seksual yang mempunyai ciri-ciri berupa ketertarikan estetis, cinta romantis, dan hasrat seksual kepada
pria dan wanita. Menurut Masters (1992), biseksual adalah istilah untuk orang yang
tertarik secara seksual baik itu terhadap laki-laki maupun perempuan. Biseksual juga
didefinisikan sebagai orang yang memiliki ketertarikan secara psikologis, emosional
dan seksual kepada laki-laki dan perempuan (Robin & Hammer, 2000 dalam Matlin,
2004).55
d. Transgender
Transgender menurut Yash (2003) adalah kata yang digunakan untuk mendeskripsikan bagi orang yang melakukan, merasa, berfikir atau terlihat berbeda dari jenis
kelamin yang telah ditetapkan sejak lahir. Transgender tidak mengacu pada bentuk
spesifik apa pun ataupun orientasi seksual orangnya. Seorang transgender dapat saja
mengidentifikasikan dirinya sebagai seorang heteroseksual, homoseksual, atau biseksual.56
Menurut Yash (2003) Transeksualisme adalah salah satu bentuk Gender
Dysphoria (kebingunan gender). Gender Dysphoria adalah sebuah term general bagi
mereka yang mengalami kebingungan atau ketidak nyamanan tentang gender kelahiran mereka. Mereka yang merasakan ketidak nyamanan dengan gender kelaminya,
akan melakukan operasi pergantian kelamin atau yang disebut dengan transgender.
55Choi Arafat, Bahaya LGBT,
https://independent.academia.edu/ChoiArafat. (Diakses pada 12/04/2016),
h. 10.
56Choi Arafat, Bahaya LGBT,
https://independent.academia.edu/ChoiArafat. (Diakses pada 12/04/2016),
h. 11.
48
Namun langkah mereka tidak hanya sampai disitu, setelah melakukan sebuah operasi
pergantian kelamin maka selanjutnya dilakukan sebuah pergantian identitas. Mereka
yang berani melakukan transgender atau operasi penggantian kelamin, bukanlah termasuk pada kategori penyuka sesama jenis (homo seksual/lesbian) tetapi karena memiliki kelainan pada orientasi seksualnya atau merasa terjebak pada jenis kelaminnya
tersebut. Salah satu penyebab transgender adalah 2 pengaruh hormonal yang membentuk karakteristik kelamin manusia, dan ini bukanlah merupakan penyakit mental.57
Meski seorang transgender masih dipandang sebelah mata, dianggap tabu dan
mengundang kontroversi, namun beberapa di antara mereka berhasil diakui keberadaannya dengan segudang prestasi yang berhasil mereka raih, mulai dari dunia hiburan
sampai ke ajang kecantikan dunia.
Banyak fenomena yang terjadi sekarang ini bisa di cermati sebagai contoh
nyata mengapa seseorang memilih untuk menjadi seorang waria, gay, lesbian, atau
mungkin transgender/transeksual. Salah satunya karena memang di dalam jiwa seorang lelaki terdapat sifat lemah lembut seperti layaknya perempuan dan dia berniat
untuk menjadi seorang yang berkelakuan menyimpang dari identitas aslinya hanya
untuk menunjukan siapa dia sebenarnya. Alasan lain bisa karena kejadian masalalu
dalam keluarga dimana seorang ayah menelantarkan anak lelaki dan istrinya, hingga
pada akhirnya anak lelaki tersebut menjadi begitu membenci sosok laki-laki.
Transgender adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan orang yang
melakukan, merasa, berpikir atau terlihat berbeda dari jenis kelamin yang ditetapkan
saat mereka lahir. Transgender tidak menunjukkan bentuk spesifik apa pun dari orien57Choi Arafat, Bahaya LGBT,
https://independent.academia.edu/ChoiArafat. (Diakses pada 12/04/2016),
h. 11-12.
49
tasi seksual orangnya. Orang-orang transgender dapat saja mengidentifikasikan dirinya sebagai heteroseksual, homoseksual, biseksual, panseksual, poliseksual, atau
aseksual.
Pada hakikatnya, masalah kebingungan jenis kelamin atau yang lazim disebut
juga sebagai gejala transseksualisme ataupun transgender merupakan suatu gejala
ketidakpuasan seseorang karena merasa tidak adanya kecocokan antara bentuk fisik
dan kelamin dengan kejiwaan, ataupun adanya ketidak puasan dengan alat kelamin
yang dimilikinya. Ekspresinya bisa dalam bentuk dandanan, make up, gaya dan tingkah laku, bahkan sampai kepada operasi penggantian kelamin (Sex Reassignment
Surgery).58
2. Tinjauan
hukum
terhadap
Lesbian,
Gay,
Biseksual
dan
Transgender
Ada empat masalah berbeda menyangkut LGBT dan semuanya memerlukan
pembahasan tersendiri dari sisi pelakunya menurut hukum Islam. Berikut penjelasan
pelaku masing-masing LGBT dari sudut hukum Islam.
a. Hukum Lesbian, Gay dan Biseksual dalam Islam
Terkait hukum pelaku Lesbi dan Homoseksual dan termasuk Biseksual
maka Syekh Nawawi> Al-Bantani> dalam karyanya Niha>yah al-Zai>n fi
Irsya>d al-Mubtadii>n menyebutkan bahwa hubungan seksual sesama lelaki
(liwa>t}) dan perempuan (sih}a>q) adalah haram dan dosa besar. Pelaku
liwa>t} dikenakan sanksi sama seperti sanksi zina, yaitu dirajam bagi yang
Muh}sa}n dan dicambuk bagi yang Gair Muh}s}an, sedangkan objek/58Choi Arafat, Bahaya LGBT,
https://independent.academia.edu/ChoiArafat. (Diakses pada 12/04/2016),
h. 12-13.
50
penederitanya dicambuk dan diasingkan, namun sanksi bagi pelaku sih}a>q hanya
dikenakan sanksi takzir. Pendapat tersebut berbeda dengan pendapat Qa>d}i>
Abu> al-T{ayyib yang menyatakan bahwa perbuatan sih}a>q serupa dengan
perbuatan zina, sehingga sanksinya juga harus disamakan, hal itu sesuai dengan hadis
Rasulullah saw.,
:
(
)
59
Artinya:
Diriwayatkan dari Abu> Mu>sa> r.a., ia berkata bahwa Rasulullah saw.
bersabda: Bila seorang lelaki melakukan seksual dengan sejenisnya maka
keduanya telah berzina, begitu pula jiak perempuan melakukan seksual
dengan sejenisnya maka keduanya telah berzina.60
Imam Al-Nawa>wi> dalam kitabnya Raud}ah al-T{a>libi>n wa
Umdah al-Muftiyyi>n menyebutkan, bahwa sanksi lesbian tidak sampai pada
batas hudud level sanksi terberat dalam hukum Islam seperti rajam. Mereka hanya
dikenakan hukuman takzir, yaitu suatu tingkat sanksi di bawah hudud.61 Pendapat
yang sama juga dipertegas oleh Syekh Ibnu H{ajar Al-Haitami> dalam kitabnya
59Abu>> Bakar Ah}mad bin al-H}usei>n bin Ali> Al-Baihaqi>, al-Sunan
al-Kubra> , Jilid 8, No. Hdis 17033 )Cet. III; Bairu>t: Da>r al-Kutub
al-Ilmiyyah, 2003 M/1424 H), h. 406.
60Muh}ammad Nawa>wi> Al-Bantani>, Niha>yah al-Zai>n fi Irsya>d alMubtadii>n (al-Maarif, Bandung, t.th.), h. 349.
61Abu> Zakariyya> Muh}yi al-Di>n Yah}ya> bin Syaraf Al-Nawa>wi>,
Raud}ah al-T{a>libi>n wa Umdah al-Muftiyyi>n, Juz 8 (Bairu>t: Da>r alFikr, 2005 M/1425-1426 H), h. 415.
51
Tuh}fah al-Muh}ta>j yang kemudian diuraikan lebih jauh oleh Ibnu Qa>sim
Al-Abba>di> bahwa sanksi bagi pelaku lesbian adalah takzir.62
Berdasarkan sejumlah keterangan di atas, maka dapat dipahami bahwa hubungan seksual lesbian adalah haram dan dosa besar yang memiliki konsekuensi hukum
di dunia. Pelakunya dikenakan sanksi takzir yang diijtihadkan oleh pemerintah dalam
konteks Indonesia melalui perundang-undangan yang berlaku.
Perihal perkawinan sejenis seperti pernikahan sesama lesbian, jelas tidak
dibenarkan karena tidak memenuhi syarat pernikahan. Hukum positif tidak boleh
melegalkan pernikahan mereka. Pemerintah baik eksekutif maupun legislatif akan
berlaku zalim bila melakukan legalisasi perbuatan keji dan dosa besar. Hal itu telah
dikemukakan oleh Imam Al-Nawawi> secara eksplisit dalam kitabnya Raud}ah
al-T{a>libi>n wa Umdah al-Muftiyyi>n.63
Tidak ada agama yang melegalkan hubungan sesama jenis, karena jelas mudaratnya. Demikian pula dengan hukum positif juga melarangnya yang termuat dalam
UU. Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Pasal 1 menyatakan bahwa Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami
isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
52
Undang-Undang tersebut membatasi Undang-Undang tentang Ham yang termuat dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 J yang menyatakan
sebagai berikut:
1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud sematamata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan
orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.
Dalam konstitusi Indonesia memandang HAM memiliki batasan, di mana batasannya adalah tidak boleh bertentangan dengan moral, nilai-nilai agama, keamanan
dan ketertiban umum. Indonesia memang bukan Negara yang berdasarkan Agama namun Pancasila jelas menyatakan dalam sila pertamanya Ketuhanan Yang Maha Esa
sehingga nilai-nilai agama menjadi penjaga sendi-sendi konstitusi dalam mewujudkan
kehidupan demokratis bangsa Indonesia.
Adapun orientasi seksual adalah masalah medis yang bisa dikonsultasikan kepada para psikiater, medisin, atau pengobatan alternatif. Masalah orientasi sejenis ini
masuk dalam ruang lingkup medis yang memiliki metode sendiri dalam menanganinya. Kendati demikian, masyarakat tidak boleh mengucilkan mereka secara sosial.
Mereka justru membutuhkan dukungan masyarakat dalam mengatasi problem medis
yang tengah mereka hadapi.
b. Tinjauan hukum terhadap Transgender
53
Transgender
yang
tidak
berdasar
pada
tujuan
medis
Terjemahnya:
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.64
Ayat
ini
mengandung
prinsip equality
before
God
and
dan
sebagainya,
melainkan
karena
ketakwaannya
kepada Allah swt. Sebab itu, jenis kelamin yang normal yang
dianugerahkan kepada seseorang harus disyukuri dengan cara
menerima
kodratnya
dan
menjalankan
semua
kewajibannya
54
.
Terjemahnya:
Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan
membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan
menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang
ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan
aku suruh mereka (merobah ciptaan Allah), lalu benar-benar
mereka merobahnya". Barangsiapa yang menjadikan syaitan
menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia
menderita kerugian yang nyata.66
3) Firman Allah dalam QS al-Ru>m/30: 30.
.
Terjemahnya:
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
(Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah
65Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, h. 170-171.
66Departemen Agama RI., al-Quran dan Terjemahnya, h. 141.
55
56
57
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Menurut fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), bahwa waria
adalah laki-laki yang berperilaku perempuan dan berbeda
dengan banci (khuns\a>), yaitu orang yang memiliki kelamin
ganda atau tidak memiliki alat kelamin. Di samping itu
menurut MUI, bahwa operasi perubahan kelamin yang dijalani
waria haram hukumnya sedangkan operasi penyempurnaan
kelamin
yang
dijalani
oleh
banci
(khuns\a>)
adalah
dan
penyempurnaan
kelamin
berimplikasi
laki-laki
maupun
perempuan.
Sedangkan
banci
58
(khuns\a>)
yang
menjalani
operasi
penyempurnaan
atau
dengan
orang
beda
jenis
kelamin
dengannya
yang
menjalani
operasi
penyempurnaan
atau
(khuns\a>)
yang
menjalani
operasi
penyempurnaan
yang
menjalani
operasi
perubahan
kelamin
dalam
Sedangkan
banci
yang
menjalani
operasi
penyempurnaan atau perbaikan kelamin dalam beribadah disesuaikan dengan jenis kelamin setelah operasi baik sebagai lakilaki maupun perempuan. Jadi, operasi penyempurnaan kelamin
dalam implementasinya memberikan kedudukan hukum yang
59
60
DAFTAR PUSTAKA
Abd al-Ba>qi>, Muh}ammad Fua>d. Al-Lulu wa al-Marja>n. Terj.
Salim Bahreisy, al-Lulu wal Marjan: Himpunan Hadits Shahih
Disepakati oleh Bukhari dan Muslim. Cet. II; Surabaya: PT Bina
Ilmu, 1982 M.
Abdul Jalil, dkk. Fiqhi Rakyat Pertautan Fiqhi Dengan Kekuasaan.
Cet. I; Yogyakarta: LKiS, 2002 M.
Al-Baihaqi>, Abu>> Bakar Ah}mad bin al-H}usei>n bin Ali>. AlSunan al-Kubra>. Cet. III; Bairu>t: Da>r al-Kutub al-Ilmiyyah,
2003 M/1424 H.
Al-Bantani>, Muh}ammad Nawa>wi>. Niha>yah al-Zai>n
Irsya>d al-Mubtadii>n. Al-Maarif, Bandung, t.th.
fi
61