Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ANA ROSDIANA

NIM : 031286351
UPBJJ : JAKARTA

1. Jelaskan perbedaan antara seks dengan gender.


2. Hingga saat ini, di Indonesia perempuan masih mengalami persoalan terutama dalam
keikutsertaan di bidang politik walau sudah diterapkan affirmative action. Jelaskan
kendala dan permasalahan yang dialami perempuan yang hendak turut aktif berpolitik
terutama di parlemen.
3. Munculnya persoalan lingkungan merupakan sebuah permasalahan yang akan terus
dialami oleh manusia. Dalam memandang penyebab terjadinya masalah lingkungan
hidup ini, terdapat aliran Neo-Malthus yang memandang melimpahnya penduduk
sebagai penyebab persoalan lingkungan. Menurut pendapatmu, apakah perkembangan
teknologi yang terjadi saat ini bisa mematahkan teori yang dicetuskan Thomas Robert
Malthus ini?

JAWABAN
1. Seks (jenis kelamin) merupakan pembagian dua jenis kelamin manusia yang
dibedakan berdasarkan biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Menurut
Manssour Fakih, manusia berjenis kelamin laki-laki adalah manusia yang memiliki
sifat seperti manusia yang memiliki penis, memiliki jakala (kalamenjing), dan
memproduksi sperma. Sedangkan kaum perempuan memiliki alat reproduksi seperti
Rahim dan saluran untuk melahirkan, sel telur, memiliki alat vagina dan mempunyai
alat menyusui (1994:8). Artinya, alat-alat tersebut sepanjang kehidupan manusia akan
terus melekat pada manusia berjenis kelamin baik laki-laki maupun pada jenis
kelamin perempuan, alat-alat ini tidak dapat diubah dan dipertukarkan karena ini
merupakan ketentuan biologi yang merupakan ketentuan Tuhan atau kodrat.
Pengertian gender menurut Jary misalnya, dalam Dictionary of Sociology
(1991:254)
Ada dua pengertian. Pertama, bahwa kata gender biasa digunakan untuk membedakan
antara laki-laki dan perempuan berdasarkan anatomi jenis kelamin. Pengertian kedua,
terutama pengertian yang digagas para sosiolog dan psikolog bahwa gender lebih
diartikan ke dalam pembagian ‘masculine’ dan ‘feminine’ melalui atribut-atribut yang
melekat secara sosial dan psikolog sosial, banyak sosiolog yang menekankan bahwa
diskursus tentang gender digunakan ketika diciptakan pembagian secara sosial dalam
masyarakat ke dalam kategori siapa yang ‘masculine’ dan siapa yang ‘feminine’.
Dengan kata lain, dalam konsep gender ini melekat sifat-sifat yang dikonstruksi
secara sosial, misalnya bila laki-laki , dianggap lebih kuat, perkasa, jantan, agresif dan
rasional sedangkan perempuan dianggap lemah, lembut, cantik , keibuan , pasif dan
emosional. Akan tetapi, dalam perjalanan waktu dan sejarah terdapat pula sifat-sifat
yang dipertukarkan , misalnya ada laki-laki yang lembut, emosional, dan keibuan atau
sebaliknya ada perempuan yang kuat, perkasa dan rasional. Namun, lepas dari
perjalanan itu semua, konstruksi sosial lah yang membedakan sifat-sifat yang melekat
pada kedua gender tersebut.
2. Menurut Ramlan Surbakti (Mohammad Asfar. 1996: 7), kendala partisipasi
perempuan dalam berpolitik bersumber pada pertama, perbedaan sosialisasi antara
perempuan dan laki-laki, karakteristik biologis dan siklus kehidupan, akses yan tidak
sama terhadap sumber daya, profesi dan keuangan , penghargaan yang rendah
terhadap pekerjaan yang secara tradisional dilakukan perempuan dan sebagainya.
Kendala lain, karena perempuan memiliki mental minor, mental yang lebih
menonjolkan aktivitas di sektor domestik yang terkandung unsur maintenance, love
work dan emotional work.
Kedua, kendala yang berkaitan dengan sosialisasi politik, perilaku politik pada
peringkat warga negara biasa dan perilaku politik perempuan pada peringkat elit
politik. Perbedaan perilaku politik perempuan dan laki-laki pada peringkat warga
negara biasa atau elit politik dijelaskan melalui perbedaan sejarah sosialisasinya yaitu
bagaimana perempuan belajar mengenai sex roles yang pantas di bidang politik.
Kendala yang berupa sosialisasi antara perempuan dan laki-laki dalam peran politik
dimulai di dalam keluarga misalnya masih ada nilai yang menggambarkan bahwa
peran dalam bidang politik cenderung lebih sesuai/pantas untuk laki-laki dari pada
perempuan.
Kendala lain adalah kurangnya dukungan partai, seperti terbatasnya dukungan dana
bagi kandidat perempuan, terbatasnya akses untuk jaringan politik dan meratanya
standar ganda. Terbukti dengan adanya keuntungan bagi perempuan dari sumber daya
untuk menyelenggarakan pemilihan padahal partai-partai telah mempunyai sumber
daya tersebut. Sebagai contoh, partai-partai tidak memberikan dukungan dana yang
memadai untuk kandidat perempuan.
3. Beberapa perspektif menjelaskan penyebab mendasar persoalan lingkungan yaitu :
perspektif pertama, yakni jumlah penduduk yang semakin padat, seperti dinyatakan
aliran Neo-Malthus yang memiliki premis-premis seperti yang diyakini Thomas
Robert Malthus yakni ramalan yang menakutkan yaitu terjadinya kelaparan di mana-
mana. Kelaparan disebabkan ketimpangan padatnya jumlah penduduk dan terbatasnya
pasokan bahan makanan.
Menurut saya pada dasarnya, apa yang dicemaskan Teori Malthus tidak terbukti.
Dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin maju banyak perubahan yang
dialami masyarakat hari ini sesungguhnya menunjukkan kelemahan-kelemahan
ramalan Malthus itu seperti : berkembangnya teknologi kontrasepsi dan teknologi
pertanian akan mampu membuat stok baru dari bahan makanan. Oleh karena itu,
dengan majunya perkembangan teknologi mampu mematahkan Teori Malthus.

Sumber:
BMP ISIP4212 MODUL 7&8 Sistem Sosial Budaya Indonesia

Anda mungkin juga menyukai