Anda di halaman 1dari 11

1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN


KONSUMEN TEH HIJAU CELUP
DI KELURAHAN KRATON KECAMATAN TEGAL BARAT
KOTA TEGAL
T. Pitaloka
Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang
ABSRAK
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2016 di Kelurahan Kraton,
Kecematan Tegal Barat. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah : 1)
mengetahui tingkat pendapatan konsumen, harga teh hijau
celup, harga barang subtitusi/pelengkap, jumlah anggota
keluarga konsumen dan selera konsumen; 2) Mengetahui tingkat
permintaan konsumen teh hijau celup; 3) Menganalisis pengaruh
tingkat pendapatan konsumen teh hijau celup, harga teh hijau
celup, harga barang subtitusi/pelengkap, jumlah anggota
keluarga konsumen dan selera konsumen terhadap permintaan
konsumen teh hijau celup. Metode yang akan digunakan untuk
pengumpulan data adalah metode survei dan metode pengambilan sampel
menggunakan stage quota sampling dengan jumlah sebanyak 60 sampel. Data
dianalisis secara diskriptif dan kuantitatif yang kemudian dianalisis dengan
analisis regresi. Tingkat pendapatan konsumen teh hijau celup, harga teh hijau
celup, harga barang subtitusi/pelengkap, jumlah anggota keluarga konsumen dan
selera konsumen diketahui melalui jawaban kuesioner responden. Tingkat
permintaan konsumen teh hijau diketahui melalui jawaban kuesioner responden
dari total konsumsi teh hijau. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk
mengetahui pengaruh beberapa variabel independen yang meliputi pendapatan
konsumen, harga teh hijau celup, harga barang subtitusi/pelengkap, jumlah
anggota keluarga konsumen dan selera konsumen terhadap variabel dependen
yaitu tingkat permintaan teh hijau celup.
Kata kunci : Faktor-faktor permintaan, permintaan teh hijau celup.
PENDAHULUAN
Teh (Camellia sinensis) adalah minuman yang dihasilkan dari pengolahan
daun pucuk muda tanaman teh. Salah satu jenis teh adalah teh hijau, merupakan
jenis teh yang tidak mengalamin fermentasi sehingga kandungan nutrisi
didalamnya tidak banyak yang hilang. Seiring berkembangnya teknologi terdapat
inovasi produk teh dalam kemasan celup. Inovasi ini semakin memudahkan

konsumen untuk mengkonsumsi teh. Teh hijau merupakan teh yang sangat
populer dan mudah dijumpai di Indonesia. Konsumen teh hijau di Indonesia
mencapai 12.980 ton pada tahun 2013 (FAO, 2014). Teh hijau merupakan
komoditas pertanian yang harganya masih relatif tidak mahal, serta manfaatnya
yang baik untuk kesehatan yaitu mencegah kanker dan teh hijau dapat dikonsumsi
oleh semua golongan masyarakat (Syah, 2006). Teh hijau celup dipilih konsumen
sebagai minuman teman makan dan bersantai karena kemasannya yang praktis.
Teh hijau menduduki peringkat ketiga sebagai minuman yang paling banyak
dikonsumsi sebesar 15% setelah air mineral dan teh hitam. Serta 10% dari 15%
total konsumen teh hijau memilih teh hijau dalam kemasan celup (SWA, 2014).
Peningkatan

jumlah

permintaan

pada

pasar

menjadi

indikator

meningkatnya jumlah konsumen teh hijau celup. Permintaan produk teh hijau
celup berkaitan erat dengan harga teh hijau celup, pendapatan konsumen, selera
konsumen, jumlah anggota keluarga konsumen, dan harga subtitusi/pelengkap teh
hijau celup. Oleh karena itu perlu dianalisis sehingga dapat diketahui faktor-faktor
tersebut mempengaruhi permintaan konsumen teh hijau celup. Pengaruh
keputusan konsumen dalam pembelian suatu produk adalah tempat produksi yang
mudah dijangkau (Tjiptono, 2006). Kecamatan Tegal Barat terdapat industri teh
hijau celup yang telah mendapatkan beberapa penghargan, antara lain sebagai
superbrand pada tahun 2011, merek teh hijau terfavorit di Indonesia pada tahun
2010 dan penghargaan emas oleh wow merek Indonesia pada tahun 2014.
Kelurahan Kraton merupakan Kelurahan terpadat di Kecamatan Tegal Barat,
dengan total penduduk 14.236 jiwa (BPS, 2016). Oleh karena itu penelitian
dilakukan di Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat.
Tujuan dari penelitian adalah : 1) mengetahui tingkat pendapatan
konsumen,

harga

teh

hijau

celup,

harga

barang

subtitusi/pelengkap, jumlah anggota keluarga konsumen dan


selera

konsumen

teh

hijau

celup;

2)

Mengetahui

tingkat

permintaan konsumen teh hijau celup; 3) Menganalisis pengaruh


tingkat pendapatan, harga teh hijau celup, harga barang
subtitusi/pelengkap,

jumlah

anggota

keluarga

dan

selera

konsumen terhadap permintaan konsumen teh hijau celup.


Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pihak yang
berkaitan dengan permintaan teh pada umumnya dan teh hijau celup pada
khususnya serta sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
Teh Hijau
Teh merupakan minuman yang berasal dari pucuk daun muda tanaman teh
(Camellia sinensis). Pucuk dau muda dikeringkan kemudian dimasak dengan air
panas. (Sahar, 2007). Salah satu jenis teh adalah teh hijau, teh hijau merupakan
teh yang tidak mengalami proses fermentasi dan sangat popular dikalangan
konsumen pada umumnya (ATI, 2015).
Teori Permintaan
Permintaan adalah banyaknya jumlah suatu barang yang diminta
konsumen pada pasar dengan tingkat harga pada periode tertentu. Hubungan
antara harga dan jumlah permintaan berbanding terbalik (Daniel, 2009). Secara
umum jumlah permintaan yang diminta oleh individu selama periode tertentu
dirumuskan sebagai berikut (Handewi, 2006) :
Q d x = f ( PX , M X , PO , T)..(1)
Keterangan :
Q dx

= Jumlah komoditas yang diminta oleh konsumen dalam

periode
tertentu.
f

= Fungsi permintaan barang oleh konsumen.


PX
MX
PO

= Harga komoditas
= Pendapatan konsumen
= Harga barang pelengkap
= Selera konsumen

Kurva permintaan menggambarkan antara harga suatu barang dan jumlah


barang yang diminta konsumen. Berikut ini gambar kurva permintaan :
Kurva Permintaan dapat dilihat pada ilustrasi 1.

P
P = Harga komoditas
Q = Jumlah barang yang diminta

Q
Ilustrasi 1. Kurva permintaan
Titik kurva permintaan akan bergerak ke kiri ketika harga barang naik sedangkan
jumlah permintaan akan turun (Huntanti, 2007). Faktor yang mempengaruhi
antara lain pendapatan, selera, jumlah anggota keluarga dan harga barang
subtitusi/pelengkap (Tjiptono, 2006).
Faktor yang mempengaruhi permintaan teh hijau celup.
Faktor-faktor tersebut antara lain pendapatan konsumen, jumlah anggota
keluarga konsumen, harga barang itu sendiri, harga subtitusi/pelengkap, dan selera
konsumen (Daniel, 2009). Salah satu keputusan konsumen dalam pembelian suatu
produk adalah tempat produksi yang mudah dijangkau (Tjiptono, 2006).
Pendapatan Konsumen
Jumlah pendapatan seseorang mempengaruhi daya beli suatu barang.
Konsumen yang berpendapatan tinggi akan mempunyai daya beli yang tinggi pula
(Tjiptono, 2006). Penurunan jumlah pendapatan seseorang berbanding lurus
dengan permintaan jumlah barang (Daniel, 2009).
Harga Barang Sendiri
Harga barang sendiri akan mempengaruhi daya beli konsumen, sehingga
berpengaruh pula pada permintaan barang (Tjiptono, 2006). Harga barang dan
permintaan barang berbanding terbalik, jika harga barang naik maka permintaan
barang tersebut akan turun, begitu pula sebaliknya (Daniel, 2009).
Harga Barang Subtitusi/ Pelengkap
Harga barang subtitusi atau pelengkap akan mempengaruhi permintaan
barang tersebut (Daniel, 2009). Jika harga barang pelengkap naik maka
permintaan barang itu sendiri akan turun, namun jika barang subtitusi naik maka
permintaan akan barang itu sendiri akan naik (Tjiptono, 2006).

Jumlah Anggota Keluarga


Jumlah anggota keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi
permintaan suatu barang, semakin banyak jumlah anggota keluarga berbanding
lurus dengan jumlah barang yang diminta (Nuraini, 2007). Permintaan barang
diperngaruhi oleh jumlah penduduk, daerah yang memilki banyak jumlah
penduduk akan diiringi dengan permintaan barang yang tinggi (Tjiptono, 2006).
Selera Konsumen
Selera konsumen mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli
suatu barang, hal ini mempengaruhi jumlah permintaan suatu barang (Nuraini,
2007). Selera masing-masing konsumen berbeda, faktor yang mempengaruhinya
antara lain latar belakang pendidikan, keluarga, kesehatan dan gaya hidup (Daniel,
2009).
Penelitian Terdahulu
Menurut penelitian dari Sri Huntanti (2007), menunjukan bahwa secara
serempak yang berpengaruh secara nyata yaitu harga konsumen daging kambing
olahan (sate kambing) dan harga barang lain terhadap permintaan konsumen sate
kambing. Secara parsial hanya harga barang lain yang berpengaruh nyata terhadap
permintaan konsumen sate kambing. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan
antara variabel independen terhadap variabel dependen.
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Teh hijau merupakan minuman yang memiliki banyak manfaat bagi
kesehatan. Masyarakat modern sekarang ini selalu menginginkan segala
sesuatunya yang mudah dan praktis. Peluang tersebut dimanfaatkan oleh produsen
dengan memproduksi teh hijau dalam kemasan celup (Syah, 2006). Permintaan
teh hijau celup akan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat
pendapatan konsumen, harga teh hijau celup, harga barang subtitusi/pelengkap,
jumlah anggota keluarga konsumen, dan selera konsumen. Keputusan konsumen
dalam membeli suatu produk dipengaruhi oleh tempat produksi yang mudah

dijangkau (Tjiptono, 2006). Kecamatan Tegal Barat terdapat industri teh hijau
celup yang telah mendapatkan beberapa penghargan, salah satunya penghargaan
superbrand pada tahun 2011. Kelurahan Kraton dipilih sebagai objek sampel
karena kelurahan ini memiliki jumlah penduduk terpadat di Kecamatan Tegal
Barat.

Hipotesis
1. Diduga secara serempak terdapat pengaruh tingkat pendapatan
konsumen teh hijau celup, harga teh hijau celup, harga barang
subtitusi/pelengkap, jumlah anggota keluarga konsumen, dan selera
konsumen terhadap permintaan konsumen teh hijau celup.
2. Diduga secara parsial terdapat pengaruh tingkat pendapatan konsumen
teh

hijau

celup,

harga

teh

hijau

celup,

harga

barang

subtitusi/pelengkap, jumlah anggota keluarga konsumen, dan selera


konsumen terhadap permintaan konsumen teh hijau celup.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2016 di Kota Tegal,
khususnya di Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat. Penentuan lokasi dengan
cara purposive berdasarkan pada kriteria tertentu yaitu lokasi merupakan daerah
pengembangan industri teh hijau celup yang telah mendapatkan beberapa
penghargan, salah satunya penghargaan superbrand pada tahun 2011. Kelurahan
Kraton dipilih sebagai objek sampel karena kelurahan ini memiliki jumlah
penduduk terpadat di Kecamatan Tegal Barat.
Metode Penelitian dan Pengambilan Sampel
Metode yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah metode survei,
yaitu dengan mengambil beberapa sampel dari populasi. Pengambilan sampel,
ditentukan secara Stage Quota Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari
populasi dilakukan secara bertingkat atau berjenjang (Nawawi, 2012). Mulai dari
RW (Rukun Warga) yang berjumlah 8, kemudian diturunkan kembali menjadi RT
(Rukun Tetangga) yang berjumlah 65. Pada tingkat RW dipilih 3 RW yang

mewakili jumlah penduduk terpadat, sedang dan sedikit. Pada 3 RW yang terpilih
masing-masing diambil 2 RT, sehingga jumlah RT sebanyak 6 RT. Selanjutnya
pada setiap RT diambil 10 sampel/RT sebagai responden. Sehingga jumlah sampel
yang diambil sebanyak 60 responden (6 RT x 10 responden).
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data
primer terdiri dari pendapatan konsumen, selera konsumen, jumlah anggota
keluarga konsumen dan jumlah konsumsi teh hijau setiap bulan yang diperoleh
dari wawancara secara langsung dengan responden melalui kuesioner. Data
sekunder meliputi harga teh hijau celup, harga barang subtitusi/pelengkap teh
hijau celup yang sudah ada di instansi terkait.
Analisis Data
Data yang terkumpul dianalisis secara diskriptif dan kuantitatif yang
kemudian dianalisis dengan analisis regresi. Tingkat pendapatan konsumen teh
hijau celup, harga teh hijau celup, harga barang subtitusi/pelengkap, jumlah
anggota keluarga dan selera konsumen diketahui melalui jawaban kuesioner
responden. Tingkat permintaan konsumen teh hijau diketahui melalui jawaban
kuesioner responden dari total konsumsi teh hijau. Analisis regresi linier berganda
digunakan untuk mengetahui pengaruh beberapa variabel independen yang
meliputi

pendapatan

konsumen,

harga

teh

hijau

celup,

harga

barang

subtitusi/pelengkap, jumlah anggota keluarga konsumen dan selera konsumen


dengan variabel dependen yaitu tingkat permintaan teh hijau celup. Model regresi
linier berganda dari persamaan tersebut adalah :
Y=a+

b1

X1

b2

X2

b3

X3 +

b4

b5 . X 5 + e..(2)
Keterangan:
Y = Jumlah permintaan konsumen teh hijau celup (pak/bulan)
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
e = Eror

X4 +

X1 = Tingkat pendapatan konsumen teh hijau celup (Rp/bulan)


X2 = Harga teh hijau celup (Rp)
X3 = Harga gula (Rp/kg)
X 4 = Jumlah anggota keluarga konsumen (jiwa)
X5 = Selera konsumen (skor)

Data yang diperoleh diuji kenormalannya dengan menggunakan model


Kolmogorov-smirnov. Kemudian diuji dengan asumsi klasik multikolinearitas,
heteroskedastisitas dan autokorelasi. Jika data normal terpenuhi maka analisis data
mengunakan regresi linier berganda, bila data tidak normal maka menggunakan
analisis korelasi spearman (Ghozali, 2011).
Uji F yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel independen dengan
dependen secara serempak. Hipotesis yang diambil sebagai berikut :
H0

= Tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen.
H1

= Ada pengaruh dari variabel independen terhadap variabel

dependen untuk minimal satu variabel independen.


Kriteria pengambilan keputusan yaitu :
H0 ditolak dan H 1 diterima jika sig hit

sig 5 %, = 0,05.

H 1 ditolak dan H0 diterima jika sig hit

> sig 5 %, = 0,05.

Uji t yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen dan


dependen secara parsial. Hipotesis yang diambil adalah sebagai berikut :
H0

= Tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen.
H1

= Ada pengaruh dari variabel independen terhadap variabel

dependen.

Kriteria pengambilan keputusan yaitu :


H0 ditolak dan H 1 diterima jika sig hit

sig 5 %, = 0,05.

H 1 ditolak dan H0 diterima jika sig hit

> sig 5 %, = 0,05.

Batasan Pengertian dan Konsep Pengukuran


1. Teh hijau celup adalah minuman yang berasal dari pucuk daun muda teh
(Camellia sinensis) yang telah dikeringkan serta tidak mengalami
fermentasi (Sahar, 2007).
2. Permintaan teh hijau celup adalah jumlah teh hijau celup yang telah dibeli
oleh konsumen dalam satuan pak/bulan.
3. Pendapatan konsumen teh hijau celup adalah besarnya uang yang diterima
oleh seseorang/rumah tangga dalam satuan rupiah selama satu bulan.
4. Harga teh hijau celup adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan kepada
penjual teh hijau celup dalam satuan rupiah persatuan pak.
5. Harga barang pelengkap adalah sejumlah uang yang dibayarkan kepada
penjual gula dalam satuan rupiah/kg.
6. Jumlah anggota keluarga konsumen adalah jumlah orang yang harus
ditanggung oleh rumah tangga konsumen yang mempunyai keputusan
keuangan secara bersama dihitung dalam satu jiwa.
7. Selera konsumen adalah kegemaran konsumen terhadap produk teh hijau
celup meliputi rasa, aroma, warna dan manfaat teh hijau celup dihitung
dengan satuan skor.

10

DAFTAR PUSTAKA
Asosiasi Teh Indonesia (ATI). 2015. Reformasi Sistem Pemasaran Teh untuk
Kelestasrian Industri Teh Indonesia. ATI, Jakarta.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2016. Kecamatan Tegal Barat dalam Angka 2015.
BPS, Kota Tegal.
Daniel, L. 2009. Mikro Ekonomi Edisi Keenam. PT Indeks, Jakarta (Diterjemakan
oleh N. K. Dewi).
Food and Agriculture Organization of The United Nations (FAO). 2014. World
Tea Production and Trade Current and Future Development 2014. FAO,
United Nations.
Ghozali, I. 2011. Ekonometrika. Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang.
Handewi, R. 2006. Metode Analisis Harga Pangan. Pusat Analisis Sosial Ekonomi
Pertanian, Bogor.
Huntanti, S. 2007. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Konsumen Daging Kambing Olahan (Sate). Program S-1 Fakultas
Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang. (Skripsi S-1
Peternakan).
Nawawi, H. 2012. Metode Penelitian Bidang Sosial. Universitas Gajah Mada
Press, Yogyakarta.

11

Nuraini. 2007. Pengantar Ekonomi Mikro Malang. Universitas Muhammadyah


Press, Malang.
Tjiptono, F. 2006. Strategi Pemasaran Edisi Kelima. Andi, Yogyakarta.
Sahar, J. dan L. Meilianingsih. 2007. Pengaruh Minuman Teh Hijau terhadap
Kejadian Anemia pada Usila di Kota Bandung. J. Kesehatan. 11: 38-43.
Syah, A. 2009. Taklukkan Penyakit dengan Teh Hijau. PT Agromedia Pustaka,
Tanggerang.
Swasembada Media Bisnis (SWA). 2014. Survei Konsumsi Teh hijau dalam
Kemasan Celup. SWA Magazine, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai