Anda di halaman 1dari 9

1.

kalimat 1, 2, dan 4
a. Bagaimana frekuensi BAB normal perhari, dan apakah feses tuan B termasuk normal
atau tidak?
Banyak orang yang percaya frekuensi normal defekasi adalah satu kali sehari, tetapi
pada kenyataannya hal tersebut tidaklah benar. Tidak ada aturan frekuensi defekasi
yang normal, tetapi pada umumnya frekuensi normal defekasi adalah berkisar tiga kali
sehari sampai tiga kali dalam seminggu. Seseorang dengan frekuensi defekasi kurang
dari tiga kali dalam seminggu dikatakan mengalami konstipasi dan lebih dari tiga kali
sehari dengan konsistensi feses yang cair dikatakan mengalami diare (Tresca, 2009).
b. Apa yang menyebabkan BAB tuan B cair?

Pada diare non inflamasi, diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare
cair dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah. Keluhan abdomen biasanya
minimal atau tidak ada sama sekali, namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul,
terutama pada kasus yang tidak mendapat cairan pengganti. Pada pemeriksaan tinja secara
rutin tidak ditemukan leukosit.
c. Bagaimana mekanisme BAB cair?

Pada diare non inflamasi, diare disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare
cair dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah. Keluhan abdomen biasanya
minimal atau tidak ada sama sekali, namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul,
terutama pada kasus yang tidak mendapat cairan pengganti. Pada pemeriksaan tinja secara
rutin tidak ditemukan leukosit.
Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi
kelompok osmotik, sekretorik, eksudatif dan gangguan motilitas. Diare osmotik terjadi
bila ada bahan yang tidak dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang
menarik air dari plasma sehingga terjadi diare. Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat
akibat defisiensi laktase atau akibat garam magnesium.
d. Klasifikasi diare?

Terdapat beberapa pembagian diare:


1. Berdasarkan lamanya diare:
a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari.
b. Diare kronik, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan kehilangan berat
badan atau berat badan tidak bertambah (failure to thrive)
selama masa diare tersebut.
(Suraatmaja, 2007).
2. Berdasarkan mekanisme patofisiologik:
a. Diare sekresi (secretory diarrhea)
b. Diare osmotic (osmotic diarrhea)

(Suraatmaja, 2007)
Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofisiologi/patomekanisme dibawah ini: 1.
Diare sekretorik
Diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari usus,
menurunnya absorpsi. Yang khas pada diare ini yaitu secara klinis ditemukan diare
dengan volume tinja yang banyak sekali. Diare tipe ini akan tetap berlangsung walaupun
dilakukan puasa makan/minum (Simadibrata, 2006).
2. Diare osmotik
Diare tipe ini disebabkan meningkatnya tekanan osmotik intralumen dari usus halus yang
disebabkan oleh obat-obat/zat kimia yang hiperosmotik (antara lain MgSO4, Mg(OH)2),
malabsorpsi umum dan defek dalam absorpsi mukosa usus missal pada defisiensi
disakaridase, malabsorpsi glukosa/galaktosa (Simadibrata, 2006).
3. Malabsorpsi asam empedu dan lemak
Diare tipe ini didapatkan pada gangguan pembentukan/produksi micelle empedu dan
penyakit-penyakit saluran bilier dan hati (Simadibrata, 2006).
4. Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit
+ +

Diare tipe ini disebabkan adanya hambatan mekanisme transport aktif NA K ATPase di
+

enterosit dan absorpsi Na dan air yang abnormal (Simadibrata, 2006).


5. Motilitas dan waktu transit usus yang abnormal
Diare tipe ini disebabkan hipermotilitas dan iregularitas motilitas usus sehingga
menyebabkan absorpsi yang abnormal di usus halus. Penyebabnya antara lain: diabetes
mellitus, pasca vagotomi, hipertiroid (Simadibrata, 2006).

6. Gangguan permeabilitas usus


Diare tipe ini disebabkan permeabilitas usus yang abnormal disebabkan adanya kelainan
morfologi membran epitel spesifik pada usus halus (Simadibrata, 2006).
7. Diare inflamasi
Proses inflamasi di usus halus dan kolon menyebabkan diare pada beberapa keadaan.
Akibat kehilangan sel epitel dan kerusakan tight junction, tekanan hidrostatik dalam

pembuluh darah dan limfatik menyebabkan air, elektrolit, mukus, protein dan seringkali
sel darah merah dan sel darah putih menumpuk dalam lumen. Biasanya diare akibat
inflamasi ini berhubungan dengan tipe diare lain seperti diare osmotik dan diare
sekretorik (Juffrie, 2010).
8. Diare infeksi
Infeksi oleh bakteri merupakan penyebab tersering dari diare. Dari sudut kelainan usus,
diare oleh bakteri dibagi atas non-invasif dan invasif (merusak mukosa). Bakteri noninvasif menyebabkan diare karena toksin yang disekresikan oleh bakteri tersebut
(Simadibrata, 2006).
e. Apa saja bakteri yang menyebabkan diare?

Menurut World Gastroenterology Organization global guidelines 2005, etiologi diare


akut dibagi atas empat penyebab:
1. Bakteri : Shigella, Salmonella, E. Coli, Gol. Vibrio, Bacillus cereus, Clostridium
perfringens, Stafilokokus aureus, Campylobacter aeromonas
2. Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus, Coronavirus, Astrovirus
3. Parasit : Protozoa, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Balantidium coli, Trichuris
trichiura, Cryptosporidium parvum, Strongyloides stercoralis
Non infeksi : malabsorpsi, keracunan makanan, alergi, gangguan motilitas,
imunodefisiensi, kesulitan makan, dll.
f.

Bagaimana penatalaksanaan diare?

Menurut Kemenkes RI (2011), prinsip tatalaksana diare pada balita adalah LINTAS
DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang didukung oleh Ikatan Dokter Anak
Indonesia dengan rekomendasi WHO. Rehidrasi bukan satu-satunya cara untuk
mengatasi

diare

tetapi

memperbaiki

kondisi

usus

serta

mempercepat

penyembuhan/menghentikan diare dan mencegah anak kekurangan gizi akibat diare


juga menjadi cara untuk mengobati diare. Adapun program LINTAS DIARE yaitu:
1.

Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah

2.

Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut

3.

Teruskan pemberian ASI dan Makanan

4.

Antibiotik Selektif

5.

Nasihat kepada orang tua/pengasuh

1. Oralit
Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah tangga
dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia berikan cairan
rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit saat ini yang beredar di
pasaran sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat
mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi
penderita diare untuk mengganti cairan yang hilang. Bila penderita tidak bisa minum
harus segera di bawa ke sarana kesehatan untuk mendapat pertolongan cairan melalui
infus. Pemberian oralit didasarkan pada derajat dehidrasi (Kemenkes RI, 2011).
a. Diare tanpa dehidrasi
Umur < 1 tahun : - gelas setiap kali anak mencret Umur
1 4 tahun : - 1 gelas setiap kali anak mencret Umur
diatas 5 Tahun : 1 1 gelas setiap kali anak mencret b.
Diare dengan dehidrasi ringan sedang
Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kg bb dan selanjutnya diteruskan
dengan pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi.
c. Diare dengan dehidrasi berat
Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke Puskesmas untuk di
infus.
(Kemenkes RI, 2011)
Tabel 2.2. Kebutuhan Oralit per Kelompok Umur
Jumlah oralit yang
Jumlah oralit yang disediakan di
Umur
diberikan tiap BAB
Rumah
< 12
bulan
1-4
tahun
>5
tahun
Dewasa

50-100 ml

400 ml/hari ( 2 bungkus)

100-200 ml

600-800 ml/hari ( 3-4 bungkus)

200-300 ml

800-1000 ml/hari (4-5 bungkus)

300-400 ml

1200-2800 ml/hari

Sumber: Depkes RI, 2006


Untuk anak dibawah umur 2 tahun cairan harus diberikan dengan sendok dengan cara 1

sendok setiap 1 sampai 2 menit. Pemberian dengan botol tidak boleh dilakukan. Anak
yang lebih besar dapat minum langsung dari gelas. Bila terjadi muntah hentikan dulu
selama 10 menit kemudian mulai lagi perlahan-lahan misalnya 1 sendok setiap 2-3
menit. Pemberian cairan ini dilanjutkan sampai dengan diare berhenti (Juffrie, 2010).
2. Zinc
Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Zinc dapat
menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase), dimana ekskresi enzim ini
meningkat selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zinc juga
berperan dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi dan fungsi
selama kejadian diare (Kemenkes RI, 2011).
Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan
diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan
kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya. Berdasarkan bukti ini semua anak
diare harus diberi Zinc segera saat anak mengalami diare.
Dosis pemberian Zinc pada balita:
a. Umur < 6 bulan : tablet (10 mg) per hari selama 10 hari
b. Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari.
Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti. Cara pemberian
tablet zinc : Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang atau ASI, sesudah larut
berikan pada anak diare (Kemenkes RI, 2011).
3. Pemberian ASI/makanan
Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita
terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat
badan. Anak yang masih minum ASI harus lebih sering di beri ASI. Anak yang minum
susu formula juga diberikan lebih sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan atau lebih
termasuk bayi yang telah mendapatkan makanan padat harus diberikan makanan yang
mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering. Setelah diare berhenti,
pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan
berat badan (Kemenkes RI, 2011).

4. Pemberian antibiotika hanya atas indikasi

Antibiotika tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilnya kejadian diare pada balita
yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotika hanya bermanfaat pada penderita diare dengan
darah (sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera (Kemenkes RI, 2011).
Obat-obatan anti diare juga tidak boleh diberikan pada anak yang menderita diare karena
terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak dianjurkan kecuali muntah berat. Obatobatan ini tidak mencegah dehidrasi ataupun meningkatkan status gizi anak, bahkan
sebagian besar menimbulkan efek samping yang berbahaya dan bisa berakibat fatal. Obat
anti protozoa digunakan bila terbukti diare disebabkan oleh parasit (amuba, giardia)
(Kemenkes RI, 2011).
5. Pemberian Nasihat
Menurut Kemenkes RI (2011), ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita
harus diberi nasehat tentang:
1. Cara memberikan cairan dan obat di rumah
2. Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila :
a. Diare lebih sering
b. Muntah berulang
c. Sangat haus
d. Makan/minum sedikit
e. Timbul demam
f. Tinja berdarah
g. Tidak membaik dalam 3 hari.

g. Mengapa infeksi pada tuan B tidak disertai demam?


Karena pada kasus ini, E.Colli yang dialami Tuan B adalah Enterotoxigenic
E.Coli, dimana ada 2 macam plasmid yaitu yang mengkode pembentukan
toksin LT (termolabil) dan ST (termostabil) serta yang mengatur pembentukan
ST saja. Pada Toksin ST, toksin ini mengatur stabilitas pH dan suhu, maka
dari itu tidak terjadi demam pada Tuan B.

2. Kalimat 3
a. Apa penyebab mual pada tuan B?

Penyebab umum mual dan muntah termasuk berikut:


a. Obat-obatan.

Mual dan muntah dapat hasil dari hampir obat apa pun. Obat-obatan tertentu seperti
kemoterapi untuk kanker dan agen anestesi sangat dikenal untuk menyebabkan mual
dan muntah.
b. Infeksi pada saluran pencernaan. Ini mungkin disebabkan oleh virus atau bakteri dan
termasuk infeksi kandung empedu (kolesistitis), radang usus buntu, hepatitis virus dan
divertikulitis.
c. Infeksi di luar saluran pencernaan seperti pneumonia, kandung kemih dan ginjal infeksi,
meningitis dan infeksi telinga.
d. Racun bakteri dalam makanan (keracunan makanan)
e. Kehamilan
f. Mabuk
g. Keracunan alkohol
h. Peradangan organ perut seperti pankreatitis, penyakit Crohn atau kolitis ulserativa.
i. Penyumbatan usus. Hal ini dapat terjadi karena lambung atau usus borok, kanker dan tumor
atau penyakit inflamasi seperti penyakit Crohn.
j. Gerakan usus lambat atau transit seperti gastroparesis (tertunda pengosongan lambung),
ileus atau pseudoobstruction. Transit yang lambat dapat disebabkan banyak penyebab.
k. Migren
l. Otak lainnya dan gangguan sistem saraf termasuk tumor otak, kejang, trauma kepala dan
multiple sclerosis.
m. Gangguan hormonal termasuk diabetes, tiroid yang terlalu aktif (hipertiroid) dan kurang
aktif kelenjar adrenal (penyakit Addison).
n. Gagal ginjal
o. Terapi radiasi
p. Gangguan kejiwaan seperti kecemasan, depresi, anoreksia nervosa dan bulimia.
q. Sindrom muntah siklik
r. Sakit fisik atau emosional
s. Serangan jantung kadang-kadang dapat bermanifestasi sebagai mual dan muntah

b. Bagaimana mekanisme mual?

Mekanisme mual
-Di dalam tubuh kita terjadi peradangan lambung akibat kita makan-makanan
yangmengandungalcohol, aspirin, steroid, dan kafein sehingga menyebabkan
terjadi iritasi pada lambung danmenyebabkan peradangan di lambung yang diakibatkan
oleh tingginyaasam lambung .
-Setelah terjadi peradangan lambung maka tubuh akan merangsang pengeluaran zat
yangdi sebutvas aktif yang menyebabkan permeabilitas kapilier pembuluh daran naik
-Sehingga menyebabkan lambung menjadi edema (bengkak) dan merangsang reseptor
tegangan danmerangsang hypothalamus untuk mual.

c. apa penyebab muntah pada tuan B?

Penyebab umum mual dan muntah termasuk berikut:


b. Obat-obatan.

Mual dan muntah dapat hasil dari hampir obat apa pun. Obat-obatan tertentu seperti
kemoterapi untuk kanker dan agen anestesi sangat dikenal untuk menyebabkan mual
dan muntah.
b. Infeksi pada saluran pencernaan. Ini mungkin disebabkan oleh virus atau bakteri dan
termasuk infeksi kandung empedu (kolesistitis), radang usus buntu, hepatitis virus dan
divertikulitis.
c. Infeksi di luar saluran pencernaan seperti pneumonia, kandung kemih dan ginjal infeksi,
meningitis dan infeksi telinga.
d. Racun bakteri dalam makanan (keracunan makanan)
e. Kehamilan
f. Mabuk
g. Keracunan alkohol
h. Peradangan organ perut seperti pankreatitis, penyakit Crohn atau kolitis ulserativa.
i. Penyumbatan usus. Hal ini dapat terjadi karena lambung atau usus borok, kanker dan tumor
atau penyakit inflamasi seperti penyakit Crohn.
j. Gerakan usus lambat atau transit seperti gastroparesis (tertunda pengosongan lambung),
ileus atau pseudoobstruction. Transit yang lambat dapat disebabkan banyak penyebab.
k. Migren
l. Otak lainnya dan gangguan sistem saraf termasuk tumor otak, kejang, trauma kepala dan
multiple sclerosis.
m. Gangguan hormonal termasuk diabetes, tiroid yang terlalu aktif (hipertiroid) dan kurang
aktif kelenjar adrenal (penyakit Addison).
n. Gagal ginjal
o. Terapi radiasi
p. Gangguan kejiwaan seperti kecemasan, depresi, anoreksia nervosa dan bulimia.
q. Sindrom muntah siklik
r. Sakit fisik atau emosional
s. Serangan jantung kadang-kadang dapat bermanifestasi sebagai mual dan muntah

d. Bagaimana mekanisme muntah?

Mekanisme muntah
-Lambung memberikan sinyal ke zona kemoreseptor oleh system syaraf aferen dan
s.simpatissehingga menyebabkan kontraksi antiperistaltik dan menyebabkan
makanankembali ke duodenumdan lambung setelah masuk ke usus.
-Sehingga banyak terkumpul makanan di lambung dan mengganggu kerja lambung
danduodenumsehingga duodenum teregang
-Akibat duodenum teregang mengakibatkan kontraksi kuat diafragma dan otot
dindingabdominalsehingga menyebabkan tekanan di dalam lambung tinggi
-Setelah itu kita menjadi bernafas dalam dan naiknya tulang lidah dan laring untuk
menarik sfingteresophagus bagian atas supaya terbuka
-Sfingter bagian bawah berelaksasi dan pengeluaran isi lambung melalui esophagus
dankeluar. halIni disebut muntah

e. apa penyebab kram pada tuan B?

f.

Bagaimana mekanisme kram?

Kram otot merupakan kontraksi otot yang memendek atau kontraksise


kumpulan otot yang terjadi secara mendadak dan singkat, yang biasa
n yamenimbulkan n yeri. Otot yang mengalami kram sulit untuk menja
d i r i l e k s kembali. Bisa dalam hitungan menit bahkan jam untuk meregangkan
otot yangkram itu. Kontraksinya sendiri dapat terjadi dalam waktu beberapa
detik
sampai b e b e r a p a m e n i t . S e l a i n i t u , k r a m o t o t s e r i n g k a l i d a p a t m e n i m b
u l k a n k e l u h a n nyeri.

g. apa penyebab badan lemas pada tuan B?


h. Bagiamana mekanisme lemas?
i.

Bagaimana penatalaksanaan mual, muntah, kram, dan badan lemas?

4. Pemeriksaan Laboratorium
a. Bagaimana intrepretasi pemeriksaan laboratorium pada tuan B?
Pada pemeriksaan laboratorium, Tuan B ditemukan koloni yang berwarna mengkilat. Hal
itu dikategorikan tidak normal. Seharusnya tidak ditemukan koloni pada pemeriksaan
kultur feses yang normal.
h.

Bagaimana cara mengkultur feses?

Anda mungkin juga menyukai