Oleh:
ROSYIANI NINGSIH
240210070022
Pendahuluan
Gula bahan pemanis
dan sumber kalori
Diperlukan bahan
pemanis lain yang dapat
menyokong ketersediaan
gula pasir
Gula Aren
Pengeringan semprot
(Spray Drying)
Spray Drying
Penentuan
kondisi
pengeringan:
- Suhu inlet
- Laju alir bahan
Maksud Penelitian
Untuk mengetahui hubungan antara suhu inlet
spray dryer dan laju alir nira aren terhadap
karakteristik gula aren serbuk yang dihasilkan.
Tujuan Penelitian
Untuk menentukan suhu inlet spray dryer dan
laju alir nira aren yang tepat sehingga dihasilkan
gula aren serbuk yang memiliki karakteristik
sesuai SII-2043-87
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
informasi kepada masyarakat mengenai
pengolahan nira aren menjadi gula serbuk
putih sehingga dapat meningkatkan nilai jual
gula aren serbuk serta memberi alternatif cara
untuk membuat gula aren serbuk yang lebih
cepat.
Kerangka Pikiran
gula semut
spray drying
cara tradisional
panas
(suhu tinggi)
sukrosa
lengket
dekstrin
Metode Penelitian
Waktu Penelitian
Tempat Penelitian
Penelitian pendahuluan
Laboratorium Uji,
Laboratorium Kimia Pangan,
Laboratorium Pengolahan
Pangan, Laboratorium Sensori
Pangan, Jurusan Teknologi
Industri Pangan, Fakultas
Teknologi Industri Pertanian,
Universitas Padjadjaran
Bahan Penelitian
Nira aren Desa Cibungur
dekstrin
Natrium metabisulfit
Kapur tohor
Akuades
Toluen
Larutan Luff Schoorl
Pb-asetat
Natrium fosfat
NaOH 4N
HCl 4N
Kalium iodida
Asam sulfat 6N
Natrium tiosulfat
Alat Penelitian
Metode Penelitian
130
140
160
180
140
160
180
140
160
180
150
15
170
130
150
20
170
130
150
25
170
Pelaksanaan Penelitian
Percobaan Pendahuluan
Jumlah dekstrin yang ditambahkan sebanyak 5%, 10%, 15%,
dan 20% dengan suhu inlet 160oC dan laju alir 10 ml/menit.
Penambahan dekstrin sebanyak 15% menghasilkan serbuk gula
aren yang putih, halus, dan rendemen tertinggi yaitu 9,7%
Percobaan Utama
Pemurnian Nira
Aren
1 L Nira aren
segar
1,5 g Ca(OH)2
20 ml larutan
Na2S2O5 400 ppm
Diagram Proses
Pemurnian Nira
Aren Metode
Sulfitasi
Pemurnian
Endapan
Diagram
Proses
Pembuatan
Gula Aren
Serbuk
15% dekstrin
(b/b)
Pencampuran
Pengadukan sampai rata
Kriteria Pengamatan
Rendemen gula aren serbuk (Apriyantono, 1989)
Kadar air gula aren serbuk dengan metode distilasi
(Sudarmadji, dkk., 1984)
Kadar gula pereduksi dan kadar sukrosa gula aren
serbuk dengan metode Luff Schrool (AOAC, 1990)
Kadar abu gula aren serbuk metode gravimetri
(Sudarmadji, dkk., 1984)
Kecepatan larut gula aren serbuk (Beuchat, 1977)
Warna gula aren serbuk dengan menggunakan metode
Hunter (Hutchings (1999) dikutip Angliani, 2008)
Urutan mutu sampel terhadap warna, aroma, dan rasa
gula aren serbuk menggunakan uji ranking (Soekarto,
1985)
8.00
7.00
Rendemen (%)
6.00
5.00
4.00
y = 3,594
3.00
y = 1,984
2.00
15 ml/menit
1.00
20 ml/menit
25 ml/menit
0.00
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
1. 2 Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Rendemen Gula Aren Serbuk
Tabel 1. Keeratan Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Rendemen Gula Aren Serbuk
Rendemen (r1)
Rendemen (r1)
1,000
0,391
-0,573
0,391
1,000
0,000
-0,573
0,000
1,000
2. Kadar Air
2.1 Hubungan Suhu Inlet dengan Kadar Air Gula Aren Serbuk pada Laju Alir Bahan yang Berbeda
6.00
5.00
4.00
y = -0,042x + 11,22
R = 0,952 r = 0,976
y = -0,025x + 8,209
R = 0,947 r = 0,973
y = -0,030x + 8,306
R = 0,975 r = 0,987
(195,7; 3) (208,3; 3)
3.00
(176,8; 3)
2.00
15 ml/menit
1.00
20 ml/menit
25 ml/menit
0.00
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
2. 2 Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Kadar Air Gula Aren Serbuk
Tabel 2. Keeratan Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Kadar Air Gula Aren Serbuk
Kadar_air (r1)
Suhu_inlet (r2)
1,000
-0,777
0,564
-0,777
1,000
0,000
0,564
0,000
1,000
3. Kadar Sukrosa
3.1 Hubungan Suhu Inlet dengan Kadar Sukrosa Gula Aren Serbuk pada Laju Alir Bahan yang Berbeda
86.00
y = 0,154x + 57,01
R = 0,949 r = 0,974
85.00
y = 0,123x + 62,06
R = 0,860 r = 0,927
84.00
83.00
82.00
(149,3;80)
y = 0,088x + 65,32
R = 0,978 r = 0,989
(145,8;80)
81.00
80.00
79.00
(166,8;80)
78.00
15 ml/menit
77.00
20 ml/menit
25 ml/menit
76.00
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
3. 2 Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Kadar Sukrosa Gula Aren Serbuk
Tabel 3. Keeratan Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Kadar Sukrosa Gula Aren Serbuk
Kadar sukrosa (r1)
Suhu_inlet (r2)
1,000
0,860
0,327
0,860
1,000
0,000
0,327
0,000
1,000
8.00
7.00
y = 6,934
y = 6,739
6.00
5.00
y = 4,866
4.00
3.00
15 ml/menit
2.00
20 ml/menit
1.00
25 ml/menit
0.00
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
4. 2 Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Kadar Gula Pereduksi Gula Aren
Serbuk
Tabel 4. Keeratan Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Kadar Gula Pereduksi Gula Aren
Serbuk
Gula_pereduksi (r1)
Suhu_inlet (r2)
Laju alir (r3)
Gula pereduksi (r1)
1,000
0,144
-0,547
0,144
1,000
0,000
-0,547
0,000
1,000
5. Kadar Abu
5.1 Hubungan Suhu Inlet dengan Kadar Abu Gula Aren Serbuk pada Laju Alir Bahan yang Berbeda
3.00
2.50
15 ml/menit
2.00
20 ml/menit
25 ml/menit
1.50
1.00
y = 0,815
0.50
y = 0,471
y = 0,337
0.00
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
5. 2 Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Kadar Abu Gula Aren Serbuk
Tabel 5. Keeratan Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Kadar Abu Gula Aren Serbuk
Kadar Abu (r1)
1,000
0,275
-0,461
0,275
1,000
0,000
-0,461
0,000
1,000
6. Kecepatan Larut
6.1 Hubungan Suhu Inlet dengan Kecepatan Larut Gula Aren Serbuk pada Laju Alir Bahan yang Berbeda
8.00
y = 7,691
7.00
y = 6,515
6.00
5.00
4.00
y = 3,080
3.00
2.00
15 ml/menit
1.00
20 ml/menit
25 ml/menit
0.00
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
6. 2 Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Kecepatan Larut Gula Aren
Serbuk
Tabel 6. Keeratan Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Kecepatan Larut Gula Aren
Serbuk
Kecepatan Larut (r1)
Suhu inlet (r2)
Laju alir (r3)
Kecepatan Larut (r1)
Suhu inlet (r2)
Laju alir (r3)
1,000
-0,220
0,870
-0,220
1,000
0,000
0,870
0,000
1,000
100.00
98.00
Kecerahan
96.00
94.00
92.00
15 ml/menit
90.00
20 ml/menit
25 ml/menit
88.00
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
7. 2 Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Kecerahan Gula Aren Serbuk
Tabel 7. Keeratan Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Kecerahan Gula Aren Serbuk
Kecerahan (r1)
Kecerahan (r1)
1,000
0,599
-0,468
0,599
1,000
0,000
-0,468
0,000
1,000
y = 3,441
3
15 ml/menit
2.5
20 ml/menit
Nilai a
25 ml/menit
1.5
y = 1,315
1
0.5
y = 0,462
0
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
8. 2 Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Nilai hijau-merah (a) Gula Aren
Serbuk
Tabel 8. Keeratan Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Nilai hijau-merah (a) Gula Aren
Serbuk
Nilai a (r1)
Suhu inlet (r2)
Laju alir (r3)
Nilai a (r1)
1,000
0,004
-0,053
0,004
1,000
0,000
-0,053
0,000
1,000
110
120
130
140
150
160
170
180
190
y = -1,663
-2
Nilai b
-4
y = -5,008
-6
y = -6,096
-8
15 ml/menit
-10
-12
20 ml/menit
25 ml/menit
(oC)
9. 2 Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Nilai biru-kuning (b) Gula Aren
Serbuk
Tabel 9. Keeratan Hubungan Suhu Inlet dan Laju Alir Bahan dengan Nilai biru-kuning (b) Gula Aren
Serbuk
Nilai b (r1)
Suhu inlet (r2)
Laju alir (r3)
Nilai b (r1)
Suhu inlet (r2)
Laju alir (r3)
1,000
-0,447
0,142
-0,447
1,000
0,000
0,142
0,000
1,000
160oC
150oC
170oC
130oC
180oC
140oC
Jumlah rank
38
42
44
59
65
67
Rank
Tabel 11. Hasil Uji Ranking Warna Gula Aren Serbuk yang Dispray Drying dengan Laju Alir
20 ml/menit pada Suhu Inlet yang Berbeda
Perlakuan suhu
180oC
170oC 160oC 150oC 140oC 130oC
Jumlah rank
39
40
42
Rank
62
64
68
Tabel 12. Hasil Uji Ranking Warna Gula Aren Serbuk yang Dispray Drying dengan Laju Alir
25 ml/menit pada Suhu Inlet yang Berbeda
Perlakuan suhu
170oC
180oC
160oC
150oC
130oC
140oC
Jumlah rank
39
40
55
58
61
62
Rank
Keterangan: Jumlah panelis = 15; jumlah sampel = 16; = 5%. Batas kritis berdasarkan tabel jumlah terbanyak untuk
menyatakan rank nyata tingkat 5% adalah 37 68. Garis rank yang tidak terputus menandai perlakuan berada dalam rank
yang sama.
10.2 Aroma
Tabel 13. Hasil Uji Ranking Aroma Gula Aren Serbuk yang Dispray Drying dengan Laju Alir
15 ml/menit pada Suhu Inlet yang Berbeda
Perlakuan suhu
170oC
160oC
180oC
150oC
140oC
130oC
Jumlah rank
39
48
48
52
62
66
Rank
Tabel 14. Hasil Uji Ranking Aroma Gula Aren Serbuk yang Dispray Drying dengan Laju Alir
20 ml/menit pada Suhu Inlet yang Berbeda
Perlakuan suhu
130oC
170oC
180oC
150oC
160oC
140oC
Jumlah rank
42
45
45
54
62
67
Rank
Tabel 15. Hasil Uji Ranking Aroma Gula Aren Serbuk yang Dispray Drying dengan Laju Alir
25 ml/menit pada Suhu Inlet yang Berbeda
Perlakuan suhu
130oC 180oC 150oC 160oC 170oC 140oC
Jumlah rank
Rank
37
41
45
63
63
65
Keterangan: Jumlah panelis = 15; jumlah sampel = 16; = 5%. Batas kritis berdasarkan tabel jumlah terbanyak untuk
menyatakan rank nyata tingkat 5% adalah 37 68. Garis rank yang tidak terputus menandai perlakuan berada dalam rank
yang sama.
10.3 Rasa
Tabel 16. Hasil Uji Ranking Rasa Gula Aren Serbuk yang Dispray Drying dengan Laju Alir 15
ml/menit pada Suhu Inlet yang Berbeda
Perlakuan suhu
180oC
170oC
160oC
150oC
140oC
130oC
Jumlah rank
40
43
45
60
62
65
Rank
Tabel 17. Hasil Uji Ranking Rasa Gula Aren Serbuk yang Dispray Drying dengan Laju Alir 20
ml/menit pada Suhu Inlet yang Berbeda
Perlakuan suhu
180oC
170oC
160oC
150oC
140oC
130oC
Jumlah rank
37
49
49
54
60
66
Rank
Tabel 18. Hasil Uji Ranking Rasa Gula Aren Serbuk yang Dispray Drying dengan Laju Alir 25
ml/menit pada Suhu Inlet yang Berbeda
Perlakuan suhu
180oC 170oC 160oC 150oC 140oC 130oC
Jumlah rank
Rank
41
44
49
57
61
63
Keterangan: Jumlah panelis = 15; jumlah sampel = 16; = 5%. Batas kritis berdasarkan tabel jumlah terbanyak untuk
menyatakan rank nyata tingkat 5% adalah 37 68. Garis rank yang tidak terputus menandai perlakuan berada dalam rank
yang sama.
Karakteristik
Matriks
Perlakuan
Optimal
Lajua Alir
Bahan
140oC
150oC
160oC
170oC
180oC
190oC
200oC
210oC
Keterangan
15 ml/menit
Rendemen
Rendemen: 33,3%
(Nasution, 2009)
20 ml/menit
25 ml/menit
15 ml/menit
Kadar Air
176,8
20 ml/menit
208,4
25 ml/menit
195,7
15 ml/menit
Kadar Gula
Pereduksi
20 ml/menit
25 ml/menit
15 ml/menit
Kadar Sukrosa
20 ml/menit
25 ml/menit
166,8
145,8
149,3
15 ml/menit
Kadar Abu
20 ml/menit
25 ml/menit
15 ml/menit
20 ml/menit
Kecepatan Larut
25 ml/menit
15 ml/menit
Nilai L
20 ml/menit
25 ml/menit
15 ml/menit
Laju alir:
15 ml/menit
20 ml/menit
25 ml/menit
Nilai a
20 ml/menit
25 ml/menit
15 ml/menit
Nilai b
20 ml/menit
25 ml/menit
15 ml/menit
Warna
Perlakuan Optimal:
Suhu inlet 176,8oC
Laju alir 15 ml/menit
20 ml/menit
25 ml/menit
15 ml/menit
Aroma
20 ml/menit
25 ml/menit
15 ml/menit
Rasa
20 ml/menit
25 ml/menit
KESIMPULAN
Gula aren serbuk hasil spray drying pada berbagai tingkat suhu inlet dan
laju alir bahan yang berbeda menunjukkan perubahan perilaku yang
signifikan. Terdapat hubungan yang erat antara perlakuan suhu inlet spray
dryer dengan rendemen, kadar air, kadar sukrosa, dan warna (nilai L) gula
aren serbuk pada laju alir bahan yang berbeda, sedangkan untuk kadar
gula pereduksi, kadar abu, kecepatan larut, nilai a, dan nilai b tidak
memiliki keeratan hubungan. Hasil uji ranking terhadap gula aren serbuk
menunjukkan bahwa gula aren serbuk memiliki warna, aroma, dan rasa
yang sama pada setiap perlakuannya.
Karakteristik optimal gula aren serbuk berbahan baku nira aren murni
dihasilkan dari proses pengolahan gula serbuk dengan penggunaan suhu
inlet 176,8oC dan laju alir bahan 15 ml/menit. Gula aren serbuk tersebut
memiliki rendemen 5,95%, kadar air 3%, gula pereduksi 4,86%, sukrosa
80%, kadar abu 0,47%, kecepatan larut 3,08 gram/menit, warna sedikit
kemerahan dengan nilai a 1,31, sedikit kebiruan dengan nilai b -5,01 dan
kecerahan yang tinggi yaitu sebesar 95,89%.
SARAN
Gula Aren Serbuk Hasil Spray Drying pada Laju Alir 15 ml/menit
Gula Aren Serbuk Hasil Spray Drying pada Laju Alir 20 ml/menit
Gula Aren Serbuk Hasil Spray Drying pada Laju Alir 25 ml/menit
Thanks...
Gula Aren
gula merah/
gula cetak
gula semut/
gula serbuk
Gula Semut
memiliki daya simpan yang lebih lama,
lebih mudah larut, bentuknya menarik,
pengangkutan dan pengemasan lebih
mudah, serta rasa dan aromanya lebih
khas (Pragita, 2010)
Gula semut
merupakan gula
merah berbentuk
granula yang
dibuat melalui
proses
pengkristalan nira
setelah dimasak,
dengan metode
konvensional
Nira Aren
Nira aren disadap
dari tandan bunga
jantan tanaman aren
Tanaman aren mulai
dapat disadap setelah
berumur 5 12 tahun
Penyadapan nira
umumnya dilakukan
pada pagi dan sore
hari
bumbung
batang aren
tandan bunga
betina
buah aren
Komposisi Kimia
Kandungan
87,20
11,28
Abu (%)
0,24
Protein (%)
0,20
Lemak (%)
0,20
0,90
0,60
17,00
5,10
4,00
0,10
3,90
Na-metabisulfit
Gula Semut
Gula semut merupakan gula merah
berbentuk granula yang dibuat
melalui proses pengkristalan nira
setelah dimasak, dengan metode
konvensional
Pada pembuatan
gula semut,
penguapan air
pada nira
dilakukan dengan
pemasakan yang
dilanjutkan
dengan
pengkristalan
Penguapan T = 115-125oC
Pendinginan t = 10 menit
(dengan cara pengadukan sampai T = 60-70oC)
Pengadukan secara intensif
Kristal gula
Pengayakan 20 mesh
Gula semut
(Varina, 1990)
Dekstrin
Dekstrin merupakan
oligosakarida yang dihasilkan
dari hidrolisis pati secara tidak
sempurna, berbentuk serbuk
amorf dan berwarna putih
sampai kekuning-kuningan
(Dewan Standardisasi Nasional, 1992)
Dekstrin bersifat:
larut air panas atau
dingin
viskositas yang relatif
(Lineback dan Inlett, 1982)
1. Udara masuk
2. Pemanas elektrik
3. Konsentrat masuk, udara
panas di sekitar nozle, suhu
inlet
4. Silinder semprot / chamber
5. Silikon untuk memisahkan
partikel dari uap panas
6. Tempat menampung produk
7. Filter outlet
8. Aspirator untuk memompa
udara ke sistem
9. Suhu outlet
(Tg=
62oC)
Lengket
(rubbery state)
dekstrin
Tg
Aspirator
Drying
chamber
Cyclone
(Masters, 1979)
Kontak bahan
dengan udara
pengering
Pemisahan
partikel kering
dari udara
Partikel kering yang dihasilkan akan ditarik oleh aspirator ke dalam sistem
pengumpul (cyclone)
Suhu pengeringan
(inlet)
Struktur
mikrokapsul
Karakteristik
akhir produk
Untuk produk buah-buahan suhu yang umum digunakan berkisar 135 180oC
(Masters, 1979)
Pengeringan sari buah markisa menghasilkan bubuk markisa dengan kadar air
yang rendah pada suhu inlet 135oC (Suhargo dan Rahardjo, 2004)
Pengeringan sari buah jambu biji menghasilkan karakteristik yang baik pada suhu
inlet 170oC (Saiger, 2008)
Pembuatan minuman kelapa serbuk digunakan suhu inlet 154 158oC (Barlina
dkk, 2007)
Laju alir bahan yang umum digunakan untuk sari buah adalah 15 ml/menit, 20
ml/menit, 25 ml/menit (Chegini dan Ghobadian, 2007)
Satuan
Persyaratan
% (b/b)
Serbuk
Kuning
kecoklatan
Normal dan khas
Min. 80
% (b/b)
Maks. 6,0
% (b/b)
% (b/b)
% (b/b)
Maks. 3,0
Maks. 2,0
Maks. 0,2
Tidak ternyata
Tidak ternyata
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
Maks. 0,5
Maks. 0,05
Maks. 1,0
Maks. 20
Pemurnian
Nira segar hasil sadapan ditempatkan
dalam suatu wadah kemudian diberi
perlakuan penambahan kapur
(Ca(OH)2) sebanyak 1,5 gram dan 20
ml larutan natrium metabisulfit
(Na2S2O5) 400 ppm (Mansjoer,
1992). Setelah penambahan kapur
dan larutan natrium metabisulfit, nira
aren diaduk hingga kedua bahan
tersebut larut sempurna kemudian
didiamkan selama 150 menit.
Pemisahan
Pemisahan dilakukan dengan
menggunakan alat sentrifuse pada
kecepatan 1000 rpm selama 3 menit
(Anggraeni, 2008). Setelah
pemisahan akan diperoleh nira aren
jernih hasil pemurnian dan endapan.
Pencampuran
Dekstrin yang ditambahkan sebanyak
15% (b/b), kemudian dicampurkan ke
dalam nira aren jernih sedikit demi
sedikit sambil diaduk.
Pengeringan Semprot
Nira aren yang telah dicampurkan
dengan dekstrin kemudian dikeringkan
dengan kombinasi suhu pengeringan
(inlet) 130oC, 140oC, 150oC, 160oC,
170oC, dan 180oC serta laju alir 15
ml/menit, 20 ml/menit, dan 25 ml/menit.
Rendemen gula aren serbuk (%)= berat gula aren serbuk (g) x 100%
berat nira + dekstrin (g)
Kadar sukrosa
= (kadar gula total kadar gula pereduksi) x 0,95 x 100%
Keterangan : fp= faktor pengenceran (100x)
W= berat nira aren (mg)
Penelitian Pendahuluan
warna: putih
(++)
tekstur: sangat
halus
bentuk:
serbuk, sedikit
menggumpal
Rendemen:
3,4%
warna: putih
(++++)
tekstur: sangat
halus
bentuk: serbuk
halus
Rendemen:
4,2%
warna: putih
(+++)
tekstur: sangat
halus
bentuk: serbuk
halus
Rendemen :
9,7 %
warna: putih
(+++)
tekstur: sangat
halus
bentuk: serbuk
halus
Rendemen :
8,9 %
pH
Kadar padatan
Nira aren
segar
Nira aren
hasil
pemurnian
Nira aren
ditambah
dekstrin (15%)
5,5
8,23
8,20
16oBrix
12oBrix
22oBrix
Co-current Flow
Mixed Flow
Counter current Flow
Glass (solid)
Crystal (solid)
Heating
Tg
Heating
Rubbery sticky
Glass transition
Heating
Melt (liquid)
Melt (liquid)
Tg (0C)
5
31
32
62
87
101
100
121
141
160
188
243
-34,3
-42 sampai -51
sukrosa [O--D-fruktofuranosil-(21)--D-glukofiranosida]
Kemanisan relatif
Sukrosa
Glukosa
Fruktosa
Maltosa
Laktosa
Sakarin
100
70
170
30
16
40,000
Biaya Penelitian
No
Volume
Satuan
Biaya Satuan
Jumlah
1.
Nira aren
23
liter
Rp
5.000 Rp
115.000
2.
Dekstrin
kg
Rp
20.000 Rp
80.000
3.
Na-metabisulfit
0,01
kg
Rp
26.000 Rp
260
4.
CaOH (kapur)
kg
Rp
7.000 Rp
7.000
5.
Akuades
20
liter
Rp
1.500 Rp
30.000
6.
Toluen
liter
Rp
25.000 Rp
200.000
7.
1,8
liter
Rp
20.000 Rp
36.000
8.
Pb asetat
0,004
kg
Rp
300.000 Rp
1.200
9.
Na fosfat
0,004
kg
Rp
935.000 Rp
3.740
10.
NaOH 4N
0,025
kg
Rp
470.000 Rp
11.750
11.
HCl 4N
1,5
liter
Rp
130.000 Rp
195.000
12.
KI
0,3
kg
Rp
1.116.000 Rp
334.800
13.
Asam sulfat 6N
1,8
liter
Rp
135.000 Rp
243.000
14.
Na-tiosulfat
0,008
kg
Rp
95.000 Rp
760
15.
80
kali
Rp
30.000 Rp
2.400.000
16.
Plastik PP 1 mm
pak
Rp
8.000 Rp
16.000
17.
Ember plastik
unit
Rp
16.000 Rp
16.000
Rp
3.690.510
Total