Anda di halaman 1dari 19

DIET PENYAKIT SALURAN CERNA

Gambaran Umum
Saluran cerna adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan, mengabsorpsi
zat zat gizi, dan mengekresikan sisa-sisa pencernaan. Saluran cerna terdiri atas mulut.
Kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.
Gangguan

pencernaan

dan

absorpsi

dapat

terjadi

pada

proses

menelan,

mengosongkan lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar (defekasi).
Gangguan ini antara lain terjadi karena infeksi dan peradangan, gangguan motilitas,
perdarahan atau hematemesis-melena, kondisi saluran cerna pasca bedah, dan tumor
atau kanker. Penyakit-penyakit saluran cerna yang terjadi antara lain stenosis esofagus,
gastritis akut atau kronik, hematemesis-melena, ulkus peptikum, Gastroesophageal
Reflux Disease (GERD), sindorma dumping, divertikulosis, Inflamatory Bowel Disease
(IBD), hemeroid, diare, dan konstipasi.
Manifetasinya yang terjadi pada pasien dapat berupa disfagia, dispepsia, diare,
konstipasi, hematemesis-melena, dan hematokesia.
Diet Disfagia
Gambaran Umum
Disfagia adalah kesulitan menelan karena adanya gangguan aliran makanan pada
saluran cerna. Hal ini dapat terjadi karena kelainan sistem saraf menelan, pasca stroke,
dan adanya masa atau tumor yang menutupi saluran cerna. Pasien memerlukan
penanganan khusus tentang cara pemberian maupun bentuk makanannya.
Tujuan Diet
Tujuan diet disfagia adalah untuk :
1. Menurunkan risiko aspirasi akibat masuknya makanan ke dalam saluran
pernapasan
2. Mencegah adan mengoreksi defisiensi zat gizi dan cairan.
Syarat Diet
Syarat-syarat diet disfagia adalah untuk :
1.
2.
3.
4.

Cukup energi, protein, dan zat lainnya


Mudah dicerna, porsi makanan kecil, dan sering diberikan.
Cukup cairan
Bentuk makanan bergantung pada kemampuan menelan. Diberikan secara
bertahap, dimulai dari makanan cair penuh atau cair kental, makanan saring,

kemudian makanan lunak.


5. Makanan cair jernih tidak
tersedak/aspirasi

diberikan

karena

sering

menyebabkan

6. Cara pemberian makanan dapat per oral atau melalui pipa (selang) atau sonde.
Macam Diet dan Indikasi Pemberian
Disfagia dapat terjadi pada lansia, adanya gangguan saraf menelan, tumor esophagus,
dan pasca stroke. Bentuk makanan bergantung cara pemberian. Bila diberikan melalui
pipa, makanan diberikan dalam bentuk makanan cair penuh, bila diberikan per oral
maka makanan diberikan dalam bentuk makanan cair, kental, saring atau lunak.
Diet Pasca Hematemesis-Melena
Gambaran Umum
Hematemesis-melena keadaan muntah dan buang air besar berupa darah akibat luka
atau kerusakan pada saluran cerna.
Tujuan Diet
Tujuan diet pasca hematemesis-melena adalah untuk :
Hematemesis melena adalah keadaan muntah dan buang air besar berupa darah
akibat luka atau kerusakan pada saluran cerna.
Tujuan Diet
Tujuan diet pasca hematemesis melena adalah untuk :
1. Memberikan makanan secukupnya yang memungkinkan istirahat pada saluran
cerna, mengurangi risiko perdarahan ulang, dan mencegah aspirasi.
2. Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin.
Starat Diet
Syarat-syarat diet pasca hematemesis-melena adalah :
1. Tidak merangsang saluran cerna
2. Tidak meninggalkan sisa
3. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam
untuk memberi istirahat pada lambung
4. Diet diberikan jika perdarahan pada lambung atau duodenum sudah tidak ada.
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Diet diberikan dalm bentuk makanan cair jernih, tiap 2-3jam pasca pendarahan. Nilai
gizi makanan ini sangat rendah, sehingga diberikan selama 1-2 hari saja
Diet Penyakit Lambung
Gambran Umum

Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis dumping syndrome dan


kanker lambung. Gangguan gastrointestinal sering dihubungkan dengan emosi atau
psikoneurisis dan atau makan terlalu cepat karena dikunyah serta terlalu banyak
merokok.
Gangguan pada lambung umumnya berupa sindroma dyspepsia, yaitu kumpulan gejala
yang terdiri dari mual, muntah, nyeri epigastrum, kembung, nafsu makan berkurang,
dan rasa cepat kenyang.
Tujuan Diet
Tujan Diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makanan dan cairan
secukuonya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan
sekresi asam lambung yang berlebihan.
Syarat Diet
Syarat-syarat diet penyakit lambung adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan


energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.
Rendah lemak dan serat
Cairan cukup, terutama bila ada muntah
Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam.
Rendah laktosa bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak dianjurkan

minum susu terlalu banyak


7. Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu panas
dan dingin
Macam Diet dan Indikasi Pemberian
Diet lambung diberikan kepada pasien dengan gastritis, ulkus peptikum, tifus
abdominalis, dan pasca bedah saluran cerna atas
1. Diet lambung I
Diberikan kepada pasien gastritis akut, ulkus peptikum,pasca perdarahan, dan
tifus abdominalis berat. Makanan diberikan dalam bentuk saring. Makanan
diberikan setiap 3 jam selama 1-2 hari saja karena membosankan serta kurang
energi.
2. Diet lambung II
Diberikan kepada pasien dengan ulkus peptikum atau gastritis kronis dan tifus
abdominalis ringan. Makanan berbentuk lunak, porsi kecil serta diberikan berupa
3 kali makanan lengkap dan 2-3 kali makanan selingan.
3. Diet lambung III

Diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II pada pasien ulkus peptikum,
gastritis kronik, atau tifus abdominalis yang hampir sembuh. Makanan berbentuk
lunak atau biasa bergantung pada toleransi pasien.
Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
a) Makanan yang dianjurkan
o Sumber karbohidrat : beras ditim, nasi, kentang direbus, dipure, makaroni, mie,
bihun direbus, roti, biskuit, krekers, tepung-tepungan dibuat pudding atau
dibubar.
o Sumber protein hewani : daging sapi empuk, hati, ikan, ayam direbus, disemur,
ditim, dipanggang, telur ayam direbus, didadar, diceplok air, dan dicampur
dalam makanan, susu
o Sumber protein nabati : tahu, tempe direbus, ditim, ditumis, kacang j=hijau
direbus
o Sayuran : sayuran yang tidak banyak serat dan yang tidak menimbulkan gas
seperti bayam, buncis, kacang panjang, wortel, tomat, labu kuning, labu siam,
direbus, ditumis atau disetup
o Buah-buahan : semua sari buah, buah segar yang matang (tana kulit dan biji)
dan tidak banyak menimbulkan gas seperti pepaya, pisang, sawo, jeruk manis,
buah dalam kaleng.
o Lemak nabati : margarin, mentega, santan encer, dan minyak dalam jumlah
terbatas untuk menumis atau mengoles.
o Minuman : teh,encer,sirup
o Bumbu : garam, vetsin dalam jumlah terbatas, gula, cukia salam, laos, kunyit,
kencur,laos,salam,sereh,terasi, dan sebagainya
b) Makanan yang tidak dianjurkan
o Sumber karbohidrat : beras ketasn, beras tumbuk, roti whole wheat, jagung,
ubi, singkong, talas, kentang digoreng, dodol, dan sebagainya.
o Sumber protein hewani : daging, ikan, yang dikaleng, dikeringkan, diasap,
deberi bumbu-bumbu tajam daging babi, telur goreng.
o Sumber protein nabati : tahu, tempe digoreng, kacang merah serta kacangkacangan kering seperti kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, dan
kacang tolo
o Sayuran : sayuran yang berserat tinggi seperti daun singkong, daun katuk,
daun pepaya, daun dan buah melinjo, oyong timun serta semua sayuran yang
dimakan mentah
o Buah-buahan : buah-buahan yang dimakan dengan kulit seperti apel, jambu biji,
jeruk yang dimakan dengan kulit ari, buah yang menimbulkan gas seperti durian
dan nangka
o Lemak : minyak untuk menggoreng, lemak hewani, kelapa dan santan kental.
o Minuman : kopi dan teh kental, minuman yang mengandung soda dan alkohol
o Bumbu : lombok, merica, cuka dan bumbu lainnya yang tajam.

DIET SISA RENDAH


Gambaran Umum
Diet sisa rendah adalah makanan yang terdiri dari bahan makanan rendah serat dan
hanya sedikit meninggalkan sisa. Yang dimaksud dengan sisa adalah bagian-bagian
makanan yang tidak diserap seperti terdapat di dalam susu dan produk susu serta serat
daging yang berserat kasar (liat). Disamping itu, makanan lain yang merangsang
saluran cerna harus dibatasi.
Tujuan Diet

Tujuan Diet Sisa Rendah adalah memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang
sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume feses, dan tidak
merangsang saluran cerna.
Syarat Diet
Syarat-syarat diet rendah garam adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Energi cukup sesuai dengan umur, gender dan aktvitas.


Protein cukup, yaitu 10-15 % dari kebutuhan energi total
Lemak sedang, yaitu 10-25 % dari kebutuhan energi total
Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total
Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang
Menghindari susu, produk susu,d an daging berserat kasar
Menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam, dan

berbumbu tajam
8. Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu panas
dan dingin
9. Makanan sering diberikan dalam porsi kecil tapi serimg
10. Bila diberikan untuk jangka waktu yang lama atau dalam keadaan khusus, deit
perlu disertai suplemen vitamin dan mineral, makanan formula, atau makanan
panenteral
Macam Diet Dan Indikasi Pemberian
Diet sisa rendah kepada pasien dengan diare berat,peradangan saluran cerna
akut,diverticulitis akut,obstipasi spastic,penyumbatan sebagian saluran cerna hemoroid
berat,serta pada para dah pasca bedah saluran crna. Diet biasanya rendah dalam
beberapa zat gizi,sehingga hanya diberikan untuk jangka waktu yang pendek. Bila
dperlukan daisamping diet diberikan suplemen vitamin dan mineral dan/atau makanan
panenteral.
Menurut beratnya penyakit diberikan diet sisa rendah I atau II
Diet Sisa Rendah I
Diet sisa rendah I adalah makanan yang diberikan dalam bentuk disaring atau
diblender.makanan ini menghindari makanan berserat tinggi dan sedang,bumbu yang
tajam,susu,daging berserat kasar (liat) dan membatasi pembatasan gula dan
lemak.kandungan serat maksimal 4 gram. Diet ini rendah energy dan sebagian besar
zat gizi.
Bahan makanan yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan
Bahan

Dianjurkan

Tidak Dianjurkan

Makanan
Sumber

Bubur disaring,roti

Beras tumbuk,beras ketan,roti whole

karbohidrat

dibakar,kentang

wheat,

dipure,macaroni,mie,bihun

jagung,ubi,singkong,talas,cake,tarcis,do

direbus,biscuit,kreakers,tepu

dol,tepung-tepungan yang dibuat kue

ng-tepungan dipuding atau

manis

Sumber

dibubur.
Daging empuk,hati,ayam,ikan Daging berserat kasar,ayam dan ikan

protein

digiling

hewani

direbus,ditim,diceplok air atau diceplok,udang dan kerang,susu dan


sebgai

halus,telur yang
campuran

diawet,digoreng

kering,telur

dalam produk susu hewan.

Sumber

makan atau minuman


Tahu ditim dan direbus,susu Kacang-kacangan

perotein

kedelai

merah,kacang tolo,kacang hijau,kacang

Sari sayuran
Teh,sirup,kopi encer

kedelai,tempe dan oncom


Sayuran dalam keadaan utuh
Teh
dan
kopi
kental,minuman

Garam,vetsin,gula

beralkohol dan mengandung soda


Bawang,cabe,jahe,merica,ketumbar,cuk

nabati
Sayuran
minuman
Bumbu

seperti

kacang

a dan bumbu lain yang tajam.


Diet Sisa Rendah II
Diet sisa rendah II merupakan makanan peralihan dari diet sisa rendah I makanan
biasa. Diet ini diberikan bila penyakit mulai membaik atau bila penyakit bersifat kronis.
Makanan diberikan dalam bentuk cincang dan lunak. Makanan berserat sedang
diperbolehkan dalam jumlah terbatas,sedangkan makanan berserat tinggi tidak
diperolehkan. Susu diberikan maksimal 2 gelas sehari. Lemak dan gula diberikan dalam
bentuk mudah cerna. Bumbu kecuali cabe,merica,dan cuka,boleh diberikan dalam
jumlah terbatas. Kandungan serat diet ini adalah 4-8 gram.
Bahan Makanan
Sumber karbohidrat

Dianjurkan
Beras

Tidak Dianjurkan
dibubur/ditim,roti Beras
ketan,

bakar,kentang

tumbuk/merah, roti whole

rebus,kreakes,tepung-

wheat,

tepungan dibubur atau dibuat singkong,

Sumber protein hewani

beras

jagung,

ubi,

talas,

cake,

pudding

tarcis, dodol, dan kue-kue

Daging

lain yang manis dan gurih.


Daging berserat kasar (liat)

empuk,hati,ayam,ikan-ikan

serat daging, ikan ayam

direbus,

ditumis,

dikukus, diawet, daging babi, telur

diungkep, dipanggang, telur mata sapi, telur dadar.


direbus, ditim, diceplok air,
didadar,

dicampur

dalam

makanan dan minuman, susu


Sumber protein nabati

maksimal 2gelas perhari.


Tahu, tempe ditim dan Kacang

merah

serta

direbus,

ditumis,

pindakas, kacang-kacangan

kering

seperti

kacang

susu kedelai.

tanah,kacang hijau,kacnag
Sayuran

Sayuran

kedelai dan kacang tolo.


berserat Sayuran yang berserat

yang

rendah dan sedang seperti : tinggi


kacang

panjang,

muda,

bayam,

seperti

daun

buncis singkong, daun katuk, daun

labu

siam, pepaya, daun dan buah

tomat masak, wortel direbus, melinjo, oyong, pare serta


dikukus, ditumis.
Buah-buahan

semua

sayuran

yang

dimakan mentah.
Semua sari buah, buah segar Buah-buahan
yang matang (tanpa kulit dan dimakan
biji)

dan

tidak

menimbulkan
pepaya,

yang

dengan

kulit

banyak seperti apel, jambu biji dan

gas,seperti

pisang,

: pir

serta

jeruk

yang

jeruk, dimakan dengan kulit ari :

avokad, nanas.

buah
gas

yang
seperti

menimbulkan
durian

dan

nangka.

Lemak

Margarin,

mentega,

dan Minyak

untuk

minyak dalam jumlah terbatas menggoreng,lemak hewani,


untuk
Minuman

menumis,

mengoles kelapa, dan santan

dan setup.
Teh, sirup, kopi encer

Teh

dan

kopi

kental,

minuman beralkohol
Bumbu

mengandung soda.
Garam, vetsin, gula, cuka, Cabe dan merica.
sala,

laos,

kunyit,

dalam jumlah terbatas

kunci,

dan

LAMPIRAN
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

RSUD DR. IBNU


SUTOWO
BATURAJA

PEMBERIAN EDUKASI TERINTEGRASI


RAWAT INAP
No Dokumen
No Revisi
Halaman

Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL(SPO
)

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

Ditetapkan
Direktur

dr. Rynna Dyana Rahman


NIP. 19820821.201001.2007
Pemberian materi-materi edukasi kepada pasien dan atau
keluarga berkaitan dengan kondisi kesehatannya
Sebagai acuan langkah-langkah dalam :
1. Memberikan informasi secara tepat dan benar tentang
kondisi kesehatan pasien kepada pasien, dan atau
keluarga
2. Membantu pasien, keluarga dan atau penanggung
jawab dalam memutuskan perawatan
1Surat keputusan Direktur RSUD DR.H.IBNU SUTOWO
BATURAJA no tahun tentang kebijakan pendidikan

pasien dan keluarga (PKK) pada RSUD DR.H.IBNU


SUTOWO BATURAJA
2Setiap pasien dan keluarga pasien rawat inap yang baru
masuk rumah sakit berhak mendapatkan informasi
dan edukasi yang efektif dan lengkap mengenai
peraturan rumah sakit,fasilitas dan cara
penggunaanya, penyakitnya, pemeriksaan, terapi,
perawatan, keamanan pasein/pencegahan infeksi dan
pelayanan kesehatan lain yang diperlukan oleh pasien
3Setiap pasien dan keluarga pasien rawat inap selama
perawatan berhak mendapatkan penjelasan yang
lengkap mengenai perkembangan penyakit,
pemeriksaan lanjutan, perubahan terapi/terapi
lanjutan, perawatan kesehatan lain yang diperlukan
oleh pasien.
4Setiap pasien dan keluarga pasien rawat inap yang akan
pulang atau persiapan pulang berhak mendapatkan
penjelasan yang lengkap mengenai kondisi penyakit
saat pulang,terapi,yang akan dianjurkan dirumah,datadata yang dibawa pulang dan
kegunaanya,pemeriksaan/control selanjutnya,
kebutuhan home visite, dan teknik-teknik rehabilitas
medik.
RSUD DR. IBNU
SUTOWO
BATURAJA
PEMBERIAN EDUKASI TERINTEGRASI RAWAT INAP

No Dokumen

No Revisi

Halaman

KEBIJAKAN
5.Pelaksanaan pemberian informasi dan edukasi yang
efektif dilaksanakan oleh petugas dari multi disiplin
ilmu yang ditunjuk oleh bagian /SMF/Instlansi
6.Pelaksanaan pemberian informasi dan edukasi yang
efektif secara kolaboratif dilaksanakan oleh petugas
dari multi disiplin ilmu yang ditunjuk
bagian/SMF/Instlansi yang tergabung dalam tim PKRS.
7.Setiap pemberian informasi dan redukasi yang efektif
kepada pasien akan diakhiri dengan melaksanakan
verifikasi untuk mengetahui pemahaman pasien
terhadap materi yang disampaikan oleh petugas.
8.Setiap edukasi yang diberikan rawat inap dicatat dalam
Form catatan Edukasi dan perencanaan edukasi
terintegrasi rawat inap (form. 125 B/ IRM-00).

1.
2.
3.
4.

PROSEDUR

Beri salam
Perkenalkan diri
Siapkan sarana dan prasarana untuk edukasi
Berikan edukasi sesuai dengan kebutuhan pasien
dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami
dengan melingkari nomor materi yang disampaikan
5. Beri
kesempatan
pasien/keluarga
untuk
bertanya,memberi pendapat dan terlibat dalam
pengambilan keputusan
6. Pastikan bahwa pasien dan keluarga memahami apa
yang telah diberikan oleh educator
7. Lakukan dan tulis evaluasi kepada pasien/keluarga
tentang edukasi yang sudah disampaikan.
8. Beri reinformed concent terhadap partisipasi
pasien/keluarga dalam mengambil keputusan
9. Tuliskan tanggal edukasi dilakukan
10. Tuliskan metode yang dilakukan dalam edukasi dan
durasi waktu pemberian edukasi.

RSUD DR. IBNU


SUTOWO
BATURAJA
PEMBERIAN EDUKASI TERINTEGRASI RAWAT INAP

No Dokumen

No Revisi

Halaman

11. Pastikan edukator dan pasien/keluarga menanda


tangani form catatan edukasi dan Perencanaan
PROSEDUR

Edukasi Terintegrasi Rawat Inap (form,125 B / IRM


00)

Unit terkait

Semua unit pelayanan di RSUD H.Ibnu Sutowo Baturaja

RSUD DR. IBNU


SUTOWO
BATURAJA

PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI


No Dokumen

Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL(SPO
)

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

No Revisi

Halaman

Ditetapkan
Direktur

dr. Rynna Dyana Rahman


NIP. 19820821.201001.2007
Pemberian materi-materi dan informasi edukasi kepada
pasien dan atau keluarga berkaitan dengan kondisi
kesehatannya
Sebagai acuan langkah-langkah dalam :
1. Memberikan informasi secara tepat dan benar tentang
kondisi kesehatan pasien kepada pasien, dan atau
keluarga
2. Membantu pasien, keluarga dan atau penanggung
jawab dalam memutuskan perawatan
1.Surat keputusan Direktur RSUD Dr.H.Ibnu Sutowo Baturaja
nomor
tahun
tentang pembentukan panitia Promosi
Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).
2.Surat keputusan Direktur RSUD Dr.H. Ibnu Sutowo Baturaja
nomor tahun
tentang Promosi Kesehatan Rumah
Sakit (PKRS).
3.Surat keputusan Direktur RSUD Dr.H. Ibnu Sutowo Baturaja

nomor tahun
tentang Pemberlakuan Pedoman
Pengorganisasian Promosi Kesehatan Rumah sakit
(PKRS).
4.Surat keputusan Direktur RSUD Dr.H. Ibnu Sutowo Baturaja
nomor tahun
tentang Pemberlakuan Pedoman
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
5.Surat keputusan Direktur RSUD Dr.H. Ibnu Sutowo Baturaja
nomor tahun
tentang Pemberlakuan Panduan
Pendidikan Pasien Dan Keluarga.
PROSEDUR

1.
2.
3.
4.
5.

Ucapkan salam
Perkenalan diri dan jelaskan tugas dan peran anda
Pastikan identitas pasien
Ciptakan suasana yang nyaman dan hindari tampak lelah
Jelaskan materi edukasi kepada pasien dan keluarga

RSUD DR. IBNU


SUTOWO
BATURAJA
PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

No Dokumen

No Revisi

Halaman

6. Lakukan verifikasi kepada pasien dan atau keluarga


terhadap materi edukasi yang telah diberikan.
7. Berikan formulir edukasi untuk ditanda tangani oleh pasien
atau keluarga
8. Berikan nomor telpon yang bisa dihubungi sewaktu-waktu
PROSEDUR

diperlukan.
9. Tawarkan bantuan kembaliapakah masih ada yang dapat
saya bantu?
10. Ucapkan terimakasih
11. Berdiri ketika pasien dan atau keluarga akan keluar dari

Unit terkait

ruang edukasi.
Semua unit pelayanan di RSUD H.Ibnu Sutowo Baturaja

RSUD DR. IBNU


SUTOWO
BATURAJA

PENGKAJIAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN /KOMONIKASI


DAN PENGAJARAN
No Dokumen
No Revisi
Halaman

Tanggal Terbit

Ditetapkan
Direktur

STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL(SPO)

PENGERTIAN

TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

dr. Rynna Dyana Rahman


NIP. 19820821.201001.2007
Suatu kegiatan pengkajian awal pasien masuk rumah sakit
yang dilakukan oleh semua profesi yang terkait dalam
perawatan pasien di rawat jalan dan rawat inap.
Sebagai acuan penerapan dalam melakukan identifikasi awal
pasien masuk rumah sakit untuk menentukan kebutuhan
pendidikan/komunikasi dan pengajaran pasien.
1.Setiap profesi dalam perawatan pasien wajib melakukan
pengkajian kebutuhan komunikasi/ pendidikan dan
pengajaran kepada pasien,keluarga atau
penanggungjawab pasien.
2.Pada pasien anak-anak dan pasien penurunan
kesadran,pengkajian dilakukan pada orang tua keluarga
dan penanggung jwab pasien.
3.Semua kebutuhan edukasi pasien terindentifikasi pada saat
melakukan pengkajian awal pasien termasuk kebutuhan
saran dan interprestasi.
4.Pengkajian dicatat pada form pengkajian komunikasi
pendidikan dan pengajaran yang terdapat pada
pengkajian keperawatan rawat jalan dan rawat inap.
1. Ucapkan salam.
2. Perkenalan diri
3. Siapkan sarana dan prasarana untuk assesement

kebutuhan komunikasi pasien


4. Tanyakan kepasa pasien,keluarga,apakah pasien dapat
berbicara,bila tidak tanyakan awal terjadinya gangguan
bicara.
5. Tanyakan bahasa yang digunakan sehari-hari oleh pasien
dan keluarganya dalam berkomunukasi.

RSUD DR. IBNU


SUTOWO
BATURAJA
PENGKAJIAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN /KOMONIKASI
DAN PENGAJARAN

No Dokumen

No Revisi

Halaman

6. Tanyakan apakah pasien/keluarga perlu penerjemah

PROSEDUR

dalam komunukasi.
7. Kaji adanya hambatan belajar pada pasien/keluarga
8. Tanyakan cara belajar yang disukai oleh pasien/keluarga
9. Tanyakan tingkat pendidikan pasien/keluarga
10. Tanyakan hal-hal yang perlu dan yang ingin di ketahui
oleh pasien/keluarga tentang kesehatan
11. Dokumentasikan hasil pengkajian pada form pengkajian
12. Lakukan terminasi dengan mengucapkan terimakasih dan

Unit terkait

lakukan kontak waktu untuk pertemuan berikutnya.


Semua unit pelayanan di RSUD H.Ibnu Sutowo Baturaja

RSUD DR. IBNU


SUTOWO
BATURAJA

PENYULUHAN GIZI
No Dokumen

Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL(SPO
)

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

No Revisi

Halaman

Ditetapkan
Direktur

dr. Rynna Dyana Rahman


NIP. 19820821.201001.2007
Penyuluhan gizi adalah penyampaian pesan-pesan gizi untuk
meningkatkan kemampuan pasien/klien dan kelompokkelompok masyarakat,agar mereka dapat mandiri dalam
memecahkan masalah gizi untuk mempercepat proses
penyembuhan dan rehabilitasinya.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar masyarakat
rumah sakit mampu mengatasi masalah-masalah gizi dengan
cara mengatur pola makan,serta memilih makanan yang
sesuai dengan kesehatannya secara efektif dan efisien.

PROSEDUR

1.Keputusan Direktur RSUS Dr.H.Ibnu Sutowo Baturaja No.


Tahun
tentang pembentukan team Promosi Kesehatan
Rumah Sakit (PKRS) pada Direktur RSUS Dr.H.Ibnu
Sutowo Baturaja tahun 2016.
2.Keputusan Direktur RSUS Dr.H.Ibnu Sutowo Baturaja No.
Tahun
tentang Pelayanan Instalasi Gizi
1. Menyiapkan materi dan bahan penyuluhan sesuai dengan

Unit terkait

kelompok sasaran yang sudah diketahui oleh PKRS


2. Perkenalan diri
3. Menyampaiakan materi penyuluhan
4. Evaluasi dengan tanya jawab
5. Pencatatan dan pelaporan
IRI, IRF, ICU, PKRS

RSUD DR. IBNU


SUTOWO
BATURAJA

KONSULTASI GIZI
No Dokumen

Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL(SPO
)

PENGERTIAN

TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR

Unit terkait

No Revisi

Halaman

Ditetapkan
Direktur

dr. Rynna Dyana Rahman


NIP. 19820821.201001.2007
Konsultasi gizi adalah serangkaian proses kegiatan
pelayanan gizi yang bersinambungan untuk tujuan
menanamkan dan meningkatkan pengertian sikap dan prilaku
sehingga membantu klien atau pasien mengenali dan
mengatasi masalah gizi.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untk membuat
perubahan pengetahuan, sikap dan prilaku makan, serta pola
makan sesuai dengan kebutuhan pasien.
Keputusan Direktur RSUS Dr.H.Ibnu Sutowo Baturaja No.
Tahun
tentang Pelayanan Instalasi Gizi
1. Perkenakan diri
2. Pengkajian gizi
3. Mendengarkan klien dengan baik dan mencatat
4. Memberikan konsultasi sesuai dengan dietnya
5. Memberikan kesempatan bertanya
6. Menutup konsultasi dengan baik
IRI, IRF, ICU

RSUD DR. IBNU


SUTOWO
BATURAJA

EDUKASI GIZI
No Dokumen

Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL(SPO
)

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR

No Revisi

Halaman

Ditetapkan
Direktur

dr. Rynna Dyana Rahman


NIP. 19820821.201001.2007
Edukasi gizi adalah suatu proses perubahan prilaku secara
terencana pada individu, kelompok atau masyarakat untuk
dapat lebih mandiri dalam mengatasi masalah gizi.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengubah
pemahaman individu, kelompok, dan masyarakat dibidang
gizi sebagai sesuatu yang bernilai, mandiri dalam mencapai
tujuan hidup sehat
Keputusan Direktur RSUS Dr.H.Ibnu Sutowo Baturaja No.
Tahun
tentang Pelayanan Instalasi Gizi
1. Menyampaikan kepada pasien supaya mengkonsumsi
makanan yang diberikan dari rumah sakit
2. Apabila pasien membawa makanan dari rumah, ahli gizi
harus menjelaskan bahwa ada beberapa bahan makanan
yang harus dibatasi sesuai dengan jenis penyakitnya,serta
harus memperhatikan syarat dari hygiene dan sanitasi
makanan.
3. Ahli gizi akan mencatat hasil KIE pada formulir edukasi

Unit terkait

terintegrasi
Instalasi rawat inap.

Anda mungkin juga menyukai