Gambaran Umum
Saluran cerna adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan, mengabsorpsi
zat zat gizi, dan mengekresikan sisa-sisa pencernaan. Saluran cerna terdiri atas mulut.
Kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus.
Gangguan
pencernaan
dan
absorpsi
dapat
terjadi
pada
proses
menelan,
mengosongkan lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar (defekasi).
Gangguan ini antara lain terjadi karena infeksi dan peradangan, gangguan motilitas,
perdarahan atau hematemesis-melena, kondisi saluran cerna pasca bedah, dan tumor
atau kanker. Penyakit-penyakit saluran cerna yang terjadi antara lain stenosis esofagus,
gastritis akut atau kronik, hematemesis-melena, ulkus peptikum, Gastroesophageal
Reflux Disease (GERD), sindorma dumping, divertikulosis, Inflamatory Bowel Disease
(IBD), hemeroid, diare, dan konstipasi.
Manifetasinya yang terjadi pada pasien dapat berupa disfagia, dispepsia, diare,
konstipasi, hematemesis-melena, dan hematokesia.
Diet Disfagia
Gambaran Umum
Disfagia adalah kesulitan menelan karena adanya gangguan aliran makanan pada
saluran cerna. Hal ini dapat terjadi karena kelainan sistem saraf menelan, pasca stroke,
dan adanya masa atau tumor yang menutupi saluran cerna. Pasien memerlukan
penanganan khusus tentang cara pemberian maupun bentuk makanannya.
Tujuan Diet
Tujuan diet disfagia adalah untuk :
1. Menurunkan risiko aspirasi akibat masuknya makanan ke dalam saluran
pernapasan
2. Mencegah adan mengoreksi defisiensi zat gizi dan cairan.
Syarat Diet
Syarat-syarat diet disfagia adalah untuk :
1.
2.
3.
4.
diberikan
karena
sering
menyebabkan
6. Cara pemberian makanan dapat per oral atau melalui pipa (selang) atau sonde.
Macam Diet dan Indikasi Pemberian
Disfagia dapat terjadi pada lansia, adanya gangguan saraf menelan, tumor esophagus,
dan pasca stroke. Bentuk makanan bergantung cara pemberian. Bila diberikan melalui
pipa, makanan diberikan dalam bentuk makanan cair penuh, bila diberikan per oral
maka makanan diberikan dalam bentuk makanan cair, kental, saring atau lunak.
Diet Pasca Hematemesis-Melena
Gambaran Umum
Hematemesis-melena keadaan muntah dan buang air besar berupa darah akibat luka
atau kerusakan pada saluran cerna.
Tujuan Diet
Tujuan diet pasca hematemesis-melena adalah untuk :
Hematemesis melena adalah keadaan muntah dan buang air besar berupa darah
akibat luka atau kerusakan pada saluran cerna.
Tujuan Diet
Tujuan diet pasca hematemesis melena adalah untuk :
1. Memberikan makanan secukupnya yang memungkinkan istirahat pada saluran
cerna, mengurangi risiko perdarahan ulang, dan mencegah aspirasi.
2. Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin.
Starat Diet
Syarat-syarat diet pasca hematemesis-melena adalah :
1. Tidak merangsang saluran cerna
2. Tidak meninggalkan sisa
3. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam
untuk memberi istirahat pada lambung
4. Diet diberikan jika perdarahan pada lambung atau duodenum sudah tidak ada.
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Diet diberikan dalm bentuk makanan cair jernih, tiap 2-3jam pasca pendarahan. Nilai
gizi makanan ini sangat rendah, sehingga diberikan selama 1-2 hari saja
Diet Penyakit Lambung
Gambran Umum
Diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II pada pasien ulkus peptikum,
gastritis kronik, atau tifus abdominalis yang hampir sembuh. Makanan berbentuk
lunak atau biasa bergantung pada toleransi pasien.
Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
a) Makanan yang dianjurkan
o Sumber karbohidrat : beras ditim, nasi, kentang direbus, dipure, makaroni, mie,
bihun direbus, roti, biskuit, krekers, tepung-tepungan dibuat pudding atau
dibubar.
o Sumber protein hewani : daging sapi empuk, hati, ikan, ayam direbus, disemur,
ditim, dipanggang, telur ayam direbus, didadar, diceplok air, dan dicampur
dalam makanan, susu
o Sumber protein nabati : tahu, tempe direbus, ditim, ditumis, kacang j=hijau
direbus
o Sayuran : sayuran yang tidak banyak serat dan yang tidak menimbulkan gas
seperti bayam, buncis, kacang panjang, wortel, tomat, labu kuning, labu siam,
direbus, ditumis atau disetup
o Buah-buahan : semua sari buah, buah segar yang matang (tana kulit dan biji)
dan tidak banyak menimbulkan gas seperti pepaya, pisang, sawo, jeruk manis,
buah dalam kaleng.
o Lemak nabati : margarin, mentega, santan encer, dan minyak dalam jumlah
terbatas untuk menumis atau mengoles.
o Minuman : teh,encer,sirup
o Bumbu : garam, vetsin dalam jumlah terbatas, gula, cukia salam, laos, kunyit,
kencur,laos,salam,sereh,terasi, dan sebagainya
b) Makanan yang tidak dianjurkan
o Sumber karbohidrat : beras ketasn, beras tumbuk, roti whole wheat, jagung,
ubi, singkong, talas, kentang digoreng, dodol, dan sebagainya.
o Sumber protein hewani : daging, ikan, yang dikaleng, dikeringkan, diasap,
deberi bumbu-bumbu tajam daging babi, telur goreng.
o Sumber protein nabati : tahu, tempe digoreng, kacang merah serta kacangkacangan kering seperti kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, dan
kacang tolo
o Sayuran : sayuran yang berserat tinggi seperti daun singkong, daun katuk,
daun pepaya, daun dan buah melinjo, oyong timun serta semua sayuran yang
dimakan mentah
o Buah-buahan : buah-buahan yang dimakan dengan kulit seperti apel, jambu biji,
jeruk yang dimakan dengan kulit ari, buah yang menimbulkan gas seperti durian
dan nangka
o Lemak : minyak untuk menggoreng, lemak hewani, kelapa dan santan kental.
o Minuman : kopi dan teh kental, minuman yang mengandung soda dan alkohol
o Bumbu : lombok, merica, cuka dan bumbu lainnya yang tajam.
Tujuan Diet Sisa Rendah adalah memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang
sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume feses, dan tidak
merangsang saluran cerna.
Syarat Diet
Syarat-syarat diet rendah garam adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
berbumbu tajam
8. Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu panas
dan dingin
9. Makanan sering diberikan dalam porsi kecil tapi serimg
10. Bila diberikan untuk jangka waktu yang lama atau dalam keadaan khusus, deit
perlu disertai suplemen vitamin dan mineral, makanan formula, atau makanan
panenteral
Macam Diet Dan Indikasi Pemberian
Diet sisa rendah kepada pasien dengan diare berat,peradangan saluran cerna
akut,diverticulitis akut,obstipasi spastic,penyumbatan sebagian saluran cerna hemoroid
berat,serta pada para dah pasca bedah saluran crna. Diet biasanya rendah dalam
beberapa zat gizi,sehingga hanya diberikan untuk jangka waktu yang pendek. Bila
dperlukan daisamping diet diberikan suplemen vitamin dan mineral dan/atau makanan
panenteral.
Menurut beratnya penyakit diberikan diet sisa rendah I atau II
Diet Sisa Rendah I
Diet sisa rendah I adalah makanan yang diberikan dalam bentuk disaring atau
diblender.makanan ini menghindari makanan berserat tinggi dan sedang,bumbu yang
tajam,susu,daging berserat kasar (liat) dan membatasi pembatasan gula dan
lemak.kandungan serat maksimal 4 gram. Diet ini rendah energy dan sebagian besar
zat gizi.
Bahan makanan yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan
Bahan
Dianjurkan
Tidak Dianjurkan
Makanan
Sumber
Bubur disaring,roti
karbohidrat
dibakar,kentang
wheat,
dipure,macaroni,mie,bihun
jagung,ubi,singkong,talas,cake,tarcis,do
direbus,biscuit,kreakers,tepu
manis
Sumber
dibubur.
Daging empuk,hati,ayam,ikan Daging berserat kasar,ayam dan ikan
protein
digiling
hewani
halus,telur yang
campuran
diawet,digoreng
kering,telur
Sumber
perotein
kedelai
Sari sayuran
Teh,sirup,kopi encer
Garam,vetsin,gula
nabati
Sayuran
minuman
Bumbu
seperti
kacang
Dianjurkan
Beras
Tidak Dianjurkan
dibubur/ditim,roti Beras
ketan,
bakar,kentang
rebus,kreakes,tepung-
wheat,
beras
jagung,
ubi,
talas,
cake,
pudding
Daging
empuk,hati,ayam,ikan-ikan
direbus,
ditumis,
dicampur
dalam
merah
serta
direbus,
ditumis,
pindakas, kacang-kacangan
kering
seperti
kacang
susu kedelai.
tanah,kacang hijau,kacnag
Sayuran
Sayuran
yang
panjang,
muda,
bayam,
seperti
daun
labu
semua
sayuran
yang
dimakan mentah.
Semua sari buah, buah segar Buah-buahan
yang matang (tanpa kulit dan dimakan
biji)
dan
tidak
menimbulkan
pepaya,
yang
dengan
kulit
gas,seperti
pisang,
: pir
serta
jeruk
yang
avokad, nanas.
buah
gas
yang
seperti
menimbulkan
durian
dan
nangka.
Lemak
Margarin,
mentega,
dan Minyak
untuk
menumis,
dan setup.
Teh, sirup, kopi encer
Teh
dan
kopi
kental,
minuman beralkohol
Bumbu
mengandung soda.
Garam, vetsin, gula, cuka, Cabe dan merica.
sala,
laos,
kunyit,
kunci,
dan
LAMPIRAN
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL(SPO
)
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
Ditetapkan
Direktur
No Dokumen
No Revisi
Halaman
KEBIJAKAN
5.Pelaksanaan pemberian informasi dan edukasi yang
efektif dilaksanakan oleh petugas dari multi disiplin
ilmu yang ditunjuk oleh bagian /SMF/Instlansi
6.Pelaksanaan pemberian informasi dan edukasi yang
efektif secara kolaboratif dilaksanakan oleh petugas
dari multi disiplin ilmu yang ditunjuk
bagian/SMF/Instlansi yang tergabung dalam tim PKRS.
7.Setiap pemberian informasi dan redukasi yang efektif
kepada pasien akan diakhiri dengan melaksanakan
verifikasi untuk mengetahui pemahaman pasien
terhadap materi yang disampaikan oleh petugas.
8.Setiap edukasi yang diberikan rawat inap dicatat dalam
Form catatan Edukasi dan perencanaan edukasi
terintegrasi rawat inap (form. 125 B/ IRM-00).
1.
2.
3.
4.
PROSEDUR
Beri salam
Perkenalkan diri
Siapkan sarana dan prasarana untuk edukasi
Berikan edukasi sesuai dengan kebutuhan pasien
dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami
dengan melingkari nomor materi yang disampaikan
5. Beri
kesempatan
pasien/keluarga
untuk
bertanya,memberi pendapat dan terlibat dalam
pengambilan keputusan
6. Pastikan bahwa pasien dan keluarga memahami apa
yang telah diberikan oleh educator
7. Lakukan dan tulis evaluasi kepada pasien/keluarga
tentang edukasi yang sudah disampaikan.
8. Beri reinformed concent terhadap partisipasi
pasien/keluarga dalam mengambil keputusan
9. Tuliskan tanggal edukasi dilakukan
10. Tuliskan metode yang dilakukan dalam edukasi dan
durasi waktu pemberian edukasi.
No Dokumen
No Revisi
Halaman
Unit terkait
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL(SPO
)
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
No Revisi
Halaman
Ditetapkan
Direktur
nomor tahun
tentang Pemberlakuan Pedoman
Pengorganisasian Promosi Kesehatan Rumah sakit
(PKRS).
4.Surat keputusan Direktur RSUD Dr.H. Ibnu Sutowo Baturaja
nomor tahun
tentang Pemberlakuan Pedoman
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
5.Surat keputusan Direktur RSUD Dr.H. Ibnu Sutowo Baturaja
nomor tahun
tentang Pemberlakuan Panduan
Pendidikan Pasien Dan Keluarga.
PROSEDUR
1.
2.
3.
4.
5.
Ucapkan salam
Perkenalan diri dan jelaskan tugas dan peran anda
Pastikan identitas pasien
Ciptakan suasana yang nyaman dan hindari tampak lelah
Jelaskan materi edukasi kepada pasien dan keluarga
No Dokumen
No Revisi
Halaman
diperlukan.
9. Tawarkan bantuan kembaliapakah masih ada yang dapat
saya bantu?
10. Ucapkan terimakasih
11. Berdiri ketika pasien dan atau keluarga akan keluar dari
Unit terkait
ruang edukasi.
Semua unit pelayanan di RSUD H.Ibnu Sutowo Baturaja
Tanggal Terbit
Ditetapkan
Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL(SPO)
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
No Dokumen
No Revisi
Halaman
PROSEDUR
dalam komunukasi.
7. Kaji adanya hambatan belajar pada pasien/keluarga
8. Tanyakan cara belajar yang disukai oleh pasien/keluarga
9. Tanyakan tingkat pendidikan pasien/keluarga
10. Tanyakan hal-hal yang perlu dan yang ingin di ketahui
oleh pasien/keluarga tentang kesehatan
11. Dokumentasikan hasil pengkajian pada form pengkajian
12. Lakukan terminasi dengan mengucapkan terimakasih dan
Unit terkait
PENYULUHAN GIZI
No Dokumen
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL(SPO
)
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
No Revisi
Halaman
Ditetapkan
Direktur
PROSEDUR
Unit terkait
KONSULTASI GIZI
No Dokumen
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL(SPO
)
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
Unit terkait
No Revisi
Halaman
Ditetapkan
Direktur
EDUKASI GIZI
No Dokumen
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL(SPO
)
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
No Revisi
Halaman
Ditetapkan
Direktur
Unit terkait
terintegrasi
Instalasi rawat inap.