Anda di halaman 1dari 4

BAB III.

PENUTUP

3.1 Rangkuman
Banyak dokter mendefinisikan kematian hanya berdasarkan peralatan
sederhana, padahal dengan menggunakan peralatan kedokteran yang canggih,
dokter masih dapat membuktikan bahwa ketiga sistem penunjang kehidupan yang
terdiri dari susunan saraf

pusat, sistem kardiovaskular, dan sistem pernapasan

masih berfungsi atau berhenti sementara yang biasanya disebut dengan mati suri.
Mati atau meninggal adalah suatu keadaan pada seseorang apabila faal
sistem pernafasan dan sistem peredaran darahnya berhenti secara lengkap dan
permanen. Mati memiliki dua stadium yaitu stadium somatic death atau systemic
death atau clinical death dan stadium celluler death atau molecular death.
Mati suri merupakan stadium dari somatic death, terjadi karena proses vital
dalam tubuh menurun sampai taraf minimum untuk kehidupan, sehingga secara
klinis sama dengan orang mati. Mati suri dapat ditemukan pada korban yang
terkena aliran listrik, kedinginan, tenggelam, mengalami anestesi yang dalam dan
mengalami acute heart failure. Banyak faktor yang menyebabkan mati suri antara
lain iskemik retina perifer hingga fovea, asidosis sistemik, disfungsi lobus temporal,
ketidakseimbangan neurotransmiter serta peningkatan kadar CO2 dan atau
hiperkalemi pada tubuh berperan dalam kejadian mati suri yang berulang.
Belum ada penentuan yang spesifik mengenai identifikasi mati suri secara
medis. Pada mati suri terjadi penghentian dari sirkulasi dan respirasi selama
beberapa detik hingga beberapa jam. Denyut jantung berhenti dan tidak lagi
terdapat aktivitas fungsi otak yang pada suatu waktu bisa kembali normal. Tetapi
menurut Konopka tahun 2015, pada mati suri dikatakan bahwa batang otak masih
berfungsi.

17

3.2 Saran

Tenaga kesehatan khusunya dokter yang menjalankan profesinya dengan


fasilitas yang memadai diharapkan melakukan tindakan sesuai dengan
standar prosedur dan standar profesi yang berlaku termasuk dalam
menentukan kematian pasien.

Pengembangan materi diperlukan demi menyempurnakan karya ilmiah


mengenai cara mengidentifikasi dari mati suri.

17

DAFTAR PUSTAKA

Bardale R. Principles Of Forensic Medicine & Toxicology. Jaypee. 2011


Budiyanto Arif, Widiatmaka W, Sudiono S, Munim W.A.T, Sidhi, Hertian S, dkk.
1997. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Dettmeyer. Forensic Medicine.2014
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat
Bahasa. Edisi Keempat. Gramedia Pustaka Utama
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke4. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Facco dan Agrillo. Near-death experiences between science and prejudice.2012
Greyson B, On The Mind/body Problem: The theory of Essence, Journal of Near
Death Studies. 1992:7N.
Greyson. The Near Death Experience Scale: The Journal Of Nervous and Mental
Disease.1983
Hariadi. 2012. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Surabaya :
Departemen

Ilmu

Kedokteran

Forensik

dan

Medikolegal

Fakultas

Kedokteran Universitas Airlangga


Idries, Abdul. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Binarupa Aksara.
Goila dan Pawar. 2009. The Diagnosis of Brain Death. Indian J Crit Care
Med. 2009 Jan-Mar;13(1):7-11
Kartono, Kartini. 2008. Psikologi Anak. Mandar Maju. Bandung
Klemerk KZ, Kersnik J, Grmec S, The Effect Of Carbon Dioxide On Near-Death
Experiences In Out Of Hospital Cardiac Arrest Survivors: A Prospective
Observational Study, Critical Care. 2010:14
Konopka, Near Death Experience Neuroscience Perspective: Croat Med J.
2015;56:392-3

17

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2014 Tentang Penentuan Kematian dan
Pemanfaatan Organ Donor. Jakarta : Menkes RI.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Undang Undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta : Menkes RI.
Rao. Forensic Medicine And Toxicology. 2006
Sampurna B, Samsu Z, Siswaja T. D. Peranan Ilmu Forensik Dalam Penegakan
Hukum. Cetakan Pertama. Februari 2008.
Soekry Erfan dan Ahmad Yudianto. 2012. Disaster Victim Identification dalam Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal Edisi Kedelapan. Departemen Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga, Surabaya.
Tim Penulis Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik Dan Medikolegal.
Suranaya: FK UNAIR.2012.h. 116.
Tim Penulis Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: FKUI. 1997.h. 25-36.
Van Lommel. Near Death Experience, Consciousness And The Brain. World
Futures, 62: 134151, 2006

17

Anda mungkin juga menyukai