PENDAHULUAN
Latar belakang
Abortus dan keguguran adalah berakhir kehamilan sebelum janin dapat
hidup di dunia luar, tanpa mempersoalkan sebabnya. Menurut WHO, abortus
berarti keluarnya janin dengan berat badan janin < 500 gram atau usia kehamilan
<22 minggu. Mengingat kondisi penangan bayi baru lahir berbeda beda di
berbagai negara, usia kehamilan seperti pada definisi abortus dapat berbeda
beda pula. Di negara maju, oleh karena teknologi ilmu kedokteran yang canggih,
abortus saat ini diartikan sebagai keluarnya hasil konsepsi ketika usia kehamilan <
20 minggu atau berat badan janin < 400 gram.
Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan referat ini adalah: Mendeteksi dan mendiagnosis
dini abortus sehingga pengelolaan dapat dilakukan lebih awal dan terencana yang
akhirnya menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Manfaat penulisan
Referat ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi penulis
maupun untuk para pembaca terutama para mahasiswa fakultas kedokteran agar
dapat menambah wawasan dan lebih memahami hal-hal yang berkaitan dengan
abortus.
BAB II
ANATOMI UTERUS
A. Anatomi
1. Uterus
Uterus berbentuk seperti buah avokad atau buah pir yang sedikit gepeng
ke arah depan belakang. Ukurannya sebesar telur ayamdan mempunyai rongga.
Dindingnya terdiri atas otot otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7 7,5 cm
dan lebar di atas 5,25 cm, tebal 2,5 cm, dan tebal dinding 1,25 cm.letak uterus
dalam keadaan fisiologi adalah anteversiofleksio ( serviks ke depan dan
membentuk sudut dengan vagina, sedangkan korpus uteri kedepan dan
membentuk sudut dengan serviks uteri)
Korpus uteri adalah bagian uterus terbesar. Pada kehamilan bagian ini mempunyai
fungsi utama sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat di korpus
uteri disebut kavum (rongga rahim). Serviks uteri terdiri atas (1) pars vaginalis
servisis uteri yang dinamakan porsio; (2) pars supravaginalis servisis uteri yaitu
bagian serviks yang berada di atas vagina.
Saluran yang terdapat pada serviks disebut kanalis servikal berbentuk
sebagai saluran lonjong dengan panjang 2,5 cm. saluran ini dilapisi oleh kelenjarkelenjar serviks, berbentuk sel-sel torak bersilia dan berfungsi sebagai
reseptakulum reminis. Pintu saluran serviks sebelah dalam disebut ostium uteri
internum dan pintu di vagina disebut ostium uteri eksternum. Secara histologis,
dinding uterus terdiri atas :
a)
sedemikian rupa hingga dapat mendorong isinya keluar saat persalinan. Di antara
serabut-serabut otot terdapat pembuluh-pembuluh darah, pembuluh lympa dan
urat saraf. Otot uterus terdiri dari 3 bagian :
o
Lapisan luar, yaitu lapisan seperti kap melengkung melalui fundus menuju
kea rah ligamenta
dinding uterus bagian luar. Ke anterior peritoneum menutupi fundus dan korpus,
kemudian membalik ke atas permukaan kandung kemih. Lipatan peritoneum ini
membentuk kantung vesikouterina. Keposterior, peritoneum menutupi fundus,
korpus dan serviks, kemudian melipat pada rektum dan membentuk kantung
rekto-uterina. Ke lateral, hanya fundus yang ditutupi karena peritoneum
membentuk lipatan ganda dengan tuba uterina pada batas atas yang bebas. Lipatan
ganda ini adalah ligamentum latum yang melekatkan uterus pada sisi pelvis.
Ligamenta yang memfiksasi uterus adalah :
dan kanan, ke daerah inguinal kiri dan kanan. Pada kehamilan kadangkadang terasa sakit di daerah inguinal pada waktu berdiri cepat karena uterus
berkontraksi kuat dan ligamentum rotundum menjadi kencang serta
mengadakan tarikan pada daerah inguinal. Pada persalinan ia pun terba
kencang dan terasa sakit bila dipegang.
Persarafan Uterus
Inerversi uterus terutama terdiri oleh sistem saraf simpatetik yang masuk
kerongga panggul sebagai pleksus hipogastrikus melalui bifurkasio aorta dan
promontorium terus kebawah menuju ke pleksus frakenhauser dan untuk sebagian
terdiri atas sistem parasimpatik berasal dari saraf sakral 2,3,dan 4 yang berada di
panggul sebelah kiri dan kanan os sakrum yang selanjunya memasuki pleksus
frakenhauser dan serebrospinal. Serabut serabut saraf tersebut diatas member
inervasi pada miometrium dan endometrium. Kedua sistem simpatetik dan
parasimpatetik mengandung motorik dan sensorik. Kedua sistem berkerja
antagonistik. Saraf simpatetik menimbulkan kontraksi dan vasokontriksi.
Sedangkan
tang
parasimpatetik
sebaliknya,
mencegah
kontraksi
dan
menimbulkan vasodilatasi.
Saraf yang berasal dari torakal 11 dan 12 mengandung saraf sensorik dari
uterus dan meneruskan perasaan sakit dari uterus ke pusat saraf (serebrum). Saraf
sensorik dari serviks dan bagian atas vagina melalui saraf sakral 2,3, dan 4,
sedangkan yang dari bagian bawah vagina melalui nervus pudendus dan nervus
ileoinguinalis.
Pendarahan Uterus
Uterus di beri darah oleh arteria uterina kiri dan kanan yang terdiri dari
ramus ascedens dan ramus desendens. Pembuluh darah ini berasal dari arteria
iliaca interna (disebut juga arteria hipogastrika) yang melalui dasar ligamentum
latum masuk kedalam uterus di daerah serviks kira kira 1,5 cm diatas forniks
lateralis vagina.
Pembuluh darah lain yang member pula darah ke uterus adalah arteria
ovarika kiri dan kanan. Bersama dengan arteri arteri tersebut diatas terdapat
vena vena yang kembali melalui pleksus vena ke vena hipogastrika.
Pembuluh Limfa
Getah bening yang berasal dari serviks akan mengalir kedareah
obturatorial dan inguinal, selanjutnya ke daerah vasa iliaka. Dari korpus uteri
saluran getah bening akan menuju ke dareah paraaorta atau paravertebra dalam.
Kelenjar kelenjar getah bening penting artinya dalam operasi karsinoma.
Tuba Fallopi (Oviduk) terdiri dari 4 bagian antara lain sebagai berikut :
o
Pars ampularis, ialah bagian yang sedikit lebar sebagai tempat bertemunya
ovum dengan sperma (fertilisasi/pembuahan).
B. Fisiologi kehamilan
Perubahan anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil sebagian besar
terjadi setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan.
a) Sistem Reproduksi
a. Uterus
Selama kehamilan uterus beradaptasi untuk menerima dan melindungi
hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Pada perumpuan tidak
hamil uterus mempunyai berat 70 gram dan kapasitas 10 ml atau kurang. Selama
kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung
janin, plasenta, dan cairan amnion rata rata pada akhir kehamilan volume
totalnya mencapai 5 liter bahkan 20 liter atau lebih berat rata rata 1100 gram.
Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh hormon
estrogen dan sedikit hormone progesteron. Pada awal kehamilan tuba fallopii,
ovarium, dan ligamentum rotundum berada sedikit di bawah apeks fundus,
sementara pada akhir kehamilan akan berada sedikit diatas pertengahan uterus.
Posisi plasenta juga mempengaruhi penebalan sel- sel otot uterus, di mana bagian
uterus yang mengelilingi tempat implantasi plasenta bertambah besar lebih cepat,
sehingga akan menyebabkan uterus di rata. Fenomena ini disebut dengan tanda
Piscaseck .
Bentuk uterus masih seperti bentuk buah avokad pada minggu minggu
awal kehamilan. Seiring dengan perkembangan kehamilan, daerah fundus dan
korpus uteri akan membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada usia kehmilan
12 minggu. Ismus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi seperti
korpus uteri yang mengakibatkan ismus menjadi lebih panjang dan lunak yang
dikenal dengan tanda hegar.
Pada akhir kehamilan12 minggu uterus akan terlalu besar dalam rongga
pelvis dan seiring perkembangannya, uterus akan menyentuh dinding abdominal,
mendorong usus ke samping dan keatas, terus tumbuh hingga hamper menyentuh
hati. Pada saat pertumbuhan uterus akan berotasi kea rah kanan, dekstrorotasi ini
disebabkan oleh adanya rektosigmoid di daerahkiri pelvis. Pada triwulan akhir
ismus akan berkembang di bawah uterus. Pada akhir kehamilan otot otot uterus
bagian atas akan berkontraksi sehingga segmen bawah uterus akan melebar dan
menipis. Batas antara segmen atas yang tebal dan segmen bawah yang tipis
disebut juga dengan lingkaran retraksi fisiologi.
Kontraksi Braxton hick adalah kontraksi pada trimester pertama
kehamilan, uterus mengalami kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak di
sertai nyeri, kontraksi ini tidak dapat di deteksi dengan pemeriksaan bimanual
pada trimester kedua dan muncul secara tiba tiba dan sporadic, intensitasnya
bervariasi antara 5 25 mmHg. Sampai bulan terakhir kehamilan biasanya
kontraksi ini sangat jarang dan meningkat pada satu atau dua minggu sebelum
persalinan.
b) Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan
kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan terjadinya
10
11
12
dan tegak. Pada waktu setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan
disebut kolustrum dapat keluar. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat
diproduksi karena hormone prolaktin ditekan oleh prolactin inhibiting hormone.
Setelah persalinan kadar progesterone dan estrogen menurun sehingga pengaruh
inhibisi progesterone akan hilang. Peningkatan prolaktin akan merangsang
sintensis laktose dan pada akhirnya akan meningkatkan produksi air susu.
2. Perubahan metabolik
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari
uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstraselular.
Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg.
Katagori
Rendah
Normal
Tinggi
Obesitas
Gemeli
IMT
<19,8
19,8 26
Rekomendasi (kg)
12,5 18
11,5 16
26 29
7 11,5
>29
7
16 20,5
13
sebagian besar akan digunakan untuk pertumbuhan janin. Zinc (Zn) sangat
penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin. Perempuan hamil dianjurkan
asupan protein ini 7,3 11,3 mg/ hari. Asam folat diperlukan untuk pertumbuhan
dan pembelahan sel dalam sintesis DNA atau RNA. Defisiensi asam folat selama
kehamilan akan menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik dan defisiensi
pada masa prakonsepsi serta awal kehamilan diduga akan menyebabkan neural
tube defect pada janin. Sehingga dianjurkan mendapat asupan 0,4 mg/ hari sampai
usia kehamilan 12 minggu, jika memiliki riwat spina bifida dianjurkan
mengkonsumsi asam folat sebanyak 4mg /hari sampai usia kehamilan 12 minggu.
3. Sistem kardiovaskular
Pada minggu ke 5 cardiac output akan meningkat dan perubahan ini terjadi
untuk mengurangi resistensi vascular sistemik. Selain itu, juga terjadi peningkatan
denyut jantung. Antara minggu 10 dan 20 terjadi peningkatan volume plasma
sehingga juga terjadi peningkatan preload. Performa ventrikel selama kehamilan
dipengaruhi oleh penurunan resistensi vaskular sistemik dan perubahan pada
aliran pulsasi arterial.
Kapasitas vaskular juga akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan.
Peningkatan estrogen dan progesteron juga akan menyebabkan terjadinya
vasodilatasi dan penurunan resistensi vaskular perifer. Sejak pertengahan
kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena kava inferior dan aorta bawah
ketika berada dalam posisi terlentang. Penekanan vena kava inferior ini akan
mengurangi darah balik vena ke jantung. Akibatnya, terjadi penurunan preload
dan cardiac output sehingga akan menyebabkan terjadinya hipotensi arterial yang
dikenal sebagai sindrom hipotensi supine dan pada keadaan cukup berat akan
mengakibatkan ibu kehilangan kesadaran.
Penekanan pada aorta ini juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta
ke ginjal. Selama trimester terakhir posisi terlentang akan membuat fungsi ginjal
menurun jika disbanding posisi miring. Karena alas an inilah tidak dianjurkan ibu
hamil dalam posisi terlentang pada akhir kehamilan.
14
15
perubahan posisi lambung dan menurunnya tonus sfingter esofagus bagian bawah.
Mual terjadi akibat penurunan asam hidroklorid dan penurunan motilitas serta
konstipasi sebagai akibat penurunan motilitas usus besar.
Gusi akan menjadi lebih hiperemis dan lunak sehingga dengan trauma
sedang saja bisa menyebabkan pendarahan. Hemorrhoid juga merupakan suatu hal
yang sering terjadi sebagai akibat konstipasi dan peningkatan tekanan vena pada
bagian bawah karena pembesaran uterus.
6. Traktus Urinarius
Pada bulan- bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh
uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih. Ginjal akan
membesar, glomerular filtration rate, dan renal plasma flow juga akan meingkat.
Pada eskresi akan dijumpai kadar asam amino dan vitamin yang larut air dalam
jumlah yang lebih banyak. Glukosuria juga merupakan suatu hal yang umum,
tetapi kemungkinan adanya diabetes mellitus juga tetap harus diperhitungkan.
Setelah itu, proteinuria dan hematuria merupakan suatu hal yang abnormal. Pada
fungsi renal akan dijumpai peningkatan creatinine clearance lebih tinggi 30%.
7. Sistem Endokrin
Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar kurang lebih
135%. Akan tetapi kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti penting dalam
kehamilan. Hormon prolaktin akan meningkat 10x lipat pada saat kehamilan
aterm. Sebaliknya, setelah persalinan konsentrasinya pada plasma akan menurun.
Hal ini juga ditemukan pada ibu- ibu yang menyusui.
Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran hingga 15,0 ml pada saat
persalinan akibat hyperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularisasi. Konsentrasi
plasma hormon paratiroid akan menurun pada trimester pertama dan kemudian
akan meningkat secara progresif. Aksi yang penting dari hormone paratiroid ini
adalah untuk memasok janin dengan kalsium yang adekuat. Selain itu, memiliki
peranan dalam produksi peptida pada janin, plasenta dan ibu. Pada saat hamil dan
menyusui dianjurkan mendapat asupan vitamin D 10 g atau 400 IU10 .
16
17
BAB III
ABORTUS
Defenisi
Definisi Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada
usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. .
Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan,
sedangkan abortus yang terjadi dengan sengaja dilakukan dengan tindakan disebut
provokatus. Abortus provokatus dibagi menjadi 2 kelompok yaitu abortus
provokatus medisinalis dan abortus provokatus kriminalis. Abortus habitualis
adalah abortus yang terjadi berulang 3 kali secara berturut
Etiologi
Penyebab abortus (early prenagnacy loss) bervariasi dan sering
diperdebatkan. Umumnta lebih dari satu penyebab. Penyebab terbanyak
diantaranya adalah sebagai berikut:
18
Autoimun
o Aloimun
o Mediasi imunitas humoral
o Mediasi imunitas selular
Infeksi
Hematologik
Lingkungan
Epidermiologi
Angka Kematian lbu (AKI) di Indonesia masih tinggi. Menurut Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI di Indonesia adalah 228
per
100.000 kelahiran
hidup.
Ada
penyebab
klasik
kematian
Menurut
Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) 15-50% kematian ibu disebabkan oleh abortus. Abortus
berdampak perdarahan atau infeksi yang dapat menyebabkan kematian. Oleh
karena itu, kematian ibu yang disebabkan abortus sering tidak dilaporkan dalam
penyebab kematian ibu, tapi dilaporkan sebagai perdarahan atau sepsis. Abortus
dapat terjadi secara tidak sengaja maupun disengaja.
Angka kejadian abortus sukar ditentukan karena abortus provokatus
banyak tidak dilaporkan. Abortus spontan dan tidak jelas umur kehamilannya,
hanya sedikit member gejala sehingga ibu biasanya tidak melapor atau berobat.
Selain itu kejadian yang diketahui, 15-20% merupakan abortus spontan atau
kehamilan ektopik. Sekitar 5% dari pasangan yang mencoba hamil akan
mengalami 2 keguguran berturut dan sekitar 1% dari pasangan mengalami 3 kali
19
atau lebih keguguran yang berurutan. Rata- rata terjadi 114 kasus abortus per jam.
Pada abortus habitualis kejadiannya 3-5%.
Patogenesis
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti nekrosis
jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda
asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda
asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 6 minggu, villi kotaris belum menembus
desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada
kehamilan kurang dari 10 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga
plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada
kehamilan lebih dari 10 minggu, korion tumbuh cepat dan hubungan dengan vili
korialis dengan desidua makin erat, sehingga abortus yang mulai di saat ini sering
menyisakan korion / plasenta. Biasanya janin dikeluarkan lebih dahulu daripada
plasenta. Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong
amnion atau benda kecil yang tak jelas bentuknya (lighted ovum) janin lahir mati,
janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.
Gambaran klinis
Berdasarkan gejala klinis, abortus dikategorikan menjadi 5, yaitu:
A. Abortus iminens
Terjadi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu, pendarahan biasanya
tidak banyak, baru mulai mengancam, dan masih ada harapan untuk
mempertahankan kehamilan. Ostium Uteri tertutup dan ukuran uterus sesuai
dengan usia kehamilan;
B. Abortus Insipien
Abortus yang sedang berlangsung dan tidak dapat dicegah lagi. Ostium
uteri terbuka, ketuban terasa dan berlangsung hanya beberapa jam;
20
C. Abortus Inkomplentus
Sebagian hasil konsepsi telah dilahirkan tetapi sebagian, biasanya jaringan
plasenta masih tertinggal di rahim. Osteum uteri terbuka dan jaringan teraba;
D. Abortus Komplentus
Seluruh hasil konsepsi telah dilahirkan lengkap. Osteum uteri tertutup dan
ukuran uterus lebih kecil dari usia kehamilan atau osteum uteri terbuka dan
kavum uteri kosong;
E. Abortus Tertunda
Janin telah mati sebelum minggu ke 20 tetapi tertahan dalam rahim selama
beberapa minggu setelah janin mati. Batasan ini berbeda dengan batasan
ultrasonografi, yakni ditemukannya kehamilan yang nonviable tanpa gejala
pendarahan;
F. Abortus Habitualis
Abortus yang terjadi 3x berturutan yang terjadi pada seorang wanita.
Klasifikasi
1. Abortus Iminens
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, di mana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan
tanpa adanya dilatasi serviks. Ciri : perdarahan pervaginam, dengan atau tanpa
disertai kontraksi, serviks masih tertutup Jika janin masih hidup, umumnya dapat
bertahan bahkan sampai kehamilan aterm dan lahir normal. Jika terjadi kematian
janin, dalam waktu singkat dapat terjadi abortus spontan. Penentuan kehidupan
janin dilakukan ideal dengan ultrasonografi, dilihat gerakan denyut jantung janin
21
dan gerakan janin. Jika sarana terbatas, pada usia di atas 12-16 minggu denyut
jantung janin dicoba didengarkan dengan alat Doppler atau Laennec. Keadaan
janin
sebaiknya
segera
ditentukan,
karena
mempengaruhi
rencana
penatalaksanaan / tindakan.
Penatalaksanaan
2. Abortus Insipiens
Abortus insipiens adalah abortus dengan ditandai serviks uteri telah
mendatar dan ostium uteri telah membuka, tetapi hasil konsepsi masih berada di
dalam uterus dan dalam proses pengeluaran. Ciri : perdarahan pervaginam,
dengan kontraksi makin lama makin kuat makin sering, serviks terbuka.
Penatalaksanaan :
22
Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran
plasenta secara manual atau kuretase.
3. Abortus Inkomplit
Abortus inkompletus adalah peristiwa pengeluaran sebagian hasil konsepsi
pada kehamilan sebelum 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram,
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Ciri : perdarahan yang banyak atau
sedikit tergantung sisa jaringan, disertai kontraksi, serviks terbuka, sebagian
jaringan keluar.
Penatalaksanaan :
Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan NaCl fisiologis
atau ringer laktat dan segera mungkin ditransfusi darah
Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran
plasenta secara manual.
23
5.
Missed Abortion
Kematian janin dan nekrosis jaringan konseps sebelum kehamilan 20
Bila kehamilan diatas 12 minggu atau kurang dari 20 minggu dengan keadaan
serviks uterus yang masih kaku dianjurkan untuk melakukan induksi terlebih
dahulu untuk mengeluarkan janin atau mematangkan kanalis servikalis.
Bila kadar finrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segar sesaat
sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi
24
Penanggulangan infeksi :
a.
b.
c.
Dalam 24 jam sampai 48 jam setelah perlindungan antibiotik atau lebih cepat
lagi bila terjadi perdarahan, sisa konsepsi harus dikeluarkan dari uterus.
7. Abortus terapeutik
Dilakukan
pada
usia
kehamilan
kurang dari
12
minggu,
atas
25
Di rumah sakit :
Infus cairan NaCl fisiologis atau ringer laktat disesuaikan kebutuhan cairan
Pantau ketat keadaan umum, tekanan darah , denyut nadi dan suhu badan
Abortus septik dapat mengalami komplikasi menjadi syok septik yang tandatandanya ialah panas tinggi atau hipotermi, bradikardi, ikterus, kesadaran
menurun, tekanan darah menurun dan sesak nafas
8. Abortus habitualis
Abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut- berturut.
Penyebabnya selain faktor anatomis banyak yang mengaitkan dengan reaksi
imunologik yaitu kegagalan reaksi terhadap antigen lymphocyte trophoblastncross
reactive (TLX). Salah satu penyebab yang sering dijumpai adalah inkompetensia
serviks yaitu keadaan di mana serviks uterus tidak dapat menerima beban untuk
tetap bertahan menutup setelah kehamilan melewati trimester pertama, di mana
ostium akan terbuka tanpa rasa mulas atau kontraksi dan akhirnya terjadi
pengeluaran janin.
Pengelolaan :
26
Operasi dilakukan pada usia kehamilan 12-14 minggu dengan cara shirodkar
dengan melingkari kanalis sevikalis dengan benang sutra/ mersilene yang
tebal dan simpul baru dibuka setelah umur kehamilan aterm dan bayi siap
dilahirkan.
Gejala Klinis
Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri
pinggang akibat kontraksi uterus
Pemeriksaan ginekologi :
a. Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam ada / tidak jaringan hasil
konsepsi, tercium/tidak bau busuk dari vulva
b. Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau
sudah tertutup, ada/tidak jaringan keluar dari ostium, ada/tidak cairan atau
jaringan berbau busuk dario ostium.
c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau
tidak jaringan dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari
usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio dogoyang, tidak nyeri pada
perabaan adneksa, kavum Douglasi, tidak menonjol dan tidak nyeri.
Faktor Resiko
27
Riwayat infertilitas
Diagnosa
Berdasarkan : (1). Anamnesis; (2). Gejala dan pemeriksaan klinis; (3).
Laboratorium; (4). Pemeriksaan ginekologi; (5). Pemeriksaan penunjang;
1. Anamnesis : perdarahan, haid terakhir, pola siklus haid, ada tidak gejala /
keluhan lain, cari faktor risiko / predisposisi. Riwayat penyakit umum dan
riwayat obstetri / ginekologi.
2. Prinsip : wanita usia reproduktif dengan perdarahan per vaginam abnormal
HARUS selalu dipertimbangkan kemungkinan adanya kehamilan.
3. Pemeriksaan fisis umum : keadaan umum, tanda vital, sistematik. JIKA
keadaan umum buruk lakukan resusitasi dan stabilisasi segera !
28
Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2 3 minggu setelah
abortus
Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diberikan sesuai dengan etiologi yang mendasari
timbulnya suatu abortus. Penatalaksanaan Umum: - Istirahat baring, tidur
berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan, karena cara ini
menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang
mekanik.
Pada kehamilan lebih dari 12 minggu diberikan infus oksitosin dimulai 8
tetes permenit dan naikkan sesuai kontraksi uterus. Bila pasien syok karena
pendarahan berikan infus ringer taktat dan selekas mungkin tranfusi darah. 7
Medikamentosa: 1. Simptomatik : Analgesic (a5, metenamat) 500 gram (3x1) 2.
Antibiotik : Amoksilin 500 mg (3x1) 3. Education : Kontrol 3-4 hari setelah
keluar setelah keluar dari rumah sakit.
29
uterus
dan
kadar
B-hCG
1-2
bulan
kemudian.
Pasien dianjurkan jangan hamil dulu selama 3 bulan kemudian (jika perlu,
anjurkan pemakaian kontrasepsi kondom atau pil).
Komplikasi
Komplikasi yang sering ditimbulkan antara lain adalah: - Pendarahan Perforasi - Syok, infeksi - Pada Missed abortion dengan refensi lama hasil
konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan darah.
Prognosis
Mayoritas pada penderita yang mengalami abortus mempunyai prognosa
yang tergantung pada cepat atau tidaknya kita mendiagnosa dan mencari
etiologinya.
BAB IV
RESUME
Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram atau buah kehamilan
belum mampu untuk hidup diluar kandungan.
Etiologi
dari
abortus sebagian
besar diakibatkan
oleh
kelainan
30
pada suatu planning terapi serta pemilihan obat yang tepat dan efektif akan
mempunyai pengaruh pada suatu prognosa yang akan terjadi dikemudian hari.
Komplikasi yang sering ditimbulkan antara lain adalah: - Pendarahan Perforasi - Syok, infeksi - Pada Missed abortion dengan refensi lama hasil
konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan darah.
Penatalaksanaan diberikan sesuai dengan etiologi yang mendasari
timbulnya suatu abortus. Penatalaksanaan Umum: - Istirahat baring, tidur
berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan, karena cara ini
menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang
mekanik.
Pada kehamilan lebih dari 12 minggu diberikan infus oksitosin dimulai 8
tetes permenit dan naikkan sesuai kontraksi uterus. Bila pasien syok karena
pendarahan berikan infus ringer taktat dan selekas mungkin tranfusi darah. 7
Medikamentosa: 1. Simptomatik : Analgesic (a5, metenamat) 500 gram (3x1) 2.
Antibiotik : Amoksilin 500 mg (3x1) 3. Education : Kontrol 3-4 hari setelah
keluar setelah keluar dari rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arif Manjoer, Kuspuji Triyanti, Rakhmi Savitri, Wahyu Ika
Wardhani, Wiwiek Setiowulan, Kapita Selekta Kedokteran,
Fakultas Kedokteran UI, Media Aesculapius, Jakarta : 2002
2. Djamhoer Marthaadisoebrata, Firman F. Wiratkusumah, Jusuf S.
Effendi, Obsetetri Patologi, 2015, EGC
3. Sarwono, Pengantar Ilmu Kandungan, 1991, Yayasan Pustaka.
4. Sarwono. Pengantar Ilmu Acuan Nasional, 2002 Yayasan
Pustaka
31