Analisis SWOT (SWOT analysis) merupakan prosedur sistematis untuk mengidentifikasi CSF yang
dimiliki oleh perusahaan: kekuatan dan kelemahan internal, serta peluang dan ancaman
eksternal. Keterampilan atau kompetensi yang secara khusus digunakan perusahaan dengan
sangat baik disebut kompetensi Utama. Konsep kompetensi utama merupakan konsep yang
penting karena menunjukkan bidang keunggulan kompetitif signifikan yang dimiliki perusahaan
kompetensi utama dapat digunakan sebagai dasar untuk membentuk strategi perusahaan secara
keseluruhan. Sebaliknya, kelemahan menunjukkan kekurangan perusahaan dalam keterampilan
atau kompetensi penting tertentu yang relatif dimilik perusahaan kompetitor.
Analisis SWOT mengarahkan analisis strategis dengan memfokuskan perhatian kepada kekuatan
(strenght), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) yang sangat
penting bagi kesuksesan perusahaan. Dengan melakukan identifikasi CSF secara cermat seperti
ini, eksekutif dan manajer dapat menemukan perbedaan-perbedaan dalam sudut pandang.
Analisis rantai nilai adalah alat analisis strategi yang digunakan untuk lebih memahami
keunggulan kompetitif perusahaan, mengidentifikasi di mana nilai bagi pelanggan dapat
ditingkatkan atau biaya dapat diturunkan, dan lebih memahami hubungan perusahaan dengan
pemasok, pelanggan, dan perusahaan lainnya dalam industri yang sama. Aktivitas-aktivitasnya
mencakup seluruh langkah yang dibutuhkan untuk menyediakan produk atau jasa yang kompetitif
bagi pelanggan. Rantai nilai dapat dioperasikan menjadi tiga fase, secara beruntun: (1) Hulu, (2)
Operasi, dan (3) Hilir.
Kartu
Skor
Berimbang
(BSC)
dan
Peta
Strategi,
merupakan
alat
utama
untuk
BSC terdiri dari empat perspektif atau pengelompokan faktor-faktor penentu kesuksesan: (1)
perspektif keuangan, (2) perspektif pelanggan, (3) perspektif proses internal, (4) pembelajaran dan
inovasi.
yang dianggarkan, dan penggerak biaya untuk konsumsi aktivitas informasi yang dibutuhkan.
Manajemen berdasarkan aktivitas (activity-based managementABM) mengelola sumber daya
dan aktivitas untuk memperbaiki nilai produk atau jasa bagi pelanggan serta meningkatkan
kompetisi dan profitabilitas perusahaan. Manajemen berdasarkan aktivitas menarik perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas sebagai sumber informasi utama yang berfokus pada efisiensi dan
2. Dimulai dengan awalan "re" (seperti pengerjaan ulang atau barang yang dikembalikanmisal:
revsork).
3. Menyebabkan pemborosan dan menambahkan sedikit atau tidak sama sekali nilai bagi produk
atau jasa.
4. Diduplikasi pada departemen lain atau menambah tahap yang tidak dibutuhkan dalam proses
bisnis.
5. Menghasilkan output yang tidak dibutuhkan atau tidak diinginkan.
Analisis biaya pelanggan (customer cost analysis) mengidentifikasi aktivitas dan penggerak biaya
untuk melayani pelanggan sebelum dan setelah penjualan, tidak termasuk biaya produk. Secara
tradisional, biaya-biaya ini tersembunyi dalam fungsi dukungan bagi pelanggan, pemasaran, dan
penjualan. ABC/M membantu manajer untuk memahami biaya-biaya yang mereka hasilkan untuk
melayani pelanggan.
Banyak perusahaan kini melihat pentingnya memandang nilai jangka panjang dari pelanggan,
kontribusi yang diharapkan terhadap laba selama periode sepenuhnya di mana perusahaan
mempertahankan pelanggan. Kondisi ini disebut juga nilai seumur hidup pelanggan (customer
lifetime valueCLV), dan nilai tersebut dikalkulasikan sebagai nilai sekarang bersih dari seluruh
estimasi laba di masa yang akan datang dari pelanggan. Nilai sekarang digunakan karena laba
dari pelanggan diharapkan berlanjut untuk beberapa tahun. Untuk menyediakan ukuran nilai
pelanggan relevan yang lebih menyeluruh dan strategis, CLV memperhitungkan ekspektasi
perusahaan mengenai pertumbuhan potensial laba di masa yang akan datang bagi pelanggan.
Kalkulasi CLV dapat sangat rumit, tetapi dapat diilustrasikan secara sederhana.
CLV dapat digunakan untuk mengukur nilai pelanggan atau kelompok pelangganserta
menentukan bagaimana pemasaran dan jasa pendukung harus dialokasikan kepada pelanggan
ini untuk meningkatkan keseluruhan profitabilitas perusahaan. Karena CLV sulit untuk
meramalkan laba di masa yang akan datang dengan tingkat keakuratan yang tinggi dan karena
pilihan dari tingkat diskonto melibatkan penilaian, CLV penting untuk membandingkan berbagai
kalkulasi dari CLV yang dibuat denganasumsi yang berbeda-beda mengenai peramalan laba dan
tingkat diskonto.
Perluasan dari CLV adalah ekuitas pelanggan (customer equityCE) yang merupakan jumlah dari
CLV untuk seluruh pelanggan perusahaan. Tujuan pemakaian CE adalah menyediakan peta bagi
Ekuitas retensi (retention equity) terdiri dari program dan aktivitas untuk membangun hubungan
yang meningkatkan loyalitas pelangganprogram loyalitas yang memberikan manfaat istimewa
bagi pelanggan yang sering membeli, program daya yang memungkinkan pelanggan untuk
memperoleh manfaat berupa harga produk yang rendah dari perusahaan lain, serta pelayanan
pelanggan yang konsisten di antaranya.
CLV dan CE merupakan pendekatan yang paling tepat di mana pelanggan adalah pelanggan
terakhir dari produk. Pelanggan ini disebut juga B2C (bisnis untuk menjalin hubungan dengan
pelangganbusiness to customer relationship), berbeda dengan hubungan B2B (bisnis kepada
bisnisbusiness to business). Dalam hubungan B2B, hubungan pelanggan dipelihara dengan
berbagai cara, serta isu ekuitas merekdan retensi tidak dapat diaplikasikan.
Akuntansi untuk konsumsi sumber daya (resource consumption accounting RCA) adalah
adaptasi perhitungan biaya berdasarkan aktivitas yang menekankan pada konsumsi sumber daya
dengan sangat meningkatnya jumlah tempat penampungan biaya sumber daya, yang
memungkinkan penelusuran lebih langsung terhadap biaya sumber daya pada objek biaya
daripada sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dengan pusat biaya yang lebih sedikit.
Pendekatan RCA, dengan dukungan ERP, memungkinkan perincian yang jauh lebih baik pada
kalkulasi biaya, dengan meningkatkan jumlah pusat biaya sehingga meningkatkan peluang biaya
penelusuran secara langsung pada produk dan jasa; tujuannya adalah pembebanan biaya hanya
didasarkan pada sebab-akibat.
'
Konsep penting pada RCA mencakup perhitungan biaya variabel, hubungan timbal-balik sumber
daya, informasi biaya tingkat terperinci pada tingkat sumber daya, perlakuan terhadap kapasitas
menganggur atau berlebihan, serta pemakaian depresiasi biaya penggantian.
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas yang dikendalikan oleh waktu (time-driven activity-based
costing - TDABC) membebankan biaya sumber daya secara langsung ke objek biaya
dengan;menggunakan biaya per unit waktu penyediaan sumber daya,' bukan dengan pertama'
membebankan biaya ke aktivitas dan kemudian dari aktivitas ke objek biaya.
Perbedaan antara TDABC dengan ABC adalah TDABC peka terhadap kapasitas dan menghitung
biaya aktivitas standar dengan menggunakan tarif standar, yaitu tarif penggerak biaya yang tetap
konstan: Sebaliknya, ABC mungkin tidak mencakup kapasitas, seperti pada kasus HBT dan
AIRCO Ltd yang disajikan sebelumnya (meskipun biaya kapasitas dapat dimasukkan ke
dalamnya, seperti pada kasus Bellhaven): ABC menghitung biaya aktivitas setiap periode sebagai
biaya aktual dan biaya per unit objek biaya akhir berfluktuasi setiap periode. TDABC
membutuhkan investasi awal untuk mengukur waktu aktivitas dan terus memeliharanya.
Kerugian TDABC adalah ketergantungannya pada tingkat keakuratan estimasi waktu: selain itu,
upaya untuk menentukan estimasi waktu sangat mengbabiskan waktu dan mahal. Beberapa
aktivitas tidak dikendalikan oleh waktu dan tidak dimasukkan ke TDABC secara menyeluruh;
misalnya, pada perusahaan kimia, biaya aktivitas persiapan dan pembersihan melibatkan biaya
bahan baku yang signifikan.