Anda di halaman 1dari 12

MODUL 1

WABAH PENYAKIT MENULAR DALAM SUATU KOMUNITAS


TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa dapat melaksanakan Penanggulangan
wabah penyakit menular ( Kejadian Luar Biasa) yang menimpa suatu komunitas secara
tuntas dan membuat perencanaan untuk mencegah berulangnya wabah pada masa
yang akan datang
KOMPETENSI MINIMAL :
1. Mampu mengenali dan memberikan gambaran WABAH PENYAKIT bila mencari
informasi dalam di literatur atau korespendensi dan mengetahui cara
mendapatkan informasi lebih lanjut.
2. Mampu membuat diagnosis WABAH berdasarkan hasil penyelidikan
epidemiologis. dan mampu melaporkan kejadian wabah ke pihak yang lebih ahli
untuk dilakukan upaya penanggulangan wabah.
3. 3A.

Mampu membuat diagnosis wabah berdasarkan hasil penyelidikan

epidemiologis dan mampu memutuskan dan melakukan tindakan


penanggulangan tahap pertama (mencegah agar wabah tidak meluas , kasus
baru tidak bertambah secara siknifikan dan tidak terjadi lagi korban jiwa)
sebelum merujuk ke pihak yang lebih ahli
3B.

Mampu membuat diagnosis wabah berdasarkan hasil penyelidikan

epidemiologis dan mampu memutuskan dan melakukan tindakan


penanggulangan wabah tahap lanjut (sampai tahap penghentian wabah)
sebelum merujuk ke pihak yang lebih ahli .
4.

Mampu membuat diagnosis wabah berdasarkan hasil penyelidikan

epidemiologis dan

mampu memutuskan dan melakukan tindakan

penanggulangan wabah sampai tuntas termasuk tahap pencegahan wabah


pada masa yang akan datang secara mandiri, berdasarkan Undang-Undang
Wabah Penyakit.

SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa :
1. Mampu menjelaskan pengertian wabah penyakit, kriteria wabah , faktor
determinan terjadinya wabah serta Undang-Undang tentang wabah sebagai
payung hukum penanggulangan wabah.
2. Mampu menjelaskan proses terjadinya epidemic, pandemic dan endemisitas
suatu penyakit.,
3. Mampu melaksanakan penanggulangan WABAH yang meliputi :
(a) Penyelidikan epidemiologis.
(b) Pemeriksaan penderita, agent penyakit, sumber penyebaran wabah (air ,
racun dll),
(c) Pengobatan penderita
(d) Perawatan dan isolasi penderita termasuk tindakan karantina.
(e) Pencegahan dan pengebalan (imunisasi)
(f) Pemusnahan penyebab penyakit
(g) Penanganan jenazah akibat wabah
(h) Penyuluhan kepada masyarakat
(i) Dan penanggulangan lainnya.
4. Terampil melakukan penyelidikan epidemiologis dalam upaya penanggulangan
wabah
yang bertujuan untuk :
2

(a) Mengetahui agent penyebab penyakit wabah


(b) Menentukan factor penyebab timbulnya wabah
(c) Mengetahui kelompok masyarakat yang terancam terkena wabah
(d) Menentukan cara penanggulangan.
5. Melaksanakan pengumpulan data primer dan atau data sekunder penyakit
penyebab WABAH dalam suatu komunitas.
6. Mampu mengolah data yang diperoleh berdasarkan variable waktu, tempat dan
orang secara manual dan komputerisasi.
7. Mampu menyajikan data dalam bentuk table, grafik, dan polygon secara manual
dan komputerisasi dari kasus WABAH yang terjadi dalam suatu komunitas
8. Mampu menganalisis data hasil penyelidikan WABAH dan mendistribusikan
informasi hasil analisis data kepada lintas sector terkait
9. Menjelaskan karakteristik virus/ bakteri/ parasit dll yang menyebabkan terjadinya
WABAH dalam suatu komunitas.
10. Menjelaskan factor resiko yang merupakan determinan terjadinya WABAH dalam
suatu komunitas
11. Menjelaskan factor ekologi yang merupakan determinan terjadinya WABAH
dalam suatu komunitas
12. Menjelaskan factor social budaya yang merupakan determinan terjadinya
WABAH
13. Menjelaskan Penatalaksanaan Kasus (Case Management) dalam suatu WABAH
14. Menjelaskan cara mengatasi dan menghentikan WABAH
3

15. Menjelaskan upaya-upaya preventif yang dibutuhkan agar tidak lagi terjadi
WABAH pada masa yang akan datang.
16. Menjelaskan dan mempraktekkan upaya promotif dan melakukan penyuluhan
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di masyarakat yang terkait dengan
WABAH guna merubah perilaku komunitas dari perilaku negative (tidak peduli
dengan pencegahan WABAH) menjadi perilaku positif (bersedia dan
melaksanakan upaya pencegahan)
17. Menjelaskan dan membuat system kewaspadaan dini (SKD) WABAH PENYAKIT
MENULAR
18. Menjelaskan Kebutuhan dan pengelolaan logistic farmasi dalam penanganan
WABAH
19. Mengetahui cara pengelolaan bahan bahan yang mengandung penyebab
penyakit
20. Mampu menggalang peran serta masyarakat dalam pencegahan dan
penanggulangan wabah.
21. Mampu membuat laporan lengkap hasil penanggulangan WABAH

PEMICU

KASUS 1 :
KLB DEMAM BERDARAH DENGUE .
1. Informasi yang di berikan oleh Kepala puskesmas kepada kelompok mahasiswa
4

dalam bentuk satu lembar laporan Wabah berupa formulir laporan W1, yang
telah diisi gejala gejala penyakit tanpa menyebutkan (mendiagnosis) jenis KLB
yang terjadi

a. Informasi yang akan disampaikan oleh kepala puskesmas tsb merupakan kasus
yang riel terjadi dalam suatu komunitas diwilayah kerja puskesmas.
b. Informasi dari masing-masing kepala puskesmas ( terdapat 8 puskesmas) ber
beda-beda sesuai dengan kenyataan yang ada sebagai suatu evidence.
c. Informasi yang diberikan oleh Kepala Puskesmas merupakan KASUS terbaru
yang SEDANG terjadi pada hari disampaikan informasi tersebut oleh kepala
puskesmas dan kasusnya masih berjalan.
d. Selanjutnya mahasiswa melaksanakan tahap demi tahap sesuai petunjuk lebih
lanjut. Sbb :
TAHAP PERTAMA:
Merupakan pertemuan pertama dilakukan dalam kelas besar dengan tatap muka
satu arah untuk penjelasan dan tanya jawab tentang wabah penyakit dari modul
satu.

TAHAP KEDUA
Tahap kedua merupakan TUTORIAL PERTAMA, mahasiswa dibagi dalam 10
kelompok.
a. Pada tahap ini kegiatan berlangsung selama 2 X 50 menit,
b. Tiap kelompok di dampingi oleh tutor dari Puskesmas dan atau dosen
yang ditunjuk.
c. Pada tahap
menggunakan

ini, kasus tersebut didiskusikan dalam kelompok dengan


metode

curah

pendapat,

mahasiswa

diharapkan
5

memecahkan problem wabah yang terdapat dalm formulir W1, dengan


mengikuti 7 langkah penyelesaian masalah.
d. Pada Tutorial pertama ini mahasiswa menyelesaikan langkah 1 sampai
langkah 5.

TAHAP KETIGA.
a. Mahasiswa belajar mandiri untuk memecahkan masalah wabah tersebut.
b. Berhubung masalah ini hanya dapat diselesaikan apabila mahasiswa
melakukan penyelelidikan epidemiologis wabah penyakit di Puskesmas
dan masyarakat, maka pada tahap ini, seluruh anggota kelompok harus
ke puskesmas berdasarkan wilayah dimana KLB terjadi.
c. Penyelidikan epidemiologis di Puskesmas dilakukan pada keesokan
harinya ( tanggal 29 April 2010),
d. Mahasiswa secara sendiri sendiri atau berkelompok datang ke puskesmas
dan diterima oleh kepala puskesmas (Tutor) pada jam 08.30 pagi di
puskesmas masing- masing. Dimana sebelumnya yaitu pada tahap kedua
kepala puskesmas menginformasikan dengan jelas alamat puskesmas
masing- masing,
e. Pada penyelidikan epidemiologis ini, mahasiswa mengumpulkan data
sekunder sesuai dengan kasus dan agar proses berjalan dengan lancar
maka masing -masing kepala puskesmas (TUTOR) telah menyiapkan
data tersebut di puskesmas.
f. Setelah memperoleh data,dan berdiskusi dengan staf puskesmas maka
mahasiswa melakukan penyelidikan wabah dengan mengunjungi salah
6

satu rumah di lokasi

wabah yang dekat dengan puskesmas, rumah

tersebut telah dipersiapkan sebelumnya oleh tutor dan telah disampaikan


pada pemilik rumah, apabila tidak ada kasus yang dekat dengan
puskesmas maka dilakukan laksana kasus.
g. Tujuan penyelidikan epidemiologi di masyarakat ini adalah agar
mahasiswa mempelajari factor lingkungan, factor perilaku dan factor lain
yang merupakan factor risiko terjadinya wabah.
h. Mahasiswa diwajibkan mengambil dokumentasi ( foto atau video) tentang
faktor risiko yang ditemukan pada saat berada di masyarakat .untuk
nantinya dipresentasikan dalam LOKAKARYA MINI PUSKESMAS.
i. Data yang diperoleh di puskesmas dibuat dalam bentuk table dan grafik ,
serta menghitung batas wabah, selanjutnya mahasiswa menetapkan
apakah telah terjadi wabah atau tidak, tetapi dalam proses pembelajaran
ini maka data yang disiapkan oleh puskesmas adalah data yang telah
didiagnose sebelumnya bahwa telah terjadi wabah.

TAHAP EMPAT DAN LIMA


Maka dengan terdiagnosanya wabah ini, maka selanjutnya mahasiswa
mendiskusikan untuk mencapai Tujuan Instruksional Khusus serta membuat
laporan hasil penyelidikan wabah penyakit dan Plan Of Action (POA)
(TUTORIAL KEDUA)
TAHAP ENAM
POA

ini

selanjutnya

dipresentasikan

dalam

acara

LOKAKARYA MINI

PUSKESMAS ( PENGGANTI DISKUSI PANEL PADA TAHAP ENAM

) yang

diadakan di puskesmas pada tanggal 1 Mei 2011 diikuti oleh semua staf
7

puskesmas, Lurah, tim penggerak PKK, kader posyndu dll, sekaligus dilakukan
proses TANYA PAKAR, (Kepala Puskesmas, dokter puskesmas termasuk dokter
spesialis yang ada dipuskesmas dan lurah serta PKK) dapat juga di rangkaikan
dengan pelatihan kader oleh mahasiswa.

CONTOH
Ini adalah salah satu contoh informasi dari kepala puskesmas untuk penyakit DBD.

Kepala RT V/RW 3 Desa Barombong, datang ke Puskesmas Barombong

dan

melaporkan kepada Kepala Puskesmas bahwa diwilayahnya telah terjadi Wabah


dengan menyerahkan laporan wabah ( LAPORAN W1) laporan ini kemudian diberikan
oleh kepala puskesmas kepada setiap mahasiswa yang berperan sebagai KEPALA
PUSKESMAS.

KASUS 2 DAN KASUS SELANJUTNYA, IDEM DENGAN KASUS


PERTAMA.

TUGAS MAHASISWA

1. Setelah memperoleh informasi dalam bentuk skenario yang disampaikan oleh


Kepala Puskesmas ( yang merangkap sebagai Tutor) maka mahasiswa
melakukan tanya jawab dengan Kepala Puskesmas untuk memperjelas skenario
yang diberikan.
2. Mahasiswa kemudian melakukan diskusi kelompok
membahas substansi dan kata

yang bertujuan untuk

kunci dari informasi yang diberikan serta

mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan kunjungan


lapangan ke Puskesmas, ke Rumah Sakit atau ke Masyarakat sesuai dengan
kebutuhan dan permasalahan yang ada, hal yang perlu dipersiapkan antara lain
membuat kuesioner serta pembahagian tugas untuk masing-masing mahasiswa.
3. Diskusi ini dilakukan sampai pada langkah lima yang bertujuan untuk mencapai
tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan instruksional khusus (TIK) dalam
modul ini, namun tidak menutup kemungkinan dapat memperluas bahan diskusi
dengan hal hal yang relevant.
4. Selanjutnya Mahasiswa melakukan penyelidikan epidemiologis dengan melalui
kunjungan lapangan ke Puskesmas/RS / Masyarakat untuk mengumpulkan data
dan informasi yang dibutuhkan.
5. Setelah menyelesaikan seluruh proses, mahasiswa diwajibkan membuat
Laporan lengkap hasil penanggulangan KLB, setiap kelompok membuat satu
laporan lengkap dan POA
9

6. Laporan lengkap hasil penanggulangan KLB dan POA dipresentasikan dalam


lokakarya mini (lokmin) puskesmas, yang dilaksanakan di puskesmas dilanjutkan
dengan tanya pakar, peserta yang presentasi ditentukan sendiri oleh mahasiswa.
7. Format laporan akhir dan petunjuk POA presentasi akan dijelaskan pada bagian
terpisah.

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGIS WABAH DIARE DI PUSKESMAS DAN


MASYARAKAT.
Tujuan Umum
Tujuan dilaksanakannya investigasi ini ialah untuk memastikan kebenaran terjadi KLB
Diare serta memantau kegiatan sistem kewaspadaan dini yang dilaksanakan selama
ini.
Tujuan Khusus dari investigasi ini ialah :

Untuk mengetahui gambaran epidemiologi KLB Diare.

Untuk mendapatkan informasi tentang sistem kewaspadaan dini (SKD) penyakit


Diare yang dilaksanakan selama ini.

Mendapatkan informasi tentang pengolahan obat dalam penanganan KLB.

Pelaksanaan pemantauan penanggulangan KLB Diare di Desa . Kecamatan .. Kota


Makassar dilakukan dengan cara pengumpulan data sekunder, / data primer dan
wawancara dengan masyarakat, / staf puskesmas dan pustu.
1. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data penderita diare, data sarana kesehatan, dan
informasi tentang ketersediaan oralit dan cairan infus serta penggunaannya.
10

2. Pengolahan dan analisa data


Pengolahan data berdasarkan variabel waktu, tempat dan orang secara manual
dan komputer.
3. Penyajian data dalam bentuk tabel dan narasi.
Dari hasil investigasi diatas didapatkan bahwa :

Kebenaran hasil investigasi dilapangan menunjukkan bahwa benar terjadi KLB


Diare di Kelurahan .. Kota Makassar pada minggu ke-22 Bulan April 2010
dengan jumlah kasus sebanyak .. orang.

Penatalaksanaan Kasus (Case Management) Kasus Diare.

Dalam hal penatalaksanaan kasus diare, salah satu strategi untuk menurunkan
angka kematian adalah melalui upaya pemberian oralit maupun dengan cairan
rumah tangga lainnya LGG. Adapun dosis oralit haruslah disesuaikan dengan
umur penderita dengan keadaan diare atau tingkat dehidrasinya.

Sistem Kewaspadaan Dini Penyakit Diare.


Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas pustu, bahwa sistem
pelaksanaan kewaspadaan dini yang telah dilaksanakan belum maksimal artinya
yang terjadi di lapangan menurut pemantauan masih jauh dari yang diharapkan,
hal ini disebabkan beberapa hal antara lain, komunikasi dan transportasi kurang
lancar dan adanya tugas rangkap pada petugas yang bersangkutan.

Usaha-usaha yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas.


- segera melakukan investigasi ketempat kejadian.
- Memberi bantuan logistik berupa cairan oralit, RL, dan antibiotik.
- Melakukan pengumpulan data melalui wawancara dengan masyarakat.
- Melakukan penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di
masyarakat.

11

Untuk itu dapat ditarik kesimpulan bahwa telah dilakukan investigasi KLB Diare di Desa
Matinan untuk melakukan pengumpulan data primer dan sekunder, faktor yang
mempengaruhi terjadinya kasus diare diduga kuat karena sarana kesehatan lingkungan
yang belum memenuhi syarat.

12

Anda mungkin juga menyukai