Anda di halaman 1dari 16

EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI

KEPENDUDUKAN (SIAK) DALAM PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN


Untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Masalah-masalah/Isu-isu Pelayanan Publik Kelas D
yang dibimbing oleh Ibu Dr. Siti Rochmah, M.Si.

Oleh :
Marsyareta Fitriani

(135030100111067)

Dwi Oktavia R.

(135030101111081)

Nike Helny R.

(135030101111084)

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG, 2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang jumlah penduduknya sangat

besar. Sebagai negara kepulauan, penduduk Indonesia memiliki persebaran yang tidak
merata. Berbagai masalah yang merupakan akibat dari persebaran penduduk yang tidak
merata kerap kali muncul dan mendesak pemerintah untuk dapat sesegera mungkin bertindak
untuk mengambil sebuah kebijakan. Di samping itu, faktor pertumbuhan penduduk yang
besar dengan persebaran tidak merata serta rendahnya kualitas penduduk juga menjadi
sumber permasalahan yang berkaitan dengan kependudukan di Indonesia. Pertumbuhan
penduduk yang pesat dan tidak merata serta tanpa diimbangi dengan pencapaian kualitas
SDM yang tinggi mengakibatkan munculnya berbagai permasalahan-permasalahan
kependudukan yang antara lain adalah kemiskinan, kesehatan, pengangguran, dll.
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah memberikan pelayanan yang
berkaitan dengan administrasi kependudukan yaitu pendaftaran penduduk dan pencatatan
sipil. Salah satu pelayanan pencatatan sipil adalah pelayanan pencatatan kelahiran (kutipan
akta kelahiran). Akta Kelahiran merupakan dokumen/data penting yang dikumpulkan dalam
pelaksanaan pencatatan peristiwa penting yang dialami seseorang dalam pendaftaran register
akta pencatatan sipil, yang mendapat pengakuan negara atas status keperdataan seseorang.
Akta kelahiran mempunyai kepastian hukum, ketentraman, ketertipan, ketersediaannya data
penduduk yang akurat. Di dalam pengurusan akta kelahiran di Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil yang sebenarnya hanya membutuhkan waktu 7 hari, ternyata masih ditemukan
bukti keterlambatan proses pengurusan akta kelahiran lebih dari 7 hari kerja. Dan masih di
temukan ketidak telitian dan kesalahan dalam pembuatan akta kelahiran seperti penulisan
nama dan jenis kelamin sehingga masih ada masyarakat yang harus kembali lagi ke Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Kurang optimalnya
pelayanan pada masyarakat pengguna layanan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
merupakan fenomena yang banyak terjadi pada sektor pemerintahan padahal seharusnya
pemerintahan merupakan pelayan masyarakat yang hadir untuk melayani dengan cepat,benar
dan dapat memenuhi harapan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan.

Untuk membantu berbagai pekerjaan mengenai administrasi kependudukan yang sesuai


dengan berbagai standar yang diperlukan maka pemerintah menerapkan e-government
dengan merumuskan sebuah kebijakan baru yaitu Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan (SIAK). SIAK merupakan suatu sistem informasi berbasis web yang disusun
berdasarkan prosedur-prosedur dan memakai standarisasi khusus yang bertujuan menata
sistem administrasi di bidang kependudukan sehingga tercapai tertib administrasi dan juga
membantu bagi petugas dijajaran Pemerintah Daerah khususnya Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil didalam menyelenggarakan layanan kependudukan dan Pencatatan Sipil.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Electronic Government (e-government)


Electronic Government (E-Government) merupakan suatu mekanisme interaksi modern

antara pemerintah dengan masyarakat dan kalangan lain yang berkepentingan yang
melibatkan penggunaan teknologi informasi (terutama Internet) dengan tujuan memperbaiki
mutu pelayanan yang telah berjalan menjadi lebih baik. Menurut Bank Dunia ( The World
Bank Group, 2001 ) : e-Government refers to the use by government agencies of
information technologies (such as Wide Area Network, the internet, and mobile. E
Government menurut PBB didefinisikan sebagai penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi (ICT, Information and Communication Technology) dan penerapannya oleh
pemerintah untuk menyediakan informasi dan layanan publik kepada masyarakat
(Alshomrani, 2012).
Tahap E-Government menurut Inpres No.3 Tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi
nasional pengembangan, bahwa penerapan E-Government dapat dilaksanakan melalui
tingkatan sebagai berikut
1. Tingkat persiapan yang meliputi :
Pembuatan situs informasi di setiap lembaga;
Penyiapan SDM;
Penyiapan sarana akses yang mudah misalnya

menyediakan

sarana

Multipurpose Community Center, Wernet, dll;


Sosialisasi situs informasi baik untuk internal maupun untuk publik
2. Tingkat pematangan yang meliputi :
Pembuatan situs informasi publik interaktif;
Pembuatan antar muka keterhubungan antar lembaga lain.
3. Tingkat pemantapan yang meliputi :
Pembuatan situs transaksi pelayanan publik;
Pembuatan interoperabilitas aplikasi maupun data dengan lembaga lain.
4. Tingkat pemanfaatan yang meliputi :
Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G (Government To
Government), G2B (Government To Business) dan G2C (Government To
Citizen) yang terintegrasi.
Model e-government Menurut World Bank :
4

1. Publish: Dalam tahap ini yang terjadi adalah sebuah komunikasi satu arah, dimana
pemerintah mempublikasikan berbagai data dan informasi yang dimilikinya untuk
dapat secara langsung dan bebas diakses oleh masyarakat dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan melalui internet.
2. Interact: Pada tahapan ini terjadi komunikasi dua arah antara pemerintah dengan
masyarakat yang berkepentingan
3. Transact: Pada tahapan ini sudah terjadi perpindahan (transfer) uang dari pihak lain
sebagai sebuah konsekuensi dari diberikannya layanan jasa oleh pemerintah.
Pengembangan

e-government

merupakan

upaya

untuk

mengembangkan

penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis (menggunakan) elektronik dalam rangka


meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan egovernment dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan
pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan
teknologi informasi tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas yang berkaitan yaitu pengolahan
data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronis.
Tujuan implementasi e-government antara lain meningkatkan mutu layanan publik
melalui pemanfaatan teknologi informatika dalam proses penyelenggaraan pemerintahan,
terbentuknya kepemerintahan yang bersih, transparan, dan mampu menjawab tuntutan
perubahan secara efektif, perbaikan organisasi, sistem manajemen, dan proses kerja
kepemerintahan, pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang
berkualitas dan terjangkau, pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk
meningkatkan dan memperkuat kemampuan perekonomian menghadapi perubahan dan
persaingan perdagangan internasional, pembentukan mekanisme komunikasi antar lembaga
pemerintah

serta

penyediaan

fasilitas

bagi

partisipasi

masyarakat

dalam

proses

kepemerintahan, pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan
efisien serta memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga pemerintah. Membangun egovernment bukan saja membangun infrastruktur komunikasi data dan informasi, tetapi juga
berarti membangun infrastruktur sistem aplikasi, standarisasi meta data, pengembangan
sumber daya manusia, pengembangan prosedur, kebijakan dan peraturan.
2.2.

Efektivitas
Pengertian efektivitas menurut Handoko bahwa efektivitas merupakan kemampuan untuk

memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untukmencapaitujuan yang telah

ditetapkan. Dari pengertiaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pencapaian tujuan merupakan
ukuran yang banyak digunakan untuk menentukan efektifitas suatu organisasi.
Pendapat lain yang lebih lengkap seperti yang diungkapkan (Sondang P Siagian, 2001)
sebagai berikut bahwa efektifitas kerja berarti efektivitas penyelesaiaan pekerjaan tepat pada
waktu yang ditentukan artinya apakah suatu pelaksanaan tugas dinilai baik atau tidak sangat
tergantung bilamana tugas itu diselesaikan dan tidak, terutama menjawab pertanyaan
bagaimana cara melaksanakan tugas dan berapa biaya yang dikeluarkan . Menurut pendapat
(Gibson, 1996:34) mengatakan bahwa ukuran efektivitas organisasi, sebagai berikut :
1. Produksi adalah merupakan kemampuan organisasi untuk memproduksi jumlah dan
mutu output sesuai dengan permintaan lingkungan.
2. Efesiensi adalah merupakan perbandingan (ratio) antara output dengan input.
3. Kepuasaan adalah merupakan ukuran untuk menunjukan tingkat dimana organisasi
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
4. Keunggulan adalah tingkat dimana keorganisasi dapat dan benar-benar tanggap
terhadap perubahan internal dan eksternal.
5. Pengembangan

adalah

merupakan

mengukur

kemampuan

organisasi

untuk

meningkatkan kapasitasnya dalam menghadapi tuntutan masyarakat.


2.3.

Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)


Sistem Informasi Admnistrasi Kependudukan, yaitu suatu sistem berbasis web yang

disusun berdasarkan prosedur-prosedur dan memakai standarisasi khusus yang bertujuan


menata sistem administrasi kependudukan sehingga tercapai tertib administrasi dibidang
kependudukan dan juga membantu bagi petugas dijajaran Pemerintah Daerah khususnya
Dinas

Kependudukan

dalam

menyelenggarakan

layanan

kependudukan.

Dalam

implementasinya, SIAK menerapkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang merupakan


nomor identitas penduduk yang bersifat unik atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang
yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia, yang berlaku selamanya. Dalam SIAK, database
antara kecamatan, kabupaten-kota, provinsi dan Departemen Dalam Negri (Depagri) akan
terhubung dan terintegrasi. Seseorang tidak bisa memiliki identitas ganda dengan adanya
Nomor Identitas Kependudukan (NIK). Sebab, nomor bersifat unik dan akan keluar secara
otomatis ketika instansi pelaksana memasukkannya ke database kependudukan.

BAB III
PEMBAHASAN
Penerapan e-Government merupakan bentuk dari implementasi penggunaan teknologi
informasi bagi pelayanan pemerintah kepada publik. Yaitu bagaimana pemerintah
memberikan informasi kepada pemangku kepentingan (stakeholder) melalui sebuah portal
web.

Pemanfaatan

penyelenggaraan

pemeritahan

berbasis

ICT

(Information

and
7

Communication Technology) menuntut transformasi e-Government untuk meningkatkan


efisiensi, efektivitas, transparasi, inovasi dan partisipasi. e-Government harus dipersiapkan
secara terintegrasi antara sistem dan kebijakan birokrasi, karena keselarasan diperlukan
sebagai prasyarat untuk mencapai transformasi agar dapat menghindari terjadinya kegagalan
dan penurunan kinerja layanan. Mencerminkan satu definisi yang dibuat oleh Bank Dunia (
The World Bank Group, 2001 ) : e-Government refers to the use by government agencies of
information technologies (such as Wide Area Network, the internet, and mobile.
Saat mengimplementasikan eGovernment strategi di setiap Negara disesuaikan dengan
kondisi sosial politik serta geografisnya masing-masing. Implementasi e-Government di
Indonesia lebih banyak didominasi oleh situs milik pemprov, pemkab dan pemkot. Namun,
situs yang melayani masyarakat dalam urusan umum tersebut masih belum optimal dalam
pelaksanaannya baik kuantitas maupun kualitasnya. Artinya ada kendala dan hambatan yang
dialami oleh pihak Pemda dalam hal mewujudkan implementasi e-Government yang ideal.
Hambatan penerapan e-government dapat dilihat misalnya dari hasil pengamatan yang
dilakukan Kementrian Komunikasi yang menyimpulkan bahwa mayoritas situs Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah masih berada pada tingkat persiapan.
Terdapat sejumlah kelemahan pembentukan e-Government di Indonesia:
1. Pelayanan yang diberikan situs pemerintah belum ditunjang oleh sistem manajemen
dan proses kerja yang efektif karena kesiapan peraturan, prosedur dan keterbatasan
SDM sangat membatasi penetrasi komputerisasi ke dalam sistem pemerintah.
2. Belum mapannya strategi serta tidak memadainya anggaran yang dialokasikan untuk
pengembangan e-government.
3. Inisiatif merupakan upaya instansi secara sendiri-sendiri, dengan demikian
sejumlah faktor seperti standarisasi, keamanan informasi, otentifikasi dan berbagai
aplikasi dasar yang memungkinkan interoperabilitas antar situs secara andal, aman,
dan terpercaya kurang mendapat perhatian.
4. Kesenjangan kemampuan masyarakat untuk mengakses jaringan internet.
Kekurangan yang paling menonjol dari pembangunan web sites milik pemerintah
tersebut adalah masih dalam tahapan pematangan atau masih sampai pada fase penyediaan
ruang komunikasi interaktif saja, sementara fase ke tahapan lanjut yaitu fase pemantapan
berupa ketersedian pelayanan publik serta pemanfaatan berupa layanan lintas instansi masih
belum menunjukkan ke arah sana.

Penerapan e-government dalam penyelenggaraan pelayanan administrasi kependudukan


di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dilaksanakan dengan mengimplementasikan
penggunaan sistem SIAK. Kualitas pelayanan publik melalui penerapan e-government yang
diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat tercermin dari efisiensi,
efektifitas, transparansi, akuntabilitas, partisipasi, dan kesamaan hak sebagaimana pendapat
yang dikemukakan oleh Sinambela (2006, h.6).
Aplikasi SIAK merupakan salah satu bentuk penerapan e-government dalam sistem
administrasi kependudukan guna menciptakan penyelenggaraan administrasi kependudukan
yang lebih baik. Dengan menggunakan aplikasi SIAK diperoleh berbagai manfaat baik oleh
masyarakat maupun oleh pemerintah. SIAK dalam penyelenggaraan pelayanan administrasi
kependudukan tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk menerbitkan dokumen
kependudukan dan pencatatan sipil tetapi juga sebagai sarana untuk menghimpun data-data
kependudukan hasil pelayanan administrasi kependudukan. Tujuan penerapan aplikasi SIAK
dalam penyelenggaraan pelayanan administrasi kependudukan adalah untuk mewujudkan
pembangunan database kependudukan nasional yang komprehensif, akurat dan mutakhir (up
to date). Database kependudukan nasional merupakan database kependudukan hasil
penghimpunan database kependudukan di daerah yang diperoleh melalui penyelenggaraan
pelayanan administrasi kependudukan.
Efisiensi dalam pelayanan administrasi kependudukan dengan menggunakan egovernment dilihat dari penyedia layanan adalah seberapa besar biaya dibutuhkan untuk
membangun sarana dan prasarana pelayanan agar pelayanan dapat dilaksanakan dengan
optimal. Sedangkan dari sisi pengguna layanan adalah seberapa besar biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh pelayanan yang diinginkan. Biaya yang dikeluarkan dalam pelayanan baik
oleh penyelenggara maupun penerima layanan seharusnya sesuai dengan kebutuhan dan
kualitas pelayanan yang diberikan. Penyediaan tempat pelayanan yang mudah dijangkau oleh
pengguna layanan merupakan upaya untuk memberikan pelayanan yang baik sehingga
pengguna layanan memperoleh kebutuhannya dengan lebih murah, cepat dan terjangkau
sehingga dapat dikatakan pelayanan tersebut sudah mewujudkan efisiensi bagi pengguna
layanan. Hal ini sebagaimana yang disampaikan Islamy (2002, h.28) bahwa salah satu prinsip
pokok yang harus dipahami dari aspek internal organisasi dalam pelayanan publik adalah
prinsip aksestabilitas, dimana setiap jenis pelayanan harus dapat dijangkau secara mudah oleh
setiap pengguna pelayanan (misalnya tempat pelayanan, jarak, dan biaya). Sedangkan
9

Widodo (2001, h.271) menyebutkan bahwa salah satu ciri pelayanan yang profesional adalah
ketepatan waktu pelayanan. Ketepatan waktu pelayanan sangat diperlukan agar pengguna
layanan memiliki kepastian untuk meluangkan waktu sehingga menjadi lebih efisien. Jika
melihat dari Standart Operating Procedure (SOP) yang dikeluarkan oleh Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil, sebenarnya proses pembuatan akta kelahiran tidak
memakan waktu lebih dari satu hari. Prakteknya, masih banyak ditemukan proses pembuatan
akta kelahiran yang memakan waktu lebih dari 7 hari kerja, padahal seharusnya tidak lebih
dari 7 hari.
Program Sistem informasi adminstrasi kependudukan( SIAK) dikatakan efektif dengan
melihat dari indikator-indikator dibawah ini:
1. Kesiapan infrastuktur dalam penerapan SIAK

Pembangunan infrastruktur SIAK juga dinilai masih kurang optimal. Dapat terlihat
dari masih lambatnya pembangunan tower untuk jaringan komunikasi data. Hal ini
menyebabkan sering terganggunya transaksi data antara kecamatan dan dinas karena
tidak ada jaringan komunikasi data sebagai cadangan. Database SIAK yang
menyimpan data kependudukan seluruh penduduk suatu kota atau kabupaten masih
dianggap kurang performance-nya. Saat ini, untuk proses back-up data masih
dilakukan dengan menggunakan harddisk eksternal. Proses back-up dilakukan pada
sore hari saat seluruh proses transaksi data sudah selesai. Hal tersebut dinilai tidak
praktis dan masih tradisional mengingat pada instansi swasta, seperti Bank, sudah
melakukan back-up secara real time ketika transaksi data nasabah dilakukan.
Mengingat pentingnya data kependudukan tersebut, akan sangat merugikan apabila
terjadi masalah apabila saat ditengah transaksi mengalami gangguan jaringan yang
menyebabkan gagalnya proses transaksi data.
Sebagai kebijakan yang memanfaatkan perkembangan teknologi informasi, Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) membutuhkan pembangunan saranaprasarana yang modern untuk menunjang dalam proses pengimplementasian
kebijakan. Sarana prasarana tersebut dimulai dari program aplikasi (software) yang
berstandar nasional, database yang mampu mengolah data dengan jumlah tinggi
secara cepat, perangkat komputer yang berkemampuan tinggi, perangkat printer,
serta infrastruktur jaringan komunikasi data melalui internet dan frekuensi radio
untuk proses transaksi data secara online. Jaringan komunikasi data juga penting
10

untuk melakukan transaksi data antar bidang maupun antara dinas dengan
kecamatan. Faktanya, masih banyak kecamatan yang belum mempunyai tower
pemancar radio Adanya dua jalur komunikasi data yaitu melalui frekuensi radio dan
koneksi internet memberikan alternatif jaringan apabila salah satu jaringan
mengalami masalah sehingga tidak akan menghambat proses transaksi data SIAK
dan pelayanan publik.

Pembangunan infrastruktur teknologi informasi memang

membutuhkan alokasi anggaran yang besar. Kekurangan jumlah sarana prasarana


pendukung SIAK, faktor utamanya dikarenakan minimnya anggaran untuk
pengadaan perangkat maupun perbaikan serta terkendalanya pembangunan
infrastruktur seperti tower radio. Untuk itu perlu adanya penambahan porsi alokasi
anggaran untuk penerapan SIAK.
2. Kesiapan SDM(sumber daya manusia) dalam penerapan SIAK

Penerapan SIAK yang optimal sangat bergantung pada kesiapan Sumber Daya
Manusia yang terlibat. Dalam penerapan SIAK sumber daya manusia merupakan
faktor penting dalam menentukan keberhasilan program tersebut. Disini petugas
yang mengoperasikan SIAK dibagi menjadi dua, yaitu operator dan administrator.
Untuk operator, ditempatkan pada setiap bidang. bidang yang ditempatkan petugas
operator adalah Bidang Data dan Dokumen Kependudukan, Bidang Pendaftaran
Penduduk, Bidang Pencatatan Sipil serta ditambah dengan operator yang
ditempatkan di kecamatan. Tugas dari seorang operator yaitu menginput dan
mengakses data kependudukan untuk selanjutnya dicetak menjadi dokumen
kependudukan. Sedangkan tugas dari administrator yaitu untuk mengolah database
kependudukan, melakukan perubahan data apabila terjadi kesalahan serta melakukan
pemeliharaan database secara berkala. Sebelumnya Pemerintah Pusat telah
menyelenggarakan pelatihan terhadap petugas yang akan menangani SIAK.
3. Alur yang ringkas

Dengan penggunaan teknologi informasi, seharusnya pemenuhan persyaratan


dilakukan cukup satu kali karena data dan informasi yang dibutuhkan sudah
tersimpan dalam database melalui komputerisasi. Namun dalam penyelenggaraan
pelayanan administrasi kependudukan, pengguna layanan atau penduduk masih harus
11

melengkapi berbagai persyaratan yang pada umumnya sama untuk mengurus


dokumen kependudukan yang satu dengan lainnya. Misalnya persyaratan fotokopi
KTP, KK dan pengantar dari kepala desa/lurah dan camat untuk pengurusan akta
kelahiran. Ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
hanya sebagai supporting program, yaitu hanya sebagai alat untuk memproses
pelayanan, belum sampai pada tahapan untuk melakukan transaksi misalnya
permohonan pelayanan pembuatan akta kelahiran secara online.
Lemahnya pemanfaatan e-Government di lingkungan birokrasi yang saling terkait
dengan masih terbatasnya aplikasi di dunia bisnis telah menyebabkan lambatnya
pelaksanaan program e-Government. Karena secara riil beberapa pelayanan yang
dilakukan oleh pemerintah memang masih menggunakan cara-cara yang manual.
Dalam pelayanan pembuatan akta kelahiran, pemohon harus secara langsung
mendatangi kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dengan membawa
berbagai persyaratan yang sebenarnya sudah terdata dalam database SIAK.
Penginputan data dan percetakan pada akta kelahiran dilakukan oleh bagian operator
yang khusus ditugas kan untuk mengoperasikan aplikasi SIAK, setelah data-data
dari pemohon masuk dan lengkap dan diolah menjadi suatu informasi. Jika dokumen
sudah lengkap maka dilakukan pemeriksaan berkas oleh kepala seksi yang
bersangkutan, jika dokumen lengkap dan memenuhi persyaratan maka proses dapat
dilanjutkan, tetapi jika berkas atau dokumen tersebut tidak lengkap atau tidak
memenuhi persyaratan maka berkas tersebut tidak dapat dicetak karena dianggap
berkas tersebut tidak layak dan tidak memenuhi persyaratan untuk dapat diproses.
Pemeriksaan konsep juga dilakukan oleh petugas loket dan kepala seksi dan kepala
bagian yang bersangkutan, setelah selesai diperiksa dan diproses, kutipan akta dapat
dicetak. Proses tersebut belum selesai sampai disini tetapi masih ada beberapa proses
pemeriksaan yang dilakukan walaupun akta tersebut sudah dicetak sebelum akta
tersebut diserahkan kepada pemohon. Pemeriksaan kutipan akta harus diperiksa oleh
kasi kelahiran dan kematian juga setelah proses tersebut dapat dilalui maka proses
yang terakhir adalah penandatanganan oleh Kepala Bidang pencatatan Sipil dan
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang kemudian diberi stampel
oleh Kasi kelahiran dan kematian. Jika semua proses dilalui maka kutipan akta
dapat diserahkan kepada pemohon. Proses yang sedemikian rupa dianggap kurang
efektif dan efisien terutama bagi masyarakat yang mobilitasnya tinggi. Mereka
12

beralasan bahwa mereka tidak mempunyai waktu untuk datang dan antri di kantor
dispendukcapil. Sehingga akan lebih efektif jika masyarakat dapat mengakses sistem
tersebut sehingga pengisian formulir dan penyerahan persyaratan berkas dapat
dilakukan secara online. Masyarakat hanya perlu datang ke kantor dispendukcapil
ketika dokumen kependudukan yang dikehendaki selesai dibuat.
4. Waktu yang diperlukan lebih cepat

Program SIAK diharapkan mampu memberikan bukti kepada masyarakat tentang


perbaikan pelayanan kependudukan. Dengan sistem online, SIAK mampu
memberikan pelayanan yang cepat dan akurat karena apabila sebelumnya pelayanan
database tidak bisa terhubung langsung dengan server. Sedangkan dengan SIAK
database langsung terhubung dengan server sehingga mempercepat pelayanan. Untuk
itu dalam pelayanan menggunakan SIAK pelayanan akta kelahiran menjadi lebih
cepat. Dimana sebelumnya pelayanan akta kelahiran itu bisa lebih dari satu hari,
dengan SIAK pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu satu hari sesuai dengan
Standart Operating Procedure (SOP) yang dikeluarkan Dispendukcapil.
5. Program SIAK sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

Salah satu tujuan dari penerapan SIAK adalah untuk mengintegrasikan seluruh data
kependudukan yang ada di kabupaten/kota di Indonesia menjadi satu database.
Namun di lapangan, saat ini proses pengintegrasian data masih pada tingkat
Kota/kabupaten. Proses pengintegrasian data secara nasional masih dalam tahap
pengembangan. Padahal, penerapan SIAK sudah sejak tahun 2006 dan sampai saat
ini tujuan tersebut masih belum tercapai. SIAK juga masih belum mempunyai fitur
yang terintegrasi langsung dengan dinas atau instansi lain seperti kedutaan. Sehingga
jika ada WNI maupun WNA yang ingin membuat dokumen kependudukan yang
terkait langsung dengan kedutaan akan membutuhkan waktu yang lama karena sistem
tidak terintegrasi dengan kedutaan. Hal ini sekali lagi juga menunjukkan bahwa
penerapan e-government di Indonesia baru mencapai tingkat pematangan, belum
mencapai tingkat pemantapan dan tingkat pemanfaatan.
6. Program SIAK telah memenuhi kebutuhan masyarakat

13

Pelayanan di bidang kependudukan selalu mendapatkan respon dari masyarakat,


adanya pelayanan yang lama membuat masyarakat menjadi pesimis dan tidak mau
tahu terhadap pelayanan kependudukan, hal ini disebabkan oleh lamanya proses dari
setiap pelayanan kependudukan dan biaya yang mahal disetiap pelayanan
kependudukan. Program SIAK telah memakai sistem online sehingga masyarakat
dapat terpenuhi kebutuhannya dan bisa memberikan respon yang positf. Masyarakat
memberikan respon positif, karena kebutuhan mereka terpenuhi yaitu pelayanan
yang cepat dan murah menggunakan program SIAK ini.

BAB IV
PENUTUP
4.1.

Kesimpulan
Penerapan e-government pada bidang administrasi kependudukan melalui SIAK

tergolong belum sepenuhnya efektif karena dari enam indikator keefektifan program Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) yaitu kesiapan infrastuktur dalam penerapan
SIAK, kesiapan SDM dalam penerapan SIAK, alur yang ringkas, waktu yang diperlukan
lebih cepat, program SIAK sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, dan program SIAK telah
memenuhi kebutuhan masyarakat baru tiga yang terpenuhi, diantaranya esiapan SDM dalam
14

penerapan SIAK, waktu yang diperlukan lebih cepat, dan rogram SIAK telah memenuhi
kebutuhan masyarakat. Pengembangan SIAK dinilai lamban karena masih banyak daerah
yang datanya belum terintegrasi secara nasional. SIAK juga masih belum mempunyai fitur
yang terintegrasi langsung dengan dinas atau instansi lain seperti kedutaan. Pembangunan
infrastruktur SIAK dinilai masih kurang baik dikarenakan minimnya anggaran. Meskipun
baru tiga indicator yang terpenuhi penerapan SIAK ini mendapatkan respon positif dari
masyarakat.
4.2.

Saran
Akan lebih baik jika Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dapat di-

online kan kepada masyarakat, setidaknya pada tahap pengisian formulir dan pengumpulan
persyaratan berkas. Dengan mekanisme yang demikian operator hanya bertugas memvalidasi
data-data yang telah diinput oleh masyarakat ke dalam sistem. Masyarakat datang ke kantor
dispendukcapil hanya saat dokumen kependudukan yang diinginkan, dalam hal ini akta
kelahiran selesai dibuat. Selain itu, dalam rangka untuk selalu mengembangkan SIAK supaya
dapat mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat diperlukan adanya penambahan
alokasi anggaran.

15

DAFTAR PUSTAKA
Annisa,

Siti.

Penerapan

Siak

sebagai

Perwujudan

E-Government

di

Jembrana.

(http://blogs.unpad.ac.id/sitiannisa/2011/05/06/makalah-teknologi-informasiadministrasi-penerapan-siak-sebagai-perwujudan-e-government-di-jembrana/),
(online). Diakses pada 9 Maret 2016
Setawati, Endah Eka. Pemanfaatn E-Government dalam Pelayanan Publik di Indonesia.
(http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/2012/11/19/pemanfaatan-e-government-dalampelayanan-publik-di-indonesia-oleh-endah-eka-setawati-41-mmsi2/)

(online).

Diakses pada 9 Maret 2016


Setiawan, Aris. Efektifitas Penerapan E-Government Pada Dinas Kependudukan Dan Catatan
Sipil Kabupaten Sragen Dalam Program Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan

(SIAK),

(http://ejournal-

s1.undip.ac.id/index.php/jpgs/article/view/2835/2788), (online). Diakses pada 9


Maret 2016
Anonym.

(http://newsmandiri.blogspot.co.id/2011/07/dkcs-akui-siak-banyakkelemahan.html), (online), diakses pada 9 Maret 2016

16

Anda mungkin juga menyukai