Oleh :
Marsyareta Fitriani
(135030100111067)
Dwi Oktavia R.
(135030101111081)
Nike Helny R.
(135030101111084)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang jumlah penduduknya sangat
besar. Sebagai negara kepulauan, penduduk Indonesia memiliki persebaran yang tidak
merata. Berbagai masalah yang merupakan akibat dari persebaran penduduk yang tidak
merata kerap kali muncul dan mendesak pemerintah untuk dapat sesegera mungkin bertindak
untuk mengambil sebuah kebijakan. Di samping itu, faktor pertumbuhan penduduk yang
besar dengan persebaran tidak merata serta rendahnya kualitas penduduk juga menjadi
sumber permasalahan yang berkaitan dengan kependudukan di Indonesia. Pertumbuhan
penduduk yang pesat dan tidak merata serta tanpa diimbangi dengan pencapaian kualitas
SDM yang tinggi mengakibatkan munculnya berbagai permasalahan-permasalahan
kependudukan yang antara lain adalah kemiskinan, kesehatan, pengangguran, dll.
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah memberikan pelayanan yang
berkaitan dengan administrasi kependudukan yaitu pendaftaran penduduk dan pencatatan
sipil. Salah satu pelayanan pencatatan sipil adalah pelayanan pencatatan kelahiran (kutipan
akta kelahiran). Akta Kelahiran merupakan dokumen/data penting yang dikumpulkan dalam
pelaksanaan pencatatan peristiwa penting yang dialami seseorang dalam pendaftaran register
akta pencatatan sipil, yang mendapat pengakuan negara atas status keperdataan seseorang.
Akta kelahiran mempunyai kepastian hukum, ketentraman, ketertipan, ketersediaannya data
penduduk yang akurat. Di dalam pengurusan akta kelahiran di Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil yang sebenarnya hanya membutuhkan waktu 7 hari, ternyata masih ditemukan
bukti keterlambatan proses pengurusan akta kelahiran lebih dari 7 hari kerja. Dan masih di
temukan ketidak telitian dan kesalahan dalam pembuatan akta kelahiran seperti penulisan
nama dan jenis kelamin sehingga masih ada masyarakat yang harus kembali lagi ke Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Kurang optimalnya
pelayanan pada masyarakat pengguna layanan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
merupakan fenomena yang banyak terjadi pada sektor pemerintahan padahal seharusnya
pemerintahan merupakan pelayan masyarakat yang hadir untuk melayani dengan cepat,benar
dan dapat memenuhi harapan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
antara pemerintah dengan masyarakat dan kalangan lain yang berkepentingan yang
melibatkan penggunaan teknologi informasi (terutama Internet) dengan tujuan memperbaiki
mutu pelayanan yang telah berjalan menjadi lebih baik. Menurut Bank Dunia ( The World
Bank Group, 2001 ) : e-Government refers to the use by government agencies of
information technologies (such as Wide Area Network, the internet, and mobile. E
Government menurut PBB didefinisikan sebagai penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi (ICT, Information and Communication Technology) dan penerapannya oleh
pemerintah untuk menyediakan informasi dan layanan publik kepada masyarakat
(Alshomrani, 2012).
Tahap E-Government menurut Inpres No.3 Tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi
nasional pengembangan, bahwa penerapan E-Government dapat dilaksanakan melalui
tingkatan sebagai berikut
1. Tingkat persiapan yang meliputi :
Pembuatan situs informasi di setiap lembaga;
Penyiapan SDM;
Penyiapan sarana akses yang mudah misalnya
menyediakan
sarana
1. Publish: Dalam tahap ini yang terjadi adalah sebuah komunikasi satu arah, dimana
pemerintah mempublikasikan berbagai data dan informasi yang dimilikinya untuk
dapat secara langsung dan bebas diakses oleh masyarakat dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan melalui internet.
2. Interact: Pada tahapan ini terjadi komunikasi dua arah antara pemerintah dengan
masyarakat yang berkepentingan
3. Transact: Pada tahapan ini sudah terjadi perpindahan (transfer) uang dari pihak lain
sebagai sebuah konsekuensi dari diberikannya layanan jasa oleh pemerintah.
Pengembangan
e-government
merupakan
upaya
untuk
mengembangkan
serta
penyediaan
fasilitas
bagi
partisipasi
masyarakat
dalam
proses
kepemerintahan, pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan
efisien serta memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga pemerintah. Membangun egovernment bukan saja membangun infrastruktur komunikasi data dan informasi, tetapi juga
berarti membangun infrastruktur sistem aplikasi, standarisasi meta data, pengembangan
sumber daya manusia, pengembangan prosedur, kebijakan dan peraturan.
2.2.
Efektivitas
Pengertian efektivitas menurut Handoko bahwa efektivitas merupakan kemampuan untuk
memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untukmencapaitujuan yang telah
ditetapkan. Dari pengertiaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pencapaian tujuan merupakan
ukuran yang banyak digunakan untuk menentukan efektifitas suatu organisasi.
Pendapat lain yang lebih lengkap seperti yang diungkapkan (Sondang P Siagian, 2001)
sebagai berikut bahwa efektifitas kerja berarti efektivitas penyelesaiaan pekerjaan tepat pada
waktu yang ditentukan artinya apakah suatu pelaksanaan tugas dinilai baik atau tidak sangat
tergantung bilamana tugas itu diselesaikan dan tidak, terutama menjawab pertanyaan
bagaimana cara melaksanakan tugas dan berapa biaya yang dikeluarkan . Menurut pendapat
(Gibson, 1996:34) mengatakan bahwa ukuran efektivitas organisasi, sebagai berikut :
1. Produksi adalah merupakan kemampuan organisasi untuk memproduksi jumlah dan
mutu output sesuai dengan permintaan lingkungan.
2. Efesiensi adalah merupakan perbandingan (ratio) antara output dengan input.
3. Kepuasaan adalah merupakan ukuran untuk menunjukan tingkat dimana organisasi
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
4. Keunggulan adalah tingkat dimana keorganisasi dapat dan benar-benar tanggap
terhadap perubahan internal dan eksternal.
5. Pengembangan
adalah
merupakan
mengukur
kemampuan
organisasi
untuk
Kependudukan
dalam
menyelenggarakan
layanan
kependudukan.
Dalam
BAB III
PEMBAHASAN
Penerapan e-Government merupakan bentuk dari implementasi penggunaan teknologi
informasi bagi pelayanan pemerintah kepada publik. Yaitu bagaimana pemerintah
memberikan informasi kepada pemangku kepentingan (stakeholder) melalui sebuah portal
web.
Pemanfaatan
penyelenggaraan
pemeritahan
berbasis
ICT
(Information
and
7
Widodo (2001, h.271) menyebutkan bahwa salah satu ciri pelayanan yang profesional adalah
ketepatan waktu pelayanan. Ketepatan waktu pelayanan sangat diperlukan agar pengguna
layanan memiliki kepastian untuk meluangkan waktu sehingga menjadi lebih efisien. Jika
melihat dari Standart Operating Procedure (SOP) yang dikeluarkan oleh Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil, sebenarnya proses pembuatan akta kelahiran tidak
memakan waktu lebih dari satu hari. Prakteknya, masih banyak ditemukan proses pembuatan
akta kelahiran yang memakan waktu lebih dari 7 hari kerja, padahal seharusnya tidak lebih
dari 7 hari.
Program Sistem informasi adminstrasi kependudukan( SIAK) dikatakan efektif dengan
melihat dari indikator-indikator dibawah ini:
1. Kesiapan infrastuktur dalam penerapan SIAK
Pembangunan infrastruktur SIAK juga dinilai masih kurang optimal. Dapat terlihat
dari masih lambatnya pembangunan tower untuk jaringan komunikasi data. Hal ini
menyebabkan sering terganggunya transaksi data antara kecamatan dan dinas karena
tidak ada jaringan komunikasi data sebagai cadangan. Database SIAK yang
menyimpan data kependudukan seluruh penduduk suatu kota atau kabupaten masih
dianggap kurang performance-nya. Saat ini, untuk proses back-up data masih
dilakukan dengan menggunakan harddisk eksternal. Proses back-up dilakukan pada
sore hari saat seluruh proses transaksi data sudah selesai. Hal tersebut dinilai tidak
praktis dan masih tradisional mengingat pada instansi swasta, seperti Bank, sudah
melakukan back-up secara real time ketika transaksi data nasabah dilakukan.
Mengingat pentingnya data kependudukan tersebut, akan sangat merugikan apabila
terjadi masalah apabila saat ditengah transaksi mengalami gangguan jaringan yang
menyebabkan gagalnya proses transaksi data.
Sebagai kebijakan yang memanfaatkan perkembangan teknologi informasi, Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) membutuhkan pembangunan saranaprasarana yang modern untuk menunjang dalam proses pengimplementasian
kebijakan. Sarana prasarana tersebut dimulai dari program aplikasi (software) yang
berstandar nasional, database yang mampu mengolah data dengan jumlah tinggi
secara cepat, perangkat komputer yang berkemampuan tinggi, perangkat printer,
serta infrastruktur jaringan komunikasi data melalui internet dan frekuensi radio
untuk proses transaksi data secara online. Jaringan komunikasi data juga penting
10
untuk melakukan transaksi data antar bidang maupun antara dinas dengan
kecamatan. Faktanya, masih banyak kecamatan yang belum mempunyai tower
pemancar radio Adanya dua jalur komunikasi data yaitu melalui frekuensi radio dan
koneksi internet memberikan alternatif jaringan apabila salah satu jaringan
mengalami masalah sehingga tidak akan menghambat proses transaksi data SIAK
dan pelayanan publik.
Penerapan SIAK yang optimal sangat bergantung pada kesiapan Sumber Daya
Manusia yang terlibat. Dalam penerapan SIAK sumber daya manusia merupakan
faktor penting dalam menentukan keberhasilan program tersebut. Disini petugas
yang mengoperasikan SIAK dibagi menjadi dua, yaitu operator dan administrator.
Untuk operator, ditempatkan pada setiap bidang. bidang yang ditempatkan petugas
operator adalah Bidang Data dan Dokumen Kependudukan, Bidang Pendaftaran
Penduduk, Bidang Pencatatan Sipil serta ditambah dengan operator yang
ditempatkan di kecamatan. Tugas dari seorang operator yaitu menginput dan
mengakses data kependudukan untuk selanjutnya dicetak menjadi dokumen
kependudukan. Sedangkan tugas dari administrator yaitu untuk mengolah database
kependudukan, melakukan perubahan data apabila terjadi kesalahan serta melakukan
pemeliharaan database secara berkala. Sebelumnya Pemerintah Pusat telah
menyelenggarakan pelatihan terhadap petugas yang akan menangani SIAK.
3. Alur yang ringkas
beralasan bahwa mereka tidak mempunyai waktu untuk datang dan antri di kantor
dispendukcapil. Sehingga akan lebih efektif jika masyarakat dapat mengakses sistem
tersebut sehingga pengisian formulir dan penyerahan persyaratan berkas dapat
dilakukan secara online. Masyarakat hanya perlu datang ke kantor dispendukcapil
ketika dokumen kependudukan yang dikehendaki selesai dibuat.
4. Waktu yang diperlukan lebih cepat
Salah satu tujuan dari penerapan SIAK adalah untuk mengintegrasikan seluruh data
kependudukan yang ada di kabupaten/kota di Indonesia menjadi satu database.
Namun di lapangan, saat ini proses pengintegrasian data masih pada tingkat
Kota/kabupaten. Proses pengintegrasian data secara nasional masih dalam tahap
pengembangan. Padahal, penerapan SIAK sudah sejak tahun 2006 dan sampai saat
ini tujuan tersebut masih belum tercapai. SIAK juga masih belum mempunyai fitur
yang terintegrasi langsung dengan dinas atau instansi lain seperti kedutaan. Sehingga
jika ada WNI maupun WNA yang ingin membuat dokumen kependudukan yang
terkait langsung dengan kedutaan akan membutuhkan waktu yang lama karena sistem
tidak terintegrasi dengan kedutaan. Hal ini sekali lagi juga menunjukkan bahwa
penerapan e-government di Indonesia baru mencapai tingkat pematangan, belum
mencapai tingkat pemantapan dan tingkat pemanfaatan.
6. Program SIAK telah memenuhi kebutuhan masyarakat
13
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Penerapan e-government pada bidang administrasi kependudukan melalui SIAK
tergolong belum sepenuhnya efektif karena dari enam indikator keefektifan program Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) yaitu kesiapan infrastuktur dalam penerapan
SIAK, kesiapan SDM dalam penerapan SIAK, alur yang ringkas, waktu yang diperlukan
lebih cepat, program SIAK sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, dan program SIAK telah
memenuhi kebutuhan masyarakat baru tiga yang terpenuhi, diantaranya esiapan SDM dalam
14
penerapan SIAK, waktu yang diperlukan lebih cepat, dan rogram SIAK telah memenuhi
kebutuhan masyarakat. Pengembangan SIAK dinilai lamban karena masih banyak daerah
yang datanya belum terintegrasi secara nasional. SIAK juga masih belum mempunyai fitur
yang terintegrasi langsung dengan dinas atau instansi lain seperti kedutaan. Pembangunan
infrastruktur SIAK dinilai masih kurang baik dikarenakan minimnya anggaran. Meskipun
baru tiga indicator yang terpenuhi penerapan SIAK ini mendapatkan respon positif dari
masyarakat.
4.2.
Saran
Akan lebih baik jika Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dapat di-
online kan kepada masyarakat, setidaknya pada tahap pengisian formulir dan pengumpulan
persyaratan berkas. Dengan mekanisme yang demikian operator hanya bertugas memvalidasi
data-data yang telah diinput oleh masyarakat ke dalam sistem. Masyarakat datang ke kantor
dispendukcapil hanya saat dokumen kependudukan yang diinginkan, dalam hal ini akta
kelahiran selesai dibuat. Selain itu, dalam rangka untuk selalu mengembangkan SIAK supaya
dapat mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat diperlukan adanya penambahan
alokasi anggaran.
15
DAFTAR PUSTAKA
Annisa,
Siti.
Penerapan
Siak
sebagai
Perwujudan
E-Government
di
Jembrana.
(http://blogs.unpad.ac.id/sitiannisa/2011/05/06/makalah-teknologi-informasiadministrasi-penerapan-siak-sebagai-perwujudan-e-government-di-jembrana/),
(online). Diakses pada 9 Maret 2016
Setawati, Endah Eka. Pemanfaatn E-Government dalam Pelayanan Publik di Indonesia.
(http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/2012/11/19/pemanfaatan-e-government-dalampelayanan-publik-di-indonesia-oleh-endah-eka-setawati-41-mmsi2/)
(online).
(SIAK),
(http://ejournal-
16