Bab 5 Rentan Kerusakan
Bab 5 Rentan Kerusakan
Ulubongka:
terutama
DAS
Ulubongka.
Desa:
Laporan Sementara
Identifikasi Kawasan Rentan Kerusakan Lingkungan Fisik di Kab. Tojo Unauna
V-1
Laporan Sementara
Identifikasi Kawasan Rentan Kerusakan Lingkungan Fisik di Kab. Tojo Unauna
V-2
Tamponombo,
Bonebae
II,
Uwekambono,
Cempa,
Marowo,
Kecamatan Ampana Kota: Desa: Boilong
Kecamatan
Ampana
Tete:
Desa:Pusungi,
Uwetoli,
Borone,
mangrove
untuk
jadi
lahan
pertambakan,
tanpa
Laporan Sementara
Identifikasi Kawasan Rentan Kerusakan Lingkungan Fisik di Kab. Tojo Unauna
V-3
D. Sedimentasi
Proses sedimentasi berkaitan erat dengan erosi, longsor dan abrasi.
Sedimentasi di darat umumnya disebabkan oleh erosi dan longsor.
Umumnya terjadi di badan-badan sungai dan tempat-tempat rendah
lainnya seperti drainase dan bahkan badan jalan. Sedimentasi ini juga
terkadang merubah bentuk alur sungai menjadi berkelok-kelok dan pada
belokan luar (meander-luar) terjadi pengikisan tebing sungai. Sedangkan
sedimentasi di laut, selain disebabkan oleh adanya erosi dan longsor di
darat, juga disebabkan oleh adanya abrasi. Untuk yang pertama,
lokasinya di sekitar muara sungai, sedangkan yang kedua, lokasinya
berdampingan dengan bagian pantai yang mengalami abrasi.
Pada dasarnya, sedimentasi terjadi karena adanya buangan sedimen ke
dalam ekosistem perairan baik pada wilayah sungai maupun yang terjadi
di perairan laut. Sedimentasi yang terjadi di sungai dapat diakibatkan
karena semakin tingginya laju erosi yang disebabkan oleh kegiatan
pengusahaan hutan, pertanian dan pembangunan fisik. Sedangkan yang
Laporan Sementara
Identifikasi Kawasan Rentan Kerusakan Lingkungan Fisik di Kab. Tojo Unauna
V-4
terjadi di wilayah pantai bisa berasal dari aliran sungai, dapat pula dari
wilayah pantai yang mengalami abrasi, sebagaimana disebutkan di atas.
Dampak negatif sedimentasi terhadap perairan pantai antara lain
material sedimen akan menutupi tubuh biota laut, terutama yang hidup di
dasar perairan seperti terumbu karang, lamun, dan rumput laut atau
menyelimuti
sistem
pernafasannya.
Sedimentasi
meningkatkan
V-5
E. Subsiden
Secara umum, gejala subsiden akibat eksploitasi airtanah yang
berlebihan, belum tampak terjadi di wilayah Kabupaten Tojo Unauna.
F. Lahan Kritis
Lahan kritis di wilayah Kabupaten Tojo Unauna yang cukup menonjol
terdapat di beberapa tempat, di antaranya adalah:
Kecamatan Tojo Barat: Desa Bambalo, Ujung Tibu, Tatari.
Kecamatan Tojo: Desa Tayawa, Betauwa, Tojo, Tongko, Podi
Kecamatan Ulubongka: Desa Tamponombo, Bonebae, Rompi, Mire,
Cempa, Marowo.
Kecamatan Ampana Tete: Desa Uwebone, Tanjung Rome, Uwetoli,
Sabo, Balingara.
Kondisi lahan di Kecamatan Tojo Barat umumnya masih cukup baik,
namun di beberapa tempat di daerah ini ditemukan lahan kritis yakni di
desa Bambalo. Di tempat lainnya diindikasikan berupa peladangan
berpindah, seperti di desa Ujung Tibu terjadi pembukaan lahan baru
sementara di Desa Tatari terdapat bekas persawahan yang tidak terolah.
Di Kecamatan Tojo ditemukan lahan yang kondisinya kritis di Desa
Betauwa, Tongko dan Podi umumnya berupa hamparan padang rumput
dan pembukaan lahan kebun. Di Kecamatan Ulu Bongka dan Ampana
Tete lahan kritis terjadi umumnya oleh pembukaan perkebunan yang
nampak dapat berpotensi menimbulkan erosi seperti di Ulu Bongka
pembukaan areal kebun jagung termasuk cukup luas.
Laporan Sementara
Identifikasi Kawasan Rentan Kerusakan Lingkungan Fisik di Kab. Tojo Unauna
V-6
Laporan Sementara
Identifikasi Kawasan Rentan Kerusakan Lingkungan Fisik di Kab. Tojo Unauna
V-7