Anda di halaman 1dari 6

HIPERTENSI SEKUNDER

Definisi
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang mempunyai penyebab yang dapat
dideteksi Hipertensi sekunder antara lain disebabkan oleh berbagai penyebab
antara lain: penyakit ginjal, renovaskuler, kelainan endokrin, koartktasio aorta.
Klasifikasi

No.

Klasifikasi Tekanan Darah

Tekanan

Darah

Tekanan

Sistolik (mmHg)
1.
2.
3.
4.
5.

Normal
Prahipertensi
Hipertensi grade 1 (ringan)
Hipertensi grade 2 (sedang)
Hipertensi grade 3 (berat)

< 120
120- 139
140- 159
160-179
180

Darah

Diastolik
dan
atau
atau
atau
atau

(mmHg)
<80
80-89
90-99
100-109
110

Etiologi

1. Penyakit Ginjal
Hipertensi sekunder yang terkait dengan ginjal disebut hipertensi ginjal (renal
hypertension). Gangguan ginjal yang paling banyak menyebabkan tekanan darah tinggi adalah
penyempitan arteri ginjal, yang merupakan pembuluh darah utama penyuplai darah ke kedua
organ ginjal. Bila pasokan darah menurun, ginjal akan memproduksi berbagai zat yang
meningkatkan tekanan darah.
2. Stress
Stress bisa memicu sistem saraf simpati sehingga meningkatkan aktivitas jantung dan
tekanan pembuluh darah.
3. Apnea
Obstructive sleep apnea (OSA) adalah gangguan tidur di mana penderita berkali-kali
berhenti bernafas (antara 10-30 detik) selama tidur. Apnea biasanya diderita oleh orang yang
kegemukan dan diikuti dengan gejala lain seperti rasa kantuk luar biasa di siang hari,
mendengkur, sakit kepala pagi hari dan edema (pembengkakan) di kaki bagian bawah. Separuh
penderita apnea menderita hipertensi, yang mungkin dipicu oleh perubahan hormon karena
reaksi terhadap penyakit dan stress yang ditimbulkannya.
4. Hiper/Hipotiroid

Hipertiroid atau kelebihan hormon tiroid ditandai dengan mudah kepanasan (merasa gerah),
penurunan berat badan, jantung berdebar dan tremor. Hormon tiroid yang berlebih merangsang
aktivitas jantung, meningkatkan produksi darah, dan meningkatkan resistensi pembuluh darah
sehingga menimbulkan hipertensi.
Hipotiroid atau kekurangan hormon tiroid ditandai dengan kelelahan, penurunan berat
badan, kerontokan rambut dan lemah otot. Hubungan antara kekurangan tiroid dan hipertensi
belum banyak diketahui, namun diduga bahwa melambatnya metabolisme tubuh karena
kekurangan tiroid mengakibatkan pembuluh darah terhambat dan tekanan darah meningkat.
5. Preeklamsia
Preeklamsia adalah hipertensi karena kehamilan (gestational hypertension) yang biasanya
terjadi pada trimester ketiga kehamilan. Preeklamsia disebabkan oleh volume darah yang
meningkat selama kehamilan dan berbagai perubahan hormonal. Sekitar 5-10% kehamilan
pertama ditandai dengan preeklamsia.
6. Koarktasi Aorta (Aortic coarctation)
Koarktasi atau penyempitan aorta adalah kelainan bawaan yang menimbulkan tekanan darah
tinggi.
7. Gangguan Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal berfungsi mengatur kerja ginjal dan tekanan darah. Bila salah satu atau
kedua kelenjar adrenal mengalami gangguan, maka dapat mengakibatkan produksi hormon
berlebihan yang meningkatkan tekanan darah.
8. Gangguan Kelenjar Paratiroid
Empat kelenjar paratirod yang berada di leher memproduksi hormon yang disebut
parathormon. Produksi parathormon yang berlebih akan meningkatkan kadar kalsium di dalam
darah, sehingga memicu tekanan darah tinggi.
Selain kedelapan penyakit/gangguan di atas, masih ada beberapa lainnya yang dapat
menjadi penyebab hipertensi sekunder, antara lain:
Konsumsi alkohol berlebihan
Penggunaan Pil KB
Efek samping obat flu tertentu dan obat pengurang nafsu makan
Diabetes
Tumor Wilms (pada anak)

Patologi
1. Hipertensi Ginjal (Renal/kidney hypertension).
Mekanisme penyempitan arteri ginjal hingga dapat menyebabkan hipertensi yaitu
penyempitan arteri ginjal merusak/mengganggu sirkulasi darah ke ginjal yang dipengaruhinya.
Kehilangan darah ini kemudian menstimulasi ginjal untuk memproduksi hormon-hormon, renin
dan angiotensin. Hormon-hormon ini, bersama-sama dengan aldosterone dari kelenjar adrenal,
menyebabkan suatu penyempitan dan meningkatkan kekakuan (resisten) pada arteri-arteri

sekeliling (peripheral arteries) seluruh tubuh, yang berakibat pada hipertensi (tekanan darah
tinggi).
2. Tumor-Tumor Kelenjar Adrenal (Adrenal gland tumors)
Primary hyperaldosteronism tumor menghasilkan jumlah hormon aldesteron yang
berlebihan. Sebagai tambahan pada hipertensi, kondisi ini menyebabkan kehilangan jumlah
berlebihan potassium dari tubuh kedalam air seni, yang berakibat pada suatu tingkat potassium
yang rendah didalam darah. Umumnya hiperaldosteronisme (hyperaldosteronism) pertama kali
dicurigai pada seseorang dengan hipertensi ketika potassium yang rendah juga ditemukan
didalam darah. Juga, kelainan-kelainan genetik tertentu yang jarang dan yang mempengaruhi
hormone kelenjar adrenal dapat menyebabkan hipertensi sekunder
Tipe lain tumor adrenal yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder disebut sebagai
suatu pheochromocytoma. Tumor ini menghasilkan catecholamines yang berlebihan, yang mana
termasuk beberapa hormon-hormon yang berhubungan dengan adrenalin (adrenaline-related
hormones). Diagnose suatu pheochromocytoma dicurigai pada individu-individu yang
mempunyai episode-episode hipertensi yang mendadak dan berulang yang berhubungan dengan
pengelupasan kulit (flushing of the skin), denyut jantung yang cepat (palpitations), dan
keringatan, sebagai tambahan pada gejala-gejala yang berhubungan dengan hipertensi.
3. Koarktasi Aorta (Coarctation of the aorta)
Segmen yang sempit (coarctation) dari aorta umumnya terjadi diatas arteri-arteri
ginjal, yang menyebabkan suatu aliran darah yang berkurang ke ginjal-ginjal. Kekurangan darah
ke ginjal-ginjal ini mendorong sistim hormon renin-angiotensin-aldosterone meningkatkan
tekanan darah. Perawatan koarktasi umumnya adalah pembetulan secara operasi terhadap
segmen penyempitan aorta.
4. Sindrom Metabolisme dan Obesitas (The metabolic syndrome and obesity)
Faktor-faktor genetik memainkan suatu peran dalam kumpulan dari penemuanpenemuan yang membuat "sindrom metabolisme" ("metabolic syndrome"). Individu-individu
dengan sindrom metabolisme mempunyai resistensi insulin dan suatu tendensi untuk mendapat
diabetes mellitus tipe 2 (diabetes-diabetes tidak tergantung insulin). Kegemukkan, terutama yang
berhubungan dengan suatu peningkatan ukuran lilitan perut (abdominal) yang nyata, menjurus
pada gula darah tinggi (hyperglycemia), lemak darah yang meningkat , peradangan vaskuler,
gangguan fungsi endothelial (kelainan kereaktifan pembuluh-pembuluh darah), dan hipertensi
semuanya menjurus pada penyakit atherosclerotic vascular prematur.

Manifestasi Klinis
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun secara tidak
sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah

tinggi. Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah
kemerahan dan kelelahan, yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada
seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Retina merupakan bagian tubuh yang secara langsung bisa menunjukkan adanya efek dari
hipertensi terhadap arteriola (pembuluh darah kecil). Dengan anggapan bahwa perubahan yang
terjadi di dalam retina mirip dengan perubahan yang terjadi di dalam pembuluh darah lainnya di
dalam tubuh, seperti ginjal. Untuk memeriksa retina, digunakan suatu oftalmoskop. Dengan
menentukan derajat kerusakan retina (retinopati), maka bisa ditentukan beratnya hipertensi.
Jika hipertensi berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut :
a. Sakit kepala bagian oksipital
b. Kelelahan
c. Epistaksis
d. Pusing dan migren
e. Mual
f. Muntah
g. Sesak nafas
h. Gelisah
i. Padangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan
ginjal.
hipertensi
PemeriksaanDiagnostik
Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel sel terhadap volume cairan ( viskositas) dan dapat
mengindikasikan faktor faktor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
BUN : memberikan informasi tentang perfusi ginjal
Glukosa
Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat diakibatkan oleh peningkatan
katekolamin ( meningkatkan hipertensi )
Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab ) atau menjadi efek
samping terapi diuretik.
Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi.
Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan plak
ateromatosa ( efek kardiovaskuler )
Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer
Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.
Asam urat

Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi


Steroid urin
Kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme.
IVP
Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal / ureter.
Foto dada
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
Penatalaksanaan

1. Terapi tanpa Obat


Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan
suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
- Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
- Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
- Penurunan berat badan
- Penurunan asupan etanol
- Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi
adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
- Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lainlain
- Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi
maksimal yang disebut zona latihan.
- Lamanya latihan berkisar antara 20 25 menit berada dalam zona latihan
- Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
c.Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit
hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah
komplikasi lebih lanjut.
Komplikasi
Ada beberapa komplikasi diantaranya:

1. Penyakit parenkim ginjal


2. Penyakit renovaskuler
3. Pheochromocytoma
4. Hipertensi pada kehamilan
5. Hiperaldosteronisme primer
6. HT kronik
7. Preeklamsi/eklamsi

Anda mungkin juga menyukai