Disusun oleh :
Eva Fakhrunnisa
P07120213017
Heryuni Prastiwi
P07120213019
2.
3.
4.
Malformasi congenital
C. Stenosis mitral
1. Definisi
Stenosis mitral adalah kondisi dimana terjadi hambatan aliran darah
dari atrium kiri ke ventrikel kiri pada fase diastolik akibat penyempitan
katup mitral. Penyebab stenosis mitral paling sering demam rematik,
penyebab lain adalah karsinoid, sistemik lupus erimatosus, reumatoid
artritis, mukopolisakaridosis dan kelainan bawaan.
2. Etiologi
Penyebab stenosis mitral paling sering demam rematik, penyebab lain
adalah
karsinoid,
sistemik
lupus
erimatosus,
reumatoid
artritis,
c. Metabolik
Penyakit whipple, Mucopolysaccharidosis, Penyakit Fabry, Carcinoid,
Terapi Methysergid.
3. Patofisiologi
Stenosis mitral terjadi karena adanya fibrosis dan fusi komisura katup
mitral pada waktu fase penyembuhan demam reumatik. Terbentuknya sekat
jaringan ikat tanpa pengapuran mengakibatkan lubang katup mitral pada
waktu diastolik lebih kecil dari normal.
Berkurangnya luas efektif lubang mitral menyebabkan berkurangnya
daya alir katup mitral. Hal ini akan meningkatkan tekanan di ruang atrium
kiri, sehingga timbul perbedaan tekanan antara atrium kiri dan ventrikel kiri
waktu diastolik. Jika peningkatan tekanan ini tidak berhasil mengalirkan
jumlah darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh, akan terjadi
bendungan pada atrium kiri dan selanjutnya akan menyebabkan bendungan
vena dan kapiler paru. Bendungan ini akan menyebabkan terjadinya
sembab interstisial kemudian mungkin terjadi sembab alveolar. Pecahnya
vena bronkialis akan menyebabkan hemoptisis.
Pada tahap selanjutnya tekanan arteri pulmonal akan meningkat,
kemudian terjadi pelebaran ventrikel kanan dan insufisiensi pada katup
trikuspid atau pulmonal. Akhirnya vena-vena sistemik akan mengalami
bendungan
pula.
Bendungan
hati
yang
berlangsung
lama
akan
4. Manifestasi Klinik
Gambaran klinis mungkin tidak ada atau sebaliknya parah,
bergantung pada tingkat stenosis.
a.
b.
c.
5. Pemeriksaan Penunjang
a.
b.
6. Penatalaksanaan
Terapi antibiotik diberikan untuk mencegah berulangnya infeksi.
Penatalaksanaan gagal jantung kongesti adalah dengan memberikan
kardiotonikum dan diuretik. Intervensi bedah meliputi komisurotomi
untuk membuka atau menyobek komisura katup mitral yang lengket atau
mengganti katup mitral dengan katup protesa. Pada beberapa kasus
dimana pembedahan merupakan kontraindikasi dan terapi medis tidak
mampu menghasilkan hasil yang diharapkan, maka dapat dilakukan
valvuloplasti transluminal perkutan untuk mengurangi beberapa gejala.
D. Insufiensi mitral
1. Definisi
Insufisiensi katup mitralis (regurgitasi) adalah kembalinya darah ke
atrium kiri dari ventrikel kiri melalui katup mitralis, yang terutama terjadi
sewaktu ventrikel berkontraksi.
2. Etiologi
Insufisiensi mitralis terjadi akibat katup mitralis yang inkompeten.
Katup mitralis gagal menutup sempurna sewaktu sistol ventrikel dimulai.
Regurgitasi katup mitralis biasanya disebabkan oleh demam rematik,
infeksi bakteri lainnya pada jantung, atau ruptur katup pada penyakit
arteri koroner.
3. Patofisiologi
Insufisiensi mitral akibat reumatik terjadi karena katup tidak bisa
menutup sempurna waktu sistolik. Perubahan pada katup meliputi
klasifikasi, penebalan, dan distorsi daun katup. Hal ini mengakibatkan
koaptasi yang tidak sempurna waktu sistolik. Selain pemendekan korda
tendinea mengakibatkan katup tertarik ke ventrikel, terutama bagian
posterior, dapat juga terjadi dilatasi anulus atau ruptur korda tendinea.
Selama fase sistolik, terjadi aliran regurgitasi ke atrium kiri,
mengakibatkan gelombang V yang tinggi di atrium kiri, sedangkan aliran
ke aorta berkurang. Pada saat diastolik, darah mengalir dari atrium kiri ke
ventrikel. Darah tersebut selain yang berasal dari paru-paru melalui vena
pulmonalis, juga terdapat darah regurgitan dari ventrikel kiri waktu
sistolik sebelumnya. Ventrikel kiri cepat distensi, apeks bergerak ke
bawah secara mendadak, menarik katup, korda, dan otot papilaris. Hal ini
menimbulkan vibrasi membentuk bunyi jantung ketiga. Pada insufisiensi
mitral kronik, regurgitasi sistolik ke atrium kiri dan vena-vena pulmonalis
dapat ditoleransi tanpa meningkatnya tekanan baji dan aorta pulmonal.
4. Manifestasi Klinik
Gambaran klinis mungkin tidak ada atau sebaliknya parah,
bergantung pada tingkat regurgitasi.
a.
b.
c.
Hipertrofi ventrikel kiri dan atrium kiri dapat terjadi, sehingga timbul
gagal jantung kongestif.
5. Pemeriksaan Penunjang
a.
b.
6. Penatalaksanaan
Pemberian antibiotik untuk mencegah reaktivasi reumatik dan
timbulnya endokarditis infektif. Intervensi bedah meliputi penggantian
katup mitral.
E. Stenosis aorta
1. Definisi
Stenosis katup aorta adalah penyempitan lumen katup di antara
ventrikel kiri dan aorta.
2. Etiologi
Stenosis dapat disebabkan kelainan kongenital seperti aorta bikuspid
dengan lubang kecil dan katup aorta unikuspid, yang biasanya
menimbulkan gejala dini. Pada orang tua, penyakit jantung reumatik dan
perkapuran merupakan penyebab tersering.
3. Patofisiologi
Ukuran normal orifisium aorta 2-3 cm2. Stenosis aorta menyebabkan
tahanan dan perbedaan tekanan selama sistolik antara ventrikel kiri dan
aorta. Peningkatan tekanan ventrikel kiri menghasilkan beban tekanan yang
berlebihan pada ventrikel kiri, yang diatasi dengan meningkatkan ketebalan
dinding ventrikel kiri (hipertrofi ventrikel). Pelebaran ruang ventrikel kiri
terjadi sampai kontraktilitas miokard menurun. Tekanan akhir diastolik
F. Insufiensi Aorta
1. Definis
Insufisiensi katup aorta (regurgitasi) adalah kembalinya darah ke
ventrikel kiri dari aorta selama diastol. Insufisiensi aorta adalah suatu
keadaan dimana terjadi refluk (aliran balik) darah dari aorta ke dalam
ventrikel kiri sewaktu relaksasi.
2. Etiologi
Penyebab terbanyak adalah demam reumatik dan sifilis. Kelainan
katup dan pangkal aorta juga bisa menimbulkan insufisiensi aorta. Pada
insufisiensi aorta kronik terlihat fibrosis dan retraksi daun-daun katup,
dengan atau tanpa klasifikasi, yang umumnya merupakan sekuele dari
demam reumatik.
a.
b.
c. Genetik
- Sindrom marfan
- Mukopolisakaridosis
3. Patofisiologi
Insufisiensi aorta disebabkan oleh lesi peradangan yang merusak
bentuk bilah katup aorta, sehingga masing-masing bilah tidak bisa menutup
lumen aorta dengan rapat selama diastole dan akibatnya menyebabkan
aliran balik darah dari aorta ke ventrikel kiri. Defek katup ini bisa
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Elektrokardiogram : Hipertropi ventrikel kiri
b. Radiogram dada : Pembesaran ventrikel kiri, dilatasi aorta proksimal
c. Echocardiogramm : Struktur dan gerakan katup yang abnormal.
d. Kateterisasi jantung : Ventrikel kiri tampak opag selama penyuntikan
bahan kontras kedalam pangkal aorta
e. Aortography
f. Peningkatan cardiac iso enzim (cpk & ckmb)
6. Penatalaksanaan
Penggantian katup aorta adalah terapi pilihan, tetapi kapan waktu
yang tepat untuk penggantian katup masih kontroversial. Pembedahan
dianjurkan pada semua pasien dengan hipertrofi ventrikel kiri tanpa
memperhatikan ada atau tidaknya gejala lain. Bila pasien mengalami gejala
gagal jantung kongestif, harus diberikan penatalaksanaan medis sampai
dilakukannya pembedahan.
G. Penyakit Katup Jantung Trikuspidalis
1. Definisi
a. Stenosis Katup Trikuspid
Stenosis Katup Trikuspidalis (Tricuspid Stenosis) merupakan
penyempitan
lubang katup
trikuspidalis,
yang
menyebabkan
trikuspidalis yang
terjadi
setiap
kali
ventrikel kanan
trikuspidalis
murni
biasanya
Endokarditis infaktif
Prolaps katup trikuspidalis
Karsinoid (dengan hipertensi pulmonal)
Infark miokard, iskemik/ruptur muskulus papilaris
Trauma
Artritis Reumatoid
Radiasi, dengan akibat gagal jantung
Fibrosis endomiokard
ke
dalam
vena
yang
memasuki
atrium,
sehingga
d. Echokardiogram
Pada pemeriksaan Ekokardiogram memberikan gambaran stenosis dan
beratnya penyakit.
ST
trikuspidalis
IT
: Dilatasi atrium kanan, perubahan gerakan daun-daun katup
trikuspidalis
e. Temuan Hemodinamik
ST
3. Stenosis Mitral
a. Definisi
Stenosis katup mitral merupakan penyempitan pada lubang katup
mitralyang akan menyebabkan meningkatnya tahanan aliran darah dari
atrium kiri keventrikel kiri. Kelainan struktur mitral ini menyebabkan
gangguan pembukaansehingga timbul gangguan pengisian ventrikel kiri
b.
saat diastole.
Patofisiologi
Stenosis mitral adalah penebalan progresif dan pengerutan bilahbilahkatup mitral, yang menyebabkan penyempitan lumen dan sumbatan
progresif aliran darah.Secara normal pembukaan katup mitral adalah
selebar tiga jari. Pada kasusstenosis berat terjadi penyempitan lumen
sampai selebar pensil. Ventrikel tidak terpengaruh , namun atrium kiri
mengalami kesulitan dalam mengosongkan darahmelalui lumen yag
sempit ke ventrikel kiri. Akibatnya atrium akan melebar danmengalami
hipertrofi.
Karena
tidak
ada
katup
yang
melindungi
vena
4. Penatalaksanaan
a. Terapi Obat
- Diuretik: Untuk mengurangi kongesti
- Digoksin: Meningkatkan daya kontraksi bila terdapat regurgitasi
mitral,atau mengurangi respon ventrikel pada fibrilsai atrium
- Antiaritmia: Jika terjadi fibrilsai atrium
- Terapi vasodilator: bila ada regurgitasi mitral untuk mengurangi
afterload,dengan demikian mengurangi mengurangi aliran balik
dan menmabahaliran ke depan
- Antikoagulan: jika ada embolisasi sistemik
b. Terapi Pembedahan
1. Valvulotomi mitral
Membuka katup mitral dengan pendekatan perkutanatau
transventrikuler. Tindakan operasi transventrikuler memisahkan
daunkatup tepat pada tempat di mana daun-daun tersebut
menyatu di sepanjangkomisura. Di lakukan dengan memasukkan
sebuah dilator melaui apeksventrikel kiri, dituntun oleh jari
menembus ke atrium kiri melaui orifisiummitralis. Komisurakomisura kemudian dipisahkan dengan memakaitekanan benda
tumpul. Prosedur ini akan memisahkan daun-daun katupyang
menyatu dan mendilatasi orifisium mitralis.
2. Valvuloplasti balon transluminal per kutan.
Teknik ini sebagai pengobatan paliatif bagi stenosis katup
yaitu dengan memasukkan ke dalam jantung sebuah balon di
ujung kateter. Balon dimasukkan melalui pembuluh darah perifer,
di bawah tuntunan fluroskopi, hingga balon menetap pada
orifisium
katup.
Mekanisme
bagaimana
dilatasi
dapat
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol 2. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. EGC. Jakarta.
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Ed.3.EGC. Jakarta.
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 3 Jilid 1. Media
Aesculapius. Jakarta.
Price, Sylvia A., dkk. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Prose-proses Penyakit
Buku 1 Edisi VI. Jalarta: EGC.