JAM
14, 1
Diterima, Mei 2014
Direvisi, September 2014
April 2015
Januari 2016
Disetujui, Februari 2016
Ferdinand
Pascasarjana Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Abstract: This study was conducted to see more about the MSME Cluster of Tempe Chips in
Sanan Malang. The method uses descriptive qualitative to describe more detail about MSME
Cluster of Tempe Chips. The survey results reveal that MSME Cluster of Tempe Chips in
Sanan is an active cluster. There are internal and external obstacles in the development of
the cluster and the authors recommend development strategies as follows: 1) establish community entrepreneurs tempe chips; 2) the development of business scale; 3) increase the
governmental support.
Keywords: Cluster, MSME, Active Cluster, Tempe Chips
Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk melihat lebih dalam Klaster UMKM Keripik Tempe di
Sanan Malang. Metode kualitatif deskriptif digunakan untuk dapat menggambarkan dengan
lebih detail berkaitan klaster UMKM keripik tempe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klaster
UMKM keripik tempe di Sanan merupakan klaster aktif. Terdapat hambatan internal maupun
eksternal dalam pengembangan klaster dan penulis merekomendasikan strategi pengembangan
sebagai berikut: 1) membentuk paguyuban pelaku usaha keripik tempe; 2) pengembangan
skala usaha; 3) peningkatan dukungan pemerintah.
Kata Kunci: Klaster, UMKM, Klaster aktif, keripik tempe
Jurnal Aplikasi
Manajemen (JAM)
Vol 14 No 1, 2016
Terindeks dalam
Google Scholar
Alamat Korespondensi:
Ferdinand, Pascasarjana
Ilmu Ekonomi, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya E-mail:
ferdisitompul@gmail.com
ISSN: 1693-5241
Ferdinand
JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 14 | NOMOR 1 | MARET 2016
Strategi Pengembangan Klaster Usaha Mikro Kecil dan Menengah Keripik Tempe di Sanan Malang
Usaha Kecil
atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 sampai
dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00.
1. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 sampai dengan paling
banyak Rp10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
Usaha Menengah
usaha; atau
2. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 sampai
dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00.
Sumber: UU No 20/2008
ISSN: 1693-5241
Ferdinand
JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 14 | NOMOR 1 | MARET 2016
Strategi Pengembangan Klaster Usaha Mikro Kecil dan Menengah Keripik Tempe di Sanan Malang
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif deskriptif yaitu suatu metode yang digunakan
untuk menemukan pengetahuan terhadap subjek
penelitian pada suatu saat tertentu. Dalam penelitian
desktiptif ini dilakukan pengumpulan informasi mengenai subjek penelitian dan perilaku subjek penelitian
pada periode tertentu untuk dapat memberi gambaran
tentang gejala atau keadaan yang ada pada saat penelitian dilakukan (Mukhtar, 2013).
Populasi Data
Penetapan populasi data primer dengan menggunakan teknik snowball sampling, yakni membiarkan
data mengalir dari orang-orang yang menjadi subjek
dan berada dalam situasi sosial. Dalam teknik ini akan
dicatat siapa yang terlibat sebagai subjek penelitian,
unsure dan jumlahnya secara keseluruhan termasuk
yang menjadi key informan (Mukhtar, 2013). Survei
yang dilakukan di lokasi Klaster UMKM keripik tempe berada, yaitu di Jalan Sanan, Malang yang merupakan lingkungan kasus referensi. Survey dilakukan pada
sejumlah populasi yang ada pada lokasi penelitian yang
menurut data pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang tahun 2012 terdapat 65 pelaku
usaha keripik tempe.
1.
Usaha Mikro
27
2.
Usaha Kecil
34
3.
Usaha Menengah
Jumlah
65
ISSN: 1693-5241
Ferdinand
Metode Pemasaran
Pameran Makanan
Toko
Bagi para responden yang sudah memiliki toko
keripik tempe maka pemasaran akan dilakukan di toko
masing-masing dengan memajang semua produk
keripik tempe buatannya di toko. Selain itu ada juga
responden yang tinggal di kawasan Kampung Sanan
dan mempunyai toko makanan bertindak sebagai
pemasok keripik tempe.
JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 14 | NOMOR 1 | MARET 2016
Strategi Pengembangan Klaster Usaha Mikro Kecil dan Menengah Keripik Tempe di Sanan Malang
Perkembangan Produk
Produk keripik tempe cukup berkembang dalam
hal pilihan rasa keripik tempe yang semakin beragam,
ada 16 pilihan rasa. Awal mula keripik tempe dijadikan
produk yang dapat dijual hanya ada satu rasa yaitu
rasa asli atau original dan sekarang telah berkembang
menjadi 16 pilihan rasa yang dapat menjadi disesuaikan
dengan selera konsumen. Dalam hal perkembangan
jenis olahan, sampai penelitian ini dilaksanakan keripik
tempe tidak dapat dikembangkan lagi menjadi prosuk
makanan lainnya.
Menurut Rudi Adam, perajin keripik tempe
dengan merek Burung Swari, menyatakan alasan
pembuatan keripik tempe dalam berbagai rasa dikaitkan
dengan produk makanan ringan (snack) yang memiliki
berbagai macam rasa. Berikut pernyataannya:
Gagasan membuat keripik tempe dengan
rasa yang bermacam-macam itu muncul dari
produk makanan ringan yang memiliki
beragam rasa. Inspirasinya dari berbagai
cemilan di supermarket yang rasanya
macam-macam.
Selain itu para pelaku usaha yang memiliki toko
sendiri menjual beragam makanan sebagai oleh-oleh
selain keripik tempe seperti keripik buah, carang mas,
keripik cakar ayam, keripik belut, keripik singkong,
dan lain-lain.
Perkembangan Teknologi
Teknologi yang digunakan dalam produksi keripik
tempe sangat tradisional seperti pisau pemotong tempe manual, ember dan gayung untuk mencampur
adonan sebelum irisan tempe dimasukkan, penggorengan juga manual, serta pengemasan produk yang
masih manual dengan menggunakan tenaga manusia
serta alat press sederhana.
Kosim yang merupakan pemilik usaha Putra
Ridho menyatakan alasannya masih menggunakan
cara yang manual dalam memproduksi keripik tempe:
Ya, kami tetap menggunakan cara manual
karena kami masih ingin melibatkan warga
di Sanan tuk dapat bagi-bagi rejeki dan
sekaligus untuk mengurangi pengangguran
di lingkungan sini. Kalo pake mesin nanti kan
jadi sedikit yang ikut kerja dengan saya.
Area Pemasaran
Area pemasaran sudah berkembang di daerah
selain Malang khususnya kota-kota di dalam Provinsi
Jawa Timur dan kota-kota besar lainnya seperti
Jakarta, Bandung, Makasar, Pontianak. Hal ini menunjukkan bahwa pasar keripik tempe sudah berkembang selain di kota Malang dan membuat keripik
tempe sebagai makanan khas Kota Malang semakin
banyak dikenal orang. Hal ini berdampak pada peningkatan penjualan keripik tempe pada saat liburan untuk
dijadikan oleh-olSidoeh para wisatawan. Namun
semua koresponden mengakui bahwa persaingan
yang terjadi antar pelaku usaha sangat ketat khususnya dalam memperebutkan pasar di Kota Malang
yang mengakibatkan adanya persaingan harga penjualan produk keripik tempe dan banyaknya koresponden yang masih menggantungkan usahanya pada
pemasok (perantara penjualan) khususnya para pelaku usaha yang hanya memproduksi keripik tempe saja
tanpa mempunyai toko sendiri dan jumlahnya sampai
dengan 40 unit usaha (61,53%). Area pemasaran yang
dapat dijangkau sampai dengan saat ini dapat dilihat
pada Tabel 3.
ISSN: 1693-5241
Ferdinand
Tabel 3. Area
NoPemasaran Kripik
Area Tempe
emasaran
Persentase
Malang
65
100%
Blitar
54
83,07%
Kediri
10
15,38%
Surabaya
20
30,76%
Sidoaro
19
29,23%
Lamongan
10
15,38%
Banyuwangi
15
23,07%
Jakarta
20
30,77%
Depok
6,15%
10
Semarang
9,23%
11
Yogyakarta
6,15%
12
Makasar
7,69%
13
Pontianak
7,69%
14
Manado
9,23%
JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 14 | NOMOR 1 | MARET 2016
Strategi Pengembangan Klaster Usaha Mikro Kecil dan Menengah Keripik Tempe di Sanan Malang
Kondisi Klaster
Berdasarkan laporan JICA (2004), kondisi klaster
dapat digolongkan menjadi 3 yaitu klaster tidak aktif
(dormant), klaster aktif (berkembang) dan klaster
dinamis (advantage). Penentuan ketiga hal tersebut
dapat dilihat pada hal-hal berikut: (a) Perkembangan
Produk. (b) Perkembangan Teknologi. (c) Area Pemasaran. (d) Tingkat keterampilan pelaku (e) Tingkat
kepercayaan pelaku dan antar pelaku. (f) Luasan
Informasi pasar.
Berdasarkan uraian tersebut dan sesuai dengan
kriteria penggolongan klaster UMKM menurut JICA
(2004) maka Klaster UMKM keripik tempe di Jalan
Sanan merupakan klaster UMKM dengan kondisi aktif
dengan alasan-alasan sebagai berikut: 1) produk yang
dijual semakin beragam selain keripik tempe; 2)
teknologi produksi yang digunakan tidak berkembang
dan masih menggunakan cara manual, namun teknologi pemasaran semakin berkembang melalui online
shopping; 3) pasar sudah berkembang hingga di luar
Kota Malang walaupun masih menggunakan perantara/pemasok dan terjadi persaingan tingkat harga
yang sangat ketat; 4) tingkat keterampilan para tenaga
kerja yang diperoleh dari para pendahulunya (turuntemurun) semakin terasah; 5) tingkat kepercayaan
pelaku dan antar pelaku dalam satu klaster masih
terasa kurang sehingga jarang terjadi saling berbagi
informasi pasar baru yang dapat mengembangkan
usaha; 6) informasi pasar yang ada masih sangat
terbatas sehingga hanya sekelompok tertentu yang
menikmati penjualan pada ceruk pasar yg
diketahuinya.
ISSN: 1693-5241
Ferdinand
10
JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 14 | NOMOR 1 | MARET 2016
Strategi Pengembangan Klaster Usaha Mikro Kecil dan Menengah Keripik Tempe di Sanan Malang
ISSN: 1693-5241
11
Ferdinand
12
DAFTAR RUJUKAN
__________. 2006. Kaj ian Pe mbi ay aan Dalam
Rangka Pengembangan Klaster. Biro Kredit Bank
Indonesia.
Akcomak, S., Weel, B. 2009. Social capital, innovation and
growth: Evidence from Europe. European Economic
Review. 53 (2009) 544567.
Chou, Y.K. 2006. Three simple models of social capital and
economic growth. The Journal of Socio-Economics.
35 (2006) 889912
Christiaensen, L., Demery, L., Kuhl, J. 2011. The (evolving)
role of agriculture in poverty reductionAn empirical
perspective. Journal of Development Economics. 96
(2011) 239254.
Crudeli, L. 2006. Social Capital and economic opportunities. The Journal of Socio-Economics. 35 (2006) 913
927.
Dearmon, G. 2009. Trust and development. Journal of
Economic Behavior & Organization 71 (2009) 210
220.
Dinda, S. 2008. Social capital in the creation of human capital and economic growth: A productive consumption
approach. The Journal of Socio-Economics 37 (2008)
20202033.
Glasson, J. 1990. Pengantar Perencanaan Regional.
Penerjemah Paul Sitohang. Jakarta: LPFEUI.
Hamid, E.S., dan Susilo, Y.S. 2011. Strategi Pengembangan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ekonomi Pembangunan.
Volume 12, Nomor 1, Juni.
Kuncoro, M. 2004. Otonomi & Pembangunan Daerah:
Reformasi, Perencanaan, Strategi dan Peluang. :
Jakarta: Erlangga.
Kuncoro, M. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Priyono, E. 2004. Usaha Kecil sebagai Strategi
Pembangunan Ekonomi: Berkaca Dari Pengalaman
Taiwan. Jurnal Analisis Sosial Volume 9 No. 2
Agustus.
JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 14 | NOMOR 1 | MARET 2016
Strategi Pengembangan Klaster Usaha Mikro Kecil dan Menengah Keripik Tempe di Sanan Malang
______http://dewiqueenastitii.wordpress.com/politik/
teori-kelembagaaninstitusionalisme/ diakses 13 Maret
2014 pukul 08.00 WIB.
ISSN: 1693-5241
13