Anda di halaman 1dari 12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1

Kendali suhu
Pembatasan suhu sebenarnya adalah pada turbin inlet yang terdapat pada first

stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu
pengapian berlebih, umur hidup komponen pada daerah bagian gas panas turbin akan
menurun.
Pengalaman menunjukkan bahwa sulit untuk menghitung suhu pengapian turbin
secara akurat dan reliably. Hal ini menjadi kesulitan secara particular karena masa
operasional dari instrumentasi pengukuran pada suhu inlet turbin (high) terlalu singkat.
Mendapatkan sebuah pengukuran yang kuat dari suhu rata-rata pengapian juga sulit
karena ada beberapa variasi suhu pada pembuangan gas-gas panas dari sistem
pembakaran.
Tempat pembuangan turbin gas, beroperasi pada level yang lebih rendah dengan
lebih seragam campuran gas panas. Menghasilkan lebih baik sampling dari suhu-suhu
gas panas, sama baiknya dengan umur panjang untuk elemen pengukur suhu.
Sistem dasar, karena itu, mengukur suhu buang turbin gas dan menghitung suhu rata-rata
pengapian.
Untuk gas ideal, perhitungan dapat ditunjukkan oleh persamaan :
TF = Tx (PCD/PX)K

Universitas Sumatera Utara

Dengan :
TF = Firing Temperatur
TX = Exhaust Temperatur
PCD = Compressor Discharge Pressure (PSIA)
PX = Barometric Pressure (PSIA)
K = Expansion Ratio
Persamaan ini menggambarkan bahwa suhu pengapian turbin (firing temperature) TF ,
adalah hasil dari suhu saluran buang turbin (Tx) dikalikan dengan rasio pengembangan
pada turbin, disajikan kembali oleh Tekanan keluaran Kompresor,
Discharge

Pressure

(PCD),

dan

dibagi

dengan

Tekanan

Compressor

Barometric

(PX).

Pengembangan rasio, ratio expansion diisi dengan suatu konstanta (K), dimana berfungsi
sebagai sebagai karakteristik gas panas dan efisiensi mesin. PCD akan berubah secara
signifikan ketika turbin berubah kecepatannya.
Jarak yang relative kecil pada PCD/PX dihasilkan ketika mesin beroperasi pada
speed yang ditentukan sebagai suatu perubahan kondisi udara masukan kompresor , tepat
juga untuk perubahan pada suhu sekitarnya atau pada tekanan barometric. Karena rasio
pengembangan ini merupakan bagian dari perhitungan yang mana mengubah sebuah
suhu buang yang dihitung kembali pada masukan turbin.
Dua sistem kendali suhu yang mendasar yaitu proporsional dan rasio tekanan.
Temperatur control dapat digunakan. Setiap sistem mengubah suhu setpoint (desired set
point

temperature

sebagai

suatu

perubahan

rasio

pengembangan

untuk

memepertahankan batas suhu pengapian turbin yang diinginkan.

Universitas Sumatera Utara

Gambar berikut mengilustrasikan perubahan suhu set point pada saluran buang
turbin gas sebagai suatu perubahan rasio tekanan dan mempertahankan suhu konstanta,
TF.

Gambar 2.1 Temperature Set Point vs Pressure Ratio


PT Arun memiliki suatu system kendali temperature yang canggih dan modern,
dalam Speedtronic Mark II salah satunya. Sensing elemen yang menjadi standard di PT
Arun adalah termokopel jenis K yaitu Chromel-Alume Thermocouple. Kenapa dipilih
jenis ini karena range nya cukup besar untuk Turbin MS-5002 milik PT Arun NGL yaitu
antara -270 sampai 1370 dalam derajat celcius.
Hal ini sudah memenuhi standard, karena dalam proses yang telah penulis
jabarkan pada bab-bab sebelumnya yaitu suhu yang rendah yang sering digunakan adalah
suhu -160 0C dan suhu tinggi pada turbin sendiri berkisar antara nilai 500-600 0C.
Pemilihan ini sudah memenuhi standard range temperature termokopel.
Berikut ini merupakan gambar Cold Junction Compensation yang dipakai oleh
termokopel PT Arun NGL :

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.3 Cold Junction Compensation Concept

Untuk mendeteksi berapa temperatur pada Turbin Gas, Sensor yang digunakan
adalah Thermocouple. Sinyal hasil proteksi thermocouple dikirim ke Sistem Kontrol
Speedtronic melalui perubahan analog ke digital. Untuk mendeteksi temperatur pada
Turbin Gas ada beberapa titik dipasang thermocouple yaitu : Exhaust, whell space, lube
oil, Turbin berring dan kompresor. Data Temperatur Control merupakan nilai rata-rata
(Average Temperature).
2.1.1 Sistem Kontrol Temperatur
Tujuan dari Sistem Kontrol Temperatur adalah untuk membatasi firing
(pengapian) temperatur di area pembakaran tetap dan dalam batasan yang dibolehkan.
Hal ini dilakukan dengan pengukuran dari suhu exhaust rata-rata dan dari sini juga
ditentukan firing temperatur.
Turbin gas tidak boleh dioperasikan melebihi batas thermal strees yang sudah
ditentukan. Sistem kontrol temperatur dibutuhkan untuk mengontrol flow fuel gas ke
Turbin Gas. Di dalam Turbin Gas temperatur yang tinggi dijumpai pada ruang
pembakran (Combustion Chamber). Temperatur di area ini harus dibatasi dengan sistem

Universitas Sumatera Utara

kontrol, karena pengukuran pada ruang bakar tidak bisa dilakukan, maka sistem kontrol
temperatur dibentuk untuk mengontrol temperatur exhaust dari turbin.
Pengontrolan temperatur berdasarkan Turbin Exhaust Temperatur (TX) dan Axial
Compressor Discharge Pressure (PCD). Dari kedua parameter ini dapat ditentukan firing
temperatur tetap, PCD dan Exhaust Temperatur dapat diketahui. Sistem Kontrol
Temperatur memberikan signal ke VCE untuk mengurangi fuel gas, apabila temperatur
cenderung melebihi yang telah dibentuk temperatur opersikan yang ditentukan.

Gambar 2.4 Temperatur Control


2.1.2 Temperatur Control
Temperatur control adalah dimana kondisi beban tidak dapat diterima oleh turbin
gas mencapai tingkat maximum dan beban tersebut tidak boleh bertambah lagi dan fuel
(bahan bakar) dibatasi untuk masuk. Dengan perkataan lain temperatur yang akan
dibatasi maka pengontrolan dalam kondisi tersebut dinamakan Temperatur Control yaitu
pada suhu 538OC.

Pada kondisi Temperatur Control beban tidak bisa bertambah lagi atau DSP
(Digital Set Point) juga tidak bisa naik lagi, jadi beban dari turbin gas tidak bisa
ditambah karena kondisi Turbin Gas sudah mencapai maximum. Hal ini kita dapat
diketahui ruang kontrol (CCR-Compressor Control Room) Temperatur Control muncul
dalam bentuk digit.

Universitas Sumatera Utara

STKK card akan membandingkan signal amplified milli volt dari thermocouple.
Modul proses (TX) dengan referensi set point yang sudah ditentukan, atau oleh sebuah
potensiometer yang bisa diubah-ubah. Set point ini akan mengontrol temperatur exhaust
pada Iso-thermal level.
2.1.3 Thermokopel
Prinsip kerja thermocouple diketemukan oleh Seeback tahun 1821, terdiri dari dua
kawat logam yang tidak sejenis dengan kedua ujungnya dilas menjadi satu. Pada ujung
yang panas diberi nama Hot Junction dan ujung yang dingin disebut Cold Jucction, tetapi
pada prakteknya kedua sambungan ini sering disebut measuring reference junction.
Besarnya arus atau emf yang ditimbulkan sebanding dengan jenis thermocouple ukuran
kawat dan beda temperatur kedua ujungnya. Jadi pada prinsipnya kita mengukur emf
yang timbul dari thermocouple dan dengan mengukur emf tersebut kita dapatkan
temperatur yang diukur. Emf tersebut dikirim langsung ke Governor unit sebagai input
pengendalian temperatur turbin.

Gambar 3.2 Thermocouple

Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Exhaust Thermocouple


Gas panas yang keluar dari pada Exhaust area ini di ukur oleh Exhaust
Thermocouple dan hasil pengukuran tersebut dipergunakan untuk data pengontrolan
Temperatur Control dan proteksi Temperatur Trip, Pada exhaust area terdapat 18
Thermocouple yaitu :
12 buah thermocouple sebagai Temperatur Control
6 buah thermocouple digunakan untuk Temperatur Trip
2.1.5 Over Temperature Trip
Suhu yang di kontrol oleh Temperatur Control gagal membatasi fuel (bahan bakar)
yang masuk atau tidak mengetahui pada saat Over Temperatur yaitu pada suhu 548OC
karena alarm tidak berfungsi, maka untuk mencegah kerusakan yang terjadi pada Turbin
Gas maka Turbin akan trip dengan alarm pada panel speedtronic yaitu Over Temperatur
Trip, suhu pada saat tersebut adalah 558OC.
Instrumen yang digunakan untuk Temperatur Control antara lain :
6 buah exhaust thermocouple
Pressure Tranduser Discharge Axial Compressor (96CD)
Speedtronic Card IC3600STKJ
Speedtronic Card IC3600SOTJ
Hydraulic Oil Dump Valve (20HD)
Dan lain-lain
Sistem Proteksi Over Temperatur berfungsinya untuk mencegah Turbin beroperasi
pada temperatur tinggi. Sistem Proteksi over temperatur ini dipasang terpisah dari sistem
kontrol temperatur. Dalam keadaan normal operasi, Sistem kontrol exhaust temperatur
bertindak untuk mengatur fuel gas flow apabila firing temperatur limit tercapai.

Universitas Sumatera Utara

Jika temperatur mencapai pada suhu 548OC, set point sistem proteksi over
temperatur akan menghidupkan alarm exhaust high temperatur, sehingga operator akan
bertindak untuk mengurangi load atau menurunkan set point. Apabila temperatur
mencapai trip set point, sistem proteksi over temperatur akan mentrikan Turbin.
Trip dan alarm set point untuk sistem proteksi over temperatur juga dibiaskan oleh
PCD seperti gambar temperatur control untuk mencegah terjadinya trip akibat kesalahan
instrumen. Sistem proteksi over temperatur dibentuk menjadi 3 trip channel yang
terpisah-pisah yaitu channel A, B dan C. Apabila penunjukan over temperatur hanya 1
channel, turbin tidak akan trip, tetapi apabila signal trip dua dianatar channel-channel,
Turbin akan trip.
2.2

Teori Turbin
Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai fluida

kerja. Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik berupa
putaran yang menggerakkan roda turbin sehingga menghasilkan daya. Bagian turbin
yang berputar disebut rotor atau roda turbin dan bagian turbin yang diam disebut stator
atau rumah turbin. Rotor memutar poros daya yang menggerakkan beban (generator
listrik, pompa, kompresor atau yang lainnya).
Turbin gas merupakan salah satu komponen dari suatu sistem turbin gas. Sistem
turbin gas yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen yaitu kompresor, ruang
bakar dan turbin gas. Saat ini sistem turbin gas telah banyak diterapkan untuk berbagai
keperluan seperti mesin penggerak generator listrik, mesin industri, pesawat terbang dan
lainnya. Sistem turbin gas dapat dipasang dengan cepat dan biaya investasi yang relatif
rendah jika dibandingkan dengan instalasi turbin uap dan motor diesel untuk pusat
tenaga listrik.

Universitas Sumatera Utara

Turbin gas satu shaft (MS-5001) mempunyai perputaran yang tetap dan konstan
yaitu sekitar 5100 rpm yang biasanya difungsikan untuk power plant. Turbin satu shaft
ini di PT. Arun NGL.Co digunakan sebagai penggerak generator listrik yang berjumlah
11 unit yang difungsikan untuk sumber listrik bagi aktifitas pabrik dan perumahan.
Sedangkan turbin gas dua shaft (MS-5002) mempunyai perputaran yang berubah-ubah
atau variabel (3970 5100 rpm) sesuai dengan beban yang biasanya difungsikan untuk
menggerakkan kompresor. Di PT. Arun NGL.Co jenis turbin dua shaft ini digunakan
sebagai penggerak kompresor dalam proses pembuatan LNG dan LPG yang jumlahnya
21 unit. Jumlah keseluruhan turbin gas yang terdapat pada PT. Arun NGL.Co adalah
sebanyak 32 unit.
Turbin yang digunakan dapat ditinjau dari berbagai segi, dapat di golongkan
sebagai berikut :
- Ditinjau dari sumber tenaga kinetis termasuk turbin gas.
- Ditinjau perputaran termasuk turbin putaran tinggi.
- Ditinjau dari beban, digunakan untuk penggerak kompresor dan generator listrik.
- Ditinjau dari konstrusi, terbagi dalam turbin poros tungggal dan poros ganda.
Turbin gas poros tunggal dipergunakan sebagai penggerak generator listrik
sedangkan turbin gas poros ganda dipergunakan sebagai penggerak compresor.

Gambar 2.1 Gas Turbin Single Shaft

Universitas Sumatera Utara

2.2.1 Prinsip Kerja Turbin Gas


Udara masuk ke kompresor melalui saluran masuk udara (inlet). Kompresor ini
berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, akibatnya temperatur
udara juga meningkat. Kemudian udara yang telah di kompresi ini masuk kedalam ruang
bakar. Di dalam ruang bakar udara disemprotkan bahan bakar sehingga bercampur
dengan udara tadi dan menyebabkan terjadinya proses pembakaran. Proses pembakaran
tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang
bakar hanya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan
melalui suatu nozzel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu
turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin tersebut digunakan untuk memutar
kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik. Sehingga
untuk gas sisa dengan sendirinya akan keluar melalui saluran buang (exhaust).
Pada kenyataannya tidak ada proses yang selalu ideal, tetap ada terjadi proses
kerugian yang dapat menurunkan daya yang dihasilkan oleh turbin gas dan berakibat
menurunnya performasi turbin gas itu sendiri. Kerugiankerugian tersebut dapat terjadi
pada ketiga komponen sistem turbin gas, sebabsebab terjadi kerugian antara lain:
-

Adanya gesekangesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan


(Pressure Losses) di ruang bakar.

Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan terjadinya
gesekan antara bantalan turbin dengan udara.

Berubah nilai Cp dan fluida kerja akibat terjadinya perubahan temperatur dan
perubahan komposisi kimia dan fluida kerja.

Adanya mechanical loss.


Untuk memperkecil ini hal yang dapat kita lakukan antara lain dengan perawatan

(maintenance) yang teratur atau dengan modifikasi peralatan yang ada.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.2 Sistem Operasi Turbin Gas

Turbin gas terdiri dari bagian yang utama yang saling berkaitan :
1. Kompresor
2. Combusion
3. Turbin
Adapun bagian dari turbin adalah sebagai berikut :
1. Nozzle (sudu tetap)
Nozzle berfungsi sebagai mengarahkan udara panas ke sudu-sudu turbin, fungsi
Nozzle adalah untuk menaikkan kecepatan tenaga mekanis, untuk menekan sudu
turbin supaya kerja turbin dapat lebih besar dan untuk menghasilkan daya.
2. Roda turbin
Roda turbin adalah tempat susunan bucket dalam setiap tingkat turbin tersusun satu
baris sudu turbin dan satu baris tetap.

Universitas Sumatera Utara

3. Bucket (sudu-sudu turbin)


Sudu turbin yang terbentuk sendok, jadi bucket tersebut apabila diberi energi kinetik
udara panas yang diarahkan ke sudu-sudu maka roda turbin akan bekerja memutar
motor.
4. Gear Rotor Compressor
Merupakan bagian dari kompresor aksial yang berputar pada porosnya. Rotor ini
memiliki 17 tingkat sudu yang mengompresikan aliran udara secara aksial dan 1 atm
menjadi 17 kalinya sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian ini
tersusun dari wheels, siuhshafr lie boll dan sudu sudu yang disusun konsentris
disekeliling sumbu rotor.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai