Peritoneal Dialysis merupakan salah satu terapi pengganti ginjal yang fungsinya
sama dengan hemodialisa, tetapi dengan metode yang berbeda. Peritoneal dyalisis
adalah metode cuci darah dengan bantuan membran peritoneum (selaput rongga
perut), jadi darah tidak perlu dikeluarkan dari tubuh untuk dibersihkan dan disaring
oleh mesin dialysis.
Pemilihan tempat yang baik untuk pergantian cairan memiliki beberapa kriteria :
Pastikan tempat tersebut : bersih, tidak ada hembusan agin (kipas angin, pintu /
jendela terbuka), dan memiliki penerangan yang baik.
Tidak diperkenankan adanya binatang disekitar saat pergantian cairan dan di
tempat penyimpanan peralatan anda.
Cara membuang cairan bekas pakai dapat dibuang di toilet dan kantungnya dapat
dibuang di tempat sampah, pastikan anda mencuci tangan dengan bersih setelah
mebuangnya.
Titanium connector
Berfungsi menghubungkan kateter dengan transfer line konektor ini terbuat dari
bahan yang ringan, kuat dan anti infeksi.
Kateter
Kateter dipasang bedasarkan keputusan anda dan dokter anda. Lebih baik
dijadwalkan waktu yang memadai untuk proses penyembuhan luka perut karena
operasi pemasangan kateter. Pemasangan kateter direkomendasikan untuk
dikakukan pada saat klirens kreatinin antara 5-10 ml/menit.
Kateter terletak di dalam lobang peritoneum sebagian besar berlubang. Lubanglubang ini berfungsi untuk mengalirkan cairan masuk ke dalam maupun keluar dari
rongga peritoneum. Biasanya kateter dilengkapi dengan manset fiksasi putih yang
berfungsi mempertahankan posisi kateter tetap berada di otot di antara kulit dan
rongga selaput perut (peritoneal). Tempat an,sebagian kateter muncul dari dalam
perut disebut exit site. Sesudah pemasangan, jika ditemukan sejumlah kecil cairan
bening dan darah disekitar exit site merupakan hal yang normal. Cairan tersebut
akan hilang dengan sendirinya dalam satu atau dua minggu seiring dengan
sembuhnya exit site. Konektor titanium adalah sejenis logam yang berfungsi
sebagai penghubung antara kateter dengan transfer set.
Menggunakan masker pada saat pergantian cairan, hal ini dimaksudkan agar
mencegah kuman dari hidung dan mulut anda masuk ke dalam kateter.
Cuci tangan sebaik mungkin menggunakan sabun dan keringkan dengan lap atau
handuk yang bersih. Mintalah cara mencuci tangan oleh perawat anda.
Cara Mengatasi Masalah Yang Kemungkinan Terjadi Di Rumah
Fosfor
Ketika ginjal tidak dapat mengeluarkan kelebihan fosfor, maka fosfor akan
menumpuk pada tubuh anda. Dalam jangka waktu yang lama fosfor akan
menyebabkan tulang lebih rapuh dan mudah patah, fosfor banyak terdapat pada
kacang-kacangan, ikan, dan produk susu.
Kalium
Merupakan elektrolit yang dibutuhkan untuk fungsi syaraf dan otot yang baik. Ginjal
yang tidak berfungsi dengan baik akan sulit untuk membuang kelebihan kalium.
Kelebihan dan kekurangan dalam kalium dapat menyebabkan otot menjadi lemah
dan sering kram. Dan kadar kalium yang tinggi dapat membahayakan jantung. Perlu
diperhatikan dalam mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran hijau yang
mengandung kalium tinggi seperti pisang, jambu biji, pepaya, tomat, kentang dan
kacang-kacangan. Sebaiknya hindari garam diet dikarenakan mengandung kalium
tinggi.
Natrium
Adalah elektrolit yang berperan dalam mengontrol cairan dan tekanan darah di
dalam tubuh. Saat ginjal tidak berfungsi, ginjal tidak dapat mengeluarkan natrium
yang berlebih sehingga tetap berada dalam jaringan bersama dengan air. Asupan
natrium dan garam yang tinggi menyebabkan tubuh menahan air dan tekanan
darah menjadi tinggi. Dapat diperhatikan jika mengkonsumsi makanan yang
mengandung natrium (garam) akan menimbulkan rasa haus sehingga akan sulit
mengontrol jumah cairan yang diminum. Makanan yang mengandung natrium tinggi
sangat perlu dihindari, makanan ini berupa makanan kaleng, fast food, kudapan
yang asin, bumbu penyedap, kecap, dan keju. Untuk menggantikan natrium dapat
menggunakan bawang putih, bawang, lada, jeruk limau, dan bumbu rempah
lainnya. Hindari menggunakan garam diet / pengganti.
Kabohidrat
Pada saat menjalani terapi Dialysis peritoneal, tubuh menerima kalori secara normal
dari makanan yang dikonsumsi, ditambah dari cairan dialysis yang masuk ke dalam
rongga peritoneal mengandung glukosa sejenis gula. Jumlah kalori yang diserap
setiap 2 liter cairan berbeda pada setiap pasien, kurang lebihnya sebagai berikut:
kantung 1,5% mengandung 80 kalori.
kantung 2,5% mengandung 14% kalori.
kantung 4,25% mengandung 230 kalori.
Nilai tersebut tergantung karateristik peritoneal, dan jumlah yang diresepkan oleh
dokter.
Sumber : ygdi.org