Anda di halaman 1dari 18

STRUKTUR INTI DAN

KERADIOAKTIFAN
Partikel Dasar Penyusun Atom
Setelah
Dalton,
para

menuju anode yang membentur gelas sehingga


gelas berpendar. Sinar itu disebut sinar katode
karena berasal dari katode. Selanjutnya, kita
kimiawan

menemukan bahwa atom terdiri dari proton,

ketahui bahwa sinar katode merupakan radiasi

netron dan electron. Selanjutnya, proton, netron

partikel yang bermuatan negatif (Parning;2003).


Berdasarkan hasil percobaan itu,

dan electron dinamakan partikel dasar atom.

Thompson mengungkapkan sifat sifat sinar

Untuk lebih memahami partikel dasar atom akan

katode berikut :
1. Dipancarkan oleh katode dalam sebuah

dibahas tentang masing masing partikel dasar

tabung hampa jika dilewatkan arus

tersebut dan cirinya berdasarkan hasil percobaan


para penemunya.

listrik bertegangan tinggi.


2. Merambat dalam garis lurus menuju

a. Elektron
pada tahun 1897 Thompson menemukan

anode.
3. Jika membentur gelas, maka gelas

electron.

Thompson

melakukan

percobaan

berpendar

(berfluoroesensi).

Dengan

dengan menggunakan tabung kaca dengan

adanya fluoroesensi ini, kita dapat

bertekanan udara sangat rendah. Pada kedua

mengetahui adanya sinar katode karena

ujung tabung tersebut dipasang pelat logam yang

sinar katode tidak terlihat oleh mata.


4. Dapat dibelokkan oleh medan listrik dan

berfungsi sebagai electrode. Kedua electrode

medan magnet ke kutub positif . Oleh

tersebut dihubungkan dengan sumber arus listrik

karena itu, sinar katode bermuatan

bertegangan tinggi. Elektrode yang dihubungkan


dengan kutub positif disebut anode, sedangkan

negative.
5. Sinar ini tidak tergantung pada bahan

electrode yang dihubungkan dengan kutub

elektrodenya. Hal itu berarti, setiap

negative disebut katode. Tabung seperti itu

electrode

disebut tabung sinar katode (Parning;2003).


Percobaan itu dilakukan sebagai berikut,

tekanan udara dalam tabung dibuat cukup


rendah, maka gas dalam tabung akan berpendar.
Selanjutnya, jika tekanan gas dalam tabung
dibuat semakin kecil, maka akhirnya tabung

memancarkan sinar

katode. Jadi setiap materi mengandung


partikel yang sepeeti sinar katode

dengan menggunakan pompa vakum, tekanan


udar dalam dalam tabung dapat diatur. Jika

dapat

(Parning;2003).
Dari kelima sifat sifat sinar katode ini,
dapat kita simpulkan bahwa sinar katode adalah
partikel dasar atom yang ada pada setiap
atom.Partikel itu selanjutnya kita sebut electron

menjadi gelap. Akan tetapi, bagian tabung di

(Parning;2003).
Selanjutnya, Thomson melakukan percobaan

depan katode berpendar dengan warna hijau.

untuk menentukan harga perbandingan muatan

Perpendaran ini bersumber dari radiasi katode

electron

dengan

massanya.

Dari

hasil
1

percobaannya diperoleh harga e/m dengan tepat,

belakang katode menjadi gelap. Akan tetapi, jika

yaitu sebesar 1,76 x 108 Coulomb/gram. Nilai

katode tidak diberi lubang dan diisi dengan gas

nilai itu merupakan hasil pengukuran pengaruh

hydrogen yang bertekanan rendah, maka gas di

medan magnet listrik dan magnet terhadap

belakang katode berpendar (berfluoroesensi).

pembelokan sinar katode serta pengukuran jari

Hal itu disebabkan adanya radiasi sinar yang

jari

itu

berasal dari anode dan memijarkan gas tersebut.

(Parning;2003).
Pada tahun 1909, Robert Milikan melakukan

Sinar itu disebut sinar anode atau sinar kanal

kelengkungan

percobaan

dengan

dari

tetes

pembelokan

minyak

untuk

menentukan muatan 1 elektron. Pada percobaan

(Parning;2003).
Sifat sifat sinar anode adalah sebagai berikut :
1. merupakan radiasi partikel yang disebut
dengan proton.
2. dalam medan listrik atau magnet, dapat

itu, setetes minyak dapat menangkap satu, dua,


tiga atau lebih electron. Milikan menemukan

dibelokkan ke kutub negative. Berarti

muatan tetes minyak yang besarnya 1 x 1,6 x 10 C, 2 x 1,6 x 10-19C, 3 x 1,6 x 10-19 C, dan

sinar anode ini bermuatan positif.


3. perbandingan muatan dan massanya

seterusnya. Dari sini Milikan memenyimpulkan

(e/m) bergantung pada gas yang diisikan

19

bahwa muatan 1 elektron adalah 1,6 x 10


diberi tanda -1 (Parning;2003).
Berdasarkan percobaan Thomson

-19

pada tabung. Perbandingan e/m terbesar


terjadi jika gas yang diisikannya adalah

dan

gas hydrogen (Parning ; 2003)


selanjutnya, melalui percobaan diperoleh

Milikan, massa electron dapat dihitung sebagai


berikut :
1. Dari percobaan Thomson q/m = e/m =
8

1,76 x 10 Coulomb/gram
2. Dari percobaan Milikan e = 1,6 x 10-19
Coulomb
3. Oleh karena itu, massa electron = 9,11 x
-28

10

gram (Parning ; 2003)

proton.

gram (1 sma) dan muatan 1 proton adalah

1,6022 x 10-19 coulomb dan diberi tanda muatan


+1 (Parning;2003).
C. Netron
percobaan-percobaan

yang

dilakukan Rutherford pada tahun 1911, ternyata


massa inti atom unsur selalu lebih besar

melakukan

daripada massa proton dalam inti atom. Hal itu

percobaan dengan menggunakan tabung sinar

memberi keyakinan bagi para ahli, bahwa selain

katode (rabung Crookes). Anode (kutub positif)

proton dalam inti atom harus ada partikel lain.

dan katode (kutub negative) dari tabung tersebut

Partikel ini pasti tidak bermuatan, karena kita

dihubunkan

listrik

tahu bahwa menurut model atom Rutherford, inti

bertegangan tinggi. Dari percobaan tersebut

atom itu bermuatan positif (Parning;2003).


Pada tahun 1930, W.Bothe dan H.Becker

dengan

Goldstein

24

Dari

B. Proton
Pada tahun 1886, Eugene Goldstein
menemukan

hasil bahwa massa 1 proton adalah 1,6726 x 10 -

sumber

arus

diperoleh fakta fakta sebagai berikut. Jika


katode tidak diberi lubang, maka ruang di

menembaki inti atom berilium dengan partikel


2

alfa dan dihasilkan suatu radiasi partikel yang

partikel

mempunyai daya tembus tinggi. Selanjutnya,

Keberadaan partikel neutrino atau anti neutrino

pada tahun 1932 James Chadwick melakukan

telah diperkirakan sejak tahun 1930 oleh Pauli

percobaan

berdasarkan

dan diperkuat oleh Fermi pada tahun 1934, dan

percobaan tersebut dapat dibuktikan bahwa

baru tahun 1956 kebenaran dugaan adanya

radiasi tersebut merupakan partikel netral (tidak

neutrino dan antineutrino dapat dibuktikan

bermuatan) yang massanya hampir sama dengan

melalui serangkaian percobaan. Data hasil

massa proton. Selanjutnya, partikel ini disebut

pecobaan menunjukkan bahwa partikel neutrino

neutron dan merupakan partikel penyusun inti

atau antineutrino bermassa kurang dari 2 x 10 -7

atom (Parning :2003).


Sifat sifat sinar netron adalah sebagai berikut :
1. merupakan radiasi partikel yang disebut

smaatau mendekati harga 0,00 sma, berspin 0,5

yang

sama

dan

dengan netron
2. dalam medan listrik atau magnet tidak
dibelokkan

ke

positif

disebut

antineutrino.

dan tidak bermuatan listrik (Retug;2005)


F. Muon
Pada

tahun

1935

Yukawa

atau

mempostulatkan bahwa di dalam sebuah atom

negative. Berarti sinar netron tidak

terdapat partikel partikel yang mempunyai

bermuatan
3. massa sinar

kutub

electron

massa besarnya ada di antara massa electron dan


neutron

hampir

sama

dengan massa sinar anode (proton) yaitu


1,6728 x 10-24 gram atau 1 sma.

proton. Pada tahun 1937 Anderson menemukan


suatu partikel penyusun atom dalam bentuk sinar
sinar kosmik yang bermassa sekitar 207 kali

D. Positron
Pada tahun 1932 Anderson menemukan
partikel penyusun atom yang memiliki massa
sebesar massa electron tetapi bermuatan listrik
positif. Partikel penyusun atom yang ditemukan

massa satu electron atau mendekati nilai sebesar


0,1134 sma untuk selanjutnya disebut Muon.
Muon muon itu ada yang bermuatan listrik
positif dan ada pula yang bermuatan listrik
negatif (Retug;2005).

oleh Anderson ini disebut positron. Hasil


penelitian

selanjutnya

menunjukkan

bahwa

setiap positron memiliki massa sebesar 0,000549


sma atau mendekati harga 0,00 sma dan untuk
seterusnya positron disimbolkan sebagai

eo

(Retug;2005).
E. Neutrino atau Antineutrino
Neutrino adalah suatu partikel penyusun
atom yang ikut radiasi menyertai radiasi partikel
positron, sedangkan yang menyertai radiasi

G. Pion
Pada tahun 1947 Powell menemukan
partikel penyusun atom yang dinamakan pion.
Pion adalah seperti Muon yaitu merupakan
partikel partikel yang berwujud sinar kosmik,
yang memiliki massa sekitar 273 kali massa satu
electron atau mendekati nilai sebesar 0,1498 sma
untuk pion yang bermuatan listrik dan 0,1449
sma untuk pion yang bermuatan listrik netral,
semua jenis pion tidak berspin.
3

2.2 Struktur Atom dan Inti Atom


Penggambaran struktur atau susunan

hampir sama sekali tidak ada sumbangan dari

komponen atom dalam sebuah atom didasarkan

electron (Triatmojo :2006).


Jumlah netron dalam

pada model atom yang terakhir diyakini

menentukan isotop elemen tersebut. Jumlah

kebenarannya yakni model atom mekanika

proton dan netron dalam inti atom saling

gelombang.

ini

berhubungan; biasanya dalam jumlah yang

didasarkan pada pernyataan Planck dan Einstein

sama, dalam nukleus besar ada beberapa netron

bahwa sinar itu dapat bersifat materi dan

lebih. Kedua jumlah tersebut menentukan jenis

pendapat Louis de Broglie yang menyatakan

nukleus. Proton dan netron memiliki masa yang

bahwa setiap partikel yang bergerak selalu

hampir sama, dan jumlah dari kedua masa

bersifat sebagai gelombang yang memiliki

tersebut disebut nomor masa, dan beratnya

panjang gelombang sebesar L = h/mv, yang

hampir sama dengan masa atom ( tiap isotop

mana L sama dengan panjang gelombang, h =

memiliki masa yang unik ). Masa dari elektron

tetapan Planck, m = massa yang bergerak dan v

sangat kecil dan tidak menyumbang banyak

= kecepatan partikel itu (Retug:2005).


Model atom mekanika gelombang

kepada masa atom (Triatmojo ; 2006).

Perumusan

model

atom

merupakan model atom hasil penyempurnaan


dari model atom yang dikemukakan oleh Niels
Bohr. Dalam model atom mekanika gelombang
dijelaskan bahwa bangun suatu atom itu
diasumsikan seperti bola yang sebagian besar
volume ruangan bola tersebut relatif kosong dan
disinilah kemungkinan terbesar electron
electron berada. Sebagian kecil dari ruangan
berbentuk bola yang berada di pusat bola
ditempati oleh hampir semua partikel partikel
penyusun atom yang kemudian disebut inti atom
(Retug;2005).
Inti atom terdiri dari proton dan neutron.
Banyaknya proton dalam inti atom disebut
nomor atom, dan menentukan berupa elemen
apakah atom itu.Ukuran inti atom jauh lebih
kecil dari ukuran atom itu sendiri, dan hampir
sebagian besar tersusun dari proton dan neutron,

Inti

Atom

Berdasarkan

Rutherford
Setelah

melakukan

inti

atom

Eksperimen
eksperimen,

Rutherford menyimpulkan bahwa benda pejal


itu merupakan inti atom. Hal ini berarti bahwa
atom terdiri dari inti atom dan ruang kosong. Di
luar inti atom terdapat electron yang bermuatan
negative dan jumlahnya sama dengan muatan
pada inti atom. Elektron beredar mengelilingi
inti atom pada jarak yang relatif jauh dari inti
atom. Lintasan electron tersebut dinamakan kulit
atom. Jarak inti atom ke kulit electron disebut
jari jari atom. Informasi saat ini berdasarkan
penelitian

dengan

menggunakan

sinar-X,

menyatakan bahwa diameter suatu atom adalah


10-10 m atau 1/50.000 kali diameter atom
(Parning;2003)
2.3 Penyusun dan Susunan nukleon dalam
Nuklida
4

Dalam suatu nuklida tersusun atas


nukleon-nukleon,
merupakan

dimana

nukleon

partikel-partikel

tersebut

penyusun

sama, tetapi memiliki jumlah proton bebeda.


Contoh : 31P15 dan 32S16. Isomer inti atau nuklir

inti

adalah kelompok nuklida dengan Z (nomor

atom/nukleus, sedangkan nuklida itu sendiri

atom), A (nomor massa), dan N (jumlah netron),

adalah isotop atom. Nukleon mengandung dua

tetapi

jenis partikel dasar yaitu proton (bermuatan

(Parning, 2003)
Berdasarkan peta kestabilan dalam

positif) dan neutron (tidak bermuatan). (Retug,

berbeda

dalam

tingkat

energinya.

proses pembentukannya di alam, nuklida dapat

2005).
Suatu inti atom yang mempunyai jumlah

dikelompokkan menjadi lima kelompok yaitu

nukleon tertentu disebut nuklida, yaitu atom

sebagai berikut :
1. Nuklida stabil adalah nuklida yang

tanpa elektron pada kulit-kulitnya. Suatu nuklida

secara

dapat dinyatakan dengan lambang unsur yang

mengalami

(nomor atom) atau tidak mengalami

sedangkan nomor atom boleh ditulis atau tidak

peluruhan.
2. Radionuklida

40

Sebagai contoh nuklida sebagai berikut : 20Ca ,

alam

primer

adalah

nuklida yang terbentuk secara alamiah

200
. Partikel penyusun nuklida kecuali
80Hg

elektron-elektron berada di nukleus. Diantara

tidak

perubahan A (nomor massa) maupun Z

dilengkapi nomor massa (jumlah nukleon),


karena dapat dilihat pada sistem periodik.

alamiah

3.

dan bersifat radioaktif.


Radionuklida alam sekunder adalah

partikel-partikel penyusun nukleus yang sudah

nuklida radioaktif yang secar alamiah

diketahui proton dan netronlah yang merupakan

merupakan hasil peluruhan radionuklida

partikel

yang

bermassa

besar

sehingga

jumlahnya sangat menentukan besar kecilnya


massa nuklida. Jumlah proton dalam sebuah
nuklida selalu sama dengan jumlah elektron,
akan tetapi jumlah netron dapat sama atau
sedikit lebih besar daripada jumlah protonnya.
Susunan nukleon dan nuklida dibagi
menjadi 4 yaitu, isotop adalah kelompok

alam primer.
4. Radionuklida alam terinduksi adalah
nuklida radioaktif yang terbentuk secar
kontinu dari hasil interaksi sinar kosmik
dengan 14N di atmosfer.
Radionuklida buatan adalah nuklida yang
terbentuk sebagai hasil dari reaksi transmutasi
inti yang dilakukan di laboratorium.
(Simmamora, 2004).

nuklida dengan Z (nomor atom) sama tetapi

2.4 Energi Binding, Gaya dalam nuklida,

memiliki N (jumlah neutron) yang berbeda.

Stabilitas dan model inti


Dalam suatu inti atom terdapat banyak

Contoh :

H1 dengan

H1. Isobar adalah

kelompok nuklida denga A (nomor massa) sama


tetapi memiliki nomor atom yang berbeda.
Contoh :

12

C6 dengan

12

C 7. Isoton adalah

nukeon yang memiliki sifat-sifat yang khas,


sehingga adanya perbedaan komposisi atau
penyusun suatu nuklida.
Energi Binding

kelompok nuklida dengan N (jumlah netron)


5

Energi binding adalah energi ikat atom

Selisih

massa

sebesar

0,03038

sma

yang dibutuhkan untuk membongkar sebuah

equivalen dengan energi binding semu (Ebs)

atom ke elektron bebas dan sebuah inti atom.

sebesar 0,03038 sma x 931 MeV/sma = 28,2960

Massa total (Mtot) nukleon-nukleon yang

MeV. Untuk dapat mengikat setiap nukleon

membentuk sebuah inti atom atau nukleus tidak

diperlukan energi binding senu (Ebs) atau energi

sama dengan besarnya massa terukur (Mter)

pengikat rata-rata pernukleon sebesar = 28,2960

nukleon pembentuk inti dan massa terukur

MeV/4

(Mter) dari nucleus disebut massa lebih (MI)

Pengkajian

atau massa binding (Mb) yang menggambarkan

mengemukakan asumsi bahwa : seluruh ruang

bahwasemua massa sebanding dengan energy

nuklida berisi penuh dengan netron dan proton

binding semu (Ebs) antar nukleon penyusun

sehingga volume nukleus equivalen dengan

nuklida. Hubungan antara energy binding, massa

nomor massanya yang disebut dengan energi

binding, massa binding, massa total, dan massa

volume ;

terukur dinyatakan dengan persamaan sebagai

permukaan sama besar dengan yang bekerja

berikut :
Mb = Mtot Mter
Eb ~ Mb
Hubungan antara massa dan energy dapat

dibawah permukaan atau bagian dalam dari

dinyatakan dengan persamaan : E = mc 2, dimana

bermuatan listrik, proton = elektron ; Telah

m (massa), c (kecepatan gerak cahaya)= 2,99 x

terjadi distribusi nukleon yang bermuatan dan

1010 cm/dt. 1 sma = 1,66 x 10 -24 gram dan 1 eV =

tidak bermuatan listrik secar merata di seluruh

1,6 x 10-19 joule. Maka dengan menggunakan

bagian nuklida; Besar kecilnya energi binding

persamaan tersebut diperoleh bahwa harga

atau pengikat dipengaruh oleh ganjil genapnya

massa 1 sma equivalen dengan energi sebesar

bilangan yang menyatakan jumlah proton dan

931 MeV. Besarnya energi binding atau pengikat

netron. Kajian lain juga ditemukan bahwa :


Keberadaan energi volume nukleus
Keberadaan energi permukaan nukleus
Pengaruh energi coloumb oleh nukleon bermuatan
Distribusi muatan dalam nuklida
Pasangan energi proton dan netron.
Adapun persamaan energi binding yang

untuk setiap nukleon dapat dihitung dengan


cara :
Massa 2 netron = 2 x 1,00867 sma = 2,01734
sma
Massa 2 netron = 2 x 1,00782 sma = 2,01564
sma
Jumlah massa pembangun (Mtot) inti He = 4
nukleor = 4,03298 sma
Jumlah massa terukur (Mter) inti He = 4
nukleor = 4,03260 sma
Massa Binding (Mb) = Mtot Mter =

nukleon
energi

7,07
binding

MeV/nukleon.
semu

(Ebs)

Energi binding yang bekerja di

suatu nukleus ; Tidak adanya pengaruh energi


coloumb yang ditimbulkan oleh nukleon yang

disempurnakan oleh W.D Myers dan W.J


Swiatechi yaitu sebagai berikut :
Eb = C1A [ 1-k((N-Z)/A)2] C2A2/3 [ 1k((N-Z)/A)2 ] C3Z2A-1/3 + C4Z2A-1 + d
Dimana :

0,03038 sma.
6

C1 = koefisien koreksi terhadap adanya pengaruh

Eb

energi volume = 15,677 MeV


C2 = koefisien koreksi terhadap adanya pengaruh

Mter....................................................................pe

energi permukaan = 18,560 MeV


C3 = koefisien koreksi terhadap adanya pengaruh
energi coulomb = 0,717 MeV
C4 = koefisien koreksi terhadap pengaruh
distribusi muatan = 1,211 MeV
K = tetapan = 1,79 ; N = jumlah proton ; A=
nomor massa
D = pengaruh pembentukan pasangan jumlah Z
dan N, bila genap-genap = 11/ (A1/2 ) ; ganjil-

(Z)(MH)

(A-Z)(MN)-

rsamaan 3
Dengan MH adalah energi massa proton =
938,79 MeV, Mter = energi massa terukur. Bila
data

Energi

massa

proton

dan

neutron

dimasukkan ke dalam persamaan 3 akan


membentuk persamaan baru sebagai berikut:
Eb = 939,57 MeV + 938,790 MeV Mter
Maka:
Mter = 939,57 MeV + 938,790 MeV
Eb............................(Persamaan 4)

ganjil = -11/ (A1/2 ) ; dan genap- ganjil atau


Eb= C1A1-k1-2Z/A2-C2A231-k1-2Z/A2-C3Z2A-

ganjil-genap = 0

13+ C4Z2A-1+d
Koreksi untuk energi volume nukleus
terjadi bila ada perbedaan antara jumlah netron
dan

protonnya

ketidaksimetrisan

yang
sehingga

menyebabkan
energi

volume

nukleus menjadi berkurang. Perbedaan antara


jumlah

netron

dan

proton

juga

Sudah diketahui bahwa N = A Z. Data ini


digunakan untuk mengganti N yang ada dalam
persamaan (2) dimana hasilnya adalah sebagai
berikut:

dapat

Persamaan (6) merupakan persamaan massa

menurunkan pengaruh kerapatan massa nukleon

parabola, yang mana diketahui bahwa :


f1(A) = 0,717 A-1/3 + 111,036 A-1 132,89 A-4/3;
f2(A) = 132,89 A-1/3 113,029 ;
f3(A) = 951,958 A 14,66 A2/3 ;
dimana f1(A) ; f2(A) ; f3(A) merupakan koefisien yang

di permukaan sebesar ((N-Z)A) , lebih lanjut


akan menambah energi binding nukleon secara
keseluruhan dalam nukleus .Besarnya energi
binding juga dipengaruhi oleh pembentukan
pasangan antara proton Z dan netron N.
Pasangan Z-N ganjil-ganjil akan mengurangi
energi binding.
Energi binding dari semua nukleus dapat
dinyatakan sebagai fungsi dari volume atau
nomor massa (A) dan jumlah muatan (Z) dalam
tinjauan tiga dimensi. Atas dasar keterangan
tersebut maka persamaan 1 dapat diubah
menjadi ke bentuk persamaan baru berikut :

harganya tergantung pada A.


Dari persamaan di atas diperoleh harga
untuk nomor massa atau volume massa (A) yang
sama bagi isotop nuklida yang ada dalam satu
garis

parabola.

Puncak

kurva

parabola

memberikan harga A minimum dan energi


binding yang maksimum.
Untuk mendapatkan petunjuk tentang
jumlah muatan nuklda (Z) dari suatu nuklida
yang bernomor massa (A) dapat diketahui
dengan menggunakan persamaan berikut.

ZA

yang massanya 270x massa satu elektron yang

= ...........................................................................

memiliki

...........persamaan 8
yang mana ZA adalah nomor muatan suatu

dalam teori mesonnya Yukawa dan partikel ini

ciri-ciri

sebagaimana

diterangkan

lebih dikenal sebagai pion.

nuklida dengan massa yang minimum dan energi


binding yang maksimum yang ada dalam suatu
isobar. Persamaan di atas dapat diperoleh bahwa
: nuklida yang nomor massanya (A) = 157
mempunyai ZA = 62,69; dan bila (A) = 156 maka
harga ZA = 64,33. Massa permukaan sesuai
dengan persamaan sesuai dengan persamaan
parabola

tersebut

sering

digunakan

untuk

mengetahui alur proses peluruhan partikel beta


yang dilakukan oleh nuklida dalam satu isobar.
Peluruhan akan berakhir setelah diperoleh
nuklida yang bermassa minimum sebaliknya
berenergi binding maksimum, yaitu sebuah
nuklida yang paling stabil dalam satu isobarnya.
1.

Gaya dalam Nuklida


Pada tahun 1935 Yukawa menyampaikan
pendapatnya bahwa gaya-gaya pengikat nukleon

2.

Stabilitas Nuklida
Definisi tentang

nuklida

yang

stabil

didasarkan pada besar kecilnya massa binding


(Mb) yang setara dengan energi binding (Eb).
Besarnya energi binding real untuk sertiap
nukleon penyusun nukleus dari suatu nuklida
selalu konstan yaitu antara 6 Me V sampai 9 Me
V. Nuklida yang energi binding real untuk setiap
nukeonnya kurang dari 6 Me V bersifat tidak
stabil dan radioaktif. Harga energi binding
maksimum terdapat pada nnuklida besi isotop 56
atau

26

Fe56 dan nikel isotop 55 atau

28

Ni58,

sehingga besi dan nikel merupakan nuklida yang


paling stabil. Berdasarkan energi binding yang
besar, maka nuklida ini yang memiliki tingkat
kestabilan tinggi dan biasa terdapat dalam kerak

penyusun nuklida sebenarnya merupakan bentuk

bumi dan meteroid.


Bila jumlah proton sama besar dengan

radiasi partikel-partikel yang diserap oleh

jumlah netronnya maka energi binding yang real

nukleon-nukleon.

akan menjadi besar. Hal ini terjadi karena tanpa

Partikel-partikel

yang

itu

belum ditemukan tetapi mdiperkirakan memiliki

adanya

massa sekitar 200x massa satu elektron, berspin

permukaan nukleus, yang keduanya merupakan

0 atau 1. Kajian teori tentang radiasi partikel

komponen pembangun energi dinding. Contoh :

sebagai gaya-gaya pengikat nukleon seterusnya

disebut teori messon atau muon.


Berdasarkan teori mesonnya

koreksi

pada

energi

volume

dan

C9; 6C10; 6C11 yang mempunyai waktu paruh

0,13 ; 19.2 ; 1224. Semakin kecil waktu


Yukawa

dilakukan pengkajian lebih lanjut baik secara


laboratoris dan teoritis, padea tahun 1937
ditemukan muon-moun yang bermassa 207x
masa satu elektron yang berupa sinar-sinar

paruhnya

maka

kestabilan

nukleus

dalam

nuklida semakin kecil pula dan sebaliknya.


Untuk isotop C-10 memiliki perbedaan jumlah
massa proton dan netronnya sebesar dua nukleon
dan mempunyai waktu paruh 19,2. Sedangkan

kosmik. Pada tahun 1947 ditemukan partikel


8

untuk isotop C-11 terdapat perbedaan jumlah

antara inti dan tetesan suatu cairan. Kesamaan

proton dengan netron sebesar satu nukleon dan

kelakuan tersebut adalah:


(1).Baik tetes cairan maupun inti, keduanya bersifat

waktu paruhnya sebesar 1224. Sehingga dapat


disimpulkan bahwa perbedaan antara jumlah
proton dan netron semakin besar maka stabilitas
nukleus sebuah nuklida semakin berkurang

homogen dan tidak dapat dimamfatkan. Tetes


cairan tersusun oleh sejumlah atom atau molekul
, sedangkan inti tersusun atas nukleon .
Implikasi dari hal ini adalah volume inti

sehingga mudah mengalami reaksi nuklir.

sebanding dengan massa A. Maka jari-jari inti R


Model-Model Inti
Dalam membahas sifat-sifat nukleus

= r0 A

, dengan r0 suatu tetapan dengan

terdapat tiga model inti yang dianggap sebagai


dasar dalam membahas sifat-sifat nukleus
tersebut. Model-model inti tersebut antara lain

orde 1,2 1,5 F.


(2). Kemiripan inti dengan tetesan larutan ideal

Model tetes cairan, Model kulit inti, Model

ditunjukkan dengan anggapan bahwa gaya

kolektif inti. Ketiga model inti tersebut akan

interaksi

antarnukleon

adalah

sama,

tidak

diuraikan sebagai berikut. (Retug, 2005)


Model Tetes Cairan
Model tetes cairan dikembangkan oleh

memperhatikan muatan maupun spin nukleon,

Niels Bohr, Wheeler, dan Frenkel. Model ini

Hal ini didukung oleh fakta bahwa energi

memperlakukan

massa

pengikat inti pada pasangan inti cermin

homogen dan setiap nukleon berinteraksi secara

adalah hampir sama, yaitu penggantian gaya p-p

kuat dengan tetangga terdekatnya (Bunbun

oleh gaya n-n tidak memberikan pengaruh yang

Bunjali,

2002).

inti

sebagai

suatu

Nukleon-nukleon

penyusun

nucleus saling tarik-menarik sehingga jarak


antar nucleon menjadi sangat rapat. Gaya
interaksi adalah gaya jarak pendek yang bersifat
jenuh dan tidak tergantung pada muatan dan
spin

nukleon,

sehingga

energi

interaksi

antarnukleon merupakan fungsi kontinu dari


massa inti ( nomor massa A). Nukleon-nukleon
yang ada di permukaan nukleus mendapatkan
gaya tarikan yang lebih kuat kearah dalam
nucleus cenderung menjadi bulat seperti setetes
cairan. (Retug, 2005)
Model ini disebut model tetes cairan

yakni f n-n

f n-p

f p-p

berarti terhadap energi pengikat total


(3). Analog dengan suatu tetes cairan, inti atom akan
menunjukkan adanya gaya tegangan permukaan,
gaya yang sebanding dengan luas permukaan
inti, sehingga terdapat gaya sebanding dengan A
.
(4) Gambaran umum untuk tetes cairan, yaitu dapat
terjadi penggabungan tetesan kecil menjadi
tetesan yang lebih besar atau sebaliknya,
pemecahan tetesan besar menjadi tetesan yang
lebih kecil. Hal ini ada kemiripan dengan reaksi
fusi dan fissi pada reaksi inti.

karena adanya sejumlah kesamaan kelakuan


9

(5). Jika tetes cairan atau inti ditembaki dengan


partikel berenergi tinggi, partikel penembak
ditangkap dan terbentuk suatu inti gabungan
(inti majemuk). Kemudian tambahkan eneri
partikel yang tertangkap akan secara cepat
didistriusika kepada semua partikel dalam
tetesan atau nukleon-nukleon dalam inti. Proses
termalisasi energi ini dalam inti gabunga dapat

dengan teruapkannya melekul-molekul air dari


tetes cairan.
Model

detik,

berantung

pada

- 10

kecepatan

cairan

juga

mampu

menjelaskan mekanismelogis dari reaksi inti


berenergi

rendah,

menjelaskan

gejala

pembelahan dan penggabungan inti. Selain itu,


model

tetes

cairan

memberikan

dasar

perhitungan energi pengikat inti dan massa atom


secara

berlangsung dalam waktu 10

tetes

inti

empirik

yang

dikemukakan

Weizsacker yang dapat diaplikasikan dalam


partikel

penembak.
(6). Pelepasan kelebihan energi (dieksitasi) pada

menghitung

tetapan

memperkirakan

jari-jari

nuklida

isobarik peluruhan

stabil

nuklir

dan

pada

deret

tetesan atau inti majemuk dapat dilakukan


Model Kulit Inti
Model kulit diangkat berdasarkan pada

melalui proses berikut :


Pada Tetesan
Pendinginan dengan melepaskan panas
Penguapan sejumlah partikel
Pemecahan tetesan menjadi dua tetesan
yang lebih kecil

suatu kenyataan bahwa nuklida yang memiliki


Pada Inti Majemuk
jumlah proton atau netron sesuai dengan
bilangan-bilangan

bulat

tertentu

memiliki

stabilitas yang tinggi, ia sukar mengalami reaksi


nuklir. Bilangan bulat yang dimaksud adalah 2,
8, 20, 28, 50, 82, dan 126. Contoh nuklida yang

Nukleon-nukleon yang berbeda jenis


setelah membentuk nukleus

yang memiliki nukleus stabil yang mengandung

menjadi satu-

sejumlah proton dan netron yang masing-masing

kesatuan, dan tidak lagi sebagai nukleon yang

sesuai dengan bilangan tersebut adalah 8O16 dan

berdiri-sendiri. Bila nukleus menerima suatu

16

aksi dari luar maka seluruh nukleon penyusun

yang mengandung jumlah proton dan netronnya

nukleus memberikan aksi secara bersama-sama.


Dalam keadaan tereksitasi sifat dari

merupakan bilangan ganjil adalah nuklida dari

nukleus menjadi tidak stabil. Untuk mencapai


kestabilan kembali nukleus akan melakukan
reaksi nuklir. Hasil dari reaksi nuklir dapat
berwujud energi panas, radiasi partikel dan
gelombang

elektromagnet.

Terpancarnya

partikel-partikel dari nukleon dapat dianalogkan

S32. Contoh nuklida dengan nukleus yang stabil

C13 dan 8O17. Contoh nuklida dengan dengan

nukleus

stabil

yang

merupakan bilangan

jumlah

ganjil

protonnya

dan netronnya

merupakan bilangan genap adalah nuklida

15

P31

dan 9F19. Bila beberapa nuklida dengan nukleus


yang memiliki jumlah proton dan netronnya
merupakan bilangan genap, yang bila disusun
10

secara berurutan dari kecil


hasilnya

mirip dengan

ke yang besar

jumlah

maksimum

nukleon
dampak

penyusun
dari

nukleus

penyerapan

tersebut.

Bila

energi

itu

elektron yang dapat mengorbit di orbital

menyebabkan nukleus dari nuklida memberikan

elektron utama terluar sesuai dengan konfigurasi

reaksi maka reaksi itu merupakan akumulasi dari

elektron dalam uklida-nuklida yang stabil , yang

reaksi yang diberikan oleh semua nukleon

jika dituliskan secara berurutan hasilnya yaitu 2,

penyusun nukleusnya. (Retug, 2005)

8 ,18, 32, 50, 72. Bilangan-bilangan ini sering


disebut dengan bilangan ajaib. Oleh karena telah

2.6 Keradioaktifan
Nuklida radioaktif memiliki sifat dapat

diketahui

bahwa

dalam

meluruhkan sebagian dari massa nuklidanya

mengorbit

nukleus sesuai dengan tingkatan

menjadi bentuk energi radiasi dan bentuk energi

energi masing-masing , maka susunan nukleon

lain. Energy radiasi hasil peluruhan nuklida

nukleon dalam nukleon mirip dengan susunan

radioaktif antara lain berupa radiasi alfa, radiasi

elektron pada orbital nuklida.


Nukleon-nukleon pembentuk nukleus

beta, dan radiasi gamma. Tedapat dua nuklida

bergerak

mengorbit

elektron-elektron

pusat

nukleus

pada

orbitalnya masing-masing sesuai dengan tingkat


energinya. Energi yang dimiliki oleh nukleon
yang ada dipermukaan nukleus lebih besar
dibandingkan dengan yang ada di pusat nukleus.
Untuk mempertahankan posisinya nukleon yang
ada di permukaan nukleus harus mengeluarkan
energinya yang cukup besar. Bila ketersediaan
energinya kurang maka nukleon-nukleon yang
ada

di

permukaan

nukleus

akan

mudah

meninggalkan posisinya. Bila hal ini terjadi

radioaktif, yaitu nuklida radioaktif alami dan


nuklida radioaktif buatan. Nuklida radioaktif
alami ada yang dapat digolongkan ke dalam
nuklida-nuklida

radioaktif

berat

yang

mempunyai nomor nuklida (Z) > 83, dan nuklida


radioaktif ringan yang mempunyai nomor
nuklida < 83. Nuklida-nuklida radioaktif berat
berdasarkan kemampuannya meluruh secara
berkelanjutan dapat diklasifikasikan ke dalam
tiga deret radioaktif, yaitu deret isotop nuklida
U-238, deret isotop nuklida U-235, dan deret
isotop nuklida Th-232.

maka susunan nukleon dalam nukleus akan


berubah, artinya menjadi reaksi nuklir.
Model Kolektif Inti
Model kolektif nukleus merupaan hasil

Hukum Pergeseran Radioaktif


Hasil pengamatan Fajans dan Soddy
yang dilakukan pada tahun 1913 terhadap

penggabungan antara model tetes cairan dan

peluruhan isotop-isotop nuklida radioaltif yang

model kulit nukleus. Dalam model kolektif

memancarkan partikel alfa dan beta mendasari

nukleus susunan nukleon-nukleon penyusun

diangkatnya suatu hukum baru yang berkaitan

nukleus berlapis-lapis, akan tetapi bila nukleus

dengan peristiwa yang dialami oleh nuklida-

menerima tambahan energi

nuklida radioaktif, yang kemudian disebut

dari luar maka

energi itu akan didistribusikan merata ke seluruh

Hukum

pergeseran

radioaktif.

Hukum
11

pergeseran radioaktif ada dua yaitu yang

terjadinya peluruhan dinyatakan dengan p,

pertama bunyinya Bila suatu isotop nuklida

maka:

radioaktif induk meluruhkan partikel alfa dan

P = L.dt
dimana L= tetapan peluruhan atau tetapan

menghsilkan isotop nuklida radioaktif anak,


yang menyebabkan nomor massa (A) berkurang
empat dan nomor nuklidanya (Z) berkurang dua.
Bila dicantumkan dalam tabel periodik maka
isotop nuklida radioaktif anak akan diletakkan
pada posisi kedua di sebelah kiri isotop nuklida
radioaktif induk.
Hukum pergeseran radioaktif kedua

Berdasarkan kemungkinan terjadinya peluruhan


maka dapat dinyatakan pula kemungkinan
tidak

terjadi

peluruhan

dengan

suatu

persamaan:
1 p = 1 L.dt
Kemungkinan suatu nuklida radioaktif
meluruh

selama

2x

selang

waktu

maka

berbunyi Bila suatu isotop nuklida radioaktif

persamaannya dinyatakan sebagai (1 L.dt) 2.

induk memancarkan partikel beta, maka akan

Untuk nx selang waktu maka persamaannya

menghasilkan isotop nuklida radioaktif anak

dinyatakan sebagai:
( 1 L.dt )n

yang nomor massanya (A) sama dengan nomor


massa isotop nuklida radioaktif induk, akan
tetapi nomor nuklidanya (Z) menjadi bertambah
satu. Bila dituliskan dalam tabel periodik maka
isotop nuklida rasioaktif anak akan diletakkan
pada posisi kesatu di sebelah kanan isotop
nuklida radioaktif induk.
2.

perbandingan, dan dt = selang waktu.

( 1 (L.ndt)/n )n = ( 1 (L.t)/n )n = e-Lt


Oleh karena n.dt = jumlah selang waktu =
jumlah

keseluruhan

waktu

t,

maka

persamaannya menjadi:
Bila jumlah nuklida radioaktif semula
adalah No, dan nuklida radioaktif yang belum
mengalami peluruhan setelaah waktu t adalah N,

Kinetika Peluruhan Nuklida Radioaktif


Kinetika peluruhan nuklida radioaktif
adalah kinetika reaksi order satu. Oleh karena itu
digunakan persamaan dan hukum laju reaksi
order satu. Salah satu cara untuk mengetahui
bahwa suatu isotop nuklida itu bersifat radioaktif
adalah dengan menetukan laju peluruhannya.
Pada tahun 1905, E. Von Schweidler

maka dari persamaan laju reaksi orde satu dapat


diturunkan rumus:
N/No = e-Lt
dan persamaan tersebut dapat dituliskan dalam
bentuk logaritme alam yaitu:
ln (N/No) = -L.t = 2,303 log (N/No)
atau
L.t = 2,303 log (No/N)

mengemukakan pendapatnya bahwa peluruhan


radioaktif

dapat

dinyatakan

dengan

teori

dan waktu peluruhan t dapat dihitung dengan

sebuah nuklida radioaktif hanya tergantung pada

persamaan:
t = (2,303/L) log (No/N)
dan hubungan waktu paruh (t1/2) dengan

selang waktu tertentu. Jika kemungkinan

konstanta laju peluruhan (L) dapat dinyatakan

kemungkinan, misal kemungkinan meluruhnya

dengan persamaan t1/2 = (2,303/L) log (2/1) atau


12

t1/2 = (2,303/L) log 2 = (0,693)/L


Waktu paruh adalah waktu

Pendidikan

Kimia

FMIPA

IKIP

Negeri

yang

diperlukan agar nuklida radioaktif meluruh


separohnya.
Peluruhan Spontan
Vc = (Z1.Z2.e2)/(R1 + R2)
Spontanitas peluruhan dapat diketahui dari

Singaraja.
Simamora, Maruli, dkk.2004. Kimia Dasar II.
Singaraja : IKIP Negeri Singaraja
Triatmojo. 2006. Inti Atom. Diakses dari

waktu paruh peluruhan dan energenik dari dua


spesies nuklida sebelum peluruhan terjadi yang
berwujud potensial coulomb (Vc). Besarnya
potensial

coulomb

dinyatakan

http://triatmojo.wordpress.com/2006/10/02/intiatom/ tanggal 9 September 2009.

dengan

persamaan berikut:
Vc = 0.96 (Z1.Z2)/(A11/3 + A21/3) MeV
yang mana diketahui bahwa R = Ro.A1/3 dan R =
A1/3 sehingga dimana:
e = besar muatan
R = jari-jari nuklida
Ro = tetapan kebebasan

dari A,

-13

harganya antara 1,1 x 10 cm s.d 1,6 x 10-13 cm


A = nomor atau volume massa
Z = nomor atom atau jumlah muatan
nuklida
Vc = 0,96 (Z2)/A1/3 MeV
Bila nuklida radioaktif induk secara spontan
meluruh menjadi dua spesies yang sama dalam
nomor atom dan nomor massanya,
DAFTAR PUSTAKA
Bunjali, bunbun. 2002. Kimia Inti. Bandung :
Penerbit ITB.
Parning. 2003. Kimia 1A. Jakarta : Penerbit
Yudistira
Retug, Nyoman dan Kartowasono, Ngadiran.
2005.

Radiokimia.

Singaraja

:Jurusan

Operasi sebuah Reaktor Nuklir sangat


bergantung pada berbagai jenis dari interaksi
antara neutron dengan inti atom. Untuk
memahami karakteristik dari reaksi yang terjadi
pada Reaktor Nuklir. maka yang paling
mendasar kita akan bertanya apakah itu inti
atom, dan bagaimana strukturnya?
Sebuah atom terdiri dari nukleus yang
bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron
bermuatan negatif. Sehingga atom secara
keseluruhan bermuatan netral. Biasanya di
dalam pembangkitan sebuah energi atom dalam
reaktor, hanyalah energi yang berasal dari intilah
yang diperhitungkan sedangkan energi yang
berasal dari elektron diabaikan (Karena begitu
kecilnya).
Secara singkat kita harus memahami apa yang
disebut energi atom dan apakah perbedaannya
dengan energi kimia, Energi Kimia dan Energi
Atom, sama sama berasal dari atom, namun
perbedaanya energi kimia yang dihasilkan dari
tiap tiap pembakaran sebuah batu bara dan
13

minyak bumi misalnya, akan menghasilkan


penyusunan kembali (rearrangement) atom yang
disebabkan
oleh
redistrisbusi
elektron.
Sedangkan di sisi lain, energi atom dihasilkan
dari redistribusi partikel dengan inti atom
(atomic
nuclei).
Karena
itulah
untuk
menghindari kerancuan sering digunakan istilah
Energi Nuklir daripada istilah energi atom.
Inti Atom dibangun oleh dua jenis partikel
utama yang masing masing disebut dengan
proton dan neutron. Karena proton dan neutron
adalah unit penyusun dari sebuah inti, maka
seringkali istilah proton dan neutron secara
bersama sama disebut dengan nukleon. Proton
dan neutron bisa dihasilkan dalam keadaan
bebas yakni di luar inti atom sehingga masing
masing sifat dari partikel tersebut dapat
dipelajari
Proton yang bermuatan positif adalah identik
dengan inti atom hidrogen yakni sebuah atom
hidrogen tanpa elektron tunggalnya. Sehingga
massa sebuah proton adalah sama dengan massa
sebuah atom hidrogen dikurangi dengan massa
sebuah elektron.
Massa atom Hidrogen : 1.00813 amu
Massa Proton : 1.00758 amu
Sedangkan neutron yang merupakan partikel
dasar penting dalam hubungan dengan
pembangkitan energi nuklir adalah bermuatan
netral. Konsekuensinya netron tidak akan
mengalami penolakan, seperti halnya partikel
bermuatan (proton, elektron) ketika dari luar
mencapai nukleus yang bermuatan positif.
Massa neutron lebih besar daripada massa
proton yakni
Massa Neutron : 1.00897 amu

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA


Kimia inti adalah kajian mengenai perubahanperubahan dalam inti atom. Perubahan ini
disebutreaksi inti. Peluruhan radioaktif dan
transmutasi inti merupakan reaksi inti.

Radiokimia mempelajari penggunaan teknikteknik kimia dalam mengkaji zat radioaktif dan
pengaruh kimiawi dari radiasi zat radioaktif
tersebut.
Radioaktivitas adalah fenomena pemancaran
partikel dan atau radiasi elektromagnetik oleh
inti yang tidak stabil secara spontan .
Semua unsur yang memiliki nomor atom lebih
besar dari 83 adalah radioaktif.
Peluruhan radioaktif terjadi melalui pemancaran
partikel dasar secara spontan.
Contoh: polonium-210 meluruh spontan menjadi
timbal-206 dengan memancarkan sebuah
partikel
Transmutasi inti dihasilkan dari pemboman inti
oleh neutron, proton, atau inti lain.
Contoh: konversi nitrogen-14 atmosfer menjadi
karbon-14 dan hidrogen
Nukleon : partikel-partikel penyusun inti, yaitu
proton dan neutron
Nuklida : suatu spesies nuklir tertentu, dengan
lambang:

Z = nomor atom
A = nomor massa = jumlah proton + neutron
N = neutron, biasanya tidak ditulis karena N =
A-Z
Isotop : kelompok nuklida dengan nomor atom
sama
Isobar : kelompok nuklida dengan nomor massa
sama
Isoton : kelompok nuklida dengan neutron sama
Partikel Dasar yang umumnya terlibat dalam
reaksi inti:
Nama
Lambang
Nomor
atom
Proton
P atau H
1
Neutron
N
0
Elektron
e
-1
Negatron

-1
Positron

+1
Partikel alpha
He atau
2
Gelombang elektromagnet yang biasa terlibat
dalam reaksi inti adalah (gamma) dengan
massa 0 dan muatan 0.

14

Nomor
massa
1
1
0
0
0
4

Perbandingan antara reaksi kimia dan reaksi


inti
No
Reaksi kimia
1
Atom diubah susunannya melalui
pemutusan dan pembentukan
ikatan
2
Hanya elektron dalam orbital
atom atau molekul yang terlibat
dalam
pemutusan
dan
pembentukan ikatan
3
Reaksi
diiringi
dengan
penyerapan atau pelepasan energi
yang relatif kecil
4
Laju reaksi dipengaruhi oleh
suhu, tekanan, katalis dan
konsentrasi
Aturan dalam penyetaraan reaksi inti;
1. Jumlah total proton ditambah neutron
dalam produk dan reaktan harus sama
(kekekalan nomor massa)
2. Jumlah total muatan inti dalam produk
dan reaktan harus sama (kekekalan
nomor atom)
KESTABILAN INTI
Kestabilan inti tidak dapat diramalkan dengan
suatu aturan. Namun, ada beberapa petunjuk
empiris yang dapat digunakan untuk mengenal
inti yang stabil dan yang bersifat radioaktif/tidak
stabil, yaitu:
1. Semua inti yang mempunyai proton 84
atau lebih tidak stabil
2. Aturan ganjil genap, yaitu inti yang
mempunyai jumlah proton genap dan
jumlah neutron genap lebih stabil
daripada inti yang mempunyai jumlah
proton dan neutron ganjil
3. Bilangan sakti (magic numbers)
Nuklida yang memiliki neutron dan proton
sebanyak bilangan sakti umumnya lebih stabil
terhadap reaksi inti dan peluruhan radioaktif.
Bilangan tersebut adalah:
Untuk neutron : 2, 8, 20, 28, 50, 82 dan 126
Untuk proton : 2, 8, 20, 28, 50 dan 82.
Pengaruh bilangan ini untuk stabilitas inti sama
dengan banyaknya elektron untuk gas mulia
yang sangat stabil.
4. Kestabilan inti dapat dikaitkan dengan
perbandingan neutron-proton.
PITA KESTABILAN

Grafik antara banyaknya neutron versus


banyaknya proton dalam berbagai isotop yang
disebut pita kestabilan menunjukkan inti-inti
stabil.
Inti-inti
tidak stabil cenderung
Unsuryang
(atau
isotop
dariyang
unsur
menyesuaikan
perbandingan neutron
yanguntuk
sama) dikonversi
dari unsur
proton,
agar
sama
dengan
yangterhadap
satu ke lainnya
perbandingan
pada
pita
kestabilan.
Kebanyakan
Proton, neutron, elektron dan
unsurdasar
radioaktif
luar pita ini.
partikel
lain terletak
dapat disaja
terlibat
Reaksi
diiringi
dengan
penyerapan atau pelepasan energi
yang sangat besar
Laju reaksi biasanya tidak
dipengaruhi oleh suhu, tekanan
dan katalis

1. Di atas pita kestabilan, Z <>


Untuk mencapai kestabilan :
inti memancarkan (emisi) neutron atau
memancarkan partikel beta
2. Di atas pita kestabilan dengan Z > 83,
terjadi kelebihan neutron dan proton
Untuk mencapai kestabilan :
Inti memancarkan partikel alfa
3. Di bawah pita kestabilan, Z <>
Untuk mencapai kestabilan :
Inti memancarkan positron atau menangkap
elektron
ENERGI PENGIKAT INTI
Satu ukuran kuantitatif dari stabilitas inti
adalah energi ikatan inti (nuclear binding
energy, yaitu energi yang diperlukan untuk
memecah inti menjadi komponen-komponennya,
proton dan neutron. Kuantitas ini menyatakan
konversi massa menjadi energi yang terjadi
selama berlangsungnya reaksi inti eksotermik
yang menghasilkan pembentukan inti .
Konsep energi ikatan berkembang dari
kajian sifat-sifat inti yang menunjukkan bahwa
massa inti selalu lebih rendah dibandingkan
jumlah massa nukleon.
Contoh : isotop fluorine (F), intinya memiliki 9
proton, 9 elektron dan 10 neutron dengan massa
atom yang terukur sebesar 18, 9984 sma.
Analisis perhitungan teoritis massa atom F:
15

Massa atom = (9 x massa proton) +(9 x massa


elektron) + (10 x massa neutron)
= (9 x 1,00728 sma) + ( 9 x 0,000549 sma) + (10
x 1,00867)
= 19, 15708 sma
Harga massa atom F berdasarkan perhitungan
ternyata lebih besar dibandingkan dengan massa
atom terukur, dengan kelebihan massa sebesar
0,1578 sma.
Selisih antara massa atom dan jumlah massa dari
proton, elektron dan neutron disebut cacat
massa (mass defect).
Menurut teori relativitas, kehilangan massa
muncul sebagai energi (kalor) yang dilepas ke
lingkungan. Banyaknya energi yang dilepas
dapat ditentukan berdasarkan hubungan
kesetaraan massa-energi Einstein ( E = m c2).
E = m c2
Dengan faktor konversi : 1 kg = 6,022 x 1026
sma
1 J = 1 kg m2/s2
Untuk atom F tersebut:
E =( -0,1578 sma) (3x 108 m/s)2
= (-1,43 x 1016 sma m2/s2) x (1 kg/6,022 x 1026
sma) x (1 J/1 kg m2s2)
= -2,37 x 10-11 J
Ini merupakan banyaknya energi yang dilepas
bila satu inti fluorin-19 dibentuk dari 9 proton
dan 10 neutron. Energi yang diperlukan untuk
menguraikan inti menjadi proton dan neutron
yang terpisah adalah sebesar -2,37 x 10 -11 J.
Untuk pembentukan 1 mol inti fluorin, energi
yang dilepaskan adalah:
E = (-2,37 x 10-11 J) (6,022 x 1023/mol)
= -1,43 x 1013 J/mol
Dengan demikian, energi ikatan inti adalah 1,43
x 1013 J/mol untuk 1 mol inti fluorin-19, yang
merupakan kuantitas yang sangat besar bila
dibandingkan dengan entalpi reaksi kimia biasa
yang hanya sekitar 200 kJ.
RADIOAKTIVITAS ALAMI
Disintegrasi inti radioaktif sering merupakan
awal dari deret peluruhan radioaktif, yaitu
rangkaian
reaksi
inti
yang
akhirnya
menghasilkan pembentukan isotop stabil.
Misalnya adalah deret peluruhan uranium-238
hingga menghasilkan timbal-206 yang stabil.
Jenis-jenis peluruhan radioaktif meliputi;
peluruhan(pemancaran)
alfa,
peluruhan
negatron, peluruhan positron, penangkapan

elektron, peluruhan gamma, pemancaran


neutron, pemancaran neutron terlambat dan
pembelahan spontan.
Pembelahan spontan hanya terjadi pada nuklidanuklida yang sangat besar dan membelah secara
spontan menjadi dua nuklida yang massanya
berbeda, misal Cf-254 membelah spontan
menjadi Mo-108 dan Ba-142 dengan
memancarkan 4 neutron.
Kinetika Peluruhan Radioaktif
Semua peluruhan radioaktif mengikuti kinetika
orde pertama, sehingga laju peluruhan radioaktif
pada setiap waktu t adalah:
Laju peluruhan pada waktu t = N
= konstanta laju orde pertama
N = banyaknya inti radioaktif pada waktu t
ln Nt/N0 = - t
dengan waktu paruh : t1/2 = 0,693/
TRANSMUTASI INTI
Pada tahun 1919, Rutherford berhasil
menembak gas nitrogen dengan partikel alfa dan
menghasilkan hidrogen dan oksigen. Reaksi ini
merupakan transmutasi buatan pertama, yaitu
perubahan satu unsur menjadi unsur lain. Coba
tuliskan reaksinya!
Pada tahun 1934, Irene Joliot-Curie, berhasil
membuat atom fosfor yang bersifat radioaktif
dengan menembakkan aluminium dengan sinar
alfa yang berasal dari polonium.
Beberapa contoh reaksi inti:
1) Penembakan atom litium-7 dengan proton
menghasilkan 2 atom helium-4
2) Penembakan nitrogen-14 dengan neutron
menghasilkan karbon-14 dan hidrogen
3) Penembakan aluminium-27 dengan proton
menghasilkan magnesium-24 dan helium-4
Coba Anda tulis persamaan reaksinya!
Keaktifan (A)
Keaktifan suatu cuplikan radioaktif dinyatakan
sebagai jumlah disintegrasi(peluruhan) per
satuan waktu. Keaktifan tidak lain adalah laju
peluruhan dan berbanding lurus dengan jumlah
atom yang ada.
A=N
Satuan keaktifan adalah Curie (Ci) yang
didefinisikan sebagai keaktifan dari 3,7 x 1010
disintegrasi per detik.
Satuan SI untuk keaktifan adalah becquerel
dengan lambang Bq
16

1 Ci = 3,7 x 1010 Bq
Keaktifan jenis adalah jumlah disintegrasi per
satuan waktu per gram bahan radioaktif.
Dosis Radiasi
Untuk menyatakan jumlah atau dosis radiasi
yang diserap oleh zat-zat ditetapkan satuan
untuk dosis. Di Amerika, satuan dosis yang
umum adalah rad dengan lambang rd.
Satu rad setara dengan penyerapan 10 -5 J per
gram jaringan.
Satuan SI untuk dosis adalah gray dengan
lambang Gy. Satu gray setara dengan energi
sebanyak 1 joule yang diserap oleh setiap kg zat.
Radiasi neutron lebih berbahaya dari radiasi beta
dengan energi dan intensitas yang sama. Untuk
membedakan pengaruh radiasi digunakan satuan
rem (radiation equivalen of man).
Satu rad sinar alfa lebih merusak daripada satu
rad sinar beta. Oleh karena itu rad biasanya
dikalikan dengan faktor yang mengukur
kerusakan biologi relatif yang disebabkan oleh
radiasi. Faktor ini disebut RBE (Relative
Biologycal Effetiveness of Radiation). Hasil kali
rad dan RBE menghasilkan dosis efektif yang
disebut rem (Rontgen Equivalent for Man).
Satu rem suatu macam radiasi akan
menghasilkan pengaruh biologi yang sama.
Contoh:
Dosis 0 20 rem pengaruh kliniknya tidak
terdeteksi , dosis 20-50 sedikit pengaruh
pengurangan sementara butir darah putih, dosis
100-200 terdapat pengaruh banyak pengurangan
butir darah putih dan pada dosis lebih dari 500
rem dapat menyebabkan kematian.

FISI INTI
Fisi inti (nuclear fission) /reaksi fisi adalah
proses di mana suatu inti berat (nomor massa
>200) membelah diri membentuk inti-inti yang
lebih kecil dengan massa menengah dan satu
atau lebih neutron. Karena inti berat kurang
stabil dibandingkan produknya, proses ini
melepaskan banyak energi.
Reaksi fisi uranium-235:
Sebagai contoh adalah energi yang dihasilkan
pada pembelahan 235 gram uranium-235 adalah
ekivalen dengan energi yang dihasilkan pada
pembakaran 500 ton batubara.

Selain besarnya jumlah energi yang besar, ciri


penting dari fisi uranium-235 adalah adanya
kenyataan bahwa lebih banyak neutron yang
dihasilkan dibandingkan dengan yang semula
ditangkap
dalam
prosesnya.
Sifat
ini
memungkinkan berlangsungnya reaksi rantai
inti, yaitu serangkaian reaksi fisi yang dapat
berlangsung sendiri tanpa bantuan. Neutron
yang dihasilkan selama tahap awal dari fisi
dapat mengakibatkan terjadinya fisi dalam inti
uranium-235
lain,
yang
selanjutnya
menghasilkan neutron lebih banyak dan
seterusnya. Dalam waktu kurang dari satu detik,
reaksi
dapat
menjadi
tak
terkendali,
membebaskan banyak sekali kalor ke
lingkungan. Agar reaksi rantai terjadi, harus ada
cukup uranium-235 dalam sampel untuk
menangkap neutron, sehingga dikenal istilah
massa kritis, yaitu massa minimum material
terfisikan
yang
diperlukan
untuk
membangkitkan reaksi rantai inti yang dapat
berlangsung sendiri.
APLIKASI FISI INTI
Bom Atom
Penerapan pertamakali fisi inti ialah dalam
pengembangan bom atom. Faktor krusial dalam
rancangan bom ini adalah penentuan massa
kritis untuk bom itu. Satu bom atom yang kecil
setara dengan 20.000 ton TNT. Massa kritis
suatu bom atom biasanya dibentuk dengan
menggunakan bahan peledak konvensional
seperti TNT tersebut, untuk memaksa bagianbagian terfisikan menjadi bersatu. Bahan yang
pertama diledakkan adalah TNT, sehingga
ledakan akan mendorong bagian-bagian yang
terfisikan untuk bersama-sama membentuk
jumlah yang lebih besar dibandingkan massa
kritis.
Uranium-235 adalah bahan terfisikan dalam bom
yang dijatuhkan di Hiroshima dan plutonium239 digunakan dalam bom yang meledak di
Nagasaki.
Reaktor Nuklir
Suatu penerapan damai tetapi kontroversial dari
fisi
inti
adalah
pembangkitan
listrik
menggunakan kalor yang dihasilkan dari reaksi
rantai terbatas yang dilakukan dalam suatu
reaktor nuklir. Ada 3 jenis reaktor nuklir yang
dikenal, yaitu:
17

a. Reaktor air ringan. Menggunakan air


ringan (H2O) sebagai moderator (zat
yang dapat mengurangi energi kinetik
neutron).
b. Reaktor air berat. Menggunakan D2O
sebagai moderator.
c. Reaktor Pembiak (Breeder Reactor).
Menggunakan bahan bakar uranium,
tetapi tidak seperti reaktor nuklir
konvensional, reaktor ini menghasilkan
bahan terfisikan lebih banyak daripada
yang digunakan.
FUSI INTI
Fusi inti (nuclear fusion) atau reaksi fusi adalah
proses penggabungan inti kecil menjadi inti
yang lebih besar. Reaksi ini relatif terbebas dari
masalah pembuangan limbah.
Dasar bagi penelitian pemakaian fusi inti untuk
produksi energi adalah perilaku yang
diperlihatkan jika dua inti ringan bergabung atau
berfusi membentuk inti yang lebih besar dan
lebih stabil, banyak energi yang akan dilepas
selama prosesnya.
Fusi inti yang terus-menerus terjadi di matahari
yang terutama tersusun atas hidrogen dan
helium.
Reaksi fusi hanya terjadi pada suhu yang sangat
tinggi sehingga reaksi ini sering dinamakan
reaksi termonuklir. Suhu di bagian dalam
matahari mencapai 15 jutaoC!!!!!!
Aplikasi Fusi Inti yang telah dikembangkan
adalah bom hidrogen.
PENGGUNAAN RADIOISOTOP
Radioisotop adalah isotop suatu unsur yang
radioaktif yang memancarkan sinar radioaktif.
Isotop suatu unsur baik yang stabil maupun
radioaktif memiliki sifat kimia yang sama.
Radioisotop dapat digunakan sebagai perunut
(untuk mengikuti unsur dalam suatu proses yang

menyangkut
senyawa
atau
sekelompok
senyawa) dan sebagai sumber radiasi /sumber
sinar.
Berikut
beberapa
contoh
penggunaan
radioisotop dalam berbagai bidang:
1. Bidang kimia
Teknik perunut dapat dipakai untuk mempelajari
mekanisme berbagai reaksi kimia seperti
esterifikasi dan fotosintesis.
Penetapan struktur senyawa kimia seperti ion
tiosulfat.
Analisis pengenceran isotop dan analisis
pengaktifan
neutron
(dalam
bidang
perminyakan, pengendalian polusi, obat-obatan,
geologi, elektronika, kriminologi, oseanografi
dan arkeologi).
2. Bidang kedokteran
Isotop natrium-24 digunakan untuk mengikuti
peredaran darah dalam tubuh manusia ,
mempelajari kelainan pada kelenjar tiroid
dengan isotop I-131, menentukan tempat tumor
otak dengan radioisotop fosfor, Fe-59 untuk
mengukur laju pembentukan sel darah merah.
Kobalt-60 digunakan untuk pengobatan kanker,
teknetium-99 untuk alat diagnostik gambaran
jantung, hati dan paru-paru pasien.
3. Bidang pertanian
Radiasi gamma dapat digunakan untuk
memperoleh bibit unggul dan radiisotop fosfor
untuk mempelajari pemakaian pupuk oleh
tanaman.
4. Bidang Industri
Untuk mendeteksi kebocoran pipa yang ditanam
dalam tanah atau beton, menentukan keausan
atau keroposan yang terjadi pada bagian
pengelasan antar logam,
5. Penentuan umur batuan atau fosil
sumber:
http://antunikimia.blogspot.com/2009/05/redoks
-dan-elektrokimia.html

18

Anda mungkin juga menyukai