Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH BAHASA INDONESIA

DIKSI
OLEH:
KELOMPOK XV

ANGGOTA:
Sulastri

1610612046

Halimatus Syadiyah

1610612075

Rika Marlinda

1610612013

Rhike Gempitema

1610611078

Haryanti Syafitri

1610612052

Danisa Herviani Putri

1610612183

DOSEN
Dr. Evita yani

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Harus diakui saat ini orang sering mengesampingkan pentingnya penggunaan bahasa, terutama
dalam tata cara pemilihan kata atau diksi. Kita pun sering mengalami kesalahan. Hal itu terjadi
karena kita tidak mengetahui pentingnya menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Penggunaan diksi sangat penting agar terciptanya komunikasi yang efektif. Hal itu agar
terciptanya komunikasi yang efektif dan efisien dan untuk menghindari kesalah pahaman saat
berkomunikasi. Manusia merupakan makhluk sosial sehingga kita tidak dapat terlepas dari
berkomunikasi dengan sesama dalam setiap aktivitas kehidupan. Tetapi tidak jarang pula ketika
sedang berkomunikasi lawan komunikasi saat berkomunikasi mengalami kesulitan menangkap
informasi, hal ini terjadi karena kata yang digunakan kurang tepat ataupun rancu sehingga
menimbulkan kesalahpahaman. Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan
penentu keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilihmemilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan
informasi yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi
namun juga digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi)
mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih. Dalam makalah
ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari
baik. Hal itu dilakukan untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi saat berkomunikasi.
1.2 Rumusan masalah
- Pengertian diksi atau pilihan kata
- Pembagian diksi atau pilihan kata
- Kaidah pemakaian diksi
1.3 Tujuan
- Mengetahui pengertian diksi
2

- Mampu menggunakan bahasa yang tepat dalam berkomunikasi.

BAB II
Isi
2.1 Pengertian Diksi
Diksi adalah ketepatan kata. Penggunaan ketepatan pilihan kata ini dipengaruhi oleh kemampuan
pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui,memahami,menguasai,dan
menggunakan sejumah kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat
sehingga mampu mengomunikasikannya secara efektif kepada pembaca atau pendengarnya.
Indikator ketepatan kata ini,antara lain: (1) mengomunikasikan gagasan berdasarkan pilihan kata
yang tepat dan sesuai berdasarkan kaidah bahasa Indonesia, (2) menghasilkan komunikasi
puncak ( yang paling efektif ) tanpa salah penafsiran atau salah makna, (3) menghasilkan respon
pembaca atau pendengar sesuai dengan harapan penulis atau pembicara, dan (4) menghasilkan
target komunikasi yang diharapkan.
2.2 Jenis Diksi
Jenis diksi menurut Keraf, (1996: 89-108) adalah sebagai berikut.
a. Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata (makna itu menunjuk pada
konsep, referen, atau ide). Denotasi juga merupakan batasan kamus atau definisi utama suatu
kata, sebagai lawan dari pada konotasi atau makna yang ada kaitannya dengan itu. Denotasi
mengacu pada makna yang sebenarnya. Contoh makna denotasi: Rumah itu luasnya 250 meter
persegi. Ada seribu orang yang menghadiri pertemuan itu.
b. Konotasi adalah suatu jenis makna kata yang mengandung arti tambahan, imajinasi atau nilai
rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan atau asosiasi-asosiasi, dan biasanya bersifat
emosional yang ditimbulkan oleh sebuah kata di samping batasan kamus atau definisi utamanya.
Konotasi mengacu pada makna kias atau makna bukan sebenarnya. Contoh makna konotasi:
Rumah itu luas sekali. Banyak sekali orang yang menghadiri pertemuan itu.

c. Kata abstrak adalah kata yang mempunyai referen berupa konsep, kata abstrak sukar
digambarkan karena referensinya tidak dapat diserap dengan pancaindera manusia. Kata-kata
abstrak merujuk kepada kualitas (panas, dingin, baik, buruk), pertalian (kuantitas, jumlah,
tingkatan), dan pemikiran (kecurigaan, penetapan, kepercayaan). Kata-kata abstrak sering
dipakai untuk menjelaskan pikiran yang bersifat teknis dan khusus.
d. Kata konkrit adalah kata yang menunjuk pada sesuatu yang dapat dilihat atau diindera secara
langsung oleh satu atau lebih dari pancaindera. Katakata konkrit menunjuk kepada barang yang
actual dan spesifik dalam pengalaman. Kata konkrit digunakan untuk menyajikan gambaran yang
hidup dalam pikiran pembaca melebihi kata-kata yang lain. Contoh kata konkrit: meja, kursi,
rumah, mobil dsb.
e. Kata umum adalah kata yang mempunyai cakupan ruang lingkup yang luas, kata-kata umum
menunjuk kepada banyak hal, kepada himpunan, dan kepada keseluruhan. Contoh kata umum:
binatang, tumbuh-tumbuhan, penjahat, kendaraan.
f. Kata khusus adalah kata-kata yang mengacu kepada pengarahanpengarahan yang khusus dan
konkrit. Kata khusus memperlihatkan kepada objek yang khusus. Contoh kata khusus: Yamaha,
nokia, kerapu, kakak tua, sedan.
g. Kata ilmiah adalah kata yang dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan
ilmiah. Contoh kata ilmiah: analogi, formasi, konservatif, fragmen, kontemporer.
h. Kata populer adalah kata-kata yang umum dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik oleh
kaum terpelajar atau oleh orang kebanyakan. Contoh kata popular: bukti, rasa kecewa, maju,
gelandangan.
i. Jargon adalah kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam bidang
seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-kelompok khusus lainnya. Contoh jargon:
sikon (situasi dan kondusi), pro dan kon (pro dan kontra), kep (kapten), dok (dokter), prof
(professor).
j. Kata slang adalah kata-kata non standard yang informal, yang disusun secara khas, bertenaga
dan jenaka yang dipakai dalam percakapan, kata slang juga merupakan kata-kata yang tinggi atau
murni. Contoh kata slang: mana tahan, eh ketemu lagi, unyu-unyu, cabi.
4

k. Kata asing ialah unsur-unsur yang berasal dari bahasa asing yang masih dipertahankan bentuk
aslinya karena belum menyatu dengan bahasa aslinya. Contoh kata asing: computer, cyber,
internet, go public.
l. Kata serapan adalah kata dari bahasa asing yang telah disesuaikan dengan wujud atau struktur
bahasa Indonesia. Contoh kata serapan: ekologi, ekosistem, motivasi, music, energi.
2.3 Kaidah pemakain Diksi
1) membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat,denotasi yaitu kata yang bermakna
lugas dan tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi dapat menimbulkan makna yang
bermacam-macam,lazim digunakan dalam pergaulan,untuk tujuan estetika, dan kesopanan.
2) membedakan secara cermat makna kata yang hamper bersinonim,kata yang hampir
bersinonim, misalnya: adalah,ialah,yaitu,merupakan, dalam pemakaiannya berbeda-beda.
3)

membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya,misalnya: inferensi

(kesimpulan) dan intenferensi (saling mempengaruhi), sarat (penuh,bunting) dan syarat


(ketentuan).
4)

tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri,jika

pemahamanbelum dapat dipastikan, pemakaian kata harus menemukan makna yang tepat dalam
kamus, misalnya: modern sering diartikan secara subjektif canggih menurut kamus modern
berrati terbaru atau mtakhir; canggih berarti bayak cakap, suka menganggu, banyak mengetahui,
bergaya intelektual,
5) menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memaham maknyanya secara tepat,
misalnya: dilegalisir seharusnya dilegalisasi, koordinir seharusnya koordinasi,
6) mengunakn kata-kata idioatik beradasarkan susunan (pasangan) yang benar, mislanya: sesuai
bagi seharusnya sesuai dengan,
7) menggunakan kata umum dan kata khusus, secara cermat. Untuk mendapatkan pemahaman
yang spesifik karangan ilmiah sebaiknya menggnkan kata khsus, misalnya: mobil (kata
umum)corolla (kata khusus, sedan buatan Toyota).

8) menggunakan kata yag berubah makna dengan cermat, misalnya: isu (berasal dari bahasa
inggris issue berarti publikasi, kesudahan, perkara) isu (dalam bahasa Indonesia berarti kabar
yang tidak jelas asal-usulnya, kabar angina, desas-desus),
9) menggunakan dengan ermat kata bersinonim (misalnya: pria dan laki-laki, saya dan aku, serta
buku dan kitab); berhomofoni (misalnya: bang dan bank, ke tahanan dan ketahanan); dan
berhomografi (misalnya: apel buah, apel upacara; buku ruas, buku kitab).
10) menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat, kata abstrak (konseptual,
misalnya: pendidikan, wirausaha, dan pengobatan modern) dan kata konkret atau kata khusus
(misalnya: mangga, sarapan, dan berenang).

Anda mungkin juga menyukai