Anda di halaman 1dari 8

NAMA

STAMBUK

: IRMAWATI M.
: A25114042

Tugas Kimia Industri


SABUN
1. Sejarah
Sabun yang

berasal

dari

bahasa

India/Hindi

adalah surfaktan yang

digunakan

dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak. Banyak sabun
merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak
atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80
100 C melalui suatu proses yang dikenal dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa,
menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti minyak
zaitun.
Sabun pertama kali dibuat dari lemak yang dipanaskan dengan abu. Sekitar tahun 2800 SM para
ahli arkeologi dari kota Babylonia kuno menemukan bejana dari tanah liat yang didalamnya terdapat
sabun. Pada tahun yang sama, orang Mesir kuno sudah mandi menggunakan sabun. Hal ini diketahui dari
dokumen Ebers Papyrus tentang orang Mesir, yaitu pada tahun 1500 SM yang mengatakan bahwa sabun
yang mereka pakai pada saat itu berasal dari campuran minyak hewan dan minyak tumbuhan dengan
campuran garam. Mereka menggunakan sabun selain untuk mandi juga untuk perawatan kulit.
Pabrik sabun pertama kali berdiri pada abad ke-7 di negara Eropa (Italia, Spanyol, dan Perancis).
Dalam proses pembuatannya mereka dijaga ketat oleh tentara, karena formulanya di anggap sebagai
sebuah rahasia. Kemudian sekitar tahun 1608 pembuatan sabun dikembangkan oleh negara Amerika.
Sabun pertama kali dipatenkan pada tahun1791 oleh seorang kimiawan dari Perancis yang
bernama Nicholas Leblanc. Dimana pada saat itu Leblanc membuat sabun dari soda abu (Natrium
Karbonat) dari garam. Setelah Leblanc membuat sabun dari soda abu, lalu teman Leblanc yang berasal
dari negara Perancis membuat sabun dan lemak, gliserin dan asam lemak. Setelah itu, seorang ahli kimia
berkebangsaan Belgia, bernama Ernest Solvay membuat sabun secara modern dengan proses amonia.
Pada abad ke-19 sabun menjadi barang yang mahal, sehingga dikenakan pajak yang tinggi.
Kemudian setelah pajak untuk memproduksi sabun dan biaya produksi sabun semakin murah,
sabun menjadi suatu hal yang umum bagi masyarakat karena produksi sabun semakin meningkat dan
berkembang. Setelah itu, pada tahun 1970-an sabun cair ditemukan.
Berikut ini adalah ringkasan dari penemuan berbagai jenis sabun :
1950-an

Pencuci piring otomatis bubuk

Sabun pencuci baju cair, pencuci piring tangan dan produk pembersih serba guna

Deterjen dengan pemutih oksigen

1960an

Pracuci kotoran dan penghilang noda

Bubuk pencuci baju dengan enzim

Prarendam dengan enzim

1970an

Sabun cuci tangan cair

Pelembut kain (ditambah lembaran dan putaran cuci)

Produk multifungsi (contoh, deterjen dengan tambahan pelembut kain)

1980an

Deterjen untuk pencucian dengan air dingin

Pencuci piring otomatis cair

Pencuci baju konsentrat bubuk

1990an

Deterjen bubuk dan cair ultra (superkonsentrat)

Pelembut kain ultra

Pencuci piring otomatis gel

Produk pencuci baju dan pembersih refil

2. Proses Pembuatan
Pada umumnya, alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun pada umumnya hanya NaOH dan
KOH, namun kadang juga menggunakan NH4OH. Sabun yang dibuat dengan NaOH lebih lambat larut
dalam air dibandingkan dengan sabun yang dibuat dengan KOH. Sabun yang terbuat dari alkali kuat
(NaOH, KOH) mempunyai nilai pH antara 9,0 sampai 10,8 sedangkan sabun yang terbuat dari alkali
lemah (NH4OH) akan mempunyai nilai pH yang lebih rendah yaitu 8,0 sampai 9,5.
Sabun dapat dibuat melalui proses berikut :

a. Pada proses batch


Pada proses ini lemak atau minyak dipanaskan dengan alkali (NaOH atau KOH) berlebih dalam
sebuah ketel. Jika penyabunan telah selesai, garam garam ditambahkan untuk mengendapkan sabun.
Lapisan air yang mengaundung garam, gliserol dan kelebihan alkali dikeluarkan dan gliserol diperoleh
lagi dari proses penyulingan. Endapan sabun gubal yang bercampur dengan garam, alkali dan gliserol
kemudian dimurnikan dengan air dan diendapkan dengan garam berkali-kali. Akhirnya endapan direbus
dengan air secukupnya untuk mendapatkan campuran halus yang lama-kelamaan membentuk lapisan
yang homogen dan mengapung. Sabun ini dapat dijual langsung tanpa pengolahan lebih lanjut, yaitu
sebagai sabun industri yang murah. Beberapa bahan pengisi ditambahkan, seperti pasir atau batu apung
dalam pembuatan sabun gosok. Beberapa perlakuan diperlukan untuk mengubah sabun gubal menjadi
sabun mandi, sabun bubuk, sabun obat, sabun wangi, sabun cuci, sabun cair dan sabun apung (dengan
melarutkan udara di dalamnya).
b. Pada proses kontinu
Pada proses ini lemak atau minyak hidrolisis dengan air pada suhu dan tekanan tinggi, dibantu
dengan katalis seperti sabun seng. Lemak atau minyak dimasukkan secara kontinu dari salah satu ujung
reaktor besar. Asam lemak dan gliserol yang terbentuk dikeluarkan dari ujung yang berlawanan dengan
cara penyulingan. Asam-asam ini kemudian dinetralkan dengan alkali untuk menjadi sabun.
Diagram Alir

Continous process for fatty acid, soap and detergen


Dari diagram alir di atas, maka dapat diuraikan proses pembuatan sabun, yaitu sebagai berikut :

Bahan baku berupa trigliserin masuk ke dalam kolom hidrolizer dengan penambahan katalis ZPO,
akan terjadi proses hidrolisis dengan ditambahkannya uap air panas yang masuk pada suhu 230-250C
dan tekanan 40-45 atm, sehingga trigliserin terpisah menjadi asam lemak dan triglserin. Reaksi yang
terjadi yaitu :

(RCOO)3C3H5 + 3H2O 3RCOO.H + C3H5(OH)3


Asam lemak yang terbentuk lalu dimasukkan ke dalam flash tank agar suhunya turun dan asam

lemak yang dihasilkan menjadi lebih pekat, kemudian dimasukkan ke kolom high vacuum still hingga
proses destilasi, pada proses ini asam lemak akan menguap sedangkan zat yang tidak diharapkan akan
keluar melalui bawah kolom.
Uap asam lemak yang terbentuk kemudian dilewatkan ke dalam cooler sehingga dihasilkan asam
lemak yang berbentuk pasta murni lalu produk ini disimpan dalam holding tank. Pada proses pembuatan
sabun, bahan baku merupakan lemak yang dipompakan ke dalam mixer, lalu ditambahakn NaOH dan
diaduk dengan kecepatan tinggi sehingga terjadi proses saponifikasi atau penyabunan. Reaksi yang terjadi
adalah :

R.COO.H +NaOH RCOO.Na + H2O


Lalu dimasukkan ke dalam blender dengan kecepatan rendah agar campuran homogeny, Pada

blender terjadi pencampuran dengan bahan-bahan lain yang dibutuhkan, seperti parfum, TCC, dan
sebagainya. Kemudian produk sabun telah jadi, dan untuk finishing diteruskan dengan dipompa melalui
jalur dipanaskan ke bar sabun untuk sabun batangan dengan menggunakan tekanan, untuk menghasilkan
detergen menggunakan pengering semprot sehingga diperoleh sabun berupa serbuk atau bubuk , dan
untuk sabun cair yang dikeluarkan dari bagian bawah alat secara langsung kemudian diikuti dengan
operasi pengemasan.

Proses Pembuatan Deterjen

Sulfonasi
Alkilbenzen ini diperkenalkan terus menerus ke sullfonator dengan jumlah yang diperlukan dari
oleum. Suhu harus dijaga sekitar 55C. Lemak alkohol lemak dan oleum lebih banyak dimasukkan
ke dalam campuran tersulfonasi mixture.The kemudian dipompa ke sulfater (juga harus beroperasi
arroun50-55C).

Penetralan
Produk tersulfonasi-sulfat adalah dinetralkan dengan larutan NaOH bawah suhu dikontrol untuk
mempertahankan fluiditas dari bubur surfaktan. Bubur surfaktan dilakukan untuk penyimpanan.

Uraian proses :
Bubur surfaktan, tripolyphostphate natrium dan sebagian besar aditif lain-lain dimasukkan ke
dalam Crutcher. Sejumlah besar air akan dihapus dan paste dikentalkan oleh reaksi natrium
tripolyphostphate hidrasi.
Campuran dipompa ke lantai atas di mana ia disemprotkan di bawah tekanan tinggi ke dalam menara
semprot 24m tinggi, bertentangan dengan udara panas dari tungku. Butiran kering dari bentuk dan ukuran
diterima dan kepadatan yang cocok terbentuk. Granul kering dipindahkan ke lantai atas dengan kehidupan
udara yang mendingin mereka dari 115C dan menstabilkan butiran. Mereka kemudian dipisahkan dalam
angin topan, disaring, wangi dan dikemas.
3. Pemanfaatan
a. Dalam industri
Seperti yang kita ketahui bersama, pemanfaatan utama dari sabun adalah digunakan
sebagai alat membersihkan yang serba guna dalam industri rumah tangga. Semua kegunaan itu
tergantung dari jenis sabunnya, sabun mandi, sabun cuci piring, sabun cuci pakaian, sabun
pembersih lantai, dan sebagainya.
Semakin berkembangnya teknologi, sabunpun sekarang ini lebih banyak bervariasi. Sabun
telah menjadi suatu kebutuhan dalam bidang kecantikan. Telah banyak perusahaan-perusahaan
kosmetik yang memproduksi berbagai jenis sabun kecantikan.
b. Dalam kehidupan sehari-hari
Seorang ahli kimia menyatakan bahwa pada abad ke-19, jumlah sabun yang digunakan
oleh sebuah bangsa merupakan tolok ukur yang akurat tentang kemakmuran dan peradaban
bangsa itu. Pada zaman dahulu, sabun merupakan barang mewah yang dapat menjadi tolak ukur
kekayaan seseorang.
Pada zaman sekarang ini, sabun tidak lagi menjadi sebuah barang mewah, tetapi menjadi

sebuah kebutuhan, terutama dalam hal mandi. Berikut adalah beberapa manfaat dari sabun mandi :
Membersihkan kulit tubuh dari debu, kotoran dan keringat.

Menjaga kelembaban kulit tubuh agar tidak kering.


Membuat tubuh jadi lebih wangi.
Menyegarkan kulit tubuh agar terasa lebih nyaman.
Menjaga kulit agar tetap sehat.
Selain untuk mandi, sabun juga digunakan dalam berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari

yaitu sebagai berikut :


1. Pembasmi serangga
Selama berabad-abad, sabun juga telah digunakan sebagai pestisida, zat pembunuh hama
pada tanaman. Namun, jangan menggunakan lebih dari 2 sendok makan sabun ke dalam 3,8 liter
air karena terlalu banyak sabun bisa mematikan tumbuhan. Zat yang terdapat pada sabun bisa
merusak sel membran serangga, mematikannya dengan membuat mereka dehidrasi.
2. Pembersih lantai kayu
Sabun juga bisa Anda gunakan untuk membersihkan lantai yang terbuat dari kayu.
Namun, sabun harus berbahan alami dan mengandung banyak emolien, sabun dengan kandungan
emolien sangat baik untuk membersihkan lantai kayu rumah sehingga membuatnya mengkilap.
3. Pelicin karat
Gosokkan sabut pada mur atau baut yang berkarat untuk membuatnya kembali berfungsi
dengan baik. Bisa juga Anda pergunakan untuk engsel pintu yang engselnya berderit. Pakailah
sabun untuk melicinkan engselnya dan meredam bunyinya.
4. Pembersih bahan kulit
Sabun kuda atau pelana merupakan bahan zaman dulu yang bisa digunakan untuk
membetrsihkan bahan-bahan kulit. Anda bisa membuatnya dengan cara mencampurkann bahanbahan, seperti 56 gram minyak jojoba, 56 gram minyak zaitun, 28 gram parutan atau irisan sabun,
84 gram air, dan 28 gram alkohol. Panaskan minyak jojoba, zaitun, dan sabun dengan suhu
medium. Setelah semuanya mencair, angkat dari kompor dan tambahkan air serta alkohol. Setelah
itu, aduk hingga semua bahan tercampur rata. Olahan ini bisa bertahan hingga 6 bulanjika Anda
meletakkannya di dalam toples dengan tutup yang rapat.
5. Pencuci pakaian
Hampir setiap orang mencuci bajunya dengan menggunakan detergen. Jika Anda memiliki
kualitas air rumah yang baik, maka hasil yang diperoleh akan lebih baik saat mencuci pakaian.
6. Pembersih kaca
Sabun juga bisa Anda gunakan untuk membersihkan kaca yang baru. Setelah itu, Anda bisa
membersihkannya dengan cuka. Saat kaca dibersihkan dengan sabun, hasilnya nampak bersih dan
tidak kusam.
7. Anti kutu pada hewan peliharaan
Sabun dan air bisa Anda gunakan untuk membasmi kutu pada hewan peliharaan di mana
kutu akan luruh bersama air setelah bulu hewan disabuni. Namun, jangan lupa juga untuk

menyisir bagian kepala hewan saat disabuni. Tujuannya adalah agar kutu tidak berpindah ke
bagian yang tidak terkena sabun.
8. Mengendurkan Ritsleting yang Macet
Jika ritsleting Anda macet, gosok bagian-bagian sepanjang ritsleting tersebut dengan
menggunakan sabun. Sabun bertindak sebagai bahan pelumas.
9. Menghilangkan Bau Mobil
Tempatkan potongan kecil sabun dengan aroma wangi favorit Anda di dalam kantong dan
gantungkan di kaca spion mobil.
10. Mencegah Peralatan Masak Menghitam
Jika hendak berkemah, lebih baik Anda menggosokkan sabun pada peralatan masak,
terutama yang terbuat dari besi, sebelum memasak dengan menggunakan tungku api. Anda pun
akan terkejut bahwa `tanda-tanda` peralatan akan menghitam tidak muncul.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul. 2015. Makalah Industri Sabun dan Deterjen. http://dokumen.tips. Diakses tanggal 20 Februari
2016.

Aufa, Jazaul. 2015. Bukan Cuma Buat Mandi, Ini 4 Fungsi Lain dari Sabun. http://lifestyle.liputan6.com.
Diakses tanggal 20 Februari 2016.
Moci. 2012. Manfaat Sabun dalam Kehidupan. http://ciricara.com. Diakses tanggal 20 Februari 2016.
Oktaviana, Aliyah Indah. 2015. Makalah Industri Sabun, Deterjen dan Gliserin. http://dokumen.tips.
Diakses tanggal 20 Februari 2016.
Otivriyanti, Geby. 2014. Paper Industri Pabrik Sabun. http://www.slideshare.net. Diakses tanggal 20
Februari 2016.
Rachmat. 2016. Sabun. https://id.wikipedia.org. Diakses tanggal 20 Februari 2016.
Wahid. 2013. Makalah Industri Sabun dan Deterjen.
Februari 2016.

https://www.scribd.com. Diakses tanggal 20

Anda mungkin juga menyukai