Anda di halaman 1dari 5

CONTOH KASUS:

Ibu Pratiwi, berusia 47 tahun, suku Bali, beragama Hindu, pendidikan SMP,
mata pencaharian sebagai tukang jarit, diagnose medis gagal ACKD, klien merupakan
anak pertama dari 5 bersaudara. Sejak pagi klien jatuh, kesadaran kompos mentis,
GCS 15, pernapasan 24x/menit, tekanan darah 130/90, suhu 370C. pasien mengalami
edema. Klien sebelumnya rutin melakukan pemerriksaan tekanan darahnya di
puskesmas desa setempat. Saat pasien di rawat inap di rumah sakit, salah satu
keluarga pasien membawa air dalam guci. Setelah ditanya ternyata air tersebut telah
diberi doa atau mantra dari orang pintar, kemudian akan diminumkan pada pasien dan
beranggapan bahwa dengan hal tersebut dapat mempercepat penyembuhan pasien.
PEMBAHASAN KASUS:
Kondisi ibu Pratiwi saat ini mengalami gangguan kelebihan volume cairan,
data pendukungnya adalah tanda-tanda vital sign diatas dan edema. Saat kita
mengetahui perilaku keluarga tersebut, maka sebagai seorang perawat harus
melakukan analisis data dan menentukan prinsip rencana tindakan keperawatan
transkultural. Prinsip yang dipakai adalah negosiasi budaya. Hal tersebut dikarenakan
pemberian cairan yang berlebih akan membahayakan kesehatan pasien dan
memperlambat penyembuhan pada pasien. Prinsip negosiasi budaya ini bersifat
membantu, mendukung dan memungkinkan budaya tertentu beradaptasi atau
bernegosiasi demi status kesehatan yang menguntungkan. Diagnosa keperawatan
transkultural : Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan system
nilai yang diyakini, ditandai dengan :

DO : keluarga pasien membawa air 1 guci untuk di berikan kepada pasien.

DS : keluarga pasien mengatakan bahwa air tersebut sudah diberi doa atau
mantra-mantra oleh orang pintar.

1.

TUJUAN

Setelah diberikan penjelasan oleh perawat, pasien dan keluarga pasien


diharapkan:

Memahami penyakit yang

diderita pasien, sebab, anjuran dan

pengobatannya.

Mengerti pentingnya dan kegunaan pengobatan yang dianjurkan oleh


dokter dan perawat.

Memahami dampak pengobatan tradisional yang dilakukan.

Menerima dan memahami penjelasan dari perawat tentang dampak


pengobatan tradisional atas dasar kepercayaannya.

2.

Menerima tindakan dengan prinsip Cultural care accommodation.

KRITERIA HASIL
Setelah 2 kali pertemuan klien dapat menceritakan persepsinya tentang
pengobatan tradisional dan menerima modifikasi yang akan diterapkan oleh
perawat.

3.

RENCANA INTERVENSI / TINDAKAN KEPERAWATAN


a) Kaji dan klarifikasi tingkat pengetahuan pasien dan keluarga
b) Beri kesempatan klien dan keluarga untuk mengekspresikan budayanya:
terkait pengobatan tradisional yang dilakukan pasien dan keluarga
c) Hargai persepsi pasien klien dan keluarga tentang budayanya
d) Beri sikap empathy pada klien dan keluarga
e) Jelaskan sesuai kondisi pasien dan keluarga tentang pengaruh cairan
dalam tubuh pasien
f) Modifikasi pengobatan tradisional dengan cara: ambil satu sendok makan
air yang telah diberikan doa oleh dukun kemudian bersama pasien dan
keluarga diminumkan ke pasien (prinsip Cultural Care Accommodation)
g) Dukung keluarga untuk mengikuti anjuran perawat dengan memberikan
cairan tersebut satu sendok makan setiap hari
h) Observasi kondisi fisiologis dan psikologis pasien dan keluarga setiap hari

CONTOH KASUS :
Dian, gadis berusia 20 tahun berasal dari Tabanan, bersama keluarganya
datang ke instalansi gawat darurat RSU Tabanan dengan keluhan sesak dengan RR 30

kali permenit, Nadi 88 kali permenit. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik klien
menderita asma bronchial dan harus menjalani rawat inap. Sesaat kemudian ayahnya
datang membawa sesajen berupa canang, banten dan dupa dan meletakannya di
bawah tempat tidur pasien. Hal tersebut menjadikan polusi udara, memperberat
penyakit dan kondisi pasien. Ayahnya percaya bahwa sesajen tersebut dapat
mempercepat kesembuhan klien dan dapat mengusir hal-hal yang negative.
PEMBAHASAN KASUS
Perawat professional yang bertanggung jawab merawat dian sebaiknya cepat
mengambil tindakan, data yang diperoleh lakukan clusterikasi dan tentukan diagnose
keperawatannya. Praktik ritual yang dilakukan oleh ayah pasien membahayakan
kesehatan pasien dan lingkungan sehingga prinsip tindakan keperawatan yang harus
dilakukan perawat adalah Culture Care Repatterning on Restructuring. Tindakan dan
keputusan professional ini bersifat membantu, mendukung, dan memungkinkan
pasien merubah cara hidup mereka untuk pola baru yang secara budaya berarti dan
memuaskan.
Diagnose keperawatan transkultural: Distress cultural/gangguan spiritual
berhubungan dengan batasan atau pencegahan praktik ritual keagamaan atau budaya
di rumah sakit.
Ditandai dengan ;
DO : Keluarga klien membawa sesajen yang mengeluarkan asap di kamar pasien dan
meletakkannya di bawah tempat tidur pasien.
DS : Keluarga pasien mengatakan bahwa sesajen tersebut dapat mempercepat
kesembuhan pasien.

I. TUJUAN
Setelah diberi penjelasan oleh perawat :

1. Klien dan keluarga menerima dan memahami penjelasan dari perawat tentang
dampak dari sesajen.
2. Klien menerima tindakan dengan prinsip Culture Care Repatterning on
Restructuring)
II. KRITERIA HASIL

Setelah dua kali pertemuan klien dapat menerima perubahan yang akan
diterapkan perawat.

Mengidentifikasi alternative untuk membentuk pola koping.

III. RENCANA INTERVENSI ATAU TINDAKAN KEPERAWATAN

Kaji seberapa jauh keyakinan pasien dan keluarga.

Anjurkan keluarga klien menyalakan sesaji di rumah dan mendoakan dari


rumah.

Kaji individu terhadap perubahan-perubahan yang baru dialami klien.

Gali pengertian individu tentang masalah-masalah dan pengharapannya pada


pengobatan dan hasil-hasil yang diharapkan.

Tetapkan apakah keyakinan realistis atau tepat.

Pastikan hak-hak pasien untuk menolak semua atau sebagian dari aturan
pengobatan yang dianjurkan

Anda mungkin juga menyukai