Anda di halaman 1dari 5

KANKER SERVIKS

A. Pengertian
Kanker serviks adalah salah satu jenis keganasan atau neoplasma yang lokasinya terletak
di daerah serviks, daerah leher rahim atau mulut rahim (Rasjidi, 2010). Menurut Samadi
(2011) Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh dan berkembang pada serviks atau mulut
rahim, khususnya berasal dari lapisan epitel atau lapisan terluar permukaan serviks. Kanker
leher rahim/Kanker serviks termasuk dalam kategori tumor ganas yang timbul di leher rahim
wanita. Kanker ini dapat meluas ke vagina, rahim hingga indung telur (Shadine, 2012). Jadi
dapat disimpulkan bahwa kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher
rahim atau serviks yang terdapat pada bagian terendah dari rahim yang menempel pada
puncak vagina.
B. Etiologi (Penyebab)
Kanker serviks terjadi jika sel - sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tidak
terkendali, jika sel - sel serviks terus membelah, maka akan terbentuk suatu masa jaringan
yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas, jika tumor tersebut ganas maka
keadaannya disebut kanker serviks. Penyebab terjadinya kelainan pada sel - sel serviks tidak
diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap
terjadinya kanker serviks yaitu :
1. HPV ( Human Papiloma Virus )
HPV adalah virus penyebab kutil genetalis ( Kandiloma Akuminata ) yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18.
Menurut Cancernet (2001) dalam Price dan Wilson (2205) penelitian epidemiologi di
seluruh dunia menegaskan bahwa infeksi HPV adalah faktor penting dalam
perkembangan kanker servikal. Lebih dari 20 tipe HPV yang berbeda mempunyai
hubungan dengan kenker sekviks. Penelitian memperlihatkan bahwa perempuan dengan
HPV 16, 18, dan 31 mempunyai angka neoplasia intraepithelial servikal (CIN) yang lebih
tinggi. Penelitian terbaru memperlihatkan bahwa perempuan dengan HPV starin 18
memiliki angka mortalitas yang lebih tinggi dan prognosis yang leebih buruk.
2. Merokok
Pada wanita perokok konsentrasi nikotin pada getah servik 56 kali lebih tinggi
dibandingkan didalam serum, efek langsung bahan tersebut pada serviks adalah
menurunkan status imun lokal sehingga dapat menjadi kokarsinogen infeksi virus. Pada

prinsipnya nikotin mempermudah semua selaput lender sel-sel tubuh bereaksi atau
terangsang. Terutama pada tenggorokan, paru-paru dan leher rahim/serviks. Semakin
banyak nikotin yang dihisap maka semakin banyak yang diserap oleh tenggorokan, akibat
semakin besar kemungkinan tiga organ itu terkontaminasi sehingga menyebabkan kanker
(Shadine, 2012).
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini ( kurang dari 18 tahun).
Wanita dengan aktivitas seksual dini, misalnya sebelum usia 16 tahun, mempunyai risiko
lebih tinggi karena pada usia itu terkadang epitel atau lapisan dinding vagina dan serviks
belum terbentuk sempurna. Hal ini bisa terjadi karena belum sempurnanya keseimbangan
hormonal sehingga lapisan terluar dari lapisan epitel (epitelsuperfisialis) vagina belum
terbentuk sempurna. Hal ini menyebabkan gampangnya timbul lesi/luka mikro di
vaginaatau serviks sehingga gampang pula terjadi infeksi , termasuk infeksi oleh virus
HPV, penyebab kanker serviks (Samadi, 2011).
4. Berganti - ganti pasangan seksual.
5. Suami atau pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia 18
tahun, berganti - berganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita
kanker serviks.
6. Paritas Tinggi.
Semakin tinggi risiko pada wanita dengan banyak anak, apalagi dengan jarak persalinan
yang terlalu pendek. Dari berbagai literature yang ada, seorang perempuan yang sering
melahirkan (banyak anak) termasuk golongan risiko tinggi untuk terkena penyakit kanker
leher rahim. Dengan seringnya seorang ibu melahirkan, maka akan berdampak pada
seringnya terjadi perlukaan di organ reproduksinya yang akhirnya dampak dari luka
tersebut akan memudahkan timbulnya Human Papilloma Virus (HPV) sebagai penyebab
terjadinya penyakit kanker leher rahim (Eka, 2009).
7. Pemakaian DES ( Diethilstilbestrol ) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran.
8. Penggunaan Antiseptik.
Menurut Diananda (2007) Kebiasaan pencucian vagina dengan menggunakan obatobatan antiseptik maupun deodoran akan mengakibatkan iritasi di serviks yang
merangsang terjadinya kanker
9. Pemakaian Pil KB.
Kontrasepsi oral yang dipakai dalam jangka panjang yaitu lebih dari lima tahun dapat
meningkatkan resiko relatif 1,53 kali. WHO melaporkan resiko relative pada pemakaian
kontrasepsi oral sebesar 1,19 kali dan meningkat sesuai dengan lamanya pemakaian.
10. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamedia menahun.

11. Golongan ekonomi lemah. Dikaitkan dengan ketidakmampuan dalam melakukan tes pap
smear secara rutin dan pendidikan yang rendah. ( Dr imam Rasjidi, 2010 )
C. Manifestasi Klinis
Tanda tanda dini kanker servik kebanyakan tidak menimbulkan gejala, akan tetapi dalam
perjalanannya akan menimbulkan gejala seperti :
1. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis jaringan.
2. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama ( 75% - 80% ).
3. Perdarahan yang terjadi diluar senggama (tingkat II dan III)
4. Perdarahan spontan saat defekasi.
5. Perdarahan spontan pervaginam
Pada tahap lanjut keluhan berupa : (Sarwono)
1. Cairan pervaginam yang berbau busuk
2. Nyeri panggul
3. Nyeri pingang dan pinggul
4. Sering berkemih
5. Buang air kecil dan besar yang sakit
6. Gejala penyakit redidif (nyeri pinggang, edema kaki unilateral, dan obstruksi ureter)
7. Anemia akibat pendarahan berulang.
8. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut syaraf.
D. Pengobatan
Jenis pengobatan kanker serviks sangat tergantung pada tingkat keparahan penyakit. Pada
stadium I-IIA, kanker hanya menyerang bagian leher rahim, sementara pada stadium IIB
menjalar daerah sekitarnya. Pada stadium III B, kanker menyerang bagian dinding panggul
dan pada stadium IVA, lubang anus dan saluran kencing mulai terserang. Pada stadium yang
paling berbahaya, IVB, kanker telah menyebar ke organ lain seperti hati dan paru-paru.
Untuk mengatasi pra-kanker atau masih dalam stadium dini, dapat dilakukan dengan
pengobatan :
a. Cryotherapy, sel abnormal dimatikan dengan sejenis alat pendeteksi logam yang
mengandung cairan nitrogen. Tekhnik ini tidak mengganggu kesuburan sehingga masih
terbuka peluang untuk hamil di kemudian hari.
b. Terapi Laser, sel abnormal dipanskan dengan sinar laser agar tidak aktif lagi dan tidak
berkembang lagi. Terapi ini juga tidak mempengaruhi kesuburan.
c. Cone biopsy, terapi ini menggunakan sejenis pisau laser (cold knife cone biopsy) atau
LEEP (loop electrosurgical excision procedure) untuk mengangkat bagian sel abnormal
yang berbentuk kerucut (cone)

Jika telah memasuki stadium lanjut harus diatasi dengan terapi yang memiliki risiko tidak
bisa memiliki keturunan lagi:
a. Radioterapi adalah cara paling sering dilakukan untuk pengobatan kanker serviks.
Radioterapi juga sangat cocok untuk segala kanker serviks di awal dan lanjut stadium.
Radioterapi sendiri adalah penggunaan radiasai pengion yang diberikan pada penderita
kankers dengan mematikan sel kanker sesuai dosis pada volume tumor. Radiasi akan
merusak sel kanker dan menghambat pembelahan sel. Pemberian radiasi pada penderita
kanker serviks disesuaikan dengan ukuran, luas, tipe dan stadium tumor. Meskipun
dianggap sebagai pengobatan kanker serviks yang sangat baik akan tetapi memiliki efek
samping pada perubahan tubuh yaitu kulit, rambut. Gangguan yang mungkin terjadi
adalah infeksi kandung kemih.
b. Histerektomi, yakni tindakan pembedahan untuk mengangkat rahim yang tak bisa
diselamatkan lagi agar kanker tidak menyebar ke organ tubuh lain.
c. Histerektomi radikal, yakni tindakan pembedahan yang tidak hanya untuk mengangkat
rahim tapi juga bagian lain di sekitarnya yang telah terserang kanker.
d. Kemoterapi, jika kanker telah menyebar ke luar panggul, dianjurkan menjalani
kemoterapi. Terapi ini dilengkapi dengan penggunaan oat-obatan untuk mematikan selsel kanker (Shadine, 2012). Untuk mengobati kanker serviks, kemoterapi bisa digabung
dengan radioterapi. Untuk kanker stadium akhir. Kemoterapi dilakukan untuk
memperlambat penyebaran dan mengurangi gejala yang muncul. Pengobatan ini sering
disebut

sebagai

kemoterapi

paliatif.

Kemoterapi

memakai

obat-obatan

untuk

menghancurkan sel kanker. Berbeda dengan radioterapi atau operasi yang berdampak
pada bagian tertentu saja, kemoterapi akan berdampak pada seluruh tubuh. Obat ini
mengincar sel yang tumbuh dan berkembang biak dengan cepat, terutama sel kanker. Tapi
sel sehat yang berkembang biak dengan cepat juga bisa terpengaruh.
E. Pencegahan
Beberapa cara praktis yang dapat Anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
1. Miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk merangsang
sistem kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena, vitamin A, C, dan E,
dan asam folat dapat mengurangi risiko terkena kanker leher rahim

2. Hindari merokok. Banyak bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat meningkatkan


risiko terkena kanker serviks.
3. Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun.
4. Hindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk mencegah dan
menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.
5. Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.
6. Secara rutin menjalani tes Pap smear secara teratur. Saat ini tes Pap smear bahkan sudah
bisa dilakukan di tingkat Puskesmas dengan harga terjangkau.
7. Alternatif tes Pap smear yaitu tes IVA dengan biaya yang lebih murah dari Pap smear.
Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV.
8. Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV.
9. Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini dapat
dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya untuk
membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit.

Anda mungkin juga menyukai