Oleh:
OLEH :
I PUTU ADITYA WARDANA
NIM : P07120015088
TINGKAT 1.3
DIII KEPERAWATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2016
1. Gambaran Kasus :
Ny. D, berusia 29 tahun masuk ke unit keperawatan onkologi dengan keluhan nyeri
pelvic dan pengeluaran cairan pervagina. Hasil pemeriksaaan Pap Smear didapatkan
menderita Ca Cerviks stadium II dan telah mengalami Histerektomy radikal dengan
bilateral salpingo-oophorectomy.
Riwayat kesehatan masa lalu : jarang melakukan pemeriksaan fisik secara teratur. Ny D
mengatakan bahwa tidak pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Tinggi badan
5 kaki 4 inci dan BB 89 pound. Biasanya dia memiliki BB 110 pound. Dia seorang
perokok dan menghabiskan kurang lebih 2 pak sehari dan berlangsung selama 16 tahun.
Dia sudah memiliki 2 orang anak.
2. Pengkajian keperawatan transkultural
I. Identitas pasien
Nama pasien: Ny. D , Umur : 29 tahun, diagnose medis : Ca Cerviks stadium II dan
telah mengalami Histerektomy radikal dengan bilateral salpingo-oophorectomy (saat
ini).
II. Data biokultural
Pasien menderita Ca Cerviks stadium II, saat ini BB pasien 89 pound biasanya
memiliki BB 110 pound dikarenakan nyeri pelvic dan pengeluaran cairan pervagina.
a. Faktor teknologi
Pasein mengunakan teknologi modern dirumahnya , namun pasien
tidak
keluarga biasanya mengatasi sakitnya dengan diberi air suci yang sudah dimantrai
oleh pembuka agama.
c. Faktor social dan keterikatan keluarga
Pasien sudah menikah dan sudah memiliki 2 orang anak, pasien tinggal di rumah
bersama suami dan kedua orang anaknya, pekerjaan pasien adalah seorang ibu
rumah tangga. Hubungan pasien dengan keluarganya terjalin dengan baik, dan
tetangga maupun kerabat keluarga dari kedua pihak sering mengunjungi pasien.
Pasien memiliki grup ibu-ibu yang sering mengadakan arisan.
d. Faktor nilai budaya dan gaya hidup
Pasien biasa berkomunikasi dengan lawan jenisnya, namun pasien menolak untuk
diperiksa oleh lawan jenis, pasien memiliki pantangan untuk tidak mengonsumsi
daging babi. Pasien adalah seorang perokok aktif dan menghabiskan kurang lebih
2 pak sehari dan berlangsung selama 16 tahun, pasien jarang melakukan
pemeriksaan fisik secara teratur. Tidur pasien tidak teratur maksimal 6 jam setiap
hari.
e. Faktor kebijakan dan hukum
Sangsi aturan dan kebijakan yang dianut pasien diatur oleh pemuka agama sesuai
dengan per grupnya. Keluarga pasien hanya boleh berkunjung pada jam
berkunjung yang telah ditentukan.keluarga yangboleh menunggu pasien hanya
satu orang saja. Pasien melakukuan pembayaran di rumah sakit tanpa tanggungan
apapun .
f. Faktor ekonomi
Mata pencarian klien sebagai ibu rumah dengan kebutuhan yang tercukupi namun
mempengaruhi untuk megeluarkan uang lebih untuk membeli rokok perhari 2
bungkus. Pasien dirawat di rumah sakit dengan tabungan sendiri tanpabantuan
dari asuransi, JKBM dan tanggungan apapun.
g. Faktor pendidikan
Pasien yang tamatan SMA kurang memahami dan mengerti bagaimana cara untuk
menjaga kesehatan dapat dilihat dari rokok yang dihabiskan kurang lebih 2 pak
sehari dan berlangsung selama 16 tahun sampai akhirnya mengidap suatu
penyakit yang menggangu kondisi kesehatannya.
3. Diagnosa Keperawatan Transkultural
Menegakan diagnose keperawatan transkultural berdasar
DATA
NANDA
Masalah
Etiologi
DS : 1. Pasien mengatakan
menggunakan
air
suci
agama
untuk
menyembuhkan sakitnya.
2. Pasien mengatakan
tidak mau diperiksa oleh
lawan jenis.
DO : 1. Pasien tampak
Ketidakpatuhan dalam
pengobatan
B.
C.
Analisi data
P = Ketidakpatuhan dalam pengobatan
E = Sistem nilai yang diyakini
Rumusan Diagnosa Keperawatan Lintas budaya
1.
Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang
diyakini.
4. Rencana Tindakan Keperawatan Transkultural
N
Hari/T
DX
anggal
Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
Selasa
1.Ketidakpat
10 Mei uhan
2016
Setelah
1.
dalam dilakukan
pengobatan
asuhan
berhubungan
keperawatan
dengan
selama 1 x 24
system
diharapkan
masalah
ketidakpatuhan
dalam
pengobatan
dapat
klarifikasi
dan 1.Memudahka
tingkat n penyesuaian
pengetahuan pasien
nilai jam
yang diyakini
Kaji
teratasi
dengan criteria
hasil :
1.Pasien
mengerti
2. beri kesempatan
klien dan keluarga
untuk
informasi dan
komunikasi
yang
bermanfaat
mengekspresikan
budayanya : terkait
pengobatan
bagi pasien.
2.Memberikan
tradisional
yang hak
pasien
prosedur.
hargai
persepsi 3.Menghargai
pentingnya
pengobatan
pada
pasien
5.
dan 4.Penghayatan
pemberiat
dalam
Modifikasi
melakukan
tindakan
agar
2.Pasien
pengobatan
memahami
tradisional
dampak
cara
pengobatan
tradisional
dengan
: ambil satu
kepercayaan
pasien
didapatkan.
kemudiadiberikan
kepada
pasien
(prinsip
cultural
care
and
budaya klien.
care
accomodation
Tanggal
NO Dx
/waktu
Kep
Tindakan
Respon
Tanda
Tangan
1.
Selasa
1.Mengkaji
10 mei
2016
10.00
dan
keluarga
untuk mengekspresikan
budayanya
terkait
pengobatan tradisional
1
16.00
bersemangat
mengekspresikan
budayanya.
1
20.00
1. Menghargai persepsi
klien
dan
keluarga
tentang budayanya
pengobatan tradisional
2.
: ambil
Rabu,
11Mei
2016
08.00
10.00
mengutarakan
pendapatnya.
1.Modifikasi
dengan cara
dan
mau
meneruskan instruksidari
perawat.
diberikan
care
and
accomodation)
* Pasien tampak lebih
1.Mengkaji perubahan tenang
dengan
budaya
klien
dan
merasa
untuk termotivasi.
motivasi
menerima perubahan.
2.Mendukung keluarga
untuk
mengikuti
cairan
tersebutsatu
sendok
Keluarga
pasien
mengerti
dan
akan
melakukan
instruksidari
Hari/ Tanggal
Evaluasi
O
1.
Tanda
Tangan
Rabu
2016
11
DAFTAR PUSTAKA
Perry and Poter . 2001. Fundamental of Nursing: Concept, Process, and Practice, Philadelpia:
Mosby.
Soerjono Soekanto.2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Marilynn E. Doenges, Mary Frances Moorhouse, Alince C. Geissler. 2006 . Rencana Asuhan
Keperawatan. , EGC. Jakarta.
Ali, Zidin.2006. Pengantar Keperawatan Keluarga.Jakarta.EGC.
Suprajitno.2003. Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta: EGC.
Mengetahui
Pembimbing praktik
Mahasiswa
Mengetahui
Pembimbing Akademik