PENDAHULUAN
Dalam
upaya
peningkatan
kualitas
perencanaan
program
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Langkah-Langkah Sebelum Penentuan Prioritas Masalah
Masalah merupakan suatu kesenjangan antara apa yang
diharapkan (expected) dan apa yang aktual terjadi (observed).
Idealnya semua permasalahan yang timbul harus dicari jalan
keluarnya. Namun, karena keterbatasan sumber daya, dana, dan
waktu menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan
sekaligus, untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas.
Setelah merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan
prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah
didapatkan dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif,
subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang cukup.
Penetapan prioritas dinilai oleh sebagian besar manager
sebagai inti proses perencanaan. Langkah yang mengarah pada titik
ini, dapat dikatakan sebagai suatu persiapan untuk keputusan penting
dalam penetapan prioritas. Sekali prioritas ditetapkan, langkah
berikutnya dapat dikatakan merupakan gerakan progresif menuju
pelaksanaan. Dalam penentuan prioritas, aspek penilaian dan
kebijaksanaan banyak diperlukan bersama-sama dengan kecakapan
unik untuk mensintesis berbagai rincian yang relevan. Hal ini
merupakan bagian dari proses perencanaan yang biasanya dikatakan
paling naluriah. Namun, penetapan prioritas mungkin dapat jauh
lebih bermanfaat dibandingkan dengan langkah-langkah lain bila
dibuat eksplisit dan menjadi tindakan yang ditentukan secara jelas.
Keterampilan utama yang diperlukan dalam penentuan
prioritas adalah menyeimbangkan variabel-variabel yang memiliki
hubungan kuantitatif yang sangat berbeda dan dalam kenyataannya
terletak dalam skala dimensional yang berbeda pula. Terlalu sering
kerawanan
Perhatiannya
mengendalikan
ada
masalah-masalah
pada
ketersediaan
penyakit-penyakit
atau
kesehatan
metode
tertentu.
teknis
kondisi-kondisi
untuk
yang
memerlukan perhatian.
Keterbatasan paling serius di Negara berkembang yang
bahkan mungkin seringkali lebih berat dari pada kerangka kerja
administratif untuk menyediakan pelayanan dan personil yang
diperlukan. Para ekonom memberi penekanan khusus pada biaya.
Hal ini biasanya merupakan kendala akhir yang menentukan apa
yang akan dilakukan, ongkos-ongkos relatif berbagai program
pengendalian harus diseimbangkan. Kebijakan penting dalam
menyeimbangkan ongkos perencanaan kesehatan umumnya adalah
menyediakan pelayanan kesehatan ke masyarakat secara maksimum
dari pada memberikan pelayanan dengan mutu tertinggi kepada
sekelompok kecil masyarakat.
Perencanaan kesehatan harus mengembangkan keterampilan
dalam semua disiplin ilmu yang diperlukan agar dapat melakukan
mengindahkan
semua
usaha
pada
pengukuran
dan
aspek
kebijaksanaan
bersama-sama
banyak
diperlukan
penilaian
dan
dengan
memberikan
penekanan
terlalu
banyak
pada
satu
dimensi.
Terdapat perbedaan dari cara penetepan prioritas pada
seorang ahli epidemiologi, administrator dan ahli hukum. Seorang
ahli epidemiologi cenderung untuk menilai penetapan prioritas
terutama
sebagai
suatu
masalah
penentuan
mortalitas
dan
cenderung
mengkaji
prioritas
terutama
dalam
Amerika
Latin
sebagai
kerawanan
masalah-
Status Pelayanan
Kondisi Penyulit
Kesehatan
Indikator
Daerah 1
Daerah 2
Indikator
Daerah 1
Daerah 2
Indikator
Daerah 1
Daerah 2
pusat,
angka-angka
itu
menjadi
dasar
pengembangan
cara
pendekatan
yang
dilakukan
dalam
rasa
sakit
dan
rasa
tidak
aman
yang
ditimbulkan
10
pertanyaan
yang
sudah
ditentukan
sebelumnya.
11
Pengumpulan data
Untuk dapat menetapkan prioritas masalah kesehatan, perlu
tersedia data yang cukup. Untuk itu perlu dilakukan pengumpulan
data. Data yang perlu dikumpulkan adalah data yang berkaitan dengan
lingkungan, perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan, termasuk
keadaan
geografis,
keadaan
pemerintahan,
kependudukan,
Pengolahan Data
Setelah data telah berhasil dikumpulkan, maka data tersebut
harus diolah, maksudnya adalah menyusun data yang tersedia
sedemikian rupa sehingga jelas sifat-sifat yang dimiliki oleh masingmasing data tersebut. Teknik dalam melakukan pengolahan data yang
dikenal ada tiga macam, yaitu secara manual, elektrik, dan mekanik.
3.
Penyajian Data
12
prioritas
masalah
ada
beberapa
2.
Pertimbangan politik
3.
Persepsi masyarakat
4.
13
prioritas
merupakan
proses
mengidentifikasi
14
ini
dilakukan
karena
disebabkan
oleh
pertimbangan
sumberdaya, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
15
1. Dot Voting
Masing-masing anggota kelompok diberikan sejumlah votes
dengan menggunakan stiker titik-titik warna. Aturan mainnya adalah,
masing-masing orang mendapat sejumlah titik yang menunjukkan VA dari
jumlah item. Pemilahan dan penggabungan ide-ide dapat ditunda sampai
selesainya voting, jadi waktu tidak akan terbuang percuma untuk
mendiskusikan item-item dengan prioritas rendah. Voting ulang dapat
dilakukan
beberapa
kali
bersamaan
dengan
pemilihan
dan
Consensus decision
Metode ini paling banyak menyita waktu, namun penting karena
16
suatu
proses
yang
kompleks.
Seseorang
tidak
dapat
17
dalam
penyusunan prioritas?
6. Apakah terdapat fokus pada kebutuhan masyarakat yang utama sebagai
penentu kunci dalam penyusunan prioritas?
Dalam menentukan prioritas, terdapat beberapa pertanyaan petunjuk
(guidance question) yang dapat digunakan, yaitu:
1. Apa prioritas utama berdasarkan pemikiran dan kebutuhan yang
diidentifikasi selama analisis situasi?
2. Apa yang kita ketahui mengenai prioritas-prioritas tersebut?
3. Apakah sumber daya tersedia dan dapat diakses untuk menjalankan
prioritas tersebut?
4. Apakah ada orang, kelompok, atau organisasi lain yang lebih mampu
melaksanakan prioritas tersebut?
5. Siapa yang sudah atau sedang terlibat dalam pekerjaan berkaitan
dengan prioritas tersebut?
6. Siapa partner yang potensial?
18
diperlukan
bersama-sama
dengan
kecakapan
unik
untuk
mensintesis berbagai rincian yang relevan. Hal ini merupakan bagian dari
proses perencanaan yang biasanya dikatakan paling naluriah. Namun,
penetapan prioritas mungkin dapat jauh lebih bermanfaat dibandingkan
19
Mulai dari program yang dibutuhkan, bukan dari berapa jumlah dana
yang dimiliki. Jadi pertanyaan yang harus dijawab adalah apa yang
2.
perlu kita lakukan bukan kegiatan apa yang dapat kita biayai
Mengkomunikasikan perlunya penetapan prioritas dan berfokus pada
3.
4.
5.
6.
masyarakat
7. Melibatkan sumber daya manusia dari luar/eksternal
20
21
22
Emergency
kematian.
Greetes member
Expanding scope
Feasibility
Policy
23
politik
Benefit
(SB) : banyak
sedikitnya
masalah
tersebut
M . I .V.C
24
Contoh Tabel :
NO MASALAH
1
Masalah 1
Masalah 2
S
3
3
RI PCo PCl SB
3
5
1
3
3
3
1
3
1
25
Nilai
45
11
d.
Masalah 2
1
3
3
5
25
Metode Hanlon
Metode ini memberikan cara untuk membandingkan berbagai masalah
kesehatan dengan cara yang relatif, tidak absolut/mutlak, memiliki kerangka,
sederajat, dan objektif. Dalam buku Public Health: Administration and
Practice (Hanlon and Pickett, Times Mirror/Mosby College Publishing) dan
Basic Health Planning (Spiegel and Hyman, Aspen Publishers), metode
Hanlon memiliki tiga tujuan utama:
1. Memungkinkan para pengambil keputusan untuk mengidentifikasi
faktor-faktor eksplisit yang harus diperhatikan dalam menentukan
prioritas
2. Untuk mengorganisasi faktor-faktor ke dalam kelompok yang memiliki
bobot relatif satu sama lain
3. Memungkinkan faktor-faktor agar dapat dimodifikasi sesuai dengan
kebutuhan dan dinilai secara individual.
Proses penentuan kriteria diawali dengan pembentukan kelompok
yang akan mendiskusikan, merumuskan dan menetapkan kriteria. Sumber
informasi yang dipergunakan dapat berasal dari :
1.
2.
3.
4.
26
dijadikan
pertimbangan
maka
kanker
paru-paru,
kerongkongan, dan kanker mulut dapat dianggap sebagai satu. Jika akan
dibuat lebih banyak penyakit yang juga dipertimbangkan, penyakit
cardiovascular mungkin juga dapat dipertimbangkan. Nilai maksimal dari
komponen ini adalah 10. Keputusan untuk menentukan berapa ukuran
atau besarnya masalah biasanya merupakan konsensus kelompok.
2. Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah
Kelompok harus mempertimbangkan faktor-faktor yang mungkin
dan menentukan tingkat keseriusan dari masalah. Sekalipun demikian,
angka dari faktor yang harus dijaga agar tetap pada nilai yang pantas.
Kelompok harus berhati-hati untuk tidak membawa masalah ukuran atau
27
28
29
A Acceptability
Apakah masyakarat dan/atau target populasi akan menerima bahwa
masalah tersebut ditangani?
R Resources
Apakah tersedia sumber daya untuk mengatasi/menangani masalah
tersebut
L Legality
Apakah hukum yang berlaku saat ini mengijinkan masalah tersebut
ditangani.
Komponen-komponen ini diterjemahkan kedalam dua formula
(rumus) yang memberikan nilai numerical yang memberikan prioritas
utama bagi penyakit/kondisi dengan nilai tertinggi.
Basic Priority Rating atau Nilai Dasar Prioritas: (BPR) > BPR =
(A+B) C/3
Overall Priority Rating atau Nilai Prioritas Keseluruhan (OPR) >
OPR = [(A+B)C/3] x D
Perbedaan dari dua rumus akan semakin jelas saat Komponen D
(PEARL) dideskripsikan. Masing-masing faktor ini dipertimbangkan,
dan penilaian untuk masing masing faktor PEARL adalah 1 untuk setiap
jawaban iya dan 0 jika jawabannya tidak.
Saat
penilaian
lengkap,
seluruh
angka
dikalikan
untuk
30
e.
A:
pada
ketersediaan
metode/cara/teknologi
serta
L:
Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam
pemecahan yang dibahas.
Contoh Tabel :
NO
1
2
3
4
5
6
7
MASALAH
Masalah 1
Masalah 2
Masalah 3
Masalah 4
Masalah 5
Masalah 6
Masalah 7
C
3
2
3
1
1
4
5
A
2
3
1
3
2
2
3
R
1
2
3
4
3
2
31 1
L
2
3
1
1
4
1
3
NILAI
12
36
9
12
24
16
45
RANK
5
2
7
6
3
4
1
2.
3.
b.
Tentukan skor atau nilai yang akan diberikan pada tiap masalah
berdasarkan kesepakatan bersama
Misal : telah disepakati bersama skor atau nilai yang diberikan adalah
1-5, dengan ketentuan sebagai berikut :
Nilai 1 = sangat tidak menjadi masalah
Nilai 2 = tidak menjadi masalah
32
2.
Contoh Tabel
33
3.
Objektifitas
hasil
peringkat
masalah
kurang
bisa
34
suara dengan jumlah yang sama dengan separuh dari masalah kesehatan
yang ada dalam daftar masalah. (misalnya jika sepuluh masalh tetap
pada daftar, setiap peserta dapat melemparkan lima suara).
4. Pengulangan
Langkah ketiga tersebut tetap diulang sampai prioritas masalah
menjadi lebih sempit dan disesuaikan dengan jumlah yang diinginkan
Contoh Multi Voting:
35
Pimpinan USG
36
Daftar hadir
Kalkulator.
d) Peserta
Sebelum melakukan pemilihan atau seleksi untuk peserta, beberapa
hal yang perlu dijelaskan oleh pimpinan atau yang akan memimpin
pelaksanaan metode USG, yaitu
38
untuk
2. Klarifikasi masalah
a. Lakukan klarifikasi masalah yang telah diidentifikasi dalam rangka
menentukan prioritas masalah
b. Setiap anggota dimintai penjelasan (klarifikasi) maksud dari masalah
yang dikemukakannya.
c.Setelah diklarifikasi, maka tulis masalah hasil dari klarifikasi tersebut
3. Membandingkan antar masalah
a.
masalah A
Lembar
Aspek Urgency
A=3
B=3
Flipchart
C=0
D= 1
E=3
Aspek Seriousness
A=3
B=3
C=0
D= 1
E=3
Hasil Skoring
Masalah Urgency Seriousness
A
3
339
B
3
3
C
0
0
D
1
1
E
3
3
Aspek Growth
A=3
B=3
C=0
D=1
E=3
Growth
3
4
0
1
2
Total
9
10
0
3
8
40
1.
Kelebihan
a. Merupakan pandangan orang banyak dengan kemampuan sama
sehingga dapat dipertanggung-jawabkan.
b. Diyakini bahwa hasil prioritas dapat memberikan hasil yang obyektif.
c. Identifikasi dapat dilanjutkan, terutama untuk penyelesaian dalam
bentuk penyelasaian dengan pengelolaan manajemen atau tidak.
2. Kekurangan
a.
b.
Metode Delbeque
Metode Delbeque adalah metode dimana penetapan prioritas
masalah dilakukan melalui kesepakatan sekelompok orang yang tidak
sama keahliannya. Oleh karena itu diperlukan penjelasan terlebih
dahulu untuk meningkatkan pengertian dan pemahaman peserta tanpa
mempengaruhi peserta, sehingga mereka mempunyai persepsi yang
sama terhadap masalah-masalah yang akan dibahas. Lalu diminta untuk
mengemukakan beberapa masalah. Masalah yang banyak dikemukakan
adalah prioritas masalah.
Adapun caranya adalah sebagai berikut:
41
ini
dikembangkan
pertama
kali
oleh
Rand
kepada
pemimpin
kelompok/pembuatan
keputusan.
Kelemahan cara ini adalah waktunya yang relatif lebih lama
dibandingkan dengan metode
43
metode
estimasi
beban
masalah di atas
kerugian
dengan
cara
44
Efek NGT
NGT telah terbukti meningkatkan satu atau lebih dimensi
efektifitas dari pengambilan keputusan kelompok. Mengharuskan
individu untuk menuliskan ide-idenya secara tenang/diam dan
independen sebelum diskusi kelompok menambah solusi yang didapat
45
46
47
pengaruh
masing-masing
anggota
sehingga
48
49
c. Mendiskusikan ide
Setiap ide yang telah dicatat kemudian didiskusikan untuk
menentukan kejelasan dan kepentingannya. Untuk masing-masing
ide, moderator menanyakan Apakah ada pertanyaan atau komentar?
Langkah
ini
memberikan
kesempatan
bagi
anggota
untuk
anggota
secara
individual
memberi
suara
untuk
50
menempatkan
criteria
sesuai
dengan
51
52
kedua
adalah
kita
mengelompokkan
mereka
53
prioritas tersebut.
c. Mengidentifikasi kekuatan dari berbagai sudut berbeda.
d. Memberikan kesempatan bagi pihak lain untuk mencerna
informasi yang diberikan dan memberi masukan sehingga dapat
dilakukan penyesuaian terhadap keputusan yang akan diambil.
e. Secara hati-hati mempekerjakan staff yang akan mengumpulkan
dan menginterpretasikan informasi. Sediakan pelatihan apabila
diperlukan.
54
BAB III
KESIMPULAN
Analisis situasi, Identifikasi dan prioritas masalah kesehatan
merupakan salah satu bagian dari proses perencanaan. Dalam analisis
situasi, kita berurusan dengan informasi yang mencerminkan masalahmasalah yang adalah di lapangan. Masalah yang kerap terjadi di sini adalah
orang terbiasa dengan informasi rutin untuk pelaporan. Mereka biasa
memahami maksud dari data selain berkaitan dengan target kegiatan. Data
terbiasa dipakai untuk mengukur hasil. Padahal data bisa digunakan untuk
memahami lebih jauh tentang apa yang tidak beres dengan program. Yang
penting adalah Manager kesehatan bisa memilah-milah mana yang harus ia
56
57
dapat dikaji dan diatasi selama proses perencanaan agar tercapai prioritas
masalah yang benar-benar harus diatasi sesegera mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pasinringi, Syahrir A. Perencanaan Pelayanan Kesehatan. 2002. Makassar.
FKM Unhas. Available from :
http://www.scribd.com/doc/2908460/
Perencanaan-Pelayanan-Kesehatan.
2. Nangi, Moh.Guntur. Problem Solving Kesehatan Masyarakat. 2010.
Available
from
:
http://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&cd=1&ved=0CBQQFjAA&url=http%3A%2F
%2Fmohamadguntur.files.wordpress.com%2F2010%2F03%2Fproblemsolving-kes
3. Azwar, Azrul. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga. 1996.
Jakarta
58
59