Anda di halaman 1dari 6

PRAKTEK EKONOMI SYARIAH

PADA MASA UTSMAN BIN AFFAN


Paper
Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Pada Mata Kuliah Ekonomi Islam
Dosen Pengampu : AM. Muh. Khafidz Mashum, M.Ag.

Disususn Oleh

Alief Reza Kurnia C

(2013113036)

Saadi

(2013113037)

Ainun Majid

(2013113039)

Tiwi Yuliani

(2013113040)

Siti Mukrimah

(2013113044)

Erni Ernawati

(2013113051)

Venny Yulliani

(2013113056)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


JURUSAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN)
PEKALONGAN
2014
1

PRAKTEK EKONOMI SYARIAH


PADA MASA UTSMAN IBN AFFAN (23 H - 35 H / 644 M 656
M)
Pendahuluan
Para khulafaurrasyiddin adalah penerus kepemimpinan
Nabi Muhammad SAW. Karenanya kebijakan mereka tentang
perekonomian pada dasarnya adalah melanjutkan dasar-dasar
yang dibangun Rasulullah SAW.

Setelah Khalifah sebelumnya

yaitu Umar bin Khattab membentuk sebuah tim yang terdiri dari
enam orang untuk menentukan penggantinya, yaitu Usman bin
Affan, Saad bin Abi Waqqas, Ali bin Abi Thalib, Thalhah, Zubair
bin Al-awam, Abdurrahman bin Auf. Akhirnya diputuskan Usman
bin Affan sebagai khalifah ke tiga.
Dalam pemerintah Utsman ibn Affan komposisi kelas sosial
di dalam masyarakat berubah demikian cepat, yang kemudian
juga menimbulkan berbagai permasalahan sosial politik yang
berbuah konflik. Tidak mudah pula mengakomodasi orang kota
yang cepat kaya karena adanya peluang-peluang baru yang
terbuka menyusul ditaklukannya provinsi-provinsi baru.1
A. Masa Enam tahun pertama pemerintahan Khalifah
Utsman ibn Affan
1. Dalam bidang Fiskal dan Infrastruktur
Permasalahan ekonomi dimasa khalifah Usman bin Affan
(47 SH-35 H/ 577-656M) semakin rumit, sejalan dengan
semakin luasnya wilayah Negara Islam. Pemasukan Negara
1 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam Universitas
Islam Yogyakarta dan Bank Indonesia, Ekonomi Islam (Jakarta:Raja
Grafindo Persada, 2014) hlm. 104.

dari zakat, jizyah, dan juga rampasan perang semakin besar.


Pada enam tahun pertama kepemimpinanya, Balkh, Kabul,
Ghazni Kerman, dan Sistan ditaklukan. Untuk menata
pendapatan baru, kebijakan Umar diikuti. Tidak lama Islam
mengakui empat kontrak dagang setelah Negara-negara
tersebut ditaklukan, kemudian tindakan efektif diterapkan
dalam rangka mengembangkan sumber daya alam. Aliran
air

digali,

jalan

dibangun,

pohon-pohon,

buah-buahan

ditanam dan keamanan perdagangan diberikan dengan cara


pembentukan organisasi kepolisian tetap.
Di Mesir, ketika angkatan laut Byzantium memasuki
mesir, kaum muslim diawal pemerintahan Usman mampu
mengerahkan 200 kapal dan memenangkan peperangan
laut yang hebat. Demikian, kaum muslimin membangun
supremasi kelautan di wilayah mediteriania. Laodicea dan
wilayah semenanjung Syria, Tripoli, dan barca di afrika utara
menjadi pelabuhan pertama Negara Islam. Sementara itu,
biaya pemeliharaan angkatan laut sangat tinggi yang
semuanya menjadi bagian dari beban pertahanan diperiode
ini.2
2. Pengelolaan Sistem Ekonomi
Khalifah Utsman ibn Affan tidak mengambil upah dari
kantornya, sebaliknya ia meringankan beban pemerintah
dalam hal-hal yang serius bahkan ia menyimpan uangnya di
bendahara

negara.

Hal

tersebut

menimbulkan

kesalahpahaman dengan bendahara Baitul Mal Abdullah ibn


Irqam.3

Khalifah

pemberian

bantuan

Utsman
dan

mempertahankan

santunan

serta

sistem

memberikan

2Ibid.

sejumlah besar uang kepada masyarakat yang berbedabeda.

Meskipun

meyakini

prinsip

persamaan

adalah

kebutuhan pokok masyarakat namun Utsman ibn Affan


memberikan bantuan yang berbeda pada tingkat yang lebih
tinggi. Dengan demikian, dalam proses pendistribusian harta
Baitul Mal, Khalifah Utsman ibn Affan menerapkan prinsip
keutamaan seperti halnya Umar ibn Al-Khattab.
Untuk

meningkatkan

pengeluaran

di

bidang

pertahanan dan kelautan, meningkatkan dana pensiun, dan


pembangunan

berbagai

wilayah

taklukan

baru

negara

membutuhkan dana tambahan. Utsman ibn Affan membuat


beberapa perubahan administrasi tingkat atas sebagai
hasilnya pemasukan kharaj dan jizyah yang berasal dari
Mesir meningkat dua kali lipat yakni dari 2 juta dinar
menjadi 4 juta dinar setelah dilakukan pergantian gubernur
dari Amr kepada Abdullah bin Saad.
Utsman

ibn

Affan

juga

menerapkan

kebijakan

membagikan tanah negara kepada individu untuk tujuan


reklamasi. Hasil dari kebijakan itu yakni negara memperoleh
pendapatan 50 juta dirham atau naik 41 juta dirham jika
dibandingkan dengan pemerintahan Khalifah Umar ibn AlKhattab yang tidak membagi-bagikan tanah tersebut. 4
Khalifah Utsman ibn Affan selalu mendiskusikan tingkat
harga yang sedang berlaku dipasaran dengan seluruh kaum
Muslimin disetiap selesai melaksanakan shalat berjamaah

3 Adiwarna Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta:


Raja Grafindo Persada, 2014) hlm. 79
4 Ibid, hlm. 81

walaupun demikian tidak ada kebijakan kontrol harga pada


masa kepemimpinannya.
3. Dalam Hal Pengelolaan Zakat
Utsman ibn Affan mendelegasikan

kewenangan

menaksir harta yang dizakati kepada pemiliknya dengan


tujuan mengamankan zakat dari gangguan dan masalah
pemeriksaan

kekayaan

yang

tidak

jelas

dari

oknum

pengumpul zakat. Zakat dikenakan terhadap harta milik


setelah dipotong utang dan mengurangi zakat dari dana
pensiun. Utsman ibn Affan juga menaikkan dana pensiun
menjadi

100

dirham,

berupa

pakaian,

dan

memberikan
juga

rangsum

tambahan

memperkenalkan

tradisi

mendistribusikan makanan dimasjid untuk fakir miskin dan


musafir.5
B. Masa Enam Tahun Kedua Masa Khalifah Utsman ibn Affan
Memasuki enam tahun kedua tidak terdapat
perubahan situasi ekonomi yang signifikan. Kebijakan yang
hanya

menguntungkan keluarganya

membuat kecewa

yang mendalam pada sebagian besar kaum Muslimin. Pada


masa ini pemerintahannya diwarnai kekacauan politik yang
berakhir dengan terbunuhnya sang Khalifah.6
DAFTAR PUSTAKA
Karim, Adiwarna Azwar. 2014. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam Universitas
Islam Yogyakarta dan Bank Indonesia. 2014. Ekonomi
Islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
5 Ibid, hlm. 80
6 Ibid, hlm. 81

Anda mungkin juga menyukai