Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEMBENTUKAN SIKAP

Disusun Oleh : Kelompok 8


1.
2.
3.
4.

Bayu Adi Santoso


Evi Komalasari
Indah Amalia
Irma Widyawati

( 14 . 401 . 14 . 013 )
( 14 . 401 . 14 . 027 )
( 14 . 401 . 14 . 036 )
( 14 . 401 . 13 . 047 )

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2015
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmatNya, sehingga kelas A Diploma III

keperawatan

dapat

menyelesaikan tugas makalah Pembentukan Sikap ini, yang berlaku untuk tahun
akademik 2015/2016
Seperti diketahui Artikel Panduan Pendidikan Akademik Kesehatan
merupakan upaya yang ditempuh oleh lembaga jenjang pendidikan tinggi untuk
menyamakan persepsi antara pengelolah,dosen dan mahasiswa dalam pelaksanaan
kegiatan Akademik di lembaga tersebut.
Artikel panduan ini disusun untuk dipergunakan sebagai penuntun para
mahasiswa tentang ruang lingkup pendidikan di Akademi

Kesehatan Rustida

Banyuwangi.
Segala sesuatu yang belum tercantum dalam Artikel Panduan Pendidikan
Akademik Keperawatan ini akan diatur dan atau ditetapkan kemudian.

Krikilan, 13 September 2015

DAFTAR ISI
Halaman judul ..................................................................................................
Kata pengantar..................................................................................................

Daftar isi...........................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................

A. Latar belakang .....................................................................................


B. Rumusan masalah.................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................

1
1
1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................

A.
B.
C.
D.

Pengertian sikap....................................................................................
Cirri-ciri sikap.......................................................................................
Tahapan pembentukan sikap ................................................................
Factor yang mempengaruhi sikap.........................................................
1. Factor internal..................................................................................
2. Factor eksternal................................................................................

2
3
4
5
5
6

BAB III PENUTUP..........................................................................................

A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................

9
9

Daftar Pustaka...................................................................................................

10

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang unik karena memilki perbedaan dengan
individu lainnya. Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam psikologi
sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok.
Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian sikap, proses terbentuknya
sikap, maupun perubahan. Banyak pula penelitian telah dilakukan terhadap sikap
kaitannya denganefek dan perannya dalam pembentukan karakter dan sistem
hubungan antarkelompok.
Banyak sosiolog dan psikolog memberi batasan bahwa sikap merupakan
kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap
stimulus yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap merupakan suatu kecenderungan
untuk mendekat atau menghindar, positif atau negative terhadap berbagai keadaan
sosial, apakah itu institusi, pribadi, situasi, ide,konsep dan sebagainya. Untuk itu
Dalam makalah ini penulis akan menguraikan mengenai pengertian sikap, proses
dan komponen sikap, faktorfaktor yang mempengaruhi sikap, teori- teori tentang
sikapdan hubungan sikap dengan perilaku.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sikap ?
2. Apa saja ciri-ciri sikap ?
3. Bagaimana tahapan pembentukan sikap ?
4. Apa saja yang mempengaruhi pembentukan sikap ?
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian sikap.
2. Untuk memahami ciri-ciri dari sikap.
3. Untuk memahami tahapan-tahapan pembentukan sikap.
4. Untuk memahami hal-hal yang mempengaruhi pembentukan sikap.

BAB II
TINJAUAN TEORI PEMBENTUKAN SIKAP
A. Definisi Sikap
Sikap adalah suatu pola perilaku, tendensi, atau kesiapan antisipatif,
predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial(Panjaitan M. , 2010) yang
terdiri dari komponen kognitif, perilaku dan emosi (Unimus, 2012)sehingga
mendorong kita bertingkah laku ketika kita menyukai atau tidak menyukai sesuatu
(Poespodiharjo, 2010).
Karakterisitik dari sikap adalah mempunyai obyek psikologis tertentu
misalnya, orang, perilaku, konsep dan situasi, sikap merupakan sesuatu
kecenderungan

untuk bertindak atau berespon dengan cara tertentu apabila

berhadapan dengan stimulus tertentu, dan sikap memberikan dua arah yang
berlawanan yaitu sikap positif dan sifat negatif (Poespodiharjo, 2010). Sikap positif
merupakan perwujudan nyata dari perasaan yang memperhatikan hal-hal yang
positif, suasana jiwa yang lebih mengutamakan kegiatan kreatif daripada kegiatan
yang

menjemukan,

kegembiraan

daripada

kesedihan,

harapan

daripada

keputusasaan(Aro, Tinjauan Umum Tentang Sikap, 2013). Sedangkan sikap negatif


adalah sesuatu yang menunjukan ketidakramahan, ketidak mentenangkan, dan tidak
memiliki kepercayaan diri (Aro, Tinjauan Umum Tentang Sikap, 2013).
Obyek-obyekdari sikap adalah segala sesuatu yang ada dalam diri seseorang
sendiri, dan dapat juga berasal dari lingkungan fisik serta lingkungan sosial.
Komponen-komponen dari sikap adalah kognitif, afektif, dan konatif (Poespodiharjo,
2010). Komponen kognitif merupakan perwujudan dari apa yang dipercayai oleh
individu mengenai pendapat terutama yang menyangkut isu atau masalah yang
kontroversial(Creasoft, 2008)dan kepercayaan itu berasal dari apa yang telah dilihat
atau diketahui tentang objek sikap tersebut(UII, 2012). Sedangkan komponen afektif
adalah komponen menyangkut tentang masalah emosi individu yang mempengaruhi
perubahan-perubahan sikap seseorang.Dan maksud dari komponen konatif adalah
komponen yang berisi suatu kecenderungan individu berperilaku terhadap suatu
objek tertentu bentuk perilaku yang tidak hanya dapat dilihat secara langsung saja,
tetapi juga meliputi bentuk-bentuk perilaku yang berupa pernyataan yang diucapkan
individu(UII, 2012).

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu (Unimus, 2012):


1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan (obyek).
2. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk
menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan. Terlepas dari
pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang tersebut menerima ide itu.
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain
terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
adalah mempunyai sikap yang paling tinggi.
B. Ciri-Ciri Sikap
Ciri-ciri sikap pada dasarnya sama menurut beberapa ahli, jika diambil
kesimpulan maka ciri-ciri dari sikap yaitu sebagai berikut (Sunaryo, 2004):
a. Sikap tidak dibawa sejak lahir, tetapi dipelajari (learnability) dan dibentuk
berdasakan pengalaman dan latihan sepanjang perkembangan individu dalam
hubungan dengan objek.
b. Sikap dapat berubah-ubah dalam situasi yang memenuhi syarat untuk itu sehingga
dapat dipelajari.
c. Sikap berarti tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan dengan objek sikap.
d. Sikap dapat tertuju pada satu objek ataupun dapat tertuju pada sekumpulan atau
banyak objek.
e. Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar.
f. Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi sehingga membedakan dengan
pengetahuan.
Sikap ini muncul karena dorongan oleh citra (image) yaitu gambaran atau ide
yang ada dalam mental individu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap
merupakan faktor penentu perilaku seseorang, karena sikap berhubungan dengan
persepsi, kepribadian, dan motivasi (Erawati, 2007).
C. Tahapan Pembentukan Sikap
Sikap dapat berubah dan berkembang karena hasil dari proses belajar, proses
sosialisasi, arus informasi, pengaruh kebudayaan dan adanya pengalaman-

pengalaman baru yang dialami oleh individu. Sikap juga dapat terbentuk atau
1.

berubah melalui empat cara yaitu (Aro, 2013):


Adopsi
Adopsi yaitu kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulangulang dan terus menerus, lama kelamaan secara bertahap diserap kedalam diri
individu dan mempengaruhi terbentuknya suatu sikap. Misalnya adalah pola asuh

2.

keluarga (Maulana, 2009).


Diferensiasi
Terbentuk dan berkembangnya sikap individu karena berkembangnya intelegensi,
bertambahnya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal
yang sebelumnya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari
jenisnya. Terhadap objek tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula. Sebagai
contoh, anak yang semula takut terhadap orang yang belum dikenalnya,
berangsur-angsur mengetahui mana yang baik dan mana yang jahatsehingga mulai

3.

dapat bermaindengan orang yang disukainya (Maulana, 2009).


Integrasi
Pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai
pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal tertentu sehingga akhirnya
terbentuk sikap mengenai hal tersebut. Misalnya, mahasiswa keperawatan yang
rajin mengikuti praktik klinik, dan mengikuti seminar-seminar keperawatan,

4.

akhirnya akan bersikap positif terhadap profesi keperawatan(Maulana, 2009).


Trauma
Trauma adalah pengalaman yang terjadi secara tiba-tiba dan menegangkan yang
meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalamanpengalaman yang traumatis juga menyebabkan perubahan sikap. Sebagai
contohnya adalah, individu yang pernah sakit perus karena membeli dan makan
rujak di pinggir jalan sampai masuk rumah sakit, akan bersikap negatif terhadap

5.

makanan tersebut (Maulana, 2009).


Generalisasi
Sikap terbentuk dan berubah karena pengalaman traumatik pada individu terhadap
hal tertentu dapat menimbulkan sikap tertentu (positif atau negatif) terhadap
semua hal. Contohnya adalah ketika ada seorang pasien yang pernah mendapatkan
perawatan yang tidak profesional dari seorang perawat maka pasien tersebut
memiliki sikap yang negatif terhadap semua perawat (Maulana, 2009)
D. Faktor yang Mempengarui Pembentukan Sikap

Pembentukan dan perubahan sikap ini, membawa individu untuk tidak akan
terlepas dari norma-norma, perhatian, sikap-sikap yang telah ada serta faktor-faktor
lainnya yang telah dimiliki dan berkembang selama ini dalam kepribadian orang
tersebut(UII, 2012).
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli mengenai faktor-faktor yang dapat
merubah sikap individu, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya sikap
a.

individu dipengaruhi oleh dua faktor yaitu (Panjaitan, 2010) :


Faktor internal (individu itu sendiri) yaitu cara individu dalam menanggapi dunia luar
dengan selektif sehingga tidak semua yang datang akan diterima atau ditolak.
Faktor-faktor internal meliputi kepribadian, pengalaman pribadi, kecerdasan,

b.

harga diri, dan faktor emosional(UII, 2012).


Faktor eksternal yaitu keadaan-keadaan yang ada di luar individu yang merupakan
stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap. Faktor eksternal yang
mempengaruhi perubahan sikap adalah orang tua atau keluarga, komunikator,
interaksi lingkungan, pengaruh orang lain yang dianggap penting, kebudayaan,
media massa, serta lembaga pendidikan dan lembaga agama(UII, 2012).
1. Faktor Internal
a) Pengalaman pribadi
Tidak adanya pengalaman yang dimiliki oleh seseorang dengan suatu objek
psikologis, cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut.
Sikap akan lebih mudah terbentuk jika yang dialami seseorang terjadi dalam
situasi yang melibatkan faktor emosional. Situasi yang melibatkan emosi akan
menghasilkan

pengalaman

yang

lebih

mendalam

dan

lebih

lama

membekas(Panjaitan, 2010).
b) Faktor fisiologis
Faktor yang penting adalah umur dan kesehatan, yang menentukan sikap
individu. Contohnya adalah orang muda umumnya bersikap kurang
perhitungan dengan akal dibandingkan orang tua yang penuh kehatihatian(Panjaitan, 2010).
c) Faktor Emosional
Suatu bentuk sikap terkadang didasari oleh emosi, yang berfungsi sebagai
semacam penyaluran frustrasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan
ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu
begitufrustrasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih
persisten dan bertahan lama(Panjaitan, 2010).
d) Pengaruh orang lain yang dianggap penting (Motivasi)

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau
searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini
antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk
menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut(Panjaitan,
2010).
2. Faktor Eksternal
Faktor ini berasal dari luar individu, berupa stimulus untuk membentuk dan
mengubah sikap. Stimulus tersebut dapat bersifat langsung, misalnya individu
dengan individu, individu dengan kelompok. Dapat juga bersifat tidak langsung,
yaitu melalui perantara(Sunaryo, 2004).
a) Pengaruh Kebudayaan
Burrhus Frederic Skinner, seperti yang dikutip Azwar sangat menekankan
pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk pribadi
seseorang. Kepribadian merupakan pola perilaku yang konsisten yang
menggambarkan sejarah penguat (reinforcement) yang kita alami (Hergenhan
dalam Azwar, 2007). Kebudayaan memberikan corak pengalaman bagi
individu dalam suatu masyarakat. Kebudayaan telah menanamkan garis
pengarah sikap individu terhadap berbagai masalah(Panjaitan, 2010).
b) Media Massa
Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan
lain-lain mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan opini dan
kepercayaan individu. Media massa memberikan pesan-pesan yang sugestif
yang mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu
hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal
tersebut. Jika cukup kuat, pesan-pesan sugestif akan memberi dasar afektif
dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu (Panjaitan,
2010).
c) Lembaga Pendidikan serta Lembaga Agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai sesuatu sistem mempunyai
pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar
pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan
buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan,
diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.
Konsep moral dan ajaran agama sangat menetukan sistem kepercayaan
sehingga tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya kemudian konsep

tersebut ikut berperanan dalam menentukan sikap individu terhadap sesuatu


hal. Apabila terdapat sesuatu hal yang bersifat kontroversial, pada umumnya
orang akan mencari informasi lain untuk memperkuat posisi sikapnya atau
mungkin juga orang tersebut tidak mengambil sikap memihak. Dalam hal
seperti itu, ajaran moral yang diperoleh dari lembaga pendidikan atau lembaga
agama

sering

kali

menjadi

determinan

tunggal

yang

menentukan

sikap(Panjaitan, 2010).
d) Agama
Sementara itu Daradjat (1970) mengatakan bahwa agama yang ditanamkan
sejak kecil telah menjadi bagian dari unsur kepribadiannya akan mengatur
sikap dan perilaku seseorang secara otomatis dari dalam. Menurut Azwar
(1995) ajaran agama berperan dalam pembentukan sistem moral pada individu
yang paling berperan dalam pembentukan sistem kepercayaan dan membentuk
sikap individu serta dijadikan sebagai determinan tunggal saat individu tersebut
menghadapi hal-hal yang bersifat kontroversial (UII, 2012)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sikap adalah suatu pola perilaku, tendensi, atau kesiapan antisipatif, predisposisi
untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial yang terdiri dari komponen kognitif,
perilaku dan emosi sehingga mendorong kita bertingkah laku ketika kita
menyukai atau tidak menyukai sesuatu.
2. Sikap merupakan faktor penentu perilaku seseorang, karena sikap berhubungan
dengan persepsi, kepribadian, dan motivasi.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap si bagi menjadi dua yaitu
faktor internal yang meliputi meliputi kepribadian, pengalaman pribadi,
kecerdasan, harga diri, dan faktor emosional dan faktor eksternal yang meliputi
interaksi lingkungan, pengaruh orang lain yang dianggap penting, kebudayaan,
media massa, serta lembaga pendidikan dan lembaga agama.
B. Saran
Dalam makalah ini telah dijelaskan mengenai sikap dengan segala hal yang
menjelaskan seluk beluk sikap. Sebagai mahasiswa seharusnya kita paham
bagaimana bersikap yang pantas dalam semua lingkungan kehidupan. Dijelaskan
bahwa sikap merupakan penilaian terhadap persepsi yang telah kita buat maupun
dibuat orang lain dalam kehidupan kita. Dengan mengetahui seluk beluk sikap
diharapkan dapat menambah wawasan mengenai materi mengenai sikap dalam
kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
Bibliography
Aro, S. (2013, Agustus). Retrieved September 18, 2015, from
http://digilib.unila.ac.id/1168/8/BAB%20II.pdf
Aro, S. (2013, Agustus 11). Tinjauan Umum Tentang Sikap. Retrieved
September 18, 2015, from http://digilib.unila.ac.id/1168/8/BAB
%20II.pdf
Creasoft. (2008, Mei). Sikap. Retrieved Sepetember 18, 2015, from
https://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/sikap.pdf
Erawati, A. (2007). Jurnal Politik. Demokrasi Matisuri, 36.
Maulana, H. D. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC.
Panjaitan. (2010, April). Retrieved September 18, 2015, from
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19289/4/Chapte
r%20II.pdf
Panjaitan, M. (2010, April). Sikap. Retrieved September 18, 2015, from
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19289/4/Chapt
er%20II.pdf
Poespodiharjo, A. S. (2010). Beyond Borders : Communication
Modernity & History. Jakarta: STIKOM.
Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
UII. (2012, Agustus 5). Sikap. Retrieved Sepetember 18, 2015, from
http://arsip.uii.ac.id/files/2012/08/05.2-bab-286.pdf
Unimus. (2012, Februari). Sikap. Retrieved September 18, 2015, from
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdlkikaaldela-6006-2-babii.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai