Disusun Oleh:
SUGIATIK
14.401.14.073
JANUARI 2017
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Anemia adalah keadaan berkurangnya sel darah merah atau konsentrasi
hemoglobin (Hb) di bawah nilai normal sesuai usia dan jenis kelamin.
Anemia dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu usia, jenis kelamin, dan
populasi. Suatu anemia gravis dikatakan bila konsentrasi Hb 7 g/dL selama
3 bulan berturut-turut atau lebih. Anemia gravis dapat dikarenakan kanker,
malaria, thalassemia mayor, defisiensi besi, leukemia, dan infeksi cacing.
Anemia gravis adalah anemia apabila konsentrasi Hb 7 g/dL selama 3
bulan berturut-turut atau lebih. Anemia gravis timbul akibat penghancuran sel
darah merah yang cepat dan hebat. Anemia gravis lebih sering dijumpai pada
penderita anak-anak. Anemia gravis dapat bersifat akut dan kronis. Anemia
kronis dapat disebabkan oleh anemia defisiensi besi (ADB), sickle cell
anemia (SCA), talasemia, spherocytosis, anemia aplastik dan leukemia.
Anemia gravis kronis juga dapat dijumpai pada infeksi kronis seperti
tuberkulosis (TBC) atau infeksi parasit yang lama, seperti malaria, cacing
dan lainnya. Anemia gravis sering memberikan gejala serebral seperti
tampak bingung, kesadaran menurun sampai koma, serta gejala-gejala
gangguan jantung-paru.
B. Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan
untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat.
Selebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan,
kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.
C. Patofisiologi
1. Sickle cell anemia
Sckle cell anemia adalah gangguan hemolitik darah yang bersifat resesif
autosomal dan kronik dengan tekanan oksigen darah rendah sehingga
mengakibatkan eritrosit berbentuk bulan sabit (Miller, 1984 dalam Amri,
2006). Sickle cell anemia ditandai dengan adanya hemoglobin abnormal
yaitu hemoglobin S. Dalam tereduksi hemoglobin S mempunyai
kelarutan dan bentuk molekul yang khas yang menyebabkan perubahan
bentuk eritrosit seperti bulan sabit. Sel yang berubah bentuk ini juga
dengan cepat dihancurkan oleh sel-sel fagosit sehingga dalam jangka
panjang terjadilah anemia. (Rask, 2004).
2. Thalassemia Mayor
Thalassemia merupakan penyakit herediter yang disebabkan menurunnya
kecepatan sintesis rantai alfa atau beta pada hemoglobin. Hb
penderita dipertahankan antara 8 g/dl sampai 9,5 g/dl tidak melebihi
15 g/dl. Dengan kedaan ini akan memberikan supresi sumsum
tulang yang adekuat, menurunkan tingkat akumulasi besi, dan dapat
mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan penderita. (Modell &
Darlison, 2008)
Pada beta thalasemia mayor terdapat defisien parsial atau total
sintesis rantai betha molekul hemoglobin. Sebagai akibatnya terdapat
kompensasi berupa peningkatanan sintesis rantai alpha, sementara
produksi rantai gamma tetap aktif sehingga akan menghasilkan
pembentukan
hemoglobin yang
tidak
sempurna
(cacat).
Rantai
polipeptida yang tidak seimbang ini sangat tidak stabil dan ketika
terurai akan merusak sel darah merah (hemolisis) sehingga terjadi
anemia gravis. Untuk mengimbangi proses hemolisis, sumsum tulang
akan membentuk eritrosit dengan jumlah yang sangat berlimpah
kecuali jika fungsi sumsum tulang disupresi melalui terapi transfusi
(Hockenberry & Wilson, 2009).
3. Penderita Kanker
Terjadinya anemia pada penderita kanker (tumor ganas), dapat
disebabkan karena aktivitas sistem imun tubuh dan sistem inflamasi
yang ditandai dengan peningkatan beberapa petanda sistem imun
seperti interferon, Tumor Necrosis Factor (TNF) dan interleukin
tersebut
kecepatan
melampaui
kehilangan
kecepatan
atau
asimilasinya.
kurangnya zat besi dalam diet dapat terjadi, tetapi ditemukan penyebab
paling sering kejadian anemia pada negara berkembang adalah akibat
kehilangan besi dari tubuh seringnya diakibatkan kehilangan darah
melalui saluran cerna atau saluran kemih. (McPhee, 2006).
5. Leukemia Leukemia adalah penyakit akibat terjadinya proliferasi sel
leukosit yang abnormal dan ganas serta sering disertai adanya
leukosit
jumlah
anemia
dan
keganasan
berlebihan yang
trombositopenia
hematologik
dapat
menyebabkan
(Hidayat, 2006).
akibat
proses
terjadinya
Leukemia
neoplastik yang
adalah
disertai
kegagalan
fungsi
tulang
normal
dalam
proses
saluran
akibat cacing
tertinggi
cerna.
tambang
Prosesnya
dan
sering
Schistosoma
terjadinya perdarahan
saluran
tiba-tiba.
merupakan
cerna
dan
yang
mengalami
gangguan
gagal
penderita
anemia
gravis, mungkin
tidak
sistolik
khususnya
e. CRYOPRECIPITATE
2. Garam Besi
a. Fereous Sulfate Carbonyl Iron
b. Iron Dextran Complex
c. rric Carboxymaltose
3. Transfusi
Transfusi harus dilakukan pada pasien yang secara aktif mengalami
pendarahan dan untuk pasien dengan anemia gravis. Transfusi adalah
paliatif dan tidak boleh digunakan sebagai pengganti untuk terapi
tertentu. Pada penyakit kronis yang berhubungan dengan anemia gravis,
erythropoietin dapat membantu dalam mencegah atau mengurangi
transfusi (Anand et al, 2004).
4. Transplantasi Sumsum Tulang dan Stem Sel
5. Kedua metode ini telah dipakai oleh pasien dengan leukimia,
lymphoma, Hodgkin disease, multiple myeloma, myelofibrosis dan
penyakit aplastik. Harapan hidup pada pasien ini meningkat, dan
kelainan hematologi membaik. Alogenik transplantasi sumsum tulang
berhasil memperbaiki ekspresi fenotipik dari penyakit sel sabit dan
talasemia dan meningkatkan harapan hidup pada pasien yang berhasil
transplantasi (Maakaron, 2013).
6. Terapi Nutrisi dan Pertimbangan Pola Makanan
a. Protein
Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi
tubuh karena zat ini di samping berfungsi sebagai bahan bakar dalam
tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Asupan
protein yang adekuat sangat penting untuk mengatur integritas,
fungsi, dan kesehatan manusia dengan menyediakan asam amino
sebagai precursor molekul esensial yang merupakan komponen
dari semua sel dalam tubuh. Protein berperan penting dalam
transportasi zat besi di dalam tubuh. Oleh karena itu, kurangnya
asupan
protein
akan
mengakibatkan
transportasi
zat
besi
Di samping itu
untuk
proses
eritropoesis
di
mana
kadar
hemoglobin sebanyak
g/L
dan
menurunkan
diperlukan.
Vitamin
C juga
memiliki
peran
dalam
berfungsi
keperluan
khusus,
metabolisme
yaitu
ke
mengangkut oksigen
jaringan-jaringan
tubuh
untuk
(Provan,
hati
adalah
sumber
zat
gandum,
dan
sayur-sayuran
terutama
sayur-sayuran
pembentukan DNA
inti
sel
dan
penting
dalam
longgar
dan
sel
menjadi
lebih
besar
(megaloblast)
dalam
tubuh
sangat
sedikit
dan
tubuh.
Bila
terjadi
seperti
harus
dibatasi
sampai
besi
dapat
anak
besi telah
dibuktikan
berperan penting dalam fungsi otak dan penelitian pada hewan coba
menunjukkan
berlakunya
perubahan
perilaku
dan
fungsi
dan tidak dapat berlangsung baik bila oligodendrosit yaitu sel yang
memproduksi myelin mengalami kekurangan besi. Mielin ini penting
untuk kecepatan penghantaran rangsang. Penyebab yang kedua ialah
gangguan
metabolisme
neurotransmitter.
Hal
ini terjadi
karena
reduktase
yang
penting
untuk
fungsi
dan
metabolisme lemak dan energi otak. Semakin dini usia dan lama saat
terjadi anemia dan semakin luas otak yang terkena, akan menyebabkan
gangguan fungsi kognitif semakin permanen dan sulit diperbaiki (Lubis,
2008).
2. Penyakit Kardiovaskular
Pada keadaan anemia
mengakibatkan kapasitas
dengan
kadar
hemoglobin
<
7g/dL
oleh
tiga
faktor
di
antaranya
faktor
dan hemodinamik
konsentrasi
yaitu
sebagai
hemoglobin. Mekanisme
peningkatan
kompensasi
dari
nonhemodinamik
produksi eritropoetin
untuk
metabolik lain) dari sel-sel. Pertahanan yang sesuai dari fungsi ini
tergantung pada sistem respirasi dan kardiovaskuler yang intak dan
suplai udara yang diinspirasi yang mengandung oksigen adekuat.
Perubahan teganagan oksigen dan karbon diaoksida serta perubahan
konsentrasi intraeritrosit dari komponen fosfat organik, terutama asam
2,3-bifosfogliserat, menyebabkan pergeseran kurva disosiasi oksigen.
Bila hasil hipoksi sebagai akibat gagal pernafasan, PaCO2 biasanya
meningkat dan kurva disosiasi bergeser kekanan. Dalam kondisi ini,
persentase saturasi hemoglobin dalam darah arteri pada kadar
penurunan tegangan oksigen alveolar (PaCO2) yang diberikan. (Baliwati,
2004). Setiap penurunan kadar hemoglobin akan disertai dengan
penurunan kemampuan darah dalam mengangkut oksigen. PaCO2
tetap normal, tetapi jumlah absolut oksigen yang diangkut perunit
volume darah akan berkurang. Ketika darah yang anemik melintas
lewat kapiler dan oksigen dalam jumlah yang normal dikeluarkan
dari dalam darah tersebut, maka PaCO2 di dalam darah vena akan
menurun dengan derajat penurunan yang lebih besar daripada yang
seharusnya terjadi dalam keadaan normal. (Almatsier, 2004).
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
Anemia lebih sering ditemukan pada masa kehamilan karena selama
masa kehamilan keperluan zat-zat gizi bertambah dan adanya perubahanperubahan dalam darah dan sumsum tulang (Price et al, 1995 dalam
Wulansari, 2006).
2. Keluhan utama
biasanya gejalanya
pada
saat
biasa
dilakukan
dan
a. mengedentivikasikan
aktivitas/situasi
yang
menimbulkan
kecemasan
b. mengungkap secara verbal pemahaman tentang kebutuhan
oksigen,pengubatan dan perawatan yang dapat meningkatkan
aktivitas
c. menampilkan aktivitas kehehidupan sehari hari(AKS)&beberapa
bantuan
NIC:
- Terapi Aktivitas
- Pengelolaan energi
Aktivitas keperawatan:
1. Kaji respon,sosial dan spritual terhadap aktivitas
2. Tentukan penyebab keletihan
3. pantau pola istirahat klien dan lamanya waktu tidur
4. Kaloborasikan dengan ahli okupasi,fisik atau rekreasi untuk
merencenakan
dan
memantau
aktivitas,sesuai
dengan
kebutuhan.
2. Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d factor
biologis (anemia)
Tujuan: Kebutuhan nutrisi bisa terpenuhi dengan
Kriteria hasil:
a. mampu mempertahankan bedan
b. mampu menjelaskan komponen diet bergizi adekut
c. mampu mengungkapkan tekad untuk mematuhi diet
d. mampu menoleransi diet yang dianjurkan
Intervensi:
a. monitor masukan makanan atau minuman dan hitung kalori
harian secara tepat.
R: mengetahui masukan kalori harian secara tepat.
b. kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang tepat.
R: penentuan jumlah kalori dan bahan makanan yang memenuhi
standart gizi.
c. sajikan makanan hangat dengan variasi yang menarik porsi kecil
tapi sering.