Anda di halaman 1dari 29

2016

Teknik Penilaian Non


Test
Disusun Oleh :

Azka Dalila
MataAimee
Kuliah
: Evaluasi Pembelajaran
(14050394007)
Kholiq Anwar
(14040394017)

S1 Pendidikan Tata Boga 2014 (A)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai
tingkat pencapaian kurikulum dan keberhasilan proses pembelajaran. Penilaian digunakan untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran, sehingga dapat
dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan. Adanya kegiatan penilaian untuk memastikan
apakah proses pembelajaran sudah baik dan dapat dilanjutkan, atau masih perlu perbaikan dan
penyempurnaan. Guru sebagai salah satu komponen pelaksana kurikulum semestinya harus
menguasai prosedur dan kriteria suatu penilaian sehingga kurikulum yang dijalankan mencapai
hasil yang maksimal.
1.2. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dikemukakan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan teknik penilaian produk?
2. Apa yang dimaksud dengan teknik penilaian sikap?
3. Apa yang dimaksud dengan teknik penilaian keterampilan?
4. Apa yang dimaksud dengan teknik penilaian proyek?
5. Apa yang dimaksud dengan teknik penilaian diri?
1.3. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui teknik penilaian produk.
2. Dapat mengetahui teknik penilaian sikap.
3. Dapat mengetahui teknik penilaian keterampilan.
4. Dapat mengetahui teknik penilaian proyek.
5. Dapat mengetahui teknik penilaian diri.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Teknik Penilaian Produk
2.1.1 Pengertian Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap persiapan, proses pembuatan dan kualitas suatu
produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan siswa dalam membuat produk-produk
teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barangbarang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam (Depdiknas, 2006).
Menurut Ahiri (2008: 58) penilaian produk dimaksudkan untuk: (1) menilai keterampilan
siswa dalam membuat produk tertentu sehubungan dengan pencapaian tujuan pembelajaran di
kelas; (2) menilai penguasaan keterampulan sebagai syarat untuk mempelajari keterampilan
berikutnya; (3) menilai kompetensi yang telah dicapai siswa pada akhir jenjang tertentu pada
sekolah kejuruan; dan (4) menilai keterampilan seseorang sebagai prasyarat untuk memasuki
sekolah kejuruan. Selain itu, penilaian produk akan menilai kemampuan siswa dalam: (1)
Bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain; (2) Memilih bahan-bahan yang
tepat; (3) Menggunakan alat; (4) Menunjukkan inovasi dan kreasi; dan (5) Memilih bentuk dan
gaya dalam karya seni.
Kriteria yang digunakan guru untuk memilih produk siswa yang akan dilibatkan dalam
penilaian yaitu: (1) . relevan dan mewakili kompetensi yang akan dinilai. Cara menentukan relevan
tidaknya suatu produk adalah menetapkan kompetensi yang akan diukur setiap memberikan tugas
kepada siswa, dan menetapkan kompetensi yang akan diukur pada tiap tahap dalam pembuatan
produk; dan (2). jumlah produk dan obyektifitas penilaian. Semakin banyak produk yang dinilai
untuk masing-masing kompetensi maka kesimpulan yang dihasilkan akan semakin tepat. Penilaian
produk yang objektif adalah penilaian yang tidak dipengaruhi oleh jenis dan bentuk produk serta
tidak dipengaruhi oleh guru yang menilai.
2.1.2. Tahap Penilaian Produk
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
1. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali,
mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
2. Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.

3. Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik
sesuai kriteria yang ditetapkan.

Adapun kriteria penilaian produk menurut Depdiknas (2006) adalah sebagai berikut.
Tahap
Persiapan

Deskripsi
Kemampuan merencanakan seperti:
- Menggali dan mengembangkan gagasan
- Mendesain produk, menentukan alat dan bahan

Skor
1 10

Pembuatan produk

- Kemampuan menyeleksi dan menggunakan bahan


- Kemampuan menyeleksi dan menggunakan alat
- Kemampuan menyeleksi dan menggunakan teknik

1 10

Penilaian produk

- Kemampuan peserta didik membuat produk sesuai


kegunaan/fungsinya
- Produk memenuhi kriteria keindahan

1 10

Secara lebih spesifik, Ahiri (2008: 59) merinci tahap-tahap penilaian produk adalah sebagai
berikut.
Tahap

Deskripsi

Persiapan
pembuatan produk

Mengembangkan ide
Merancang produk
Menentukan alat
Menentukan bahan

Proses pembuatan
produk

Kemampuan menyeleksi bahan


Kemampuan menggunakan bahan
Kemampuan menyeleksi alat
Kemampuan menggunakan alat
Kemampuan menyeleksi teknik pembuatan
produk
Kemampuan menggunakan teknik pembuatan
produk
Kemampuan membuat produk

Bentuk produk
Kualitas produk
Ukuran produk
Kegunaan produk

Produk jadi

Nilai
3

2.1.3. Jenis dan Contoh Penilaian Produk


Terdapat dua jenis untuk menilai produk siswa yaitu penilaian analitik dan penilaian
holistik. Penjelasan kedua jenis penilaian tersebut adalah sebagai berikut.
1. Penilaian analitis
Teknik analitis adalah teknik penilaian dengan menggunakan instrumen atau bagan
pemberian skor secara terpisah terhadap setiap bagian dari produk siswa, kemudian dilanjutkan
dengan menjumlahkan keseluruhan hasil penilaian untuk mendapatkan total skor setiap produk
yang dinilai. Bebarapa jenis instrumen analitis yang dapat digunakan adalah: daftar cek, skala
penilaian, dan catatan anekdotal.
a. Daftar cek
Daftar cek bertujuan untuk menyatakan ada atau tidaknya suatu unsur, komponen, ciri atau
sifat dari persiapan hingga proses penyelesaian tugas. Daftar cek hanya digunakan untuk
menilai keterampilan siswa dalam membuat suatu produk, tidak digunakan untuk menilai
kualitas produk.
Contoh Daftar Cek untuk Menilai Keterampilan Siswa
Nama Mata Pelajaran

: Matematika

Nama Tugas

: Membuat Papan Sesatan Hexagon

Fungsi/kegunaan

: Untuk mengetahui peluang kejadian suatu percobaan

Alokasi waktu

: 1 Minggu

Nama Kelompok

: ..

Petunjuk: Beri tanda cek pada tempat yang sesuai.


No
1.

Aspek yang dinilai


Persiapan
Alat-alat
1. Gergaji kayu
2. Kuas
3. Jangka
4. Penggaris
5. Pensil
6. Busur lingkaran
7. Spidol hitam

Cek

Bahan-bahan
1. Papan tripleks
2. Kelereng
3. Cat kayu
2.

Pelaksanaan:
1. Membuat sketsa
2. Memotong tripleks
3. Membuat segi enam beraturan
4. Mengecat
5. Kecepatan dalam bekerja
K3
1. Keamanan
2. Keselematan
3. Kebersihan

3.

Penyelesaiaan Produk
1. Kualitas bahan
2. Kerapihan
3. Kesesuaian ukuran

b. Skala penilaian (rating scale)


Skala penilaian adalah suatu instrumentasi penilaian yang menggunakan perosedur
terstruktur untuk memperolah informasi tentang sesuatu yang akan diamati, yang
menyatakan posisi sesuatu dalam hubungannya dengan yang lain. Bentuk instrumen skala
penilaian serupa dengan daftar cek, namun daftar cek hanya memberikan dua kategori
penilaian saja, sedangkan skala penilaian lebih dari dua kategori.
Contoh Daftar Skala Penilaian untuk Menilai Keterampilan Siswa
Nama Mata Pelajaran

: Matematika

Nama Tugas

: Membuat Papan Sesatan Hexagon

Fungsi/kegunaan

: Untuk mengetahui peluang kejadian suatu percobaan

Alokasi waktu

: 1 Minggu

Nama Kelompok

: ..

Petunjuk: Beri tanda cek pada tempat yang sesuai


No

Aspek yang dinilai

Skala Penilaian
2
3
4

Persiapan
Alat-alat
1. Gergaji kayu
2. Kuas
3. Jangka
4. Penggaris
5. Pensil
6. Busur lingkaran
7. Spidol hitam
bahan-bahan
1. Papan tripleks
2. Kelereng
3. Cat kayu

2.

Pelaksanaan:
1. Membuat sketsa
2. Memotong tripleks
3. Membuat segi enam beraturan
4. Mengecat
5. Kecepatan dalam bekerja
K3
1. Keamanan
2. Keselematan
3. Kebersihan

3.

Penyelesaiaan Produk
1. Kualitas bahan
2. Kerapihan
3. Kesesuaian ukuran
Total Skor
c. Catatan anekdotal
Anekdotal adalah catatan yang dibuat guru selama melakukan pengamatan terhadap siswa
pada waktu kegiatan belajar mengajar. Anekdotal biasanya digunakan untuk mencatat
kompetensi yang belum terlihat pada hasil kerja siswa, misalnya kemampuan siswa untuk
bekerjasama, kemampuan siswa menggunakan peralatan secara aman, atau kemampuan
siswa untuk memilih bahan kerja yang tepat.

Contoh catatan anekdotal atas perilaku siswa di kelas

Nama siswa
: Dendy
Pengamat
: Rahmat
Tempat pengamatan : Ruang kelas / Pelajaran Matematika

Tanggal : 28 Des. 2013

Pengamatan
: Ketika pelajaran Matematika sedang berlangsung, Dendy
kelihatan gelisah. Dia menoleh ke kiri dan ke kanan, dan beberapa kali dia keluar ruangan kelas.
Selama pembelajaran berlangsung, sebanyak 7 kali Dendy ke luar ruangan.
Penafsiran
: Dendy berbuat seperti ini kemungkinan kurang tertarik pada pelajaran
Matematika. Menurut penuturan guru Kimia dan Fisika, ia kerap keluar ruangan. Tampaknya Dendy
ketakutan dengan pelajaran yang mengandung unsur hitungan
Rekomendasi
: Sebaiknya Dendy berkonsultasi dengan guru BK, wali kelas, atau psikolog
untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya sehingga proses pembelajarannya
berlangsung dengan baik

2. Penilaian holistik
Penilaian holistik adalah penilaian terhadap hasil kerja siswa secara keseluruhan. Penilaian
holistik biasanya digunakan untuk penilaian pada tahap akhir seperti penilaian terhadap kualitas
hasil kerja siswa dan penilaian terhadap kemampuan siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya.
Jika guru menggunakan lebih dari satu instrument penilaian produk maka dia harus membuat
kesimpulan sebagai rangkuman yang menggambarkan kondisi siswa secara utuh.
Salah satu contoh sakala penilaian secara holistik atas produk siswa adalah sebagai berikut.
Nilai A = Sangat Tinggi
- Hasil karya mengandung pesan yang sangat kuat
- Menggunakan elemen seni yang sangat meyakinkan
- Menunjukkan keterampilan yang sangat prima
- Penyelesaian hasil yang sangat sempurna
- Menggunakan bahan yang sangat tepat
- Penampilan produk sangat prima
- Kualitas produk sangat prima
- Mempunyai tujuan yang sangat jelas
Nilai B = Baik
- Penyampaian pesan yang baik

- Menggunakan elemen seni yang baik


- Menunjukkan keterampilan yang baik
- Penyelesaian hasil yang baik
- Menggunakan bahan yang tepat
- Penampilan produk menarik
- Kualitas produk baik
- Mempunyai tujuan yang jelas
Nilai C = Cukup
- Penyampaian pesan yang cukup
- Menggunakan elemen seni yang cukup untuk mengkomunikasikan ide pokok
- Memiliki keterkaitan yang cukup antara kesan dengan ide dan tujuan
- Penyelesaian hasil yang cukup
- Menggunakan bahan yang cukup
- Penampilan produk yang cukup
- Mempunyai tujuan yang cukup jelas
Nilai D = Kurang
- Penyelesaian hasil yang kurang baik
- Menggunakan bahan yang kurang baik
- Penampilan produk kurang menarik
- Kualitas produk kurang baik
- Tujuannya kurang tampak
- Kesan dan gagasan kurang terkait
Nilai E = Tidak Tampak
- Penyelesaian hasil buruk
- Menggunakan bahan tidak tampak
- Penampilan produk tidak menarik
- Kualitas produk tidak tampak
- Tujuannya tidak tampak
- Tidak ada keterkaitan antara kesan dan ide

2.1.4. Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Produk


Kelebihan dari penilaian produk adalah : 1) Guru dapat menilai kreatifitas anak untuk
melihat siswa memiliki daya cipta dan mempunyai kompetensi, 2) Kompetensi masing-masing
anak betul-betul dapat diketahui secara obyektif, 3) Siswa dapat mempraktekkan ilmu yang
diperoleh secara langsung melalui pengalaman yang real, 4) Siswa dapat menelaah kembali
kebenaran materi yang telah diperoleh.
Sedangkan kekurangan dari penilaian produk adalah: 1) Memerlukan waktu yang cukup
banyak, 2) Tidak semua KD dapat dibuat karya nyata terutama yang abstrak, 3) Biaya untuk
membuat karya nyata kadang-kadang mahal, 4) Proses pembuatan perlu waktu yang lama, 5)
Kemampuan fisik sebagai penunjang tidak sama, dan 6) Subjektif penskorannya.
2.2. Teknik Penilian Sikap
Anastasi (Depdiknas, 2007:VII-1) mendefinisikan sikap sebagai kecenderungan untuk
bertindak secara suka atau tidak suka terhadap sesuatu objek. Sedangkan menurut Birrent, et all
(Depdiknas, 2007) mendefinisikan bahwa sikap sebagai kumpulan hasil evaluasi seseorang
terhadap objek, orang, atau masalah tertentu. Sikap lebih merupakan stereotype seseorang.
Melalui sikap seseorang, kita dapat mengenal siapa orang itu yang sebenarnya.
Hawkins (1986: 86) menyebutkan, sikap adalah pengorganisasian secara ajeg dan bertahan
(enduring) atas motif, keadaan emosional, persepsi dan proses-proses kognitif untuk memberikan
respon terhadap dunia luar. Kompetensi aspek sikap yang harus dicapai dalam pembelajaran
meliputi tingkat pemberian respon, apresiasi, dan internalisasi. Penilaian aspek sikap di sekolah,
terutama sekolah kejuruan, sebaiknya lebih ditekankan kepada sikap kerja yang terintegrasi dalam
pelaksanaan penilaian aspek keterampilan, dengan tidak mengabaikan aspek sikap lain yang terkait
dalam proses pembelajaran. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
observasi perilaku, pertanyaan langsung, laporan pribadi, dan penggunaan skala sikap.
Bloom bersama dengan David Krathwol (1964) membagi domain afektif sebagai berikut:
a. Penerimaan (receiving/attending), yaitu kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di
lingkungannya. Dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian,
mempertahankannya, dan mengarahkannya
b. Tanggapan (responding) memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya,
meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan

c. Penghargaan (valuing), berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek,
fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasar pada internalisasi dari serangkaian nilai tertentu
yang diekspresikan ke dalam tingkah laku
d. Pengorganisasian (organization) memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di
antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten
e. Karakterisasi berdasarkan nilai-nilai (characterization by a value or value complex), memiliki
sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya-hidupnya.
2.2.1. Pentingnya Penilaian Sikap
Menurut Ramli Zakaria (2007), Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Cara-cara tersebut antara lain:
a. Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal,
misalnya : orang yang biasa membatik, dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang senang
membatik. Oleh karena itu guru dapat melakukan observasi terhadap siswa, bisa menggunakan
daftar cek (checklists), kemudian hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam
pembinaan. Observasi dilakukan dengan menggunakan buku catatan.
Contoh halaman sampul Buku Catatan Harian:
BUKU CATATAN HARIAN TENTANG PESERTA DIDIK
( nama sekolah )
Mata Pelajaran : ___________________
Kelas

: ___________________

Program

: ___________________

Tahun Pelajaran : ___________________


Nama Guru

: ___________________
Yogyakarta, 2010

Contoh isi Buku Catatan Harian :


No.

Hari/ tanggal

Nama peserta didik

Kejadian (positif atau negatif)

b. Pertanyaan langsung
Guru dapat menanyakan secara langsung kepada siswa tentang sikap yang berkaitan
dengan sesuatu hal. Misalnya: Akhir-akhir ini banyak mahasiswa masuk kampus untuk kuliam
mengenakan celana lagging. Mahasiswa diminta untuk member pendapat atau tanggapan tentang
penggunaan celana lagging untuk busana kuliah. Berdasarkan hasil jawaban akan diketahui sikap
siswa terhadap sesuatu objek.
c. Laporan pribadi
Laporan pribadi lebih ditekankan pada pengukuran secara individual. Siswa diminta untuk
memberi tanggapan tentang sesuatu masalah
2.2.2. Penggunaan skala sikap
Terdapat dua penggunaan skala sikap dalam penilaian, yaitu:
a. Skala Diferensiasi Semantik, langkah pengembangannya:

Menentukan objek sikap yang akan dikembangkan skalanya


Memilih dan membuat daftar dari konsep dan kata sifat yang relevan dengan objek

penilaian sikap, misalnya: menarik, menyenangkan, dan sebagainya


Memilih kata sifat yang tepat
Menentukan rentang skala dan pensekorannya

Contoh:
Sikap terhadap model busana kuliah di kampus
Menarik

Membosankan

b. Skala Likert
Menurut Sukardi (2003), Skala Likert banyak digunakan untuk mengukur sikap seseorang. Pada
skala Likert , responden diminta untuk memberikan pilihan jawaban atau respons dalam skala ukur
yang telah disediakan, misalnya sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Skala
ukur ditempatkan berdampingan dengan pertanyaan atau pernyataan. Responden dianjurkan untuk
memilih kategori jawaban yang sesuai, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan
sangat tidak setuju (STS) dengan memberikan tanda silang.
Langkah pengembangan skala Likert
1). Menentukan objek sikap
2). Menyusun kisi-kisi instrumen

3). Menulis butir-butir pernyataan


4). Pernyataan negatif dan positif seimbang
5). Setiap pernyataan diikuti dengan skala sikap (bisa genap 4 atau 6, bisa ganjil 5 atau 7)
Contoh: skala sikap
Contoh Format Penilaian Sikap dalam praktek Pembuatan Busana :
No.

Nama

Bekerja
sama

1.
2.
3.

Putri
Desi
.....

Perilaku
Penuh
Berinisiatif
Perhatian
....

Nilai
Bekerja
sistematis

Catatan:
a. Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut.
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = sedang
4 = baik
5 = amat baik
b. Nilai merupakan jumlah dari skor-skor tiap indikator perilaku
c. Keterangan diisi dengan kriteria berikut
Nilai 18-20 berarti amat baik
Nilai 14-17 berarti baik
Nilai 10-13 berarti sedang
Nilai 6-9 berarti kurang
Nilai 0-5 berarti sangat kurang

CONTOH LEMBAR PENILAIAN UNTUK MENILAI MINAT SISWA


PADA MATA PELAJARAN TERTENTU

No
1

Pertanyaan
Kerajinan siswa sewaktu mengikuti pelajaran

Jawaban
1

Keterangan

2
3
4
5
6

Perhatian siswa sewaktu mengikuti pelajaran


Keaktifan siswa selama mengikuti pelajaran
Kerapian tugas yang diserahkan siswa
Ketepatan menyerahkan ujian
Kerapian catatan siswa

2.3. Teknik Penilaian Keterampilan


2.3.1. Pengertian Penilaian Keterampilan
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup:
penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi,
ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.
Keterampilan yaitu kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran dan kreativitas dalam
mengerjakan, mengubah atau mempuan sesuatu menjadi lebih bermakna seingga menghasilkan
sebuah nilai dan hasil pekerjaan tersebut.
Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman
belajar tertentu. Psikomotorik berhubungan dengan hasil belajar yang
pencapaiannya melalui keterampilan (skill) sebagai hasil dari tercapainya
kompetensi pengetahuan. Hasil belajar psikomotorik sebenarnya merupakan
kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif (yang baru
tampak dalam kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku atau
berbuat).
Kompetensi peserta didik dalam ranah psikomotorik menyangkut
kemampuan melakukan gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan persepsi,
gerakan berkemampuan fisik, gerakan terampil, gerakan indah dan kreatif.
Jadi, penilaian kompetensi keterampilan adalah penilaian yang dilakukan guru
untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari peserta
didik

yang

meliputi

aspek

imitasi,

manipulasi, presisi,

artikulasi,

dan

naturalisasi.
Penilaian Kompetensi Keterampilan adalah pendidik menilai kompetensi keterampilan
melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu
kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen
yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.

2.3.2. Ruang Lingkup Penilaian Kompetensi Keterampilan


Dalam ranah keterampilan itu terdapat lima jenjang proses berpikir, yakni:
a. Imitasi, adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan
sama persis dengan yang dilihar atau diperhatikan sebelumnya. Contohnya,
seorang peserta didik dapat memukul bola dengan tepat karena pernah
melihat atau memperhatikan hal yang sama sebelumnya.
b. Manipulasi, adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum
pernah dilihat, tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja. Sebagai
contoh, seorang peserta didik dapat memukul bola dengan tepat hanya
c.

berdasarkan pada petunjuk guru atau teori yang dibacanya.


Presisi, adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan yang akurat
sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang tepat. Contoh, peserta
didik dapat mengarahkan bola yang dipukulnya sesuai dengan target yang

diinginkan.
d. Artikulasi, adalah kemampuan melakukan kegiatan yang kompleks dan tepat
sehingga hasil kerjanya merupakan sesuatu yang utuh. Sebagai contoh,
peserta didik dapat mengejar bola kemudian memukulnya dengan cermat
sehingga arah bola sesuai dengan target yang diinginkan. Dalam hal ini,
peserta didik suda dapat melakukan tiga kegiatan yang tepat, yaitu lari
dengan arah dan kecepatan tepat serta memukul bola dengan arah yang
e.

tepat pula.
Naturalisasi, adalah kemampuan melakukan kegiatan reflek, yakni kegiatan
yang melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi. Sebagai contoh
tanpa berpikir panjang peserta didik dapat mengejar bola kemudian
memukulnya dengan cermat sehingga arah bola sesuai dengan target yang
diinginkan.

2.3.3. Kelebihan dan Kelemahan Penilaian Kompetensi Keterampilan


Kelebihan dari penilaian kompetensi keterampilan adalah:

Dapat memberikan informasi tentang keterampilan peserta didik secara

langsung yang bisa diamati oleh guru


Memotivasi peserta didik untuk menunjukkan kompetensinya secara

maksimal
Sebagai pembuktian secara aplikatif terhadap apa yang telah dipelajari
oleh peserta didik

Sedangkan kelemahan dari penilaian kompetensi keterampilan adalah:

Sulit dilakukan pada jumlah peserta didik yang terlalu banyak


Membutuhkan kecermatan dalam melakukan pengamatan terhadap

unjuk kerja peserta didik dalam kompetensi keterampilan


Menuntut profesionalisme guru karena mengamati unjuk kerja peserta
didik dalam kompetensi keterampilan yang bervariasi

2.3.2. Teknik dan bentuk instumen penilaian keterampilan


2.3.2.1. Teknik penilaian kompetensi keterampilan
Berdasarkan Pemendikbud nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian, pendidik
menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta
didik menemostrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan
penilaian fortofolio.
1. Tes Praktik
adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau
perilku sesuai dengan tuntutan kompetensi. Tes Praktik dilakukan dengan mengamati
kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai
ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukakan tugas tertentu seperti:
praktik di laboratorium, praktik sholat, praktik olahraga, bermain peran memainkan musik,
bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya.
a. Perencanaan Tes Pratik
Untuk dapat memenuhi kualitas perencanaan dan pelaksanaan tes praktik, beberapa langkah
yang harus dilakukan yaitu:

Menentukan kompetensi yang penting untuk dinilai melalui tes praktik.


Menyusun indikator pencapaian kompetensi berdasarkan kompetensi yang akan dinilai.
Menguraikan kriteria yang menunjukkan capain indikator hasil pencapain kompetensi.
Menyusun kriteria ke dalam rubrik penilaian.
Menyusun tugas sesuai dengan rubrik penilaian.
Mengujicoba tugas jika terkait dengan kegiatan praktikum atau pengguna alat.
Memperbaiki berdasarkan hasil ujicoba, jika dilakukan uji coba.
Menyusun kriteria/batas kelulusan/batas standar minimal capaian kompetensi peserta didik.

b. Pelaksanaan Tes Praktik


Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan tes praktik yaitu: menyampaikan
rubrik sebelum pelaksanaan penilaian kepada peserta didik.
Memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang kriteria penilaian.
Menyampaikan tugas kepada peserta didik.
Memeriksa kesediaan alat dan bahan yang digunakan untuk tes praktik.

Melaksanakan penilaian selama rentang waktu yang direncanakan.


Membadingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian.
Melakukan penilaian secara individu
Mencatat hasil penilaian.
Mendokumentasikan hasil penilaian.

c. Pelaporan Hasil Tes Praktik


Pelaporan hasil penilaian sebagai umpan balik terhadap penilaian melalui tes praktik harus
memperhatikan beberapa hal yaitu:
Keputusan diambil berdasarkan tingkat capaian kompetensi peserta didik
Pelaporan diberikan dalam bentuk angka dan atau kategori kemampuan dengan dilengkapi
oleh deskripsi yang bermakna.
Pelaporan bersifat tertulis.
Pelaporan disampaikan kepada peserta didik dan orangtua peserta didik.
Pelaporan bersifat komunikatif, dapat dipaham oleh peserta didik dan orangtua peserta
didik.
d. Acuan Kualitas Instrumen Tes Praktik
Tugas dan rubrik merupakan instrumen dalam tes praktik diuraikan sebagai berikut:
(a). Acuan kualitas tugas, untuk tes praktik harus memenuhi beberapa acuan kuliatas yaitu:

Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil kompetensi.


Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
Mencantumkan waktu kurun waktu pengerjaan tugas.
Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum.
Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi).

(b). Acuan Kualitas Rubrik, harus memenuhi beberapa kriteria yaitu:


Rubrik memuat seperangkat indikator untuk menilai kompetensi tertentu.
Indikator dalam rubrik diurutkan berdasarkan urutan langkah kerja pada tugas atau

sistematika pada hasil kerja peserta didik.


Rubrik dapat mengukur kemampuan yang akan diukur (valid).
Rubrik dapat digunakan (feasible) dalam menilai kemampuan peserta didik.
Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.
Rubrik disertai dengan penskoran yang jelas untuk pengambillan keputusan.

Contoh Tes Praktik


Digunakan untuk menilai keterampilan peserta didik dalam hal:

Menyajikan hasil pengamatan;


Memprediksi peristiwa yang akan terjadi pada garis tersebut; dan

Mengomunikasikan hasil pengamatan secara tertulis dan lisan.

Lembar Kerja:
1. Potong kertas isap atau kertas tisu dengan ukuran4 x12 cm!
2. Gambarkan atau beri garis dengan spidol (atau pena)hitam 2 cm dari ujung kertas saring
tersebut!
3. Ambil beaker glass atau gelas bekas air mineral, isidengan air setinggi 1 cm!
Deskripsikan hasil pengamatanmu!
_______________________________________________________________________________
____________________________________________
Buatlah prediksi: Apa yang akan terjadi pada garis hitam tersebut, setelah kertas tisu dicelupkan
beberapa saat ke dalam air
_______________________________________________________________________________
____________________________________________
Celupkan kertas tisu di air, dengan posisi garis berada sedikit di atas permukaan air!
Presentasikan hasil pengamatanmu!
Instrumen Tes Praktik
Hasil Penilaian
No
.

3
(Baik)

2
1
(Cukup (kurang
)
)

1 Menyiapkan alat dan bahan

..........

..........

..........

2 Deskripsi pengamatan

..........

..........

..........

3 Menafsirkan peristiwa yang akan terjadi

..........

..........

..........

4 Melakukan praktik

..........

..........

..........

5 Mempresentasikan hasil praktik

..........

..........

..........

Indikator

Jumlah Skor yang Diperoleh

..........

Rubrik Penilaian
No
.
1.

Indikator
Menyiapkan alat dan
bahan

Rubrik

Menyiapakan seluruh alat dan bahan yang diperlukan (3)

2.

3.

4.

5.

Deskripsi pengamatan

Menafsirkan peristiwa
yang akan terjadi

Melakukan praktik

Menyiapakan sebagian alat dan bahan yang diperlukan (2)

Tidak menyiapakan seluruh alat dan bahan yang diperlukan (1)

Memperoleh deskripsi hasil pengamatan secara lengkap sesuai dengan


prosedur yang ditetapkan (3)

Memperoleh deskripsi hasil pengamatan kurang lengkap sesuai


dengan prosedur yang ditetapkan (2)

Tidak memperoleh deskripsi hasil pengamatan kurang lengkap sesuai


dengan prosedur yang ditetapkan (1)

Mampu memberikan penafsiran benar secara substantif.(3)

Mampu memberikan penafsiran kurang benar secara substantif (2)

Tidak mampu memberikan penafsiran benar secara substantif (1)

Mampu melakukan praktik dengan menggunakan seluruh prosedur


yang ada (3)

Mampu melakukan praktik dengan menggunakan sebagian prosedur


yang ada (2)

Tidak mampu melakukan praktik dengan menggunakan prosedur yang


ada (1)

Mempresentasikan hasil

praktik

Mampu mempresentasikan hasil praktik dengan benar secara


substantif, bahasa mudah dimengerti, dan disampaikan secara percaya
diri (3)

Mampu mempresentasikan hasil praktik dengan benar secara


substantif, bahasa mudah dimengerti, dan disampaikan kurang
percaya diri (2)

Mampu mempresentasikan hasil praktik dengan benar secara


substantif, bahasa sulit dimengerti, dan disampaikan tidak percaya diri

(1)

Kriteria Penilaian:
Nilai =

Jumlah Skor yang Diperoleh


Jumlah nilai maksimum

x 100

2.4. Teknik Penilaian Projek


2.4.1. Pengertian Penilaian Projek, adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi
kegiatan perancangan, pelaksanaan dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu
tertentu. Penilaian projek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pengumpulan, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian projek
dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, penyelidikan dan
menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran dan indikator/topik tertentu secara jelas.
Penilaian proyek dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan, dan kemampuan
menginformasikan dari peserta didik secara jelas. Adapun aspek yang dinilai
di antaranya meliputi:

Kemampuan pengelolaan, yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih


topik, mencari informasi, mengelola waktu pengumpulan data dan

penulisan laporan
Relevansi, yaitu kesesuaian dengan mata pelajaran dan indikator/topik,
dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan

keterampilan dalam pembelajaran


Keaslian, yaitu tugas atau proyek yang dikerjakan peserta didik benarbenar hasil pekerjaan peserta didik dengan bimbingan guru

2.4.2. Perencanaan Penilaian Projek


Beberapa langkah yang harus dipenuhi dalam merecanakan penilaian proyek yaitu:

Menentukan kompetensi yang sesuai untuk dinilai melalui projek.


Penilaian projek mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan projek.
Menyusun indikator proses dan hasil pencapaian kompetensi berdasarkan komptensi.
Menentukan kriteria yang menunjukkan capaian indikator pada setiap tahapan pengerjaan

projek.
Merencanakan apakah task bersifat kelompok atau individu.
Merencanakan teknik-teknik dalam penilaian individual untuk tugas yang dikerjakan secara
kelompok.
2.4.3. Pelaksanaan Penilaian Projek
Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan penilaian projek yaitu:
Menyampaikan rubrik penilaian sebelum pelaksanaan penilaian keada peserta didik.
Memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang kreteria penilaian.
Menyampaikan tugas disampaikan kepada peserta didik.

Memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang tugas yang harus
dikerjakan.
Melakukan penilaian selama perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan projek.
Memonitor pengerjaan projek peserta didik dan memberikan umpan balik pada setiap

tahapan pengerjaan projek.


Membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian.
Memetakan kemampuan peserta didik terhadap pencapaian kompetensi minimal.
Mencatat hasil penilaian.
Memberikan umpan balik terhadap laporan yang disusun peserta didik.

2.4.4. Acuan Kualitas Instrumen Penilain Projek


Tugas dan rubrik merupakan instrumen dalam penilaian projek. Selanjutnya akan diuraikan
standar tugas dan rubrik pada penilaian projek yaitu:
Tugas harus mengarah pada pencapaian indikator pencapaian kompetensi
Tugas-tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari
pembelajaran mandiri.
Tugas sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
Materi penugasan sesuai dengan cakupan kurikulum.
Tugas bersifat adil (tidak bias gender, dan latar belakang sosial ekonomi).
Tugas mencantum rentang waktu pengerjaan tugas.
2.4.5. Acuan Kualitas Rubrik dalam Penilaian Projek
Rubrik untuk penilaian proyek harus memenuhi beberapa kriteria yaitu:
Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid).
Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (obsevasi).
Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.
Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.
Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.

Contoh Penilaian Projek

Mata Pelajaran

: Keterampilan Pengolahan

Nama Projek

: Membuat Laporan Menangani Masalah Pemanfaatan


bahan pangan (Singkong) yang melimpah. (Survey danBrowsing)

Alokasi Waktu

:............

Nama Siswa

:............

No

Aspek *

Kelas : /
Skor (1 4)

1.

Perencanaan:
Persiapan
Rumusan Judul

2.

Pelaksanaan:
Sistematika Kegiatan
Keakuratan Informasi
Kuantitas Sumber Data
Analisis Data
Penarikan Kesimpulan

3.

Laporan Proyek:
Performans
Penguasaan
Total Skor

Penilaian:
Jumlah Skor yang Diperoleh

Nilai =

Skor Maksimum

X 100

Rubrik penilaian projek (Keterampilan)


Rubrik Penilaian Hasil Akhir Kemampuan Melaporkan Hasil Survey dan browsing
No
1.

Aspek yang diamati

Deskriptor

Perencanaan

Persiapan

Apakah Kegiatan sudah direncanakan secara


matang?

Rumusan Judul

Apakah judul sudah memunculkan ciri khas dari


sesuatu yang hendak diinformasikan?

Ya

Tidak

2.

3.

Pelaksanaan

Sistematika
Kegiatan

Apakah kegiatan sudah direncanakan secara


runtut?

Keakuratan
Informasi

Apakah sudah ada sasaran sumber informasi,


instrumen mencari data

Kualitas Sumber
Data

Kelengkapan dan kedalaman data

Analisis Data

Penyajian dan intrerpretasi data

Penarikan
kesimpulan

Kesimpulan berdasarkan perolehan data

Laporan Proyek

Performans

Kelengkapan laporan dan penampilan

Penguasaan

Penguasaan kegiatan

2.5. Penilaian Diri


Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau skala
penilaian (rating scale) yang disertai rubrik.
Skala penilaian dapat disusun dalam bentuk skala Likert atau skala semantic
differential. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena. Sedangkan
skala semantic differential yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan
ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban yang sangat
positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif terletak di bagian kiri garis,
atau sebaliknya. Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic differential
adalah data interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik
tertentu yang dimiliki seseorang.
2.5.1. Kriteria penyusunan lembar penilaian diri:

Pertanyaan tentang pendapat, tanggapan dan sikap, misal : sikap responden terhadap

sesuatu hal.
Gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh responden.
Usahakan pertanyaan yang jelas dan khusus
Hindarkan pertanyaan yang mempunyai lebih dari satu pengertian
Hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti
Pertanyaan harus berlaku bagi semua responden

LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP SPIRITUAL


Nama Peserta Didik

: .

Kelas

: .

Materi Pokok

: .

Tanggal

: .

Petunjuk :
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek () sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari.
No.
1.

Pernyataan
Saya semakin yakin dengan

TP

KD

SR

SL

keberadaan Tuhan setelah mempelajari


2.

ilmu pengetahuan
Saya berdoa sebelum dan sesudah

3.

melakukan sesuatu kegiatan


Saya mengucapkan rasa syukur atas

4.

segala karunia Tuhan


Saya memberi salam sebelum dan
sesudah mengungkapkan pendapat di
depan umum
Saya mengungkapkan keagungan

5.

Tuhan apabila melihat kebesaranNya


Jumlah

SL = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan


SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak

melakukan
KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
TP = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP TANGGUNGJAWAB


Nama Peserta Didik : .
Kelas

: .

Materi Pokok

: .

Tanggal

: .

Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh peserta didik sendiri untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam
tanggung jawab. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap tanggung jawab yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
No
1
2
3
4
5

Aspek Pengamatan

Skor
2
3

Sebagai peserta didik saya melakukan tugas-tugas dengan baik


Saya berani menerima resiko atas tindakan yang dilakukan
Saya menuduh orang lain tanpa bukti
Saya mau mengembalikan barang yang dipinjam dari orang lain
Saya berani meminta maaf jika melakukan kesalahan yang
merugikan orang lain

Petunjuk Penskoran :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Skor Diperoleh
X 4=skor akhir
Skor Maksimal

Contoh :
Skor diperoleh 14, skor maksimal 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :
14
X 4=16
20

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor : 0,01< skor 1,33

LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP GOTONG ROYONG


Nama Peserta Didik

: .......

Kelas

: .......

Materi Pokok

: .......

Tanggal

: .......

Petunjuk pengisian:
1. Cermatilah kolom-kolom sikap di bawah ini!
2. Jawablah dengan jujur sesuai dengan sikap yang kamu miliki.
3. Lingkarilah salah satu angka yang ada dalam kolom yang sesuai dengan keadaanmu
4 = Jika sikap yang kamu miliki sesuai dengan selalu positif
3 = Jika sikap yang kamu miliki positif tetapi sering positif kadang-kadang muncul sikap
negatif
2 = Jika sikap yang kamu miliki sering negatif tapi tetapi kadang-kadang muncul sikap
positif
1 = Jika sikap yang kamu miliki selalu negatif
Rela berbagi

Egois

Aktif

Pasif

Bekerja sama

Indiviudalistis

Ikhlas

Pamrih

Anda mungkin juga menyukai