Anda di halaman 1dari 8

Tugas Kelompok

Achmad Akbar Zulfikar


Aini Naqisy Muslich
Annisha Salsabila Soenredi
XI MIA 2

Tugas 1
1. Gejala Pemanasan Global
Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan
fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena
terjadinya efek rumah kaca (green house effect) yang disebabkan oleh
meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), Metana (CH4),

Dinitrooksida (N2O), Ozone (O3) dan CFC sehingga energi matahari


terperangkap dalam atmosfer bumi. Fenomena lain yaitu proses peningkatan
suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi.
Senyawa-senyawa yang mengalami peningkatan, berkontribusi besar
terhadap pemanasan global yaitu gas CO2. Gas tersebut memiliki sifat
seperti kaca yang meneruskan radiasi gelombang pendek atau cahaya
matahari, tetapi menyerap dan memantulkan radiasi gelombang panjang
atau radiasi balik yang dipancarkan bumi yang bersifat panas, sehingga suhu
atmosfer bumi semakin meningkat, seperti dalam rumah kaca yang selalu
panas dibanding suhu udara di luarnya. Karena itu disebut sebagai gas
rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global dan perubahan
iklim. Sumber paling besar berasal dari pembakaran energi fosil seperti
minyak, gas alam dan batu bara.

Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca dapat divisualisasikan sebagai sebuah proses. Pada


kenyataannya, di lapisan atmosfer terdapat selimut gas. Rumah kaca adalah
analogi atas bumi yang dikelilingi gelas kaca. Panas matahari masuk ke bumi
dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi gelombang pendek.
Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa
sebagai radiasi gelombang panjang. Namun, panas yang seharusnya dapat
dipantulkan kembali
ke angkasa
menyentuh
permukaan gelas
kaca dan
terperangkap di
dalam bumi.
Layaknya proses
dalam rumah kaca di
pertanian dan
perkebunan, gelas
kaca memang
berfungsi menahan
panas untuk
menghangatkan
rumah kaca.
Masalah timbul
ketika aktivitas manusia menyebabkan peningkatan konsentrasi selimut gas
di atmosfer (gas rumah kaca) sehingga melebihi konsentrasi yang
seharusnya. Maka, panas matahari yang tidak dapat dipantulkan ke angkasa
akan meningkat pula. Semua proses tersebut disebut efek rumah kaca.

PAGE 1

Emisi Karbon dan Perubahan Iklim


Pemanasan global terjadi ketika ada konsentrasi gas-gas tertentu yang
dikenal dengan gas rumah kaca, yg terus bertambah di udara, Hal tersebut
disebabkan oleh tindakan manusia, kegiatan industri, khususnya CO2 dan
chlorofluorocarbon. Yang terutama adalah karbon dioksida, yang umumnya
dihasilkan oleh penggunaan batubara, minyak bumi, gas dan penggundulan
hutan serta pembakaran hutan. Asam nitrat dihasilkan oleh kendaraan dan
emisi industri, sedangkan emisi metan disebabkan oleh aktivitas industri dan
pertanian.
Chlorofluorocarbon CFCs merusak lapisan ozon seperti juga gas rumah
kaca menyebabkan pemanasan global, tetapi sekarang dihapus dalam
Protokol Montreal. Karbon dioksida, chlorofluorocarbon, metan, asam nitrat
adalah gas-gas polutif yang terakumulasi di udara dan menyaring banyak
panas dari matahari. Sementara lautan dan vegetasi menangkap banyak
CO2, kemampuannya untuk menjadi atap sekarang berlebihan akibat
emisi. Ini berarti bahwa setiap tahun, jumlah akumulatif dari gas rumah kaca
yang berada di udara bertambah dan itu berarti mempercepat pemanasan
global.
Penggundulan hutan yang mengurangi penyerapan karbon oleh pohon,
menyebabkan emisi karbon bertambah sebesar 20%, dan mengubah iklim
mikro lokal dan siklus hidrologis, sehingga mempengaruhi kesuburan tanah.
Pencegahan perubahan iklim yang merusak membutuhkan tindakan
nyata untuk menstabilkan tingkat gas rumah kaca sekarang di udara
sesegera mungkin; dengan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 50%,
demikian Panel Inter Pemerintah. Jika tidak melakukan apa-apa maka hal-hal
berikut akan membawa dampak yang merusak.
Sejumlah konsekuensi pun akan dapat kita rasakan akibat pemanasan
global tersebut. Adapun konsekuensinya adalah seperti berikut :
Kenaikan permukaan laut yang membawa dampak luas bagi
manusia.
Manusia dan spesies lainnya di planet sudah menderita akibat
perubahan iklim. Contonya tekanan udara menjadi panas dan
lain-lain.

2. Dampak Pemanasan Global


Dampak pemanasan global dapat terjadi karena berbagai penyebabpenyebab dari tingkahlaku manusia memanfaatkan segala sumber daya
alam, dan tidak mengenal batas serta kesehatan Bumi ini. Pemanasan Global

PAGE 2

sudah lama dan telah terjadi, dilihat dari gejala-gejala yang ditimbulkan ini
dapat dilihat dari berbagai perubahan-perubahan yang tidak biasa, yang
sebelumnya telah ketahui. Namun dari Dampak Pemanasan Global hal
tersebut menjadi berubah dan sulit diprediksi.

Mencairnya Es dan Perubahan Iklim


Gunung-gunung es akan mencair, dan akan lebih sedikit es yang
terapung di laut. Di Daerah subtropis, bagian pegunungan yang ditutupi salju
akan semakin sedikit serta salju akan lebih cepat mencair. Melelehnya es di
Puncak Jayawijaya, Papua, merupakan fenomena yang menegaskan bahwa
telah terjadi peningkatan suhu di Indonesia. Air tanah akan lebih cepat
menguap sehingga beberapa daerah menjadi lebih kering dari pada
sebelumnya. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrem; terjadi
hujan ekstrem atau kekeringan ekstrem di berbagai wilayah. Angin akan
bertiup lebih kencang dengan pola berbeda sehingga akan terbentuk angin
puting beliung. Curah hujan akan meningkat dan badai akan sering terjadi.
Musim tanam akan lebih panjang di beberapa tempat. Temperatur pada
musim dingin dan malam hari
pun akan cenderung
meningkat.

3. Alternatif Solusi
Akibat no.2
Efisiensi
Penggunaan Energi
Ketergantungan yang berlebihan pada sumber energi fosil (khususnya
minyak bumi) dan rendahnya efisiensi pemanfaatan energi merupakan
penyebab krisis energi dan pencemaran lingkungan. Oleh sebab itu,
konservasi energi yang mencakup peningkatan efisiensi penggunaan energi
di berbagai fakor dan diversifikasi yang mencakup peningkatan peran energi
baru dan terbarukan dalam baruan energi nasional, merupakan kebijakan
yang harus dilakukan secara cepat, tepat dan desisif.
Cara paling mudah, paling cepat dan paling murah untuk mengurangi
ketergantungan kepada bahan-bahan bakar ini ialah dengan menggunakan

PAGE 3

energi secara lebih efisien yaitu, untuk melakukan lebih banyak hal dengan
energi lebih kecil. Seraya menggunakan teknologi-teknologi baru untuk
membuat rumah-rumah menjadi lebih tahan cuaca, mobil-mobil lebih hemat
penggunaan bahan bakarnya, dan tungku-tungu lebih efisien, kebutuhankebutuhan energi dapat dikurangi, sementara kebutuhan-kebutuhan
penduduk yang meningkat dapat dicukupi. Sekalipun teknologi maju telah
memberikan keunggulan-keunggulan efisien terus menerus selama abad
yang lalu, proses ini perlu dipercepat kalau kita akan mengurangi
penggunaan bahan bakar fosil sehingga cukup untuk memantapkan iklim.
Pada tahun 2050, sepertiga dari energi dunia akan membutuhkan
energi yang bersumber dari
matahari, angin, dan sumber
daya terbarukan lainnya
karena perubahan iklim,
pertumbuhan penduduk, dan
penipisan bahan bakar fosil
membuat energi terbarukan
akan perlu untuk memainkan
peran yang lebih besar di masa
depan.

Pencarian Sumber-Sumber Energi Alternatif seperti Nuklir


Energi alternatif mengacu pada sumber energi yang tidak memiliki
konsekuensi yang tidak diinginkan seperti, bahan bakar fosil atau energi
nuklir. Sumber energi alternatif yang terbarukan dan dianggap "bebas" yaitu
memiliki emisi karbon yang lebih rendah, dibandingkan dengan sumber
energi konvensional. Ini termasuk Energi Biomassa, Energi Angin, Energi
Matahari, Energi Panas Bumi, Energi Air dan Energi Surya, dikombinasikan
dengan penggunaan daur ulang.
Sektor energi terbarukan harus menjadi pilihan dan terus dikembangkan
karena bahan bakar fosil pada akhirnya akan habis dan energi terbarukan
kemudian akan menjadi alternatif terbaik guna memuaskan rasa dahaga
dunia akan energi. Tapi ini akan menjadi strategi yang buruk karena dua
alasan, keamanan energi dan perubahan iklim.
Energi nuklir adalah energi dalam bentuk energi tersimpan yang dapat
dilepas akibat interaksi partikel dengan atau di dalam inti atom. Energi ini
dilepas sebagai hasil usaha partikel-partikel untuk memperoleh kondisi yang
lebih stabil. Reaksi nuklir dapat terjadi pada peluluhan radioaktif, fisi, dan
fusi (Messmer, 1999).

PAGE 4

Reaktor nuklir adalah suatu alat untuk mengendalikan reaksi fisi berantai
dan sekaligus menjaga kesinambungan reaksi itu. Reaktor nuklir ditetapkan
sebagai alat yang menggunakan materi nuklir sebagai bahan
bakarnya. Materi fisi yang digunakan sebagai bahan bakar adalah uranium,
plutonium dan lain-lain. Jadi secara umum reaktor nuklir adalah tempat
berlangsungnya reaksi nuklir yang terkendali. Untuk mengendalikan operasi
dan menghentikannya digunakan bahan penyerap neutron yang disebut
batang kendali. Jenis reaktor nuklir dibedakan berdasarkan besarnya energi
kinetik neutron yang
merupakan faktor
utama dalam reaksi
fisi berantai, yaitu
reaktor neutron
panas, reaktor
neutron cepat dan
lain-lain. Berdasarkan
jenis materi yang
digunakan sebagai
moderator dan
pendingin, reaktor
diklasifikasikan
menjadi reaktor air
ringan, reaktor air
berat, reaktor grafit dan lain-lain (Sutrisno, 2004).

Prinsip Kerja Reaktor nuklir


Reaksi yang terjadi pada reaktor nuklir baik untuk reaktor penelitian
maupun daya konvensional, didasarkan pada terjadinya reaksi pembelahan
inti fisi (inti dapat belah) oleh tembakan partikel neutron. Inti fisi yang ada
di alam adalah Uranium dan Thorium, sedangkan neutron dapat dihasilkan
dari sumber neutron. Reaksi nuklir ini akan menghasilkan energi panas
dalam jumlah yang cukup besar. Pada reaktor daya, energi panas yang
dihasilkan dapat digunakan untuk menghasilkan uap panas, dan selanjutnya
digunakan untuk mengerakkan turbin dengan generator yang bisa
menghasilkan listrik. Sedangkan pada reaktor penelitian, panas yang
dihasilkan tidak dimanfaatkan dan dapat dibuang ke lingkungan. Selain
energi panas, ada dua sampai tiga partikel neutron yang dihasilkan setiap

PAGE 5

kali terjadi reaksi. Partikel ini bisa dimanfaatkan untuk proses reaksi
berikutnya dengan sasaran inti fissil yang belum terbelah. Reaksi ini bisa
berlangsung secara terus menerus pada kondisi neutron dan inti fissil masih
memungkinkan (Ruslan, 2003).

4. Hasil Kesepakatan Dunia Internasional antara lain


IPCC,Protokol Kyoto,APPCDC dan lain-lain.
a. IPCC (Intergovermental Panel on Climate Change)

IPCC adalah sebuah panel antar-pemerintah yg terdiri dari ilmuwan dan


ahli dari berbagai disiplin ilmu di seluruh dunia. Tugasnya menyediakan datadata ilmiah terkini yg menyeluruh, tidak berpihak dan transparan mengenai
informasi teknis, sosial, dan ekonomi yg berkaitan dengan isu perubahan
iklim. Termasuk informasi mengenai sumber penyebab perubahan iklim,
dampak yg ditimbulkan serta strategi yang perlu dilakukan dalam hal
mengurangi emisi, pencegahan, dan adaptasi.
Majelis umum PBB menanggapi seruan IPCC dengan secara resmi
membentuk sebuah badan negosiasi antar pemerintah, yaitu
intergovermental negotiating committee (INC) untuk merundingkan sebuah
konversi mengenai perubahan iklim. Laporan IPCC terakhir tahun 2007
secara garis besar terdiri dari :
Laporan kelompok kerja 1 dikelurakan pada Februari 2007, menekankan
bahwa manusia adalah penyebab utama peningkatan gas rumah kaca ( GRK)
di lapisan udara.
Laporan kelompok kerja 2 mengenai dampak dan adaptasi perubahan
iklim dikeluarkan awal April 2007, membeberkan perkiraan ancaman bencana
di banyak negara apabila tidak dilakukan upaya segera untuk mengurangi
kegiatan yg dpt menyebabkan pemanasan global.
Laporan kelompok kerja 3 yg dikeluarkan Mei 2007 menganalisis proses
pengurangan emisi karbon yang sudah dan harus dilakukan, dan strategi
adaptasi untuk bertahan terhadap dampak perubahan iklim yang tidak bisa
dihindari.

2.

Protokol Kyoto

Protokol Kyoto adalah protokol kepada konvensi rangka kerja PBB tentang
perubahan iklim ( UNFCCC yang diadopsi pada pertemuan bumi di Rio
de Janeiro pada 1992), semua pihak dalam UNFCCC dapat menandatangani
atau meratifikasi protokol kyoto, sementara pihak luar tidak diperbolehkan.

PAGE 6

Protokol kyoto di abopsi pada sesi ketiga konferensi pihak konvensi UNFCCC
pada 1997 diKyoto, Jepang.
3.

Asia-Pacific Partnership on Clean Development and Climate (APPCDC)

Asia-Pacific Partnership on Clean Development and Climate, dikenal


dengan APP, merupakan kerjasama internasional yang bersifat sukarela
antara Australia, Kanada, India, Jepang, RCC, Korea selatan yang
mengumumkan pembentukannya pada tanggal 28 juli 2005. Mentri luar
negeri, lingkungan dan energi dari negara-negarapeserta sepakat untuk
bekerja sama dalam pengembangn dan transfer teknologi yang
memungkinkan pengurangan emisi GRK yang bersesuain dengan UNFCCC
dan perangkat internasional lainnya seperti protokol kyoto.
4.

Protokol Montreal

Protokol Montreal adalah sebuah traktat internasional yang dirancang untuk


melindungi lapisan ozon, dengan meniadakan produksi sejumlah zat yang
diyakini bertanggung jawab atas berkurangnya lapisan ozon, traktat ini
berlaku sejak 1 Januari 1989, traktat ini difokuskan pada kelompok
senyawa Hidrokarbon,Halogen, yang di yakini memerankan peranaan penting
dalam penipisan lapisan ozon. Semua zat tersebut memiliki klorin atau
bromin.

PAGE 7

Anda mungkin juga menyukai