Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KERJA

FORUM FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)


KAJIAN DESKRIPSI DAN KONDISI PASAR KONSTRUKSI INDONESIA
A. PENGANTAR
Sektor konstruksi memiliki potensi yang sangat besar untuk menggerakkan
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sektor konstruksi menjadi pendorong
pertumbuhan utama terhadap pembangunan Indonesia yang karakteristiknya
merupakan negara berkembang. Kegiatan sektor kontruksi merupakan salah satu faktor
penggerak dalam sistem pembangunan ekonomi, karena melalui penyediaan sarana dan
prasarana fisik (infrastruktur) dapat meningkatkan sektor ekonomi lainnya.
Hal yang sama terjadi di Indonesia, yang mana kontribusi industri konstruksi
cukup signifikan terhadap pertumbuhan investasi seperti yang tergambar di Gambar
1.1.

Gambar 1. Kontribusi Sektor Konstruksi Terhadap Pertumbuhan Investasi di Indonesia


(Sumber: World Bank, 2014)
Menurut Update Industri Vol.6 yang dikeluarkan oleh PT. Bank Mandiri,
disebutkan bahwa pada tahun 2015, pertumbuhan sektor konstruksi lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan ekonomi Nasional. Sektor konstruksi mampu tumbuh
6,65%, jauh diatas pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 4,97%,.

Sektor

konstruksi selain sebagai sumber pertumbuhan ekonomi terbesar kedua (0.64%)


setelah industri pengolahan (0.92%), konstribusi sektor ini didalam PDB Nasional juga
cukup tinggi, yaitu sebesar 10,34%. Prediksi pada tahun 2016 sektor konstruksi masih
akan tetap berperan besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini
tidak lepas dari peran pemerintah untuk mendorong percepatan pelaksanaan proyek
infrastruktur, yang tentunya berdampak pada pertumbuhan sektor konstruksi.

Gambar 1.2 Pertumbuhan Sektor Konstruksi Indonesia 2011 - 2015


(Sumber: Industri Update Vol.6, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Maret 2016)
Oleh karena perkembangan sektor industri jasa konstruksi di Indonesia
semakin pesat setiap tahunnya, sektor tersebut menjadi agenda publik yang penting dan
strategis.
Namun disisi lain data yang diperoleh dari Buku Konstruksi Dalam Angka
2015 (Badan Pusat Statistik, 2015) menyebutkan bahwa jumlah perusahaan yang
bergerak di sektor konstruksi mengalami penurunan yang dimana pada tahun 2013
sebanyak 131.080 perusahaan menjadi 129.819 perusahaan pada tahun 2014
Selain itu, sektor jasa konstruksi Indonesia dalam penyediaan infrastruktur
masih mempunyai banyak persoalan. Salah satunya adalah penyediaan infrastruktur
yang merupakan salah satu indikator tingkat daya saing Indonesia. Peringkat daya
saing ekonomi Indonesia versi Badan Pusat Statistik (BPS) turun pada tahun ini, dari
urutan ke 34 pada tahun lalu menjadi 37 dari 140 negara.
Data menunjukkan bahwa daya saing Indonesia berada di bawah dari tiga
negara tetangga, yakni Singapura yang berada di peringkat 2, Malaysia di peringkat 18
dan Thailand di urutan 32. Di Asean, Indonesia tercatat unggul dari Filipina (47),
Vietnam (56), Laos (83), Kamboja (90), dan Myanmar (131). Peringkat daya saing
Indonesia juga terlihat lebih baik dibandingkan banyak negara di luar Asia Tenggara,
antara lain dari Portugal (38), Italia (43), Rusia (45), Afrika Selatan (49), India (55),
dan Brazil (75) (Konstruksi Dalam Angka 2015, BPS).

Gambar Negara Anggota ASEAN


sumber: Konstruksi Dalam Angka 2015 BPS, 2015
Berdasarkan hal tersebut maka dalam lima tahun kedepan, pemerintah
memutuskan untuk mempercepat pembangunan proyek-proyek strategis yang
diperkuat dengan terbitnya Pepres No. 03 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan
Proyek Strategis Nasional.
Selain persoalan masih rendahnya daya saing beberapa persoalan yang masih
dihadapi sektor konstruksi antara lain masih terbatasnya kapasitas kontraktor nasional,
ketersediaan material, ketersediaan SDM yang handal, metode penyelenggaraan
konstruksi, keterbatasan kemampuan pendanaan (gap financing) , ketersediaan lahan
termasuk problem sosial, antisipasi dampak lingkungan, regulasi yang masih kurang
mendukung serta transportasi yang masih mahal dan kurang.
Sebuah tantangan hebat bagi industri konstruksi nasional yang harus disertai
rencana strategis yang matang yang mejadi peluang sekaligus tantangan bagi pelaku
konstruksi Indonesia, seperti langkah-langkah strategis yang dibutuhkan Pemerintah
dalam membangun pasar konstruksi dan kesiapan pada Badan Usaha Jasa Konstruksi
dalam hal ini Kontraktor dan Konsultan dalam negeri untuk mengambil bagian serta
prospek dan strategi pasar seperti apa investasi infrastruktur Indonesia yang perlu
ditawarkan ke depan.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka fokus kajian ini akan
membahas isu prospek dan strategi pasar yang efektif baik dalam negeri maupun di
luar negeri, terkhusus negara Indonesia, yang perlu dilakukan oleh pemerintah sebagai
langkah penanganan gap financing pembiayaan investasi infrastruktur. Selain itu kajian
ini akan melihat bagaimana sejauh mana kesiapan para pelaku (stakeholders) dalam hal

ini pemerintah selaku regulator, investor, dan Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK)
selaku pelaksana di lapangan serta kesiapan industri-industri pendukungnya mulai dari
hulu sampai hilir (supply change).
B. TUJUAN
Tujuan utama FGD adalah mendiskusikan temuan awal dari
kajian terhadap deskripsi dari kondisi pasar konstruksi saat ini dan
proyeksinya sembilan tahun kedepan sebagai bentuk fasilitasi
pemerintah dalam mempermudah masyarakat jasa konstruksi untuk
memanfaatkan peluang potensi pasar jasa konstruksi ke depan dan
ikut

berpartispasi

dalam

mengisi

pembangunan

infrastruktur

Indonesia.

C. LINGKUP KEGIATAN
(1)Membahas dan mendiskusikan data emperik indikator
ekonomi Indonesia
(2)Membahas dan mendiskusikan perkembangan industri
konstruksi Indonesia
(3)Membahas dan mendikusikan pasar konstruksi Indonsia
(4)Membahas dan mendiskusikan forecasting pasar konstruksi
Indonesia
D. PENYELENGGARA
(1) Kegiatan ini diselenggarakan oleh ........
E. PESERTA
(1) Para birokrat yang terkait dengan penyelenggaraan
investasi konstruksi di lingkungan Pemerintah
(2) Para para praktisi meliputi Badan Usaha Jasa Konstruksi
(BUJK)
(3) Para akademisi / peneliti
F. AGENDA
Jam
09.00
09.30
09.30
10.00
10.00
10.30

Kegiatan
Registrasi Peserta
Pengantar & Pembukaan
Direktorat .........
Istirahat

Ket
Paniti
a
Paniti
a

10.30
12.00

12.00
13.00
13.00
15.00

Sesi 1: Temuan Empirik


(1)Data-data empirik indikator ekonomi
Indonesia
(2)Perkembangan Industri Konstruksi
Indonesia

Paniti
a

Narasumber
...................
Istirahat
Sesi 2: Pasar Industri Konstruksi
Indonesia dan Forecasting ke depan
(3)Pasar Industri Konstruksi Indonesia
dan Forecasting ke depan

Paniti
a

Narasumber
.........................
15.00
15.15
15.15
16.30

Istirahat
Closing Statement dan Penutupan
Narasumber
.........................

G. RENCANA ANGGARAN BIAYA

Paniti
a

Anda mungkin juga menyukai