Anda di halaman 1dari 4

1.

Jaringan Epitel Transisi


Sel penyusun epitel transisi bentuknya dapat berubah dan berlapis lapis. Epitel ini dapat
ditemukan pada organ saluran pernafasan, ureter, dan kandung kemih. Saat kandung kemih
berisi urine, sel epitel akan berbentuk kuboid seperti dadu atau silindris. Epitel transisi pada
kandung kemih dapat kalian cermati pada Gambar 3.7. Sementara berdasarkan fungsinya,
jaringan hewan memiliki salah satu jenis jaringan yang disebut jaringan epitel kelenjar.
Epitel kelenjar banyak terdapat pada kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin. Kelenjar
endokrin tidak memiliki saluran, sehingga hasilnya langsung masuk ke dalam peredaran
darah. Contoh: kelenjar adrenal, timus, dan tiroid. Fungsi jaringan epitel transisional adalah
sebagai pelindung organ yang berada di antara epitel luar dan epitel dalam.

Gambar 3.7 Epitel transisi pada kandung kemih

2.

Pasteur menyempurnakan percobaan Redi dan Spallanzani. Ia menggunakan kaldu dalam


labu yang

disumbat dengan gabus. Selanjutnya gabus tersebut ditembus dengan pipa

berbentuk leher angsa (huruf S), kemudian dipanaskan. Setelah dingin dibiarkan beberapa
hari kemudian diamati. Ternyata air kaldu tetap jernih dan tidak ditemukan mikroba.

Disain pipa yang berbentuk leher angsa tersebut memungkinkan masuknya gaya hidup dari
udara, tetapi ternyata tidak didapati makhluk hidup dalam kaldu. Menurut Pasteur,
mikroorganisme yang tumbuh dalam kaldu berasal dari udara. Mereka tidak bisa masuk
karena terhambat oleh bentuk pipa. Hal ini bisa dibuktikan bila labu dimiringkan sedemikian
rupa sehingga kaldu mengalir melalui pipa dan menyentuh ujung pipa, ternyata beberapa
hari kemudian menyebabkan busuknya kaldu.
Dengan demikian Pasteur telah membuktikan bahwa teori biogenesislah yang benar.
Muncullah ungkapan : omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo, omne vivum ex vivo
yang artinya: makhluk hidup berasal dari telur, telur berasal dari makhluk hidup, makhluk
hidup berasal dari makhluk hidup
3.

Fagositosis dan pinositosis


Fagositosis dan pinositosis merupakan salah satu transpor aktif, artinya melawan gradien
kadar serta memerlukan energi selama proses berjalan. Berikut ini penjelasan singkat
tentang fagositosis dan pinositosis.
A. Fagositosis
Fagositosis adalah peristiwa pemasukan ZAT PADAT ke dalam sel. Proses ini banyak
dijumpai pada sel protozoa sebagai salah satu usaha untuk mendapatkan makanan.
Sedangkan pada sel metazoa lebih ditujukan untuk pertahanan diri terhadap benda asing,
seperti bakteri, debu dan benda lain yang dianggap berbahaya bagi sel.

B. Pinositosis

Pinositosis adalah peristiwa pemasukan ZAT CAIR ke dalam sel. Pada proses ini, cairan
akan dimasukkan ke dalam sel termasuk zat zat yang larut didalamnya. Zat zat tersebut
antara lain protein, asam amino dan ion ion.
Jadi perbedaan utama antara fagositosis dan pinositosis adalah zat yang dimasukkan ke
dalam sel.
Pinositosis
Peristiwa masuknya sejumlah kecil medium kultur dengan membentuk lekukan-lekukan
membrane sel Peristiwa ini dapat terjadi bila konsentrasi protein dan ion tertentu pada
medium sekeliling sel sesuai dengan konsentrasi di dalam sel. Sel-sel yang melakukan
proses pinositosis ini antara lain sel darah putih, epitel usus, makrofag hati, dan lain-lain.
4.

2 Ilmuwan Penemu Sel


Felix Durjadin ( 1835 Biologist Perancis )
Penelitian tentang protozoa dan invertebrate
Sebuah kehidupan formless substansi pada foraminifera
Bagian terpenting dalam sel.

sarcode

protoplasma

Johanes Purkinye ( 1869 ahli anatomi dan fisiologi Ceko )


Sebuah sel syarat besar yang memili banyak cabang dendrite yan ditemukan di otak kecil.
Oarang pertama yang mengajukan istilah protoplasma untuk menamai bahan embrional
sel telur.

Anda mungkin juga menyukai