Anda di halaman 1dari 5

Della Juliatum Maharani

XI MIA 2

Endositosis
Endositosis adalah transpor makromolekul dan materi yang sangat kecil ke dalam sel dengan
cara membentuk vesikula baru dari membran plasma. Langkah-langkahnya pada dasarnya
merupakan kebalikan dari eksositosis. Sebagian kecil luas membran plasma terbenam ke
dalam membentuk kantong. Begitu kantong ini semakin dalam, kantong ini terjepit
membentuk vesikula yang berisi materi yang didapat dari luar selnya. Endositosis dibutuhkan
untuk berbagai macam fungsi yang penting bagi sel, karena endositosis dapat meregulasi
berbagai macam proses seperti pengambilan nutrisi, adhesi dan migrasi sel, reseptor sinyal,
masuknya patogen, neurotransmisi, presentasi antigen, polaritas sel, mitosis, pertumbuhan
dan diferensiasi, dan masuknya obat.

Jenis-jenis
Terdapat tiga jenis endositosis, yaitu:

 Fagositosis ("pemakanan seluler") merupakan proses di mana sel menelan suatu


partikel dengan kaki semu (pseudopod) yang membalut di sekeliling partikel tersebut
dan membungkusnya di dalam kantong berlapis-membran yang cukup besar untuk
bisa digolongkan sebagai vakuola. partikel itu dicerna setelah vakuola bergabung
dengan lisosom yang mengandung enzim hidrolitik.
 Pinositosis ("peminuman seluler") merupakan proses di mana sel "meneguk" tetesan
fluida ekstraseluler dalam vesikula kecil. Karena salah satu atau seluruh zat terlarut
yang larut dalam tetersan tersebut dimasukkan ke dalam sel, pinositosis tidak bersifat
spesifik dalam substansi yang ditranspornya
 Endositosis yang diperantrai reseptor membutuhkan reseptor yang disebut ligan.
Eksositosis
Eksositosis adalah mekanisme transpor molekul besar seperti protein dan polisakarida,
melintasi membran plasma dari dalam ke luar sel (sekresi) dengan cara menggabungkan
vesikula berisi molekul tersebut dengan membran plasma. Vesikula transpor yang lepas dari
aparatus Golgi dipindahkan oleh sitoskeleton ke membran plasma. Ketika membran vesikula
dan membran plasma bertemu, molekul lipid membran menyusun ulang dirinya sendiri
sehingga kedua membran bergabung. Kandungan vesikulanya kemudian tumpah ke luar sel.
Banyak sel sekretoris menggunakan eksositosis untuk mengirim keluar produk-produknya.
Misalnya sel tertentu dalam pankreas menghasilkan hormon insulin dan mensekresikannya ke
daam darah melalui eksositosis. Contoh lain adalah neuron atau sel saraf yang menggunakan
eksositosis untuk melepaskan sinyal kimiawi yang merangsang neuron lain atau sel otot.
Ketika sel tumbuhan sedang membuat dinding, eksositosis mengeluarkan karbohidrat dari
vesikula Golgi ke bagian luar selnya.
Fagositosis
Fagositosis adalah proses seluler dari fagosit dan protista yang menggulung partikel padat
dengan membran sel dan membentuk fagosom internal. Fagositosis adalah bentuk spesifik
dari endositosis yang melibatkan internalisasi vesikular terhadap partikel padat, seperti
bakteri, dan bentuk lain yang cukup berbeda dengan fagositosis, yaitu pinositosis, yaitu
internalisasi vesikular terhadap berbagai cairan. Fagositosis bertanggung jawab terhadap
akuisisi nutrisi pada beberapa sel, dan di dalam sistem imunitas, fagositosis adalah
mekanisme utama untuk menghilangkan patogen dan serpihan sel. Bakteri, sel mati jaringan,
dan partikel mineral kecil adalah contoh objek yang akan difagositasi.

Proses ini mirip dengan proses memakan pada tingkat sel tunggal organisme. Di makhluk
multiseluler, proses telah diadaptasi untuk mengeliminasi serpihan dan patogen.

Fagositosis di sistem imunitas mamalia diaktifkan oleh penempelan Pathogen-associated


moleculer patterns (PAMPS), yang mengaktivasi NF-κB. Oposin seperti C3b dan antibodi
bisa beraksi sebagai tempat penempelan dan membantu fagositosis patogen.

Fagositosis adalah sebuah proses yang aktif dimana patogen yang telah terikat oleh pencerap,
akan diliputi oleh membran makrofaga dengan kontraksi sistem aktin-miosin, dan masuk ke
dalam vesikel yang disebut fagosom. Setelah fagosom menjadi asam, beberapa lisosom
makrofaga akan terinduksi dan membentuk fusi guna mengeluarkan enzim, protein untuk
mendegradasi patogen. Fusi antara fagosom dan granula makrofaga disebut fagolisosom
dengan respon antomikrobial intraselular. Degradasi bisa dilakukan dengan menggunakan
oksigen ataupun tanpa oksigen

 Degradasi menggunakan oksigen bergantung pada NADPH. Hidrogen peroksida dan


myeloperoksidase mengaktifkan sistem berhalogenasi yang memicu penghancuran
bakteri. Beberapa zat yang disekresi di dalam fagolisosom antara lain adalah hidrogen
peroksida (H2O2), anion superoksida (O2-), nitrit oksida (NO). Zat ini diperoleh
dengan bantuan enzim NADPH lysosomal dan enzim lain melalui proses kimiawi
yang disebut respiratory burst yang disertai peningkatan konsumsi oksigen dalam
rentang waktu yang sangat singkat.

 Degradasi tanpa oksigen bergantung pada pelepasan granula, berisi enzim proteolitik
seperti defensin, lisozim, dan protein kationik. Peptida antimikrobial juga muncul
dalam granula ini, termasuk laktoferin yang melepaskan zat besi untuk menyediakan
kondisi yang tidak baik bagi pertumbuhan bakteri.

Di berbagai protista, fagositosis digunakan sebagai cara untuk mencari makan untuk
menyediakan semua kebutuhan nutrisi mereka. Hal ini disebut nutrisi fagotropik, berbeda
dengan nutrisi osmotrofik yang melakukan penyerapan, bukan fagositosis.
Peristiwa transpor aktif dibedakan menjadi dua, yaitu endositosis dan eksositosis.
a. Endositosis
Endositosis merupakan peristiwa pembentukan kantong membran sel. Endositosis terjadi
karena ada transfer larutan atau partikel ke dalam sel. Peristiwa endositosis dibedakan
menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Pinositosis
Pinositosis merupakan peristiwa masuknya sejumlah kecil medium kultur dengan membentuk
lekukan-lekukan membran sel. Peristiwa ini dapat terjadi bila konsentrasi protein dan ion
tertentu pada medium sekeliling sel sesuai dengan konsentrasi di dalam sel. Proses pinositosis
dapat diamati dengan mikroskop elektron. Sel-sel yang melakukan proses pinositosis ini
antara lain sel darah putih, epitel usus, makrofag hati, dan lain-lain. Tahapan proses pinotosis
adalah sebagai berikut.

Keterangan gambar:
1. Molekul-molekul medium kultur mendekati membran sitoplasma.
2. Molekul-molekul mulai melekat (menempel) pada plasma, hal ini terjadi karena adanya
konsentrasi yang sesuai antara protein dan ion tertentu pada medium sekeliling sel dengan di
dalam sel.
3. Mulai terbentuk invaginasi pada membran sitoplasma.
4. Invaginasi semakin ke dalam sitoplasma.
5. Terbentuk kantong dalam sitoplasma dan saluran pinositik.
6. Kantong mulai lepas dari membran plasma dan membentuk
gelembunggelembung kantong.
7. Gelembung-gelembung kantong mulai mempersiapkan diri untuk melakukan fragmentasi.
8. Gelembung pecah menjadi gelembung yang lebih kecil.
2) Fagositosis
Fagositosis merupakan peristiwa yang sama seperti pada pinositosis tetapi terjadi pada benda
padat yang ukurannya lebih besar. Fagositosis dapat diamati dengan mikroskop misalnya
yang terjadi pada Amoeba.Keterangan gambar:
1. Sebuah sel Amoeba mendekati sel Paramaecium.
2. Amoeba membentuk kaki semu (pseudopodia) dan semakin mendekati Paramaecium.
3. Amoeba mengurung sel Paramaecium dengan kaki semu dan memasukkannya ke dalam
vakuola makanan.
4. Lisosom pada Amoeba mulai bergabung (fusi) dengan vakuola makanan untuk
mengeluarkan enzim pencernaan.
b. Eksositosis
Eksositosis adalah proses keluarnya suatu zat ke luar sel. Proses ini dapat Anda lihat pada
proses kimia yang terjadi dalam tubuh kita, misalnya proses pengeluaran hormon tertentu.
Semua proses sekresi dalam tubuh merupakan proses eksositosis. Sel-sel yang mengeluarkan
protein akan berkumpul di dalam badan golgi. Kantong yang berisi protein akan bergerak ke
arah permukaan sel untuk mengosongkan isinya.
Tahap-tahap fagositosis dapat terlihat pada Gambar 1.19!

Anda mungkin juga menyukai