Anda di halaman 1dari 3

Mekanisme Kerja Eksositosis dan Endositosis

Eksositosis, adalah mekanisme untuk mentranspor materi keluar dari sel. Organel sel yang
memiliki peran dalam proses ini adalah aparatus golgi yang melakukan pengemasan mejadi vesikula-
vesikula untuk disekresikan. Vesikula yang terbentuk dari aparatus golgi akan dipindahkan menuju
membran sel. Vesikula tersebut nantinya akan mengalami penyatuan dengan membran dan
melepaskan materinya ke lingkungan di luar sel Endositosis adalah mekanisme untuk memasukkan
makromolekul ke dalam sel melalui membran sel. Terdapat duajenis proses endositosis. Pertama,
fagositosis. Pada dasarnya fagositosis adalah kebalikan dari eksositosis, dimana materi ekstraselular
melekat di membran dan terjadi pelekukan ke dalam atau cleavage. Zat yang dimasukkan ke dalam
sel dengan fagositosis adalah materi yang berukuran besar. Sebagai contoh 15 suatu amuba yang
”memakan” bakteri dengan menggunakan kaki semu (pseudopodia). Kedua pseudopodia nantinya
akan menyatu di baian ujung dan menyelubungi seluruh bakteri. Pelekukan yang semakin dalam ini
nantinya akan memisahkan diri dari membran sel dan menjadi vakuola Gambar 5 Kedua, pinositosis.
Proses ini hampir sama dengan fagositosis namun untuk molekul yang memiliki ukuran lebih kecil.
Biasanya berupa droplet atau tetesan cairan yang di dalamnya mengandung bahan-bahan makanan.
Bisa kita lihat perbedaan antara fagositosis dan Pinositosis adalah jika fagositosis partikel padatan
yang akan masuk kedalam sel, sedangkan pinositosis adalah larutan yang masuk kedalam sel.

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/a4fa33ff469399aae5e480f21125b156.pdf[
CITATION DrW92 \l 1057 ]

Yatim, D. (1992). Biologi Sel. Bandung: Tarsito Bandung.

Endositosis artinya sel mengambil molekul biologis dan partikel dengan cara membentuk
vesikel baru dari membran plasma. Ada dua tipe endositosis : fagositosis berasal dari (bahasa yunani
phagein, “makan” + cytos, “sel”) berupa padatan yang ukurannya lebih besar, misalnya siliata,
rotifera atau organisme mikroskopik lain yang ditelan (fagositosis) oleh seekor amuba. Selama
fagositosis mengsa menjadi tidak berdaya oleh sekresi dari sel pemangsa (fagositik). Pinositosis :
berasal dari bahasa (yunani pinein, “minum” + cytos, “sel”) berupa cairan. Pinositosis dapat
diketahui merupakan gejala umum yang terjadi pada berbagai macam sel seperti : leukosit, sel-sel
ginjal, epithelium usus, makrofag hati dan sel akar tumbuhan. Pinositosis dapat terjadi jika terdapat
konsentrasi yang cocok dari protein, asam amino atau ion-ion tertentu pada medium sel (Utari, &
Tresnawati, 2011, hlm. 39). Gambar 2.5 Ko-transpor.

Endositosis adalah transpor makromolekul dan materi yang sangat kecil ke


dalam sel dengan cara membentuk vesikula baru dari membran plasma.[1] Langkah-
langkahnya pada dasarnya merupakan kebalikan dari eksositosis.[1]Sebagian kecil luas
membran plasma terbenam ke dalam membentuk kantong.[1] Begitu kantong ini semakin
dalam, kantong ini terjepit membentuk vesikula yang berisi materi yang didapat dari luar
selnya.[1] Endositosis dibutuhkan untuk berbagai macam fungsi yang penting bagi sel, karena
endositosis dapat meregulasi berbagai macam proses seperti pengambilan nutrisi, adhesi
dan migrasi sel, reseptor sinyal, masuknya patogen, neurotransmisi, presentasi antigen,
polaritas sel, mitosis, pertumbuhan dan diferensiasi, dan masuknya obat.

erdapat tiga jenis endositosis, yaitu:

Fagositosis ("pemakanan seluler") merupakan proses di mana sel menelan suatu partikel
dengan kaki semu (pseudopod) yang membalut di sekeliling partikel tersebut dan membungkusnya
di dalam kantong berlapis-membran yang cukup besar untuk bisa digolongkan sebagai vakuola.[1]
partikel itu dicerna setelah vakuola bergabung dengan lisosom yang mengandung enzim hidrolitik.[1]

Pinositosis ("peminuman seluler") merupakan proses di mana sel "meneguk" tetesan fluida
ekstraseluler dalam vesikula kecil.[1] Karena salah satu atau seluruh zat terlarut yang larut dalam
tetersan tersebut dimasukkan ke dalam sel, pinositosis tidak bersifat spesifik dalam substansi yang
ditranspornya.[1]

Endositosis yang diperantrai reseptor membutuhkan reseptor yang disebut ligan.[1]

Endositosis Dan Eksositosis Air dan zat terlarut berukuran kecil dapat masuk dan
keluar dari sel dengan menembus sel melalui membran lipid bilayer, atau dipompa melalui
protein transpor pada membran. Molekul besar, seperti protein dan polisakarida, umumnya
melewati membran melalui mekanisme berbeda. Mekanisme tersebut adalah endositosis dan
eksositosis.Endositosismerupakan mekanisme sel berupa pembungkusan bahan dan cairan
ekstraselulerdengan membentuk pelekukan (vesikula) ke dalam pada sebagian bagian dari
membran sel. Endositosis termasuk gerak aktif karena gerak ini membutuhkan energi. Hal ini
terjadi pada organisme bersel tunggal dan sel darah putih.Membran plasma ikut berperan dalam
memakan benda asing. Endositosis terhadap benda padat dinamakan fagositosis, sedangkan
endositosis terhadap larutan dinamakan pinositosis.Pada fagositosis, sel "menelan" sebuah
partikel dengan membelitkan kaki semu (pseudopodia) ke sekeliling partikel dan memasukannya
ke dalam suatu kantung besar yang dibentuk oleh membran. Partikel tersebut dihancurkan
setelah kantung tersebut bergabung dengan lisosom yang memiliki enzim hidrolitik. Pada
pinositosis, sel "menelan" tetesan-tetesan cairan ekstraseluler ke dalam kantung (vesikula)
berukuran kecil.Sama halnya dengan endositosis, eksositosis pun termasuk gerak aktif karena
membutuhkan energi. Eksositosisadalah pengeluaran zat dari dalam sel ke luar sel. Sekret
biasanya terbungkus dalam kantung membran yangselanjutnya melebar pada membran
plasma.Endositosis dan eksositosis adalah cara molekul besar melintasi membran. Cara ini dibantu
oleh lipidbilayer, yaitu dengan cara menyelubungi partikel sehingga sel yang tadinya terdapat dilur
akan masuk kedalam. Endositosis terdiri atas dua macam, yaitu fagositosis (penelanan
bulat”)dan pinositosis(penelanan cair)1.Dalam fagositosis (phagocytosis), sel menelan partikel
dengan cara menyelubungi partikel dengan pseudopia (tunggal pseudodium) dan mengemasnya
dalam kantong berselaput membran yang cukup besar untuk digolongkan sebagai vakuola.
Partikel dicerna setelah vakuola berfusi dengan lisosom yang mengadung enzim-enzim
hidrolitik

Anda mungkin juga menyukai