Anda di halaman 1dari 13

ENDOCYTOSIS DAN EXOCYTOSIS

MAKALAH

BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER

KELOMPOK 1

KELAS B

WAHYUNI 20177021

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun sebuah makalah yang membahas tentang
“Endocytosis Dan Exocytosis” meskipun sangat jauh dari kesempurnaan, selanjutnya salawat
dan salam kami kirimkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW sebagaimana beliau telah
mengangkat derajat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.

Dalam penulisan makalah, kami memberikan sejumlah materi yang terkait dengan
materi yang disusun secara langkah demi langkah, agar mudah dan cepat dipahami oleh
pembaca. Dan kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen yang membimbing
mata kuliah Biologi Sel Dan Molukuler atas bimbingannya. Kami juga mengharapkan agar
makalah ini dapat dijadikan pedoman apabila, pembaca melakukan hal yang berkaitan dengan
makalah ini,.

Sebagai manusia biasa tentu kami tidak dapat langsung menyempurnakan makalah ini
dengan baik, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari dosen pembimbing maupun pembaca.

Padang, 24 februari 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Transport molekul-molekul melalui membran baik pasif maupun dengan


bantuan protein yang ada di membran sel tidak mampu melewatkan molekul-
molekul besar seperti protein, polinukleotid atau polisakarida. Tetapi pada
kenyataannya sebagian besar sel dapat memasukkan dan mengeluarkan molekul-
molekul besar tersebut.

Pelepasan bahan-bahan ke luar sel seperti pada sel-sel kelenjar disebut


eksositosis, dimulai dengan menyatunya membran yang mengelilingi vesikel
sekreton dengan membran sel yang disusul dengan terbukanya membran.
Sebaliknya, memasukkan bahan-bahan ke dalam sel yang dinamakan endositosis.
Dimulai dengan melekuknya membran sel ke arah sitoplasma sehingga bahan-bahan
yang hendak ditelan semakin dilingkupi dan akhirnya terbentuk gelembung yang
dibatasi oleh membran yang akan dilepaskan dari membran sel.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Endositosis ?

2. Bagaimana pembagian jenis pada Endositosis ?

3. Apakah yang dimaksud dengan Eksositoosis ?

4. Bagaimana pembagian jenis pada Eksositosis ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Endositosis

2. Untuk mengetahui bagaimana pembagian jenis pada Endositosis

3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Eksositoosis

4. Untuk mengetahui bagaimana pembagian jenis pada Eksositosis


BAB II
PEMBAHASAN

A. Endositosis
1. Pegertian Endositosis
Endositosis merupakan mekanisme pemindahan benda dari luar ke dalam
sel. Endositosis merupakan proses pemasukan suatu bahan dari luar sel ke
dalam sel dengan cara melingkupi bahan tersebut dengan, membran plasma.
Istilah endositosis berasal dari bahasa / yunani, endo artinya ke dalam dan cytos
artinya sel. Membran sel membentuk pelipatan ke dalam (Invaginasi) dan “memakan”
benda yang akan dipindahkan ke dalam sel.

2. Jenis-jenis Endositosis
Terdapat tiga jenis endositosis yaitu fagositosis, pinositosis, dan endositosis yang
diperantarai reseptor (receptor-mediated endocytosis).
a. Fagositosis (phagein = makan)
Fagositosis merupakan peristiwa yang sama seperti pada pinositosis
tetapi terjadi pada benda padat yang ukurannya lebih besar.
Proses ini banyak dijumpai pada sel protozoa sebagai salah satu usaha
untuk mendapatkan makanan sedangkan pada sel-sel metazoa lebih ditujukan
untuk pertahan diri terhadap benda asing seperti misalnya fagositosis terhadap
bakteri, debu, dan benda-benda lain yang dianggap berbahaya bagi sel.
Sebagai contoh peristiwa fagositosis adalah proses memakan bakteri atau
benda mikroskopis lainnya oleh Amoeba, kemudian proses memakan kuman
oleh sel-sel darah putih.
Kemampuan untuk melakukan fagositosis pada tubuh manusia sangat
berkembang dalam sel lekosit bergranula dan sel-sel yang termasuk dalam sel
makrofag atau sistem retikulo-endotel (macrophagic or reticulo endothelial
system). Sel-sel yang termasuk dalam golongan ini diantaranya ialah histiosit
yang terdapat dalam jaringan ikat, sel-sel retikuler dalam sistem hemopeotik,
sel-sel endotel dalam kapiler:sinusoid dalam jaringan hati, kelenjar adrenal,
hipofise, dan lain-lain.
Pada fagositosis, Amoeba menelan suatu partikel dengan pseudopod
yang membalut di sekeliling partikel tersebut dan membungkusnya di dalam
kantong yang berlapis membran yang cukup besar untuk bisa digolongkan
sebagai vakuola. Partikel ini dicerna setelah vakuola bergabung dengan
lisosom yang mengandung enzim hidrolitik.

Gambar 1.phagositosis (Alberts,edisi 5)

b. Pinositosis (pinein = minum)


Pinositosis merupakan peristiwa masuknya cairan beserta zat yang
terlarut dengan membentuk lekukan-lekukan membran sel. Pada proses ini
cairan akan dimasukkan dalam sel termasuk zat-zat yang larut didalamnya.
Pinositosis yang dilakukan oleh amoeba pada larutan yang mengandung
protein telah diamati oleh Mast dan Doyle pada tahun 1934 dan pengamatan
pada sel lain dilakukan oleh Lewis pada sel yang dikultur.
Pada pengamatan pinositosis yang terjadi dalam tubuh amoeba ternyata
bahwa proses ini dapat terjadi bila dalam larutan terdapat bahan-bahan yang
dibutuhkan terutama protein, asam-asam amino, dan ion-ion. Dalam
percobaan diamati bahwa bila amoeba dimasukkan dalam air tidak akan
terjadi pinositosis demikian pula apabila ke dalam air dimasukkan karbohidrat.
Ternyata pinositosis akan segera mulai berjalan bila ke dalam air dimasukkan
asam amino, protein, atau ion- ion tertentu.
Mula-mula, membran plasma akan membentuk lekukan pada suatu
kawasan di lapisan membran. Lekukan ini menjadi semakin mendalam, dan
akhirnya lekukan tersebut akan membentuk vesikel yang melingkupi cairan.
Melalui vesikel inilah cairan ekstraseluler dibawa masuk ke dalam sel.
Gambar 2.pinositosis (Alberts,edisi 5)

c. Endositosis yang diperantarai reseptor (receptor-mediated endocytosis).


Endositosis yang diperantarai reseptor merupakan proses endositosis
yang menggunakan reseptor khusus untuk partikel tertentu.
Endositosis yang diperantarai reseptor sangat spesifik. Yang tertanam
dalam membran adalah protein dengan tempat reseptor spesifik yang
dipaparkan ke fluida ekstraseluler. Ekstraseluler yang terikat pada reseptor
disebut ligan, suatu istilah umum untuk setiap molekul yang terikat khususnya
pada tempat reseptor molekul lain. Protein reseptor biasanya mengelompok
dalam daerah membran yang disebut membran terlapisi, yang sisi
sitoplasmiknya dilapisi oleh lapisan protein samar. Protein pelapis ini
mungkin membantu memperdalam lubang dan membentuk vesikula.
Endositosis yang diperantarai reseptor memungkinkan sel dapat
memperoleh substansi spesifik dalam jumlah yang melimpah, sekalipun
substansi itu mungkin saja konsentrasinya tidak tinggi dalam fluida
ekstraseluler. Misalnya, sel manusia menggunakan proses ini untuk menyerap
kolesterol dan digunakan dalam sintesis membran dan sebagai prekursor
untuk sintesis steroid lainnya. vesikula tidak saja mentranspor substansi
antara sel dan sekelilingnya, vesikula ini juga memberikan suatu mekanisme
untuk membentuk kembali membran plasma.
Terdapat mekanisme endositosis yang melibatkan reseptor yang ada pada
membran sel. Mekanisme endositosis begini sangat bermanfaat untuk
pengambilan kolesterol dan darah oleh sel. Untuk memberikan sifat
kelenturan membran sel dalam dua-lapis lipid dibutuhkan molekul-molekul
kolesterol. Apabila pengambilan kolesterol dan darah meningkat kadarnya dan
dapat berperan dalam pembentukan plak pada permukaan dinding pembuluh
darah sebagai awal terjadinya arteriosklerosis.
Sebagian besar dari kolesterol diangkat dalam darah sebagai ikatan
dengan protein yang disebut LDL (Low density lipoprotein). Partikel-partikel
berbentuk bola-bola kecil ini (20 nm ) permukaannya dilapisi oleh dua-lapis
lipid dengan protein. Di dalam bola LDL ini terdapat kolesterol dan rantai
asam lemak.
Apabila sel hewan membutuhkan kolesterol untuk pembentukan
membrannya, maka sel tersebut mensintesis protein untuk reseptor pada
permukaan sel. Reseptor inilah yang akan mengikat protein pada permukaan
LDL yang kemudian dilanjutkan dengan endositosis, Endosom yang berisi
LDL tersebut akan bersatu dengan lisosom sehingga ester kolesterol
dihidrolisis menjadi kolesterol bebas. Kolesterol bebas terdapat dalam
sitoplasma sehingga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan membran sel.
Apabila dalam sitoplasma terdapat terlalu banyak kolesterol maka terjadi
umpan balik dalam bentuk hambatan sintesis membran dan reseptor LDL pada
membran.
Pada orang-orang tertentu terjadi gangguan pembentukan reseptor karena
menderita gangguan genetik. Akibatnya sel-sel penderita gangguan ini tidak
mampu mengambil LDL dari darah yang selanjutnya dapat berkambang
menjadi arterisklerosis umur muda.

Gambar 3. receptor-mediated endocytosis (Alberts,edisi 5)


B. Eksositosis
1. Pengertian Eksositosis
Proses Amoeba mengeluarkan sisa-sisa makanan melalui vakuolanya
adalah satu contoh eksositosis. Istilah eksositosis berasal dari bahasa yunani,
exo artinya keluar dan cytos artinya sel. Vakuola atau selubung membran
melingkupi sisa zat makanan yang sudah di cerna. Kemudian, bergabung
kembali dengan membran sel dan sisa zat makanan untuk di buang keluar sel.
Jadi, eksositosis adalah proses mengeluarkan benda dari dalam sel ke luar sel.
Membran yang menyelubungi sel tersebut akan bersatu atau berfusi dengan
membran sel. Cara ini adalah salah satu mekanisme yang digunakan sel-sel
kelenjar untuk mensekresikan hasil metabolisme. Misalnya, sel-sel kelenjar di
pankreas yang mengeluarkan enzim ke saluran pankreas yang bermuara di usus
halus. Sel-sel tersebut mengeluarkan enzim dari dalam sel menggunakan
mekanisme eksositosis.

Gambar 4. eksositosis (Alberts,edisi 5)


2. Jenis Eksositosis

1) Eksositosis Teregulasi

Ini terjadi pada sel-sel yang fungsi utamanya adalah sekresi. Sekresi yang diatur
memerlukan adanya vesikel penyimpanan yang dilapisi dengan protein clathrin, yang
kandungannya hanya dilepaskan setelah dimulainya proses pensinyalan ekstraseluler.
Melalui eksositosis yang teregulasi, molekul dilepaskan yang melakukan pencernaan
seluler atau memengaruhi fisiologi sel-sel terdekat lainnya (efek paracrine).

Vesikel sekresi yang diatur tidak secara alami mengikat ke membran plasma
tetapi membutuhkan pensinyalan ekstraseluler, yang diberikan oleh peningkatan
konsentrasi kalsium, serta ATP dan GTP untuk dapat melebur ke membran.

2) Eksositosis Konstitutif

Ini dibuat di hampir semua sel dan bertanggung jawab untuk mengeluarkan
molekul untuk membentuk bagian dari matriks ekstraseluler atau untuk memindahkan
molekul dari vesikel untuk beregenerasi ke membran plasma itu sendiri melalui proses
reproduksi, perpindahan dan fusi vesikel terus menerus tergantung pada keadaan
fisiologis disajikan oleh sel.

Gambar 5. Jenis eksositosis (Alberts,edisi 5)


3) Fusi Vesikula

Fusi vesikula dilakukan oleh kompleks protein (disebut SNARE) yang


menggabungkan membran vesikel dengan target, sehingga menghasilkan pelepasan
biomolekul besar di ruang ekstraseluler (atau dalam celah sinaptik neuron) .

Fusi vesikel donor dan membran penerima dilakukan dalam tiga tahap:

a. Permukaan membran plasma meningkat (oleh permukaan vesikel leburan).

b. Zat di dalam kantong empedu dilepaskan di luar.

c. Protein yang tertanam dalam membran kandung empedu sekarang menjadi


bagian dari membran plasma

Gambar 6. Jenis eksositosis (Alberts,edisi 5)

3. Proses Eksositosis
a. Transpor Vesikel
Aktin dan mikrotubulus terlibat dalam proses ini, vesikel bergerak jarak yang
signifikan untuk mendekati membran plasma, sebelum penyatuan mereka.
b. Tautan vesikel
Tautan vesikel melibatkan jarak ke permukaan membran lebih dari setengah
diameter vesikel (> 25nm). Itu harus dibedakan dari fusi kantung.
c. Pengikatan vesikel
Pemeliharaan dua membran dalam jarak kurang dari 5-10 nm.
d. Persiapan vesikula
Merupakan semua perubahan posisi molekul, protein yang bergantung pada
ATP, dan modifikasi lipid yang terjadi setelah pengikatan awal vesikula sinaptik,
tetapi sebelum sekresi, sehingga aliran ion kalsium adalah diperlukan untuk
menyebabkan pelepasan neurotransmiter hampir secara instan. Dalam tipe sel lain,
sekresi yang bersifat konstitutif (yaitu, kontinu, independen dari ion kalsium) tidak
ada persiapan sebelumnya.
e. Fusi vesikula
Hal ini dilakukan oleh kompleks protein (disebut SNARE) yang
menggabungkan membran vesikula dengan target, menghasilkan pelepasan
biomolekul besar di ruang ekstraseluler (atau, dalam kasus neuron, dalam celah
sinaptik). Ini dilakukan dalam tiga tahap: a) Permukaan membran plasma meningkat
(oleh permukaan vesikel leburan). b) Zat di dalam kantong empedu dilepaskan di
luar. c) Protein yang tertanam dalam membran kandung empedu sekarang menjadi
bagian dari membran plasma

Gambar 6. Proses eksositosis (Alberts,edisi 5)


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Endositosis merupakan mekanisme pemindahan benda dari luar ke dalam
sel. Jenis-jenis Endositosis : Fagositosis (phagein = makan), Pinositosis (pinein =
minum) dan Endositosis yang diperantarai reseptor (receptor-mediated endocytosis).
Eksositosis adalah proses mengeluarkan benda dari dalam sel ke luar sel.
Jenis Eksositosis : Eksositosis Teregulasi, Eksositosis Konstitutif, Asal Vesikel Konstitutif
Dan Teregulasi, Fusi Vesikula dan Eksositosis Neurotransmiter Pada Sinapsis Neuron. Proses
Eksositosis : Transpor Vesikel, Tautan vesikel, Pengikatan vesikel, Persiapan vesikula dan
Fusi vesikula.
Perbedaan salah satu dari eksositosis dan endositosis : Hasil eksositosis adalah
mengusir molekul diluar sel sedangkan endositosis membantu membawa molekul masuk sel

B. Saran

Dalam penulisan makalah kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami senantiasa menerima saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi perbaikan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Alberts.B. 1994. Biologi Molekuler Sel, Edisi Kedua. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama :
Jakarta

Alberts.et al. 2008. Molecular Biology Of The Cell, Edisi Kelima. Printed In The United
States Amarica.

Juwono.,Achmad.Z.J.2002.Biologi Sel. Jakarta: EGC

Subowo, 1995. Biologi Sel, Bandung : Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai