Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

“Prostitusi Online Sebagai Penyimpangan Nilai-Nilai Pancasila Akibat


Pengembangan IPTEK”
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila

Oleh :
Hasna Mutiara Safitri (181424009)
Hilda Fitria Nurul Huda (181424010)
Muhammad Hafizh Musyaffa (181424016)
Riva Nur Arofah (181424025)
Salma Nabila Putri (181424027)

Program Studi D4-Teknik Kimia Produksi Bersih


Jurusan Teknik Kimia
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Prostitusi Online sebagai
Penyimpangan Nilai-Nilai Pancasila Akibat Pengembangan IPTEK”. Shalawat serta salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Kami membuat makalah ini denngan tujuan agar mahasiswa dan orang lain dapat
menegtahui dan memahami mengenai Prostitusi Online sebagai Penyimpangan Nilai-Nilai
Pancasila Akibat Pengembangan IPTEK. Selain itu, makalah ini juga ditujukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila yang diberikan oleh ibu Diana.

Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen kami, dan rekan rekan yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai sesuai
dengan tanggal pengumpulannnya.

Kami harap makalah yang telah kami buat dapat bermanfaat bagi orang banyak, dan
kita bisa mendapatkan wawasan dan pengetahuan yang lebih mengenai Prostitusi Online
sebagai Penyimpangan Nilai-Nilai Pancasila Akibat Pengembangan IPTEK. Kami
menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna dan masih ada yang harus kami
perbaiki. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan sarannnya agar makalah ini dapat tersusun
dengan rapi dan teratur.

Bandung, 21 November 2018

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………….. 2
1.3 Tujuan ………………………………………………………………… 2
1.4 Cara Memperoleh Data …………………………………………….…. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………... 4


2.1 Nilai-Nilai Pancasila dalam Pengembangan IPTEK …...……………... 4
2.2 Prostitusi Online ……………………………………………………..... 5
BAB III PEMBAHASAN ……………………………………................................ 8
3.1 Prostitusi Online di Indonesia ………………………………………… 8
3.2 Prostitusi Online di Aceh ……………………………………………... 9
3.3 Penyebab Prostitusi Online di Indonesia ……………………………... 11
3.4 Dampak Prostitusi Online di Indonesia ………………………………. 11
3.5 Peran Pancasila dalam Mengatasi Prostitusi Online di Indonesia ……. 12
BAB IV PENUTUP ………………………………………………………………. 15
4.1 Simpulan ……………………………………………………………… 15
4.2 Rekomendasi ………………………………………………………….. 15
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini sangatlah cepat. Terbukti
dengan adanya kemajuan-kemajuan di berbagai bidang ilmu serta teknologi sebagai alat
untuk mempermudah kegiatan-kegiatan yang dilakukan manusia. Tentunya perkembangan
teknologi ini berasal dari pengembangan ilmu pengetahuan yang diaplikasikan dalam
pembuatan alat-alat yang dapat mempermudah manusia dalam melakukan kebutuhan
kegiatannya.
Sebagai contoh yaitu dalam hal komunikasi, pada zaman dahulu manusia harus
menggunakan surat dan dikirim melalui kantor pos untuk dapat menghubungi kawan atau
seseorang yang berada jauh dengan dirinya. Namun beda halnya pada masa kini, cukup
dengan teknologi handphone maka manusia dapat saling berkomunikasi walaupun berbeda
jarak. Bahkan lebih hebat lagi ketika ada inovasi pekembangan teknologi yang dapat
membantu manusia untuk berkomunikasi dengan seseorang yang jarak nya jauh, dan kita
dapat melihat langsung wajah atau komunikasi dengan visual dan audio, yaitu teknologi
video call.
Selain dapat mempermudah komunikasi antar manusia, teknologi kini juga dapat
membantu manusia dalam mencari informasi. Pada zaman dahulu manusia harus mencari
buku sumber, membeli koran, serta mendengarkan radio untuk mendapatkan informasi.
Namun kini, semua itu dipermudah dengan adanya internet sebagai sarana untuk mencari
informasi. Cukup dengan memilki smartphone dengan koneksi internet yang baik, maka
semua orang dapat mengakses informasi dengan sangat sederhana dan mudah. Bahkan
bukan hanya informasi yang berada di dalam negeri saja, informasi dari luar negeri pun
didapatkan melalui internet. Begitu juga dalam bidang-bidang lain seperti transportasi,
transaksi, dll pun terjadi perkembangannya di masa kini, sehungga manusia dapat dengan
mudah melakukan kegiatan-kegiatannya.
Tentu dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini berdampak
positif dan negatif bagi penggunanya. Dampak positif nya sudah dijelaskan bahwa teknologi
dapat memudahkan manusia dalam mengerjakan kegiatan sehari-harinya. Namun dampak
negatifnya yaitu pengguaan teknologi yang salah dapat menjerumuskan seseorang ke dalam
hal-hal yang buruk.

1
Maka dari itu perlu adanya filter dari dalam diri sendiri yang dapat membedakan antara
penggunaan teknologi dengan baik atau penggunaan teknologi yang salah. Tentunya dengan
menerapkan nilai-nilai pancasila dari dalam diri sendiri merupakan salah satu upaya untuk
mencegah seseorang terjerumus ke dalam hal-hal buruk yang diakibatkan oleh penggunaan
teknologi yang salah. Pengguna teknologi dapat semakin buruk perilakunya akibat salah
dalam menggunakan teknologi. Beberapa dampak yang dapat terjadi yaitu degradasi moral,
bahkan yang terburuk pembunuhan. Dalam hal ini tentu pancasila sangatlah berperan
penting untuk mencegah terjadinya dampak-dampak buruk tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, kami menyusun makalah dengan
judul “Prostitusi Online sebagai Penyimpangan Nilai-Nilai Pancasila Akibat
Pengembangan IPTEK”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan dari latar belakang diatas, dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana hakikat Pancasila sebagai nilai dasar pengembangan ilmu?
2. Bagaimana permasalahan prostitusi online di Indonesia?
3. Apa penyebab terjadinya prostitusi online di Indonesia?
4. Apa saja dampak dari prostitusi online di Indonesia?
5. Bagaimana peran Pancasila dalam mengatasi prostitusi online di Indonesia?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui permasalahan prostitusi online yang terjadi di Indonesia.
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya prostitusi online di Indonesia.
3. Untuk mengetahui dampak dari terjadinya prostitusi online di Indonesia.
4. Untuk mengetahui peran Pancasila dalam mengatasi prostitusi online di
Indonesia.

2
1.4 Cara Memperoleh Data
Adapun cara yang digunakan untuk memperoleh data dalam penyusunan makalah ini
adalah literasi atau studi kepustakaan. Kami melakukan pencarian dan pengumpulan data
dari berbagai sumber bacaan, buku, artikel resmi. Kami tidak melakukan pencarian data
dengan terjun langsung ke lapangan.
Buku, artikel yang menjadi sumber referensi tentunya yang berkaitan dengan
pembahasan makalah ini yaitu “Prostitusi Online sebagai Penyimpangan Nilai-Nilai
Pancasila Akibat Pengembangan IPTEK”. Buku yang menjadi referensi yaitu buku
Pendidikan Pancasila, sedangkan artikel yang kami jadikan referensi yaitu bersumber dari
internet.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nilai-Nilai Pancasila dalam Pengembangan IPTEK


Thoha (1996:61) menjelaskan bahwa nilai adalah esensi yang melekat pada sesuatu
yang sangat berarti bagi kehidupan manusia, khususnya mengenai kebaikan dan tindak
kebaikan suatu hal. Isna (2001:98) juga menambahkan bahwa nilai adalah sesuatu yang
abstrak, ideal, nilai bukan benda konkrit, fakta, tidak hanya persoalan benar atau salah yang
menuntut pembuktian empiris melainkan sosial penghayatan yang dikehendaki , disenangi,
dan tidak disenangi.

Pancasila secara entimologis berasal dari sensakerta (bahasa kasta brahmana) yang
berartilima unsur. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pancasila diartikan sebagai
dasar Negara serta falsafah bangsa dan Negara Republik Indonesia yang terdiri atas lima
sila, yaitu (1) Ketuhanan Yang Maha Esa, (2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, (3)
Persatuan Indonedia, (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan (5) Kedalina sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu menururt Nurwadani dkk (2016:197)


dapat megcu kepda beberapa pemahaman, yaitu

1. Bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangakan di Indonesia


haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
2. Bahwa setiap IPTEK yang dikembangkan di Indoensia harus menyertakan nilai-
nilai pancasila sebagai faktor internal pengembang iptek itu sendiri.
3. Bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi
pengembangan iptek di Indonesia, artinya mampu mengendalikan IPTEK agar
tidak keluar dari cara berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia.
4. Bahwa setiap pengembangan IPTEK harus berakar dari budaya dan ideologi
bangsa Indonesia sendiri atau yang lebih sering dikenal dengan indegenisasi ilmu
(mempribumikan ilmu)

4
2.2 Prostitusi Online
Menurut Kartini Kartono (1997:177), prostitusi atau yang biasa disebut pelacuran
berasal dari bahasa latin yaitu pro-situare yang berarti membiarkan diri berbuat zina,
membuat perbuatan persundalan, pencabulan, pergendakan. Dalam bahasa ingris prostitusi
disebut prostitution yang artinya hamper sama dengan bahasa latin. Pelaku prostitusi biasa
disebut pelacur dan dikenal juga sebagai WTS/wanita tuna susila. Wiliam Benton juga
menjelaskan dalam Enclycopedia Britanica () bahwa prostitusi merupakan praktek
hubungan seksual yang dilakukan sesaat, yang kurang ebih dilakukan dengan siapa saja
untuk imbalan uang. Dalam kamus bahasa Indonesia yang ditulis oleh Poerdarmita
(1984:548) pelacuran berasal dari kata lacur yang berarti malang, sial, gagal, atau bururk
laku.

Selanjutnya, Kartini Kartono (1997:185) dalam bukunya patologi sosial menyatakan


definisi dari pelcuran adalah sebagai berikut :

1. Pelacuran merupakan peristiwa penjualan diri (persundalan) dengan gelaja jalan


menjualbelikan badan, kehormatan dan kepribadian banyak orang untuk
memuaskan nafsu-nafsu seks dengnan imbalan pembayaran.
2. Prostitusi adalah bentuk penyimpangan seksual,dengan pol-pola organisasi
impuls/dorongan sekas yang idak wajar dan tidak terintgrasi dalam bentuk
pelampiasan nafsu-nafsu seks tanpa terkendali dengan banyak orang , dengan
disertai eksploitasi seks yang impersonal tanpa afeksi sifatnya,
3. Pelacuran adalah perbuatan perempuan atau laki-laki yang menyerahkan
badannya dengan mendapatkan upah

Prostitusi online menururt Ahmad Rosyadi (2011:14) adalah praktek prostitusi atau
pelacuran yang menggunakan internet atau media online sebagai sarana transaksi bagi psk
dan yang ingin menggunakan jasanya. Media internet hanya digunakan sebagai sarana
penghubung saja antara psk dan pengguna jasa psk tersebut. Pelaku prostitusi online adalah
sebagai berikut :

5
1. Mucikari

Mucikari atau dalam kamus besar bahasa Indonesia merujuk pada kata muncikari adalah
induk semang bagi perempuan lacur atau germo. Peran mucikari dalam proses prostitusi
adalah menghubungkan para pekerja seks komersial kepada para pengguna jasa mereka.

2. Pekerja Seks Komersial

Thanh-Danm Truong (1992:15) menjelaskan bahwa PSK atau yang biasa disebut
pelacur adalah pelaku yang melakukan praktek hubungan seksual sesaat, yang kurang lebih
dilakukan dengan siapa saja dengan imbalan uang.

3. Pengguna Jasa PSK

Pihak inilah yang menjadi titik permasakahan terjadinya transaksi prostitusi online.
Pihak penyewa ini yang menjadi target website atau forum prostitusi online untuk menyewa
PSK.

Sanksi kejahatan prostitusi terdapat dalam Buku II KUHP Bab XIV tentang kejahatan
Terhadap Kesusilaan dan Buku III KUHP tentang Pelangggaran Ketertiban Umum. KUHP
tidak melarang prostitusi, melaiknkan melarang mucikari. Penjelasa tentang tindakpidana
tentang prostitusi yang terdapat dalam KUHP sebagai berikut :

a. Pasal 296 Buku II KUHP tentang Kejahatan terhadap kesusilaan berbunyi :


“barang siapa dengan sengaja menyebabkan atau memudahkan cabul oleh orang lain
dengan orang lain, dan menjadikannya sebagai pencarian atau kebiasaan, diancam
dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda pali
banyak lima belas ribu rupiah”.
b. Pasal 506 Buku III KUHP tentang Pelanggaran Ketertiban Umum, yang berbunyi :
“barang siapa mengambil keuntungan dari perbuatan cabul seorang wanita dan
menjadkannya sebagai mata percaharian, diancam dengan pidana kurungan penjara
paling lama satu tahun”.

6
Hukuman prostitusi online juga diatur dalam Undang-Undang RI No.11 Tahun 2008
Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Hal tersebut terdapat pada pasal 27 yang
berbunyi :

a. Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau


mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik
dan/atau dokumen yang memiliki muatan melanggar kesusilaan.
b. Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/aatu
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik
dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan perjudian.
c. Setiap orang dengna sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik
dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan/pencemaran
nama baik.
d. Setiap orang dengna sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik
dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan pemerasan dan/atau
pengancaman.

Hukuman bagi yang melanggar pasal 1 UU diatas sebagaimana diatur dalam Pasal
45 ayat (1) yaitu hukuman kurungan penjara 6 tahun dan/atau denda Rp 1 Miliyar ditambah
sepertiga.

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Prostitusi Online di Indonesia


Pelacuran atau prostitusi adalah pertukaran hubungan seksual dengan uang
atau hadiah sebagai suatu transaksi perdagangan. Pelacuran merupakan cabang dari industri
seks yang sejajar dengan pornografi, tari telanjang, bahkan segala mata pencaharian yang
berkenaan dengan eksploitasi aktivitas seksual dan pertunjukan yang berkenaan dengan
seksualitas untuk menghibur orang lain demi mendapatkan materi yang dibutuhkan dalam
kehidupan.

Prostitusi di Indonesia dianggap sebagai kejahatan "terhadap kesusilaan/moral" dan


melawan hukum. Pelacuran adalah praktik prostitusi yang paling tampak,UNICEF
memperkirakan bahwa 30 persen pelacur perempuan di Indonesia adalah wanita yang
berusia dibawah 18 tahun.

Sejarah

Sedikit catatan sejarah yang mengungkap tentang prostitusi Indonesia pada masa
sebelum penjajahan bangsa Eropa. Diperkirakan sejak lama telah berlangsung pembelian
budak. Setelah penyebaran Islam di Indonesia, prostitusi diperkirakan telah meningkat
karena ketidaksetujuan Islam pernikahan kontrak.

Dalam sejarahnya raja-raja di Jawa yang memiliki sejumlah tempat diistananya untuk
ditempati sejumlah besar selir, sementara itu raja-raja di Bali bisa melacurkan para janda
yang tidak lagi diterima oleh keluarganya.

Selama periode awal kolonial Belanda, pria Eropa yang hendak memperoleh kepuasan
seksual mulai mempekerjakan pelacur atau selir yang berasal dari wanita lokal. Para
perempuan lokal dengan senang hati melakoni aksi prostitusi ini demi termotivasi oleh
masalah finansial, bahkan tak jarang ada keluarga, yang mengajukan anak perempuan
mereka untuk dilacurkan.

8
Pada awal tahun 1800-an praktik prostitusi mulai meluas, ketika itu jumlah selir
dipelihara oleh tentara Kerajaan Hindia Belanda dan pejabat pemerintah. Sementara
perpindahan laki-laki pribumi meninggalkan istri dan keluarga mereka untuk mencari
pekerjaan di daerah lain juga memberikan kontribusi besar bagi maraknya praktik prostitusi
pada masa itu.

Pada tahun 1852 pemerintah kolonial mulai membutuhkan pemeriksaan kesehatan secara
teratur pelacur untuk memeriksa sifilis dan penyakit kelamin lainnya. Para pelacur juga
diharuskan membawa kartu identitas pekerjaan mereka, meskipun kebijakan ini tidak
berhasil menekan angka pertumbuhan prostitusi yang meningkat secara dramatis selama
periode pembangunan yang berlangsung secara luas hingga akhir 1800.

3.2 Prostitusi Online di Aceh


Meski sudah menerapkan syariat Islam dalam peraturan daerah, prostitusi masih terjadi
di Provinsi Aceh. Kasus yang ditemukan paling banyak berada di Banda Aceh dan sebagian
besar dikelola oleh pendatang dari luar Aceh. Perempuan yang diperdagangkan masih
berusia muda dan mengenakan kerudung untuk mengelabui polisi syariat Aceh (wilayatul
hisbah). Tempat yang menjadi lokasi prostitusi yaitu hotel berbintang dan penginapan.
Umumnya mucikari atau pengelola prostitusi dikenakan pidana, namun wanita yang
diperdagangkan tidak dipidanakan melainkan hanya dikembalikan kepada orang tua masing-
masing. Tidak jarang pelajar perempuan yang masih belajar di SMP dan SMA terlibat dalam
praktik prostitusi di Aceh.

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Personel Satuan Reskrim Polresta Banda Aceh,


kembali membongkar praktik prostitusi online dari sebuah hotel di Aceh Besar, Rabu
(21/3/2018) malam. Pengungkapan kasus esek-esek via online yang dilakukan oleh polisi itu
dengan mengamankan satu pria dan 7 wanita.

MRS (27) seorang pria yang diduga germo atau mucikari, polisi juga ikut mengamankan
7 perempuan. Informasi itu pertama kali diperoleh Serambinews.com, dari pesan berantai
yang dikirim melalui aplikasi whatsapp dari satu grup ke grup lainnya. Lalu,
Serambinews.com pun memastikan kebenaran pengungkapan kasus esek-esek via online
tersebut ke sejumlah sumber di Mapolresta Banda Aceh.

9
"Benar, tapi kabarnya besok, Jumat (23/3/2018) sekitar pukul 15.00 akan dirilis secara resmi
dan rekan-rekan media pastinya akan diundang," kata seorang sumber yang minta tidak
dikutip namanya.
Setelah memastikan informasi itu benar, Serambinews.com dan sumber kepolisian itu pun
mengakhiri pembicaraan.

Sementara dari pesan whatsapp yang diterima Serambinews.com, disebutkan


pengungkapan kasus esek-esek itu berawal dari laporan yang diterima Unit Perlindungan
Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reskrim Polresta. Setelah menerima laporan itu,
penyelidikan pun dimulai dan petugas pun diturunkan untuk mencari nomor Hp MRS yang
diduga sebagai germo dalam kasus prostitusi online itu.

Nomor Hp MRS ditemukan dan petugas yang menyamar itu pun akhirnya terlibat
chatting melalui whatsapp dengan MRS. Kesepakatan pun dicapai, setelah MRS
menyebutkan tarif 'mengontrak' sebesar Rp 2 juta untuk seorang wanita. Ini disertakan
mengirim sejumlah foto wajah wanita-wanita yang diinginkan.
Dua petugas polisi yang menyamar itu pun memesan dua wanita dengan tarif Rp 4 juta.
Selanjutnya sesuai jadwal yang telah disepakati, pelaku MRS pun mengantar dua wanita ke
hotel di wilayah Aceh Besar itu, menggunakan sepeda motor.
Lalu MRS pun membawa masuk kedua wanita itu ke dalam salah satu kamar hotel.
Transaksi pun dimulai dengan disertai penyerahan uang sebesar Rp 4 juta yang dilakukan
oleh petugas yang menyamar.
Setelah transaksi itu, dua wanita itu pun langsung ditinggal di dalam kamar bersama dua
anggota yang menyamar itu. Kemudian MRS yang bermaksud pulang langsung dicegat oleh
petugas yang telah siaga di lokasi. Dalam pengungkapan kasus prostitusi online itu, petugas
mengamankan MRS, seorang pria yang diduga germo atau mucikarinya.
Lalu di dalam pesan whatsapp itu juga terlihat 7 wanita yang ikut diamankan.

10
3.3 Penyebab Prostitusi Online di Indonesia

Salah satu alasan utama untuk seorang pelacur memasuki bisnis adalah daya tarik untuk
mendapatkan uang secara cepat, The Jakarta Post melaporkan bahwa pelacur kelas atas di
Jakarta bisa mendapatkan Rp 15 juta -. Rp 30 juta (USD 1.755 untuk 3.510) per bulan. Rata-
rata para pelacur ini mampu menghasilkan uang lebih dari Rp 3 juta untuk setiap sesi layanan
mereka. Namun bagian terbesar dari jumlah mereka yang memasuki dunia prostitusi dengan
alasan uang datang dari masyarakat kelas menengah dan keluarga miskin.

Penyebab utama lainnya adalah adanya pola pemaksaan dan penipuan, dimana para
perempuan muda dari pedesaan dan kota-kota kecil ditawarkan peluang kerja di kota-kota
besar. Namun sesampainya dikota para perempuan ini diperkosa dan dipaksa untuk
melacurkan diri sementara menghasilkan uang bagi mucikari mereka.Sering pula para orang
tua menawarkan anak-anak perempuan mereka kepada mucikari agar memperoleh uang.
Berdasarkan laporan Organisasi Buruh Internasional (ILO) bahwa sekitar 70 persen dari
pelacur anak Indonesia dibawa oleh keluarga dekat atau teman-teman ke dalam dunia
prostitusi.

3.4 Dampak Prostitusi Online di Indonesia


 Aspek Pendidikan Terbatas
Seseorang yang pernah melakukan prostitusi, akan kesulitan untuk menempuh
pendidikan selanjutnya. Banyak lembaga pendidikan yang tidak mengizinkan
untuk mengikuti proses pembelajaran.
 Aspek Kesehatan
Seseorang yang melakukan praktik prostitusi akan memiliki berbagai gangguan
penyakit kelamin dan mudahnya proses penyebaran penyakit.
 Aspek Sosial Masyarakat
Seseorang yang pernah melakukan prostitusi, dirinya sendiri akan merasa
canggung untuk berinteraksi dengan orang lain, begitu pun dengan masyarakat
yang enggan untuk berkomunikasi.
 Aspek Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan intelektual seseorang yang melakukan prostitusi akan sedikit
terganggu dan menurunnya IQ, bahkan ada peneliti mengatakan bahwa seseorang
yang kecanduan melakukan hal tersebut berisiko lebih besar terhadap
menurunnya kecerdasan dibandingkan dengan orang yang kecanduan narkoba.

11
 Aspek Ekonomi
Seseorang yang melakukan prostitusi sebagian besar diakibatkan
keterpurukannya ekonomi, melalui praktik tersebut dapat memenuhi
kebutuhannya. Namun, hal tersebut sangat tidak dibenarkan.

3.5 Peran Pancasila dalam Mengatasi Prostitusi Online di Indonesia.


Praktik prostitusi sudah ada sejak zaman penjajahan dan sampai sekarang kasus tersebut
masih marak terjadi. Apalagi sekarang di era globalisasi, di mana IPTEK berkembang
dengan pesat. Inilah salah satu penyebab semakin maraknya kasus prostitusi.
Berkembangnya IPTEK yang cepat mengakibatkan proses prostitusi lebih mudah terakses
dan meluas. Selain berkembangnya IPTEK kasus prostitusi juga diakibatkan oleh faktor
lainnya, seperti keadaan finansial dan kurangnya efek jera bagi pelaku.

Perkembangan IPTEK pada kasus prostitusi menunjukan penggunaan IPTEK yang tidak
sesuai fungsinya dan menyimpang dari pancasila, peraturan pemerintah dan kaidah norma-
norma yang berlaku. Contoh kasus prostitusi yang pernah terjadi, yaitu kasus prostusi yang
terjadi di Aceh pada tanggal 21 Maret 2018. Praktik prostitusi tersebut telah melanggar nilai-
nilai pancasila, yaitu pada sila ke satu "Ketuhanan Yang Maha Esa". Pada ajaran agama,
tidak ada satupun agama yang membolehkan praktik prostitusi. Selanjutnya, melanggar sila
ke dua "kemanusiaan yang adil dan beradab" pada kasus ini menyebabkan ketidaknyamanan
pada orang lain akibat praktik tersebut dan seharusnya IPTEK digunakan pada semestinya
karena manusia adalah makhluk yang dapat berlaku adil dan beradab. Secara tidak langsung
juga praktik prostitusi telah melanggar peraturan perlindungan anak. Selain pancasila,
praktik prostitusi melanggar norma-norma yang berlaku, yaitu norma asusila, norma sosial
dan norma hukum.

Mengenai tindak pidana, kasus prostitusi sendiri dalam ketentuan Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (“KUHP”), tidak ada pasal yang dapat digunakan untuk menjerat pengguna
PSK maupun PSK itu sendiri. Ketentuan KUHP hanya dapat digunakan untuk menjerat
penyedia PSK/germo berdasarkan ketentuan Pasal 296 dan Pasal 506 KUHP:

12
Pasal 296 "Barang siapa dengan sengaja menyebabkan atau memudahkan perbuatan cabul
oleh orang lain dengan orang lain, dan menjadikannya sebagai pencarian atau kebiasaan,
diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling
banyak lima belas ribu rupiah" dan Pasal 506 "Barang siapa menarik keuntungan dari
perbuatan cabul seorang wanita dan menjadikannya sebagai pencarian, diancam dengan
pidana kurungan paling lama satu tahun".

Mengenai tindakan pemerintah terhadap pelaku dan pengguna prostitusi di bawah umur
dikembalikan ke orang tuanya dan untuk yang berusia dewasa diberikan bimbingan ke
Rumah Perlindungan Trauma Centre (RPTC). Walaupun di dalam ketentuan KUHP tidak
dapat diterapkan, namun di dalam peraturan daerah terdapat sanksi untuk pengguna PSK.
Contoh Pasal 42 ayat (2) Perda DKI Jakarta No. 8 Tahun 2007, berisi bahwa orang yang
melanggar ketentuan ini dikenakan ancaman pidana kurungan paling singkat 20 hari dan
paling lama 90 hari atau denda paling sedikit Rp. 500.000 dan paling banyak Rp. 30 juta.
Contoh lainnya yatu Pasal 2 ayat (2) Perda Kota Tangerang No. 8 Tahun 2005 tentang
Pelarangan Pelacuran yang melarang siapapun di dalam wilayah Kota Tangerang untuk
melakukan perbuatan pelacuran. Orang yang melakukan perbuatan pelacuran di wilayah
Kota Tangerang diancam kurungan paling lama 3 bulan atau denda setinggi-tingginya
Rp15.000.000.

Sebagai penanganan kasus penggunaan IPTEK yang tidak sesuai fungsinya, sila-sila
pancasila harus menjadi sistem etika dalam pengembangan IPTEK, berikut penjelasannya:

1. Sila ketuhanan yang maha esa mengkomplementasikan ilmu pengetahuan mencipta,


keseimbangan antara rasional dan irasional, antara akal dan kehendak. Berdasarkan
sila ini IPTEK tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan dibuktikan dan
diciptakan tetapi juga dipertimbangkan maksud dan akibatnya apakah merugikan
manusia disekitarnya atau tidak. Pengolahan diimbangi dengan melestarikan.

2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasar-dasar moralitas bahwa
manusia dalam mengembangkan IPTEK harus bersikap beradab karena IPTEK
adalah sebagai hasil budaya manusia yang beradab dan bermoral. Oleh karena itu,
pengembangan Iptek harus didasarkan pada hakikat tujuan demi kesejahteraan umat
manusia. Iptek bukan untuk kesombongan dan keserakahan manusia. Namun, harus
diabdikan demi peningkatan harkat dan martabat manusia.

13
3. Sila persatuan Indonesia mengkomplementasiakan universalitas dan
internasionalisme (kemanusiaan) dalam sila-sila yang lain. Pengembangan IPTEK
hendaknya dapat mengembangkan rasa nasionalisme, kebesaran bangsa serta
keluhuran bangsa sebagai bagian umat manusia di dunia.

4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan mendasari pengembangan IPTEK secara demokratis, artinya setiap
ilmuan harus memiliki kebebasan untuk mengembangkan IPTEK juga harus
menghormati dan menghargai kebebasan orang lain dan juga memiliki sikap yang
terbuka untuk dikritik dikaji ulang maupun di bandingkan dengan penemuan lainnya.

5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengkomplementasikan


pengembangan IPTEK haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan
kemanusiaan yaitu keseimbangan keadilan dalam hubungannnya dengan dirinya
senndiri maupun dengan Tuhannya, manusia dengan manusia, manusia dengan
masyarakat bangsa dan negara, serta manusia dengan alam lingkungannya.

14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Pelacuran atau prostitusi adalah pertukaran hubungan seksual dengan uang
atau hadiah sebagai suatu transaksi perdagangan. Prostitusi di Indonesia dianggap
sebagai kejahatan terhadap kesusilaan/moral dan melawan hukum. Penyebabnya
adalah adanya pola pemaksaan dan penipuan, dimana para perempuan muda dari
pedesaan dan kota-kota kecil ditawarkan peluang kerja di kota-kota besar.
Berkembangnya IPTEK yang cepat mengakibatkan proses prostitusi lebih mudah
terakses dan meluas. Maka dari itu, sila-sila pancasila harus menjadi sistem etika
dalam pengembangan IPTEK.

4.2 Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang diutarakan, kami mencoba untuk mmberikan


rekomendasi sebagai berikut :

1. Menumbuhkan rasa kesadaran dalam diri sendiri dengan cara mengadakan


beberapa sosialisasi yang diadakan oleh pemerintah atau pihak yang terkait.
2. Meningkatkan pengawasan orang tua terhadap anak-anak remajanya.
3. Pemblokiran terhadap website-website yang menjadi sarana untuk melakukan
prostitusi online.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kartono, Kartini.2003.Patologi Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


Bakry, Ms Noor.2010.Pendiidkan Pancasila.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Truong, Tanhn-Dam.1992.Pariwisata dan Pelacuran di Asia Tenggara. Jakarta: LP3ES.
Rosyadi, Ahmad.2011.Kajian Yuridis Terhadap Prostitusi Online di Indonesia. Jakarta.
Nurwadani, Paristiyani dkk.2016.Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta.
https://id.wikipedia.org/wiki/Prostitusi_di_Indonesia
http://aceh.tribunnews.com/2018/03/22/polisi-bongkar-prostitusi-online-jilid-dua-dalam-
hotel-di-aceh-besar-ini-tarif-untuk-satu-wanita?page=4

16

Anda mungkin juga menyukai