Anda di halaman 1dari 6

Mari bergabung dengan komunitas Wikipedia bahasa Indonesia!

[tutup]

Pinositosis
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Mekanisme pinositosis(tengah).

Pinositosis ("peminuman seluler") merupakan salah satu jenis endositosis di mana sel
"meneguk" tetesan fluida ekstraseluler dalam vesikula kecil.[1] Karena salah satu atau seluruh
zat terlarut yang larut dalam tetesan tersebut dimasukkan ke dalam sel, pinositosis tidak
bersifat spesifik dalam substansi yang ditranspornya.[1] Sebaliknya, endositosis yang
diperantarai reseptor bersifat sangat spesifik karena adanya reseptor berupa ligan yang hanya
terikat pada molekul tertentu.[1] Pinositosis sebagai salah satu jenis endositosis dibutuhkan
untuk berbagai macam fungsi yang penting bagi sel, karena endositosis dapat meregulasi
berbagai macam proses seperti pengambilan nutrisi, adhesi dan migrasi sel, reseptor sinyal,
masuknya patogen, neurotransmisi, presentasi antigen, polaritas sel, mitosis, pertumbuhan
dan diferensiasi, dan masuknya obat. [2][3][4][5]

Lihat Pula
 Endositosis
 Fagositosis

Referensi
1. ^ a b c Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. 2002. Biologi, Edisi Kelima,
Jilid I. Jakarta: Erlangga. Hal:154-155, 126 ISBN 979-688-468-2
2. ^ Miaczynska M, Pelkmans L, Zerial M (August 2004). Not just a sink:
endosomes in control of signal transduction. Current Opinion in Cell Biology 16 (4):
400–6. doi:10.1016/j.ceb.2004.06.005. PMID 15261672.
3. ^ Medina-Kauwe LK. 2007. Alternative" endocytic mechanisms exploited by
pathogens: new avenues for therapeutic delivery?. Advanced Drug Delivery Reviews
59 (8): 798–809. doi:10.1016/j.addr.2007.06.009. PMID 17707545.
4. ^ Miaczynska M, Stenmark H. 2008. "Mechanisms and functions of
endocytosis". The Journal of Cell Biology 180 (1): 7–11. doi:10.1083/jcb.200711073.
PMID 18195098.
5. ^ Marsh M, McMahon HT (July 1999). "The structural era of endocytosis".
Science (New York, N.Y.) 285 (5425): 215–20. doi:10.1126/science.285.5425.215.
PMID 10398591. Retrieved 2009-06-19.

Fagositosis adalah proses seluler dari fagosit dan protista yang menggulung partikel padat
dengan membran sel dan membentuk fagosom internal. Fagositosis adalah bentuk spesifik
dari endositosis yang melibatkan internalisasi vesikular terhadap partikel padat, seperti
bakteri, dan bentuk lain yang cukup berbeda dengan fagositosis, yaitu pinositosis, yaitu
internalisasi vesikular terhadap berbagai cairan. Fagositosis bertanggung jawab terhadap
akuisisi nutrisi pada beberapa sel, dan di dalam sistem imunitas, fagositosis adalah
mekanisme utama untuk menghilangkan patogen dan serpihan sel. Bakteri, sel mati jaringan,
dan partikel mineral kecil adalah contoh objek yang akan difagositasi.

Proses ini mirip dengan proses memakan pada tingkat sel tunggal organisme. Di makhluk
multiseluler, proses telah diadaptasi untuk mengeliminasi serpihan dan patogen.

Fagositosis di sistem imunitas mamalia diaktifkan oleh penempelan Pathogen-associated


moleculer patterns (PAMPS), yang mengaktivasi NF-κB. Oposin seperti C3b dan antibodi
bisa beraksi sebagai tempat penempelan dan membantu fagositosis patogen.

Fagositosis adalah sebuah proses yang aktif dimana patogen yang telah terikat oleh pencerap,
akan diliputi oleh membran makrofaga dengan kontraksi sistem aktin-miosin, dan masuk ke
dalam vesikel yang disebut fagosom. Setelah fagosom menjadi asam, beberapa lisosom
makrofaga akan terinduksi dan membentuk fusi guna mengeluarkan enzim, protein untuk
mendegradasi patogen. Fusi antara fagosom dan granula makrofaga disebut fagolisosom
dengan respon antomikrobial intraselular. Degradasi bisa dilakukan dengan menggunakan
oksigen ataupun tanpa oksigen

 Degradasi menggunakan oksigen bergantung pada NADPH. Hidrogen peroksida dan


myeloperoksidase mengaktifkan sistem berhalogenasi yang memicu penghancuran
bakteri. Beberapa zat yang disekresi di dalam fagolisosom antara lain adalah hidrogen
peroksida (H2O2), anion superoksida (O2-), nitrit oksida (NO). Zat ini diperoleh
dengan bantuan enzim NADPH lysosomal dan enzim lain melalui proses kimiawi
yang disebut respiratory burst yang disertai peningkatan konsumsi oksigen dalam
rentang waktu yang sangat singkat.[1]

 Degradasi tanpa oksigen bergantung pada pelepasan granula, berisi enzim proteolitik
seperti defensin, lisozim, dan protein kationik. Peptida antimikrobial juga muncul
dalam granula ini, termasuk laktoferin yang melepaskan zat besi untuk menyediakan
kondisi yang tidak baik bagi pertumbuhan bakteri.

Di berbagai protista, fagositosis digunakan sebagai cara untuk mencari makan untuk
menyediakan semua kebutuhan nutrisi mereka. Hal ini disebut nutrisi fagotropik, berbeda
dengan nutrisi osmotrofik yang melakukan penyerapan, bukan fagositosis.
Referensi
1. ^ (Inggris)Janeway, Charles A.; Travers, Paul; Walport, Mark; Shlomchik,
Mark (2001). Immunobiology. Garland Science. Diakses 2010-03-10. Section 2-3, 4th
paragraph

 The Immune System, Peter Parham, Garland Science, 2nd edition


 Ishimoto H, Yanagihara K, Araki N, et al. (July 2008). "Single-cell observation of
phagocytosis by human blood dendritic cells". Jpn. J. Infect Dis.

Ikuti Wikipedia bahasa Indonesia di Facebook, Twitter, Instagram dan IRC


connect [tutup]
#wikipedia-id

Fagosit
http://id.wikipedia.org/wiki/Fagosit
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sebuah neutrofil (kuning) yang menggulung kuman Antraks Basili (oranye).

Fagosit (bahasa Inggris: phagocyte) adalah pengolongan dari sel darah putih yang berperan
dalam sistem kekebalan[1] dengan cara fagositosis/menelan patogen. Fagosit berarti "sel" yang
dapat memakan atau menelan material padat.

Untuk menelan partikel atau patogen, fagosit memperluas bagian membran plasma kemudian
membungkus membran di sekeliling partikel hingga terbungkus. Sekali berada di dalam sel,
patogen yang menginvasi disimpan di dalam endosom yang lalu bersatu dengan lisosom.
Lisosom mengandung enzim dan asam yang membunuh dan mencerna partikel atau
organisme. Fagosit umumnya berkeliling dalam tubuh untuk mencari patogen, namun mereka
juga bereaksi terhadap sinyal molekular terspesialisasi yang diproduksi oleh sel lain, disebut
sitokina.

Peran fagosit sangat vital untuk melawan infeksi, partikel asing yang mungkin masuk ke
dalam tubuh, bakteri dan sel yang mati atau apoptosis. Ketika sel dari organisme tersebut
mati, melalui proses apoptosis ataupun oleh kerusakan akibat infeksi virus atau bakteri, sel
fagosit berperan dengan memindahkan mereka dari lokasi kejadian. Dengan membantu
memindahkan sel mati dan mendorong terbentuknya sel baru yang sehat, fagositosis adalah
bagian penting dari proses penyembuhan jaringan yang terluka. Fagositosis sel dari
organisme inang umumnya merupakan bagian dari pembentukan dan perawatan jaringan
biasa.

Fagosit pertama kali ditemukan pada tahun 1882 oleh Ilya Ilyich Mechnikov ketika ia
mempelajari larva bintang laut.[2] Ia memperoleh penghargaan Nobel di bidang Fisiologi dan
Medis pada tahun 1908 oleh karena temuannya.[3]

Manifestasi fagosit terdapat pada berbagai macam spesies. Beberapa jenis amuba bertingkah
laku layaknya fagosit makrofaga, sehingga tercetus pemikiran bahwa fagosit telah ada sejak
awal evolusi kehidupan.[4]

Satu liter plasma darah mengandung sekitar enam miliar fagosit.

Referensi
1. ^ Mayer, Gene (2006). "Immunology — Chapter One: Innate (non-specific)
Immunity". Microbiology and Immunology On-Line Textbook. USC School of
Medicine. Diakses November 12, 2008.
2. ^ Ilya Mechnikov, retrieved on November 28, 2008. From Nobel Lectures,
Physiology or Medicine 1901–1921, Elsevier Publishing Company, Amsterdam,
1967.
3. ^ Schmalstieg, FC; AS Goldman (2008). "Ilya Ilich Metchnikoff (1845–1915)
and Paul Ehrlich (1854–1915): the centennial of the 1908 Nobel Prize in Physiology
or Medicine". Journal of medical biography 16 (2): 96–103. PMID 18463079.
4. ^ Janeway, Chapter: Evolution of the innate immune system. see
Bibliography, retrieved on March 20, 2009

Fagositosis adalah proses yang digunakan oleh sel untuk menelan dan kemudian mencerna
partikel nutrisi atau bakteri. Proses ini adalah bagian yang sangat penting dari fungsi sel,
sehingga sel-sel untuk mengambil nutrisi penting dan memungkinkan tubuh untuk
melindungi diri dari bakteri berbahaya. Sebuah sel yang mengkhususkan diri dalam proses ini
dikenal sebagai fagosit. Ini adalah salah satu di antara keluarga proses kolektif mengacu pada
istilah selimut “endositosis,” yang mengacu pada setiap jenis konsumsi material oleh sel.
Sebaliknya adalah eksositosis, pengusiran bahan yang tidak diinginkan dari sel.
http://www.sridianti.com/pengertian-fagositosis.html

Fagositosis penting dalam penciptaan vakuola makanan untuk organisme uniseluler, seperti
pada paramesium.

Dalam proses ini, sel mengalami deformasi membran untuk membentuk kerucut kecil di
sekitar bagian dari materi yang akan diserap, dan kemudian menutup sisi kerucut, memeluk
partikel dalam membran sel untuk menciptakan apa yang dikenal sebagai fagosom atau
vakuola makanan, seperti amplop kecil bahan yang dikelilingi oleh membran sel. Fagosom,
pada gilirannya, dilewatkan ke dalam sel untuk penyerapan oleh lisosom, struktur sel yang
mengkhususkan diri dalam mencerna bahan-bahan yang masuk ke dalam sel. Lisosom
memecah fagosom ke dalam bahan komponen, melewati senyawa yang berguna pada struktur
lain dalam sel dan mengusir sisanya sebagai bahan limbah. Dalam kasus beberapa bahan
infeksius atau berbahaya, fagosom dapat memasukkan Peroksisom, struktur sel khusus yang
membantu untuk membersihkan tubuh dari racun.

Pada organisme uniseluler, fagositosis adalah fungsi penting, tanpa itu, organisme tidak akan
bertahan. Beberapa organisme ini telah beradaptasi sifat khusus yang memungkinkan mereka
untuk melacak makanan, mengorientasikan diri ke arah partikel berguna yang mereka dapat
menelannya. Pada organisme multiseluler, cenderung menjadi proses yang lebih pasif, tetapi
masih penting untuk kelangsungan hidup sel-sel individual, memastikan bahwa mereka
mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan untuk berfungsi.
Fagositosis membantu tubuh melindungi diri dari bakteri berbahaya.

Sel sistem kekebalan tubuh juga melakukan fagositosis, menjebak bahan berbahaya ketika
mereka masuk ke dalam tubuh dan menghancurkan mereka sehingga mereka tidak dapat
menyebabkan kerusakan. Dalam beberapa kasus, tubuh dapat merespon dengan peradangan,
seperti banjir sel sistem kekebalan yang bergegas ke lokasi untuk menangani penyusup yang
tidak diinginkan. Ketika sistem kekebalan tubuh tidak bisa lagi mengatasi dengan bahan
berbahaya, atau ketika bahan-bahan ini menolak proses pencernaan, konsekuensi bagi tubuh
inang bisa sangat tidak menyenangkan.

Anda mungkin juga menyukai