Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH JUS TOMAT TERHADAP TEKANAN DARAH

LANSIA DI DUSUN NITEN NOGOTIRTO


GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh:

MAISYAROH
201210201111

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2016
PENGARUH JUS TOMAT TERHADAP TEKANAN DARAH
LANSIA DI DUSUN NITEN NOGOTIRTO
GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan


pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:

MAISYAROH
201210201111

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2016
PENGARUH JUS TOMAT TERHADAP TEKANAN DARAH
LANSIA DI DUSUN NITEN NOGOTIRTO
GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA1

Maisyaroh 2, Diyah Candra Anita K3, Dwi Prihatiningsih4


Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Email: meymaisyaroh16@gmail.com

Intisari: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi jus tomat
terhadap penurunan tekanan darah lansia di Dusun Niten Nogotirto Gamping Sleman
Yogyakarta. Metode penelitian Quasi-eksperimen dengan rancangan Non Equivalent
Control Group. Teknik pengambilan sampel yaitu teknik Non Probability Sampling
dengan metode Purposive Sampling. Jumlah total responden 20 orang. Hasil uji
paired t-test kelompok intervensi didapatkan TD sistolik p value 0,000 ada
perbedaan bermakna, TD diastolik p value 0,000 ada perbedaan bermakna.
Sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan TD sistolik p value 0,726 berbeda
tidak bermakna, TD diastolik p value 0,168 berbeda tidak bermakna. Uji beda TD
sistolik dengan T-Test Independent didapatkan p value 0,000 (p<0,05) berbeda
bermakna, sedangkan TD diastolik didapatkan p value 0,001 (p<0,05) berbeda
bermakna.
Kata Kunci: Jus tomat, hipertensi, tekanan darah

1
Thesis title
2
Student of ‘Aisyiyah University of Yogyakarta
3
Lecturer of ‘Aisyiyah University of Yogyakarta
4
Lecturer of ‘Aisyiyah University of Yogyakarta
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan kondisi tekanan asupan garam, dan meningkatkan konsumsi
darah tinggi pada pembuluh darah arteri yang buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak
berlangsung secara terus-menerus dalam jangka (Sudoyo dkk, 2006). Keunggulan dari salah satu
waktu lama. Hipertensi dipengaruhi oleh gaya terapi non farmakologis ini yaitu memiliki efek
hidup seperti kurang aktivitas fisik, kebisaan samping yang jauh lebih rendah tingkat
merokok, konsumsi alkohol berlebih, serta bahayanya dibandingkan dengan obat-obatan
asupan sayur dan buah rendah (Aiska & kimia, selain itu juga murah dan mudah
chandra, 2014). diperoleh (Muhlisah, 2007).
Hipertensi adalah penyakit mematikan Menurut penelitian Aiska & chandra
nomor tiga di Indonesia setelah stroke dan (2014) mengatakan zat gizi yang dapat
tuberkulosis. Hipertensi diartikan apabila menunjang kesehatan dan mencegah hipertensi
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan diantaranya adalah karotenoid, kalium, asam
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg lemak omega 3, dan serat. Karotenoid yang
(Mahdina, 2010). terdapat dalam makanan adalah likopen. Bahan
makanan yang merupakan sumber likopen salah
Penyakit tekanan darah tinggi atau satunya adalah tomat. Terdapat 9,27 mg likopen
hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga dunia dalam 100 g tomat mentah. Likopen berperan
setiap tahunnya. Badan Kesehatan Dunia dalam menurunkan tekanan darah dengan cara
(World Health Organization/WHO) mencegah penebalan dan pengerasan dinding
memperkirakan, jumlah penderita hipertensi arteri dengan mengendalikan tonus otot polos
akan terus meningkat seiring dengan jumlah pembuluh darah. Berbagai penelitian
penduduk yang membesar. Pada 2025 menemukan bahwa likopen dalam tomat akan
mendatang, diproyeksi sekitar 29% warga dunia lebih mudah diserap tubuh jika diproses menjadi
terkena hipertensi. Angka penderita hipertensi olahan seperti jus, pasta dan lain-lain (Aiska &
di Indonesia mencapai 32% pada 2008 dengan chandra, 2014).
kisaran usia diatas 25 tahun. Jumlah penderita
pria mencapai 42,7% sedangkan jumlah Tomat juga menjadi sumber kalium yang
penderita wanita mencapai 39,2%. (Kompas dapat membantu menurunkan tekanan darah.
Health, 2013) Mekanisme kerja kalium dalam mencegah
aterosklerosis atau penyempitan pembuluh
Pemerintah sudah memiliki upaya dalam darah dengan menjaga dinding pembuluh darah
mengatasi penyakit hipertensi tapi masyarakat besar tetap elastik dan mengoptimalkan
masih menganggap penyakit hipertensi sebagai fungsinya sehingga tidak mudah rusak akibat
penyakit yang tidak berbahaya. Masyarakat juga tekanan darah yang tinggi. Kalium juga menjaga
masih banyak yang tidak mengetahui akibat keseimbangan air di dalam tubuh dan
lanjut bila hipertensi ini tidak segera diatasi. mekanisme ini yang digunakan untuk
Karenanya masyarakat cenderung terlambat menyeimbangkan tekanan darah (Astawan,
dalam memeriksakan kesehatan, sehingga 2008).
kadang telah terjadi komplikasi penyakit
(Kusumawati & Zulaekah, 2011). Untuk mendapatkan hasil yang valid
mengenai penderita hipertensi di Dusun Niten
Terdapat dua cara pengobatan hipertensi Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta,
yaitu terapi farmakologis dan non farmakologis. peneliti telah melakukan studi pendahuluan
Terapi Farmakologis dengan menggunakan pada tanggal 9 & 10 januari 2016 di Dusun
obat-obatan antihipertensi. Terapi non Niten Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta,
farmakologis meliputi menghentikan rokok, Didapatkan data dari 123 orang lansia 82 (67%)
menurunkan berat badan yang berlebih, diantaranya mengalami tekanan darah tinggi,
menurunkan konsumsi alkohol yang berlebih, lansia di Dusun Niten ini juga jarang melakukan
memperbanyak latihan fisik, menurunkan olahraga dan tidak mengontrol konsumsi
makanan yang mengandung garam. Untuk test independent jika data normal dan Jika data
mengatasi hipertensinya lansia belum tidak normal maka menggunakan Mann Whitney
menggunakan obat non farmakologi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan fenomena tersebut peneliti 1. Karakteristik responden penelitian
merasa perlu untuk melakukan penelitian untuk
penderita hipertensi mengetahui apakah jus
tomat mampu menurunkan tekanan darah pada
lansia di Dusun Niten Nogotirto Gamping
Sleman Yogyakarta.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan melihat ada
tidaknya pengaruh konsumsi jus tomat terhadap
tekanan darah penderita lansia di Dusun Niten
Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta.
Metode penelitian Quasi Experiment dengan 2
kelompok. Kelompok pertama sebagai
kelompok intervensi yang diberikan jus tomat 1
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa
kali sehari yaitu pagi sebelum sarapan selama 1
sebagian besar responden kelompok eksperimen
minggu dan kelompok kedua sebagai kelompok
berusia 60-70 tahun (70%) dan pada kelompok
kontrol, kelompok kontrol hanya dilakukan
kontrol sebagian besar berusia 71-86 tahun
pengukuran tekanan darah selama 1 minggu
(70%). Berdasarkan jenis kelamin, sebagian
tanpa diberikan perlakuan. Jumlah total
besar responden adalah perempuan baik pada
responden dalam penelitian ini sebanyak 20
kelompok kontrol (60%) maupun eksperimen
orang yang diambil dengan teknik non
(70%).
probability sampling dengan metode purposive
Menurut pendidikannya, tingkat
sampling. Kelompok pertama atau kelompok
pendidikan paling dominan pada kelompok
intervensi berjumlah 10 orang sedangkan untuk
eksperimen adalah SD (40%) dan pada
untuk kelompok kedua atau kelompok kontrol
kelompok kontrol adalah SD (30%), SMP
berjumlah 10 orang. Alat yang digunakan dalam
(30%) dan SMA (30%). Menurut pekerjaannya,
pengumpulan data menggunakan
sebagian besar responden kelompok kontrol
Sphygmomanometer (tensimeter), stetoskop,
berstatus tidak bekerja (80%). Sementara itu
pisau (memotong buah tomat), timbangan
sebagian besar kelompok eksperimen berstatus
(menimbang buah tomat), gelas ukur (mengukur
bekerja (60%).
air dan jus tomat), alat blender buah dengan
merk Philips (memblender tomat), alat tulis dan
2. Hasil Pengukuran Tekanan Darah
lembar catatan (mencatat hasil pengukuran
tekanan darah sebelum dan sesudah diberi Hasil penelitian yang dilakukan selama 1
perlakuan), buah tomat (buah tomat yang (satu) minggu dengan memberikan jus tomat
diblender). dan pengukuran tekanan darah pada kelompok
Setelah diperoleh data kemudian diolah, intervensi dan pengukuran tekanan darah
pengolahan data menggunakan program data kelompok kontrol dari hari ke-0 sampai pada
SPSS. Dalam penelitian ini uji normalitas hari ke-8 didapatkan data seperti pada grafik
menggunakan uji shappiro-wilk. uji statistik berikut ini:
parametric yaitu uji t-test terikat (paired t-test).
non parametric yaitu menggunakan Wilcoxon
Match Pairs Test. . Sedangkan uji parametric
yang digunakan untuk membandingkan nilai
rata-rata post baik tekanan darah sistolik
maupun diastolik dari kelompok intervensi
dengan kelompok kontrol menggunakan uji t
tekanan darah diastoliknya turun menjadi 88,5
mmHg.
Data penelitian dianalisis dengan statistik
parametrik karena hasil pengujian normalitas
data menunjukkan bahwa data penelitian
memiliki hasil yang normal. Distribusi data
penelitian yang normal terindikasi dari hasil uji
normalitas data uji Shapiro Wilk yang nilai
signifikansi di atas 0,05 (𝑝 > 0,05). Nilai
signifikansi (p) yang besarnya lebih besar dari
0,05 mengindikasikan bahwa data berdistribusi
normal sehingga memenuhi asumsi normalitas
data statistik parametrik.

3. Pretest dan Posttest Tekanan Darah


Sistolik dan Diastolik
Pengukuran tekanan darah sistolik saat
pretest dan posttest mendapatkan hasil sebagai Selanjutnya dilakukan analisis data dengan
berikut: teknik uji Independent T-Test dan Paired T-Test
yang termasuk dalam jenis statistik parametrik.
Hasil pengujiannya adalah sebagai berikut:

Pada tabel 4.2 terlihat bahwa saat pretest,


rata-rata tekanan darah sistolik untuk kelompok
kontrol adalah 169 mmHg dan untuk kelompok
eksperimen adalah 170 mmHg. Pada saat
posttest, rata-rata tekanan darah responden Hasil pengujian pada tabel 4.4 menunjukkan
terlihat menurun pada kedua kelompok, pada bahwa selisih sistolik kelompok intervensi-
kelompok kontrol rata-rata tekanan darah kontrol memiliki nilai p 0,000 dengan
sistolik menurun menjadi 168,5 mmHg dan keterangan berbeda bermakna artinya nilai p
pada kelompok eksperimen penurunan rata-rata <0,005. Sedangkan selisih diastolik kelompok
tekanan darah sistoliknya bahkan mencapai intervensi-kontrol memiliki nilai p 0,001 dengan
adalah 159,5 mmHg. keterangan berbeda bermakna.
Pada tabel 4.2 terlihat bahwa saat pretest,
rata-rata tekanan darah diastolik kelompok
kontrol adalah 99,5 mmHg dan pada kelompok
eksperimen adalah 98,5 mmHg. Pada saat
posttest, rata-rata tekanan darah responden
terlihat menurun pada kedua kelompok, pada
kelompok kontrol rata-rata tekanan darah
diastolik menurun menjadi 97,5 mmHg dan
pada kelompok eksperimen penurunan rata-rata
Hasil pengujian pada tabel 4.5 laki pada kelompok eksperimen hanya sebesar
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan 30% dan pada kelompok kontrol hanya sebesar
signifikan antara data pretest dan posttest 40%.
tekanan darah sistolik (p=0,726) maupun data Sebelum usia 55 tahun, laki-laki memiliki
pretest dan posttest tekanan darah diastolik resiko hipertensi 2x lebih tinggi dari
(p=0,168) pada kelompok kontrol. Sementara perempuan. Akan tetapi setelah berusia 55
itu pada kelompok eksperimen, terdapat tahun, perempuan memiliki resiko tekanan
perbedaan yang signifikan antara data pretest darah yang lebih tinggi daripada laki-laki. Para
dan posttest tekanan darah sistolik (p=0,000) pakar menduga perubahan hormonal berperan
maupun data pretest dan posttest tekanan besar dalam terjadinya hipertensi dikalangan
darah diastolik (p=0,000) pada kelompok wanita usia lanjut (Sustrani dkk., 2006).
eksperimen. Dengan demikian dapat Setelah menopause, pembuluh darah
disimpulkan adanya pengaruh yang signifikan perempuan tidak lagi dilindungi oleh hormon
dari pemberian jus tomat terhadap penurunan estrogen (Soeharto, 2006). Menurunnya kadar
tekanan darah pada lanjut usia di Dusun Niten estrogen menimbulkan kecenderungan
Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta menurunnya kadar HDL, meningkatkan LDL
(p<0,05). Pemberian jus tomat mampu dan kolesterol dalam darah. Seiring dengan
menurunkan rata-rata tekanan darah sistolik peningkatan kolesterol dalam darah maka
hingga 10,5 mmHg dan tekanan darah sangat rentan terjadi arterosklesrosis yang
diastolik hingga 10 mmHg. menyumbat aliran darah sehingga terjadilah
4. Pembahasan hipertensi (Wirakusumah, 2004).
1. Karakteristik Responden c. Karakteristik pendidikan responden
Karakteristik responden yang diperhatikan Sebagian besar responden pada penelitian
pada penelitian ini meliputi usia, jenis ini memiliki pendidikan yang rendah. Hanya
kelamin, pendidikan dan pekerjaan. 20% responden kelompok eskperimen yang
Gambaran karakteristik responden pada diketahui memiliki latar belakang pendidikan
penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: SMA dan pada kelompok kontrol hanya 40%
a. Karakteristik usia responden responden saja yang diketahui memiliki latar
Seluruh responden pada penelitian ini berusia belakang pendidikan SMA (30%) dan diploma
minimal 60 tahun dengan rentang usia termuda (10%). Tingkat pendidikan yang rendah
hingga tertua adalah 60 sampai 86 tahun. Pada merupakan faktor predisposisi bagi gaya hidup
kelompok eskperimen, sebagian besar yang buruk seperti merokok, makan makanan
responden berusia 60-70 tahun (70%) dan pada tinggi kalori, pola makan tidak seimbang dan
kelompok kontrol sebagian besar responden lain-lain. Tingkat pendidikan yang rendah
berusia 71-86 tahun (70%). merupakan faktor predisposisi bagi perilaku
Palmer (2007) mengemukakan bahwa mencari kesehatan (health seeking behavior)
tekanan darah cenderung meningkat seiring yang buruk seperti kunjungan ke rumah sakit
bertambahnya usia. Semakin tua seseorang yang rendah, intensitas kunjungan ke
maka semakin besar risiko terkena hipertensi. posyandu lansia yang rendah, iniastif
Umur lebih dari 40 tahun mempunyai risiko melakukan medical check-up dan lain-lain
terkena hipertensi. Dengan bertambahnya umur, (Notoatmodjo, 2007). Penelitian Tedesco dkk.
risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga (2011) menemukan bahwa pendidikan
prevalensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi berhubungan positif dengan perilaku
yaitu sekitar 40% dengan kematian sekitar 50% penanganan kesehatan yang lebih baik dan
diatas usia 60 tahun. Oleh karenanya penderita kondisi fisik yang lebih baik.
hipertensi lanjut usia memerlukan pengawasan d. Karakteristik pekerjaan responden
medis dan perubahan gaya hidup yang ketat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
b. Karakteristik jenis kelamin responden besar responden kelompok kontrol berstatus
Sebagian besar responden pada penelitian tidak bekerja (80%). Sementara itu sebagian
ini diketahui berjenis kelamin perempuan baik besar kelompok eskperimen berstatus bekerja
pada kelompok intervensi (70%) maupun (60%).
kontrol (60%). Persentase jenis kelamin laki-
Pada responden yang bekerja, jam kerja DAFTAR RUJUKAN
yang panjang berasosiasi dengan kejadian Aiska, G. S & Chandra, A. (2014). Perbedaan
hipertensi pada para pekerja. Orang yang Penurunan Tekanan Darah Sistolik
bekerja lebih dari 40 jam per minggu beresiko Lanjut Usia Hipertensi yang diberi Jus
terkena hipertensi dan tingkat resikonya akan Tomat (Lycopersicum Commune)
semakin meningkat seiring dengan dengan Kulit dan Tanpa Kulit. Journal
pertambahan jam kerja per minggunya. Orang of Nutrition College 2014; 3(1): 158-162
yang bekerja 51 jam atau lebih per minggunya Astawan, M. (2008). Seri Kesehatan Keluarga:
bahkan beresiko 29% terkena hipertensi Sehat dengan buah, Dian Rakyat,
setelah dikontrol oleh faktor demografis, Jakarta.
faktor keturunan dan status sosioekonomi Kompas Health, (2013). Penderita Hipertensi
(Yang dkk., 2006). Terus Meningkat. (Http://
SIMPULAN DAN SARAN Health.Kompas.Com di Akses pada
1. Rata-rata tekanan darah pada lanjut usia tanggal 3 Februari 2016).
kelompok eksperimen di Dusun Niten Kusumawati, Y. & Zulaekah, S., Pendidikan
Nogotirto Gamping Sleman 170 mmHg Kesehatan pada Kelompok ibu PKK
(sistolik) dan 98,5 mmHg (diastolik) dan dalam Meningkatkan Pemahaman
setelah pemberian jus tomat rata-rata Masyarakat untuk Mencegah Penyakit
tekanan darahnya adalah 159,5 mmHg Hipertensi, WARTA, Vol .12, No.1,
(sistolik) dan 88,5 mmHg (diastolik). Maret 2009: 25 – 31
2. Rata-rata tekanan darah pada lanjut usia Mahdina, R. (2010). Mencegah Penyakit Kronis
kelompok kontrol di Dusun Niten Nogotirto Sejak Dini, Tora Book, Yogyakarta
Gamping Sleman 169 mmHg (sistolik) dan Muhlisah, F. (2007). Tanaman Obat Keluarga,
99,5 mmHg (diastolik) dan setelah Penebar Swadaya, Jakarta.
pemberian jus tomat rata-rata tekanan Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan.
darahnya adalah 168,5 mmHg (sistolik) dan Rineka Cipta, Jakarta.
97,5 mmHg (diastolik). Palmer, A. & Williams, B. (2007). Simple
3. Tidak ada perbedaan tekanan darah sistolik Guide Tekanan Darah Tinggi, Erlangga,
dan diastolik antara kelompok kontrol dan Jakarta.
eksperimen sebelum pemberian jus tomat. Soeharto, I. (2006). Penyakit Jantung Koroner
Setelah pemberian jus tomat tekanan darah dan Serangan Jantung, Gramedia
pada kelompok kontrol cenderung konstan Pustaka Utama, Jakarta.
dan pada kelompok eksperimen mengalami Sustrani, L., Alam, S., dan Hadibroto, I. (2006).
penurunan rata-rata tekanan darah sistolik Hipertensi, PT Gramedia Pustaka
hingga 10,5 mmHg dan tekanan darah Utama, Jakarta.
diastolik hingga 10 mmHg Tedesco, M. A., Salvo, D. G., Caputo, S.,
4. Ada pengaruh signifikan pemberian jus Natale, F., Ratti, G., Larussi, D. (2011).
tomat terhadap penurunan tekanan darah Educational Level and Hypertension:
pada lanjut usia di Dusun Niten Nogotirto How Socioeconomic Differences
Gamping Sleman Yogyakarta (p<0,05). Condition Health Care. J Hum
SARAN Hypertens 15(10): 727-731.
Bagi peneliti selanjutnya: Wirakusumah, E. (2004). Tips dan Solusi Gizi
Peneliti selanjutnya disarankan untuk Agar Tetap Sehat, Cantik dan Bahagia
mengendalikan variabel-variabel di Masa Menopause dengan Terapi
penganggu yang belum dikendalikan pada Ekstrogen Alami, Gramedia Pustaka
penelitian ini (asupan garam) untuk Utama, Jakarta.
meningkatkan hasil penelitian dan Yang, H., Schnall, P. L., Jaurequi, M., Baker, D.
disarankan untuk menambah waktu (2006). Work Hours and Self-Reported
penelitian untuk mengetahui apakah Hypertension Among Working People in
tekanan darah responden bisa dalam California. Hypertension 48(4): 744-750.
rentang normal.

Anda mungkin juga menyukai