Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

KEGIATAN KE 2
KEANEKAAN SEL,STRUKTUR DAN FUNGSI

NAMA : M.HARUN NURRASYID P


NIM : 2005176017
PRODI : PENDIDIKAN KOMPUTER
KELOMPOK : IV( EMPAT)

LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
Kegiatan ke 2
Keanekaan Sel, Struktur dan Fungsi

A. Tujuan Kegiatan
1. Mahasiswa dapat Mengetahui keanekaragaman sel, struktur dan fungsi.
2. Mahasiswa dapat Mengetahui bagaimana keanekaragaman bentuk sel,
namun pada dasarnya semua sel mempunyai pola struktur yang sama.

B. Kajian Pustaka
Orang yang pertama kali menyebutkan istilah sel, yaitu Cellulae adalah Robert
Hooke (1635-1703). Yang mengamati sayatan gabus tutup botol (quercus suber),
merupakan sel mati yang tidak memiliki isi sel. ( I Made,2018:1)
a. Membran

Gambar 6:

Sumber: Jurnal Anesthesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran


Uviversitas Udayana RSUP Sanglah 2018

Membran sel terdiri dari lapisan ganda fosfolipid dan berbagai protein.

Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan berfungsi
sebagai rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien, dan
limbah yang cukup untuk melayani seluruh volume sel. Membran sel juga
berperan dalam sintesis ATP, pensinyalan sel, dan adhesi sel. Membran sel
berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk dari molekul lipid dan protein.
Membran sel bersifat dinamik dan kebanyakan molekulnya dapat bergerak di
2

sepanjang bidang membran. Molekul lipid membran tersusun dalam dua lapis
dengan tebal sekitar 5 nm yang menjadi penghalang bagi kebanyakan molekul
hidrofilik. Molekul-molekul protein yang menembus lapisan ganda lipid tersebut
berperan dalam hampir semua fungsi lain membran, misalnya mengangkut
molekul tertentu melewati membran. Ada pula protein yang menjadi pengait
struktural ke sel lain, atau menjadi reseptor yang mendeteksi dan menyalurkan
sinyal kimiawi dalam lingkungan sel. Diperkirakan bahwa sekitar 30% protein
yang dapat disintesis sel hewan merupakan protein membran. (I Made,2018:2,3)
b. Ribosom
Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Pada eukariota,
ribosom dapat ditemukan bebas di sitosol atau terikat pada bagian luar
retikulum endoplasma. Sebagian besar protein yang diproduksi ribosom bebas
akan berfungsi di dalam sitosol, sementara ribosom terikat umumnya membuat
protein yang ditujukan untuk dimasukkan ke dalam membran, untuk dibungkus
di dalam organel tertentu seperti lisosom, atau untuk dikirim ke luar sel. (I
Made,2018:3)
c. Sistem endomembran

Gambar 8:

Sumber: Jurnal Anesthesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Uviversitas


Udayana RSUP Sanglah 2018
3

Berbagai membran dalam sel eukariota merupakan bagian dari sistem


endomembran. Membran ini dihubungkan melalui sambungan fisik langsung
atau melalui transfer antarsegmen membran dalam bentuk vesikel (gelembung
yang dibungkus membran) kecil. Sistem endomembran mencakup selubung
nukleus, retikulum endoplasma, badan Golgi, lisosom, berbagai jenis vakuola,
dan membran plasma. Sistem ini memiliki berbagai fungsi, termasuk sintesis
dan modifikasi protein serta transpor protein ke membran dan organel atau ke
luar sel, sintesis lipid, dan penetralan beberapa jenis racun. (I Made,2018:4)

d. Lisosom
Lisosom pada sel hewan merupakan vesikel yang memuat lebih dari 30
jenis enzim hidrolitik untuk menguraikan berbagai molekul kompleks. Sel
menggunakan kembali subunit molekul yang sudah diuraikan lisosom itu.
Bergantung pada zat yang diuraikannya, lisosom dapat memiliki berbagai
ukuran dan bentuk. Organel ini dibentuk sebagai vesikel yang melepaskan diri
dari badan Golgi. Lisosom menguraikan molekul makanan yang masuk ke
dalam sel melalui endositosis ketika suatu vesikel endositosis bergabung dengan
lisosom. Dalam proses yang disebut autofagi, lisosom mencerna organel yang
tidak berfungsi dengan benar. Lisosom juga berperan dalam fagositosis, proses
yang dilakukan sejumlah jenis sel untuk menelan bakteri atau fragmen sel lain
untuk diuraikan. Contoh sel yang melakukan fagositosis ialah sejenis sel darah
putih yang disebut fagosit, yang berperan penting dalam sistem kekebalan
tubuh. (I Made,2018:4)

e. Vakuola
Kebanyakan fungsi lisosom sel hewan dilakukan oleh vakuola pada sel
tumbuhan. (I Made,2018:4)

f. Peroksisom
Peroksisom berukuran mirip dengan lisosom dan dapat ditemukan dalam
semua sel eukariota. Organel ini dinamai demikian karena biasanya
4

mengandung satu atau lebih enzim yang terlibat dalam reaksi oksidasi
menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida merupakan
bahan kimia beracun, namun di dalam peroksisom senyawa ini digunakan
untuk reaksi oksidasi lain atau diuraikan menjadi air dan oksigen. Salah
satu tugas peroksisom adalah mengoksidasi asam lemak panjang menjadi
lebih pendek yang kemudian dibawa ke mitokondria untuk oksidasi
sempurna. Peroksisom pada sel hati dan ginjal juga mendetoksifikasi
berbagai molekul beracun yang memasuki darah, misalnya alkohol.
Sementara itu, peroksisom pada biji tumbuhan berperan penting mengubah
cadangan lemak biji menjadi karbohidrat yang digunakan dalam tahap
perkecambahan. (I Made,2018:4,5)
g. Sitoskeleton

Gambar 11:

Sumber: Jurnal Anesthesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Uviversitas


Udayana RSUP Sanglah 2018

Sitoskeleton eukariota terdiri dari tiga jenis serat protein, yaitu


mikrotubulus, filamen intermediat, dan mikrofilamen. Protein sitoskeleton yang
serupa dan berfungsi sama dengan sitoskeleton eukariota ditemukan pula pada
prokariota. Mikrotubulus berupa silinder berongga yang memberi bentuk sel,
menuntun gerakan organel, dan membantu pergerakan kromosom pada saat
pembelahan sel. Silia dan flagela eukariota, yang merupakan alat bantu
5

pergerakan, juga berisi mikrotubulus. Filamen intermediat mendukung bentuk


sel dan membuat organel tetap berada di tempatnya. Sementara itu,
mikrofilamen, yang berupa batang tipis dari protein aktin, berfungsi antara lain
dalam kontraksi otot pada hewan, pembentukan pseudopodia untuk pergerakan
sel ameba, dan aliran bahan di dalam sitoplasma sel tumbuhan. (I Made,2018:5)

h. Komponen ekstraseluler
Sel-sel hewan dan tumbuhan disatukan sebagai jaringan terutama oleh
matriks ekstraseluler, yaitu jejaring kompleks molekul yang disekresikan
sel dan berfungsi utama membentuk kerangka pendukung. Terutama pada
hewan, sel-sel pada kebanyakan jaringan terikat langsung satu sama lain
melalui sambungan sel. (I Made,2018:6)

Matriks ekstraseluler sel hewan berbahan penyusun utama glikoprotein


(protein yang berikatan dengan karbohidrat pendek), dan yang paling melimpah
ialah kolagen yang membentuk serat kuat di bagian luar sel. Serat kolagen ini
tertanam dalam jalinan tenunan yang terbuat dari proteoglikan, yang merupakan
glikoprotein kelas lain. Variasi jenis dan susunan molekul matriks ekstraseluler
menimbulkan berbagai bentuk, misalnya keras seperti permukaan tulang dan
gigi, transparan seperti kornea mata, atau berbentuk seperti tali kuat pada otot.
Matriks ekstraseluler tidak hanya menyatukan sel-sel tetapi juga memengaruhi
perkembangan, bentuk, dan perilaku sel. (I Made,2018:6)

Dinding sel tumbuhan merupakan matriks ekstraseluler yang


menyelubungi tiap sel tumbuhan. Dinding ini tersusun atas serabut selulosa
yang tertanam dalam polisakarida lain serta protein dan berukuran jauh lebih
tebal daripada membran plasma, yaitu 0,1 µm hingga beberapa mikrometer.
Dinding sel melindungi sel tumbuhan, mempertahankan bentuknya, dan
mencegah pengisapan air secara berlebihan. (I Made,2018:7)

Sambungan sel (cell junction) dapat ditemukan pada titik-titik pertemuan


antarsel atau antara sel dan matriks ekstraseluler. Menurut fungsinya, sambungan
sel dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu (1) sambungan penyumbat
6

(occluding junction), (2) sambungan jangkar (anchoring junction), dan (3)


sambungan pengomunikasi (communicating junction). Sambungan penyumbat
menyegel permukaan dua sel menjadi satu sedemikian rupa sehingga molekul
kecil sekalipun tidak dapat lewat, contohnya ialah sambungan ketat (tight
junction) pada vertebrata. Sementara itu, sambungan jangkar menempelkan sel
(dan sitoskeletonnya) ke sel tetangganya atau ke matriks ekstraseluler. Terakhir,
sambungan pengomunikasi menyatukan dua sel tetapi memungkinkan sinyal
kimiawi atau listrik melintas antarsel tersebut. Plasmodesmata merupakan contoh
sambungan pengomunikasi yang hanya ditemukan pada tumbuhan.(I
Made,2018:7)
Siklus sel adalah proses duplikasi secara akurat untuk menghasilkan
jumlah DNA kromosom yang cukup banyak dan mendukung segregasi untuk
menghasilkan dua sel anakan yang identik secara genetik. Proses ini berlangsung
terus-menerus dan berulang (siklik). Setiap sel meiliki perbedaan, tetapi juga
memliki persamaan. Misalnya, tiap – tiap sel memerlukan nutrisi untuk
mempertahankan kehidupan, dan semua sel hampir seluruhnya mempunyai
nutrein yang sama jenisnya. Semua sel menggunakan oksigen sebagai salah satu
zat utama untuk membentuk energy pada semua sel dasarnya adalah sama dan
semua sel juga mengirimkan hasil – hasil akhir reaksi – reaksi kimianya ke
dalam cairan sekitarnya. Hampir semua sel juga mempunyai kemampuan untuk
berbiak atau memperbanyak diri. Bila ada sel yang rusak maka sel – sel yang
tersisa dari jenisnya akan memperbanyak diri sampai jumlahnya kembali
lengkap. Sel mengadung dua bagian utama, inti dan sitoplasma. Inti dipisahkan
dari sitoplasma oleh mebran inti dan sitoplasma dipisahkan dari cairan sekitarnya
oleh membrane sel. Substansi yang menyusun sel bersama–sama disebut
protoplasma. Protoplasma terdiri atas lima zat dasar yaitu air, elektroit, protein,
lipid dan karbohidrat. (Gade.Moh,2014:2)
Adapun sel hewan adalah nama umum untuk sel eukariotik yang menyusun
jaringan hewan. Sel hewan berbeda dari sel eukariotik lain, seperti sel tumbuhan,
karena sel hewan tidak memiliki dinding sel, dan kloroplas dan sel hewan
memiliki vakuola yang lebih kecil, bahkan tidak ada. Karena tidak memiliki
7

dinding sel yang keras, sel hewan bervariasi bentuknya. Sel manusia adalah salah
satu jenis sel hewan. Sel hewan tersusun dari Mitokondria, Ribosom, Retikulum
Endoplasma, Badan Golgi, Sentriol, Lisosom, Sentrosom, Nukleus (inti sel),
Membran sel (membran plasma), Sitoplasma, dan Vakuola.(Huda,Dimas,2015:2)
Sel tumbuhan adalah unit dasar yang universal dari suatu struktur organik.
Struktur yang membedakan sel tumbuhan dengan sel yang lain adalah keberadaan
dinding sel yang merupakan lapisan terluar dari sel yang berbatasan dengan
membran sel (Eifa, 2015). Sel tumbuhan tersusun atas Dinding sel, Membran sel,
Sitoplasma/protoplasma, Nukleus atau inti sel, Retikulum endoplasma, Ribosom,
Mitokondria, Badan Golgi, Plastida/Kloroplas, dan Vakuola.
(Huda,Dimas,2015:2,3)
Kloroplas merupakan organel fotosintetik tempat disintesisnya karbohidrat
(glukosa), oksigen dan uap air. Klorofil ini banyak ditemukan di jaringan mesofil
(palisade dan spons) dan jaringan klorenkim daun, serta pada batang yang
berwarna hijau. Semakin besar atau lebar daun dan semakin hijau warna daun,
dapat diasumsikan bahwa daun tersebut memiliki jaringan yang sangat banyak
mengandung klorofil, sehingga proses fotosintesis akan berlangsung dengan
optimal. Hal ini dapat dikatakan bahwa, semakin tinggi laju fotosintesis, maka
semakin banyak oksigen yang dihasilkan sehingga udara di sekitanya akan
semakin sejuk. Jumlah individu manusia dan kendaraan bermotor yang semakin
banyak seharusnya diimbangi dengan jumlah penanaman tumbuhan yang lebih
banyak pula, karena peranannya dalam penyerapan karbondioksida dan
menghasilkan oksigen. (Dhaniaputri,2017:4,5)
Mempelajari struktur atau bentuk luar dari organ tumbuhan, yaitu akar,
batang, daun, bunga, buah dan biji. Pada tumbuhan dikenal organ bagian
vegetatif dan generatif. Akar, batang dan daun termasuk organ vegetatif dan
banyak melakukan fotosintesis, sedangkan bunga, buah dan biji merupakan
organ generatif sebab berhubungan dengan hasil fertilisasi antara gamet jantan
(sperma) dan gamet betina (sel telur). (Dhaniaputri,2017:5)
Biologi Sel merupakan studi tentang struktur dan fungsi sel prokariotik
maupun eukariotik yang membahas beberapa bidang seluler, seperti sintesis dan
8

fungsi makromolekul (DNA, RNA, dan protein), kontrol ekspresi gen, struktur
dan fungsi membran sel, bioenergetika, dan komunikasi seluler (Yaich, 2002).
Menurut Talhouk (2011) pembelajaran Biologi Sel memberikan pemahaman
dasar tentang struktur, fungsi dan interaksi fungsional dari komponen sel dan
organel dari lingkungan mikronya. Di dalam pembelajaran Biologi Sel,
mahasiswa diharapkan dapat melatih pemahaman, kemampuan penalaran
(reasoning), aplikasi konsep, berpikir analitik, serta memperluas wawasan
mahasiswa tentang fenomena kehidupan yang berhubungan dengan struktur,
fungsi, serta keterkaitan antara struktur dan fungsi sel. Pembahasan pada Biologi
Sel berkaitan dengan struktur dan fungsi, metabolisme, pertumbuhan dan
reproduksi, penuaan sel, apopotosis, dan transmisi sinyal merupakan beberapa
materi yang sulit untuk dijelaskan kepada mahasiswa. Mahasiswa sering
menganggap materi tersebut abstrak sehingga mereka sulit memahami konsep
tentang fenomena, keterkaitan, serta mekanisme sel dalam jaringan.
(Puspitasari,2017:2)
Semua sel prokariotik mempunyai membran plasma nukleoid (berupa DNA
dan RNA) dan sitoplasma yang mengandung ribosom. Sel prokariotik tidak
memiliki membran inti. Ciri-ciri lain pada sel prokariotik adalah tidak memiliki
sistem endomembran seperti pada retikulum endoplasma dan kompleks golgi.
Selain itu sel prokariotik juga tidak memiliki mitrokondria dan kloroplas. Contoh
sel prokariotik adalah bakteri dan ganggang biru. Berikut akan diuraikan bagian-
bagian tubuh sel E.coli yang meliputi dinding sel, membran plasma, sitoplasma,
masosom, ribosom, DNA dan flagella. (Kurniati,2020:6)
• Dinding sel tersusun atas poliskarida, lemak dan protein. dinding sel berfungsi
sebagai pelindung dan memberi bentuk yang tetap.
• Membran plasma
Membran sel atau membran plasma tesusun atas molekul lemak dan protein.
fungsinya sebagai pelindung molekuler terhadap lingkungan di sekitarnya.
• Sitoplasma
Sitoplasma tersusun atas air, protein, lemak, mineral, dan enzim-enzim
• Mesosom
9

Pada tempat tertentu membran plasma melekuk ke dalam membentuk organel


yang disebut mesosom.
• Ribosom
Ribosom merupakan organel tempat berlangsungnya sintesis protein. Ukurannya
sangat kecil, berdiameter antara 15-20 nm (1 nanometer = 10-8 meter).

Gambar 1.2
Sumber: E.coli dan Bagian-bagiannya (Bruce Albert,1994.Gambar ulang oleh
penulis)

• DNA
Asam dioksiribonukleat (dioksiribonukleatic acid disingkat DNA) merupakan
persenyawaan yang tersusun atas gula deoksiribosa, fosfat dan basa -basa
nitrogen DNA berfungsi sebagai sifat pembawa genetik.
• Flagella
Flagella merupakan benang cambuk yang berfungsi untuk bergerak. Jumlah dan
bentuk flagella bervariasi pada setiap sel.(Kurniati,2020:7)

2. Struktur Sel Eukariotik


Perbedaan pokok antara sel prokariotik dengan sel eukariotik adalah sel
eukariotik memiliki membran inti sedangkan sel prokariotik tidak. Selain itu sel
eukariotik memiliki sistem endomembran yakni memiliki organel- organel
bermembran seperti retikulum endoplasma, kompleks golgi, mitokondria dan
10

lisosom. Sel eukariotik juga memliki sentriol, sedangkan sel prokariotik tidak.
Struktur sel eukariotik meliputi:
a. Membran plasma
Membran plasma atau membran sel tersusun atas molekul lemak dan
protein. Molekul lemak tersusun atas dua lapis yang terdapat dibagian
tengah membran. Di sebelah luarnya terdapat lapisan protein perifer
(protein tepi) yang menyusun tepi luar dan dalam. Protein yang masuk ke
lapisan lemak itu disebut protein integral.
b. Sitoplasma
Sitoplasma artinya plasma sel yakni cairan yang berada dalam sel selain
nukleoplasma (plasma inti). Sitoplasma tersusun atas carian atau padatan.
Cairan sitoplasma disebut sitosol. (Kurniati,2020:8)
c. Nukleus
Nukleus atau inti sel merupakan organel terbesar yang berada dalam sel.
Nukleus terdiri dari membran nukleus, nukleoplasma, nukleolus. Fungsi
nukleus antara lain mengendalikan pembelahan sel, mengatur
pembelahan sel, dan pembawa informasi genetik.
d. Sentriol
Sentriol merupakan organel yang dapat dilihat ketika sel mengadakan
pembelahan. Sentriol hanya dijumpai pada sel hewan, sedangkan pada
sel tumbuhan tidak.
e. Retikulum Endoplasma (R.E)
Retikulum berasal dari kata retikulas berarti anyaman benang/jala.
Retikulum endoplasma berupa R.E kasar dan R.E halus. Fungsi
Retikulum Endoplasma kasar yaitu menampung protein yang disintesis
oleh ribosom untuk disalurkan ke komplek golgi dan akhirnya
dikeluarkan dari sel. R.E kasar dan R.E. halus mensintesis lemak dan
kolesterol, menetralkan racun (detoksifikasi) misalnya yang ada di dalam
sel-sel hati, transporasi molekul- molekul dari bagian sel yang satu ke
bagian sel yang lain.
f. Ribosom
11

Ribosom tersusun atas RNA – ribosom (RNA-r) dan protein.


(Kurniati,2020:9)
g. Kompleks golgi
Kompleks golgi sering disebut golgi saja, pada sel tumbuhan, kompleks
golgi disebut diktiosom.
h. Lisosom
Lisosom (lyxo = pencernaan, som = tubuh) merupakan membran
berbentuk kantong kecil yang berisi enzim hidrolitik yang disebut
lisosom.
i. Badan mikro
Badan mikro yaitu peroksisom dan glioksisom.
j. Mitokondria
Mitokondria merupakan penghasil energi karena berfungsi untuk
respirasi. Mitokondria memiliki 2 membran, yaitu membran luar dan
membran dalam.
k. Mikrotubulus dan mikrofilamen
Mikrotubulus pada sel yaitu berupa benang-benang spindel yang
menghubungkan dua kutub sel pada waktu sel membelah, pada sel
protozoa, misalnya Amoeba, Mikrofilamen berperan dalam pembentukan
pseudopodia gerakan sel dan gerakan sitoplasma. (Kurniati,2020:10)
12

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Alat Tulis 1 Unit
b. Hp/Laptop 1 Unit
c. Kertas HVS Secukupnya
2. Bahan
a.Gambar sediaan batang singkong muda (Manihot utlissima)
b.Gambar sediaan bawang merah (Allium Cepa) Gambar
sediaan sel epitel rongga mulut

D. Cara Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Gambar sediaan batang singkong muda (Manihot utillisima),
bawang merah (Alium cepa) serta sel epitel rongga mulut
diamati
3. Dicatat bagian-bagian yang terlihat kemudian diberi keterangan
13
14
15
Daftar Rujukan

Subagiartha, I Made. 2018. Sel Struktur, Fungsi dan Regulasi.Hal. 04, 10- 15,
18-20.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/f4ef046ce45021f1a9
cb18b4b5fffc09.pdf Diakses pada tanggal 12 Oktober 2020

Gede, Moh. 2014. STRUKTUR, FUNGSI ORGANEL DAN KOMUNIKASI


ANTAR SEL. Al Ulum Seri Saintek. 1-3
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&v
ed=2ahUKEwiPqeLEmq7sAhXJUn0KHbJxCa44HhAWMAl6BAgIEAI&ur
l=https%3A%2F%2Funivamedan.ac.id%2Fjurnal%2Findex.php%2Falulum
%2Farticle%2Fdownload%2F2%2F1%2F&authuser=1&usg=AOvVaw0Y4
KAmd8rG519lLi2K2O5E. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2020

Huda,Nurul,Sheila, dan Dimas Adi Kusumo. 2015. Alat Bantu Ajar Pengenalan
Sel Hewan Dan Tumbuhan. Universitas Islam Indonesia.
https://www.researchgate.net/profile/Sheila_Nurul_Huda/publication/30258
4930_ALAT_BANTU_AJAR_PENGENALAN_SEL_HEWAN_DAN_TU
MBUHAN/links/57319de808ae100ae5581e3a.pdf. Diakses pada tanggal 12
Oktober 2020

Dhaniaputri, Risanti, 2017. Ilmu Botani sebagai Dasar Keanekaragaman Jenis


Tumbuhan Dalam Pelestarian Lingkungan. Yogyakarta: Universitas Ahmad
Dahlan. 4(1)2 https://core.ac.uk/reader/289792230. Diakses pada tanggal 12
Oktober 2020

Puspitasari,Eka,Dianing,.dkk. 2016. Pengembangan Buku Ajar Matakuliah


Biologi Sel Berbasis In Silico. Universitas Negeri Malang. Hal 1
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&v
ed=2ahUKEwjbnvGNla7sAhWh6XMBHX8FCqcQFjAIegQIChAC&url=ht
tp%3A%2F%2Fjournal.um.ac.id%2Findex.php%2Fjptpp%2Farticle%2Fdo
wnload%2F6841%2F3021&authuser=1&usg=AOvVaw2JdGx14EIOxp6sA
-58UpM2 . Diakses pada tanggal 12 Oktober 2020

Kurniati, Tuti. 2020. Biologi Sel. Bandung. Hal 6-10


http://digilib.uinsgd.ac.id/30941/1/Biosel%20Revisi%20Akhir%20%281%2
9.pdf. Diakses pada tanggal 12 oktober
LEMBAR PENGESAHAN

Samarinda, 14 Oktober 2020

Mengetahui,

Asisten Praktikum Praktikan

ACC

Diah Rahmawati M.Harun Nurrasyid Pradana

NIM. 1705015008 NIM. 2005176017


Pada masa yang sama di Belanda, Antony van Leeuwenhoek, seorang pedagang kain,
menciptakan mikroskopnya sendiri yang berlensa satu dan menggunakannya untuk mengamati
berbagai hal. Ia berhasil melihat sel darah merah, spermatozoid, khamir bersel tunggal,
protozoa, dan bahkan bakteri. Pada tahun 1673 ia mulai mengirimkan surat yang memerinci
kegiatannya kepada Royal Society, perkumpulan ilmiah Inggris, yang lalu menerbitkannya.
Pada salah satu suratnya, Leeuwenhoek menggambarkan sesuatu yang bergerak-gerak di dalam
air liur yang diamatinya di bawah mikroskop. Ia menyebutnya diertjen atau dierken (bahasa
Belanda: 'hewan kecil', diterjemahkan sebagai animalcule dalam bahasa Inggris oleh Royal
Society), yang diyakini sebagai bakteri oleh ilmuwan modern.

Pada tahun 1675–1679, ilmuwan Italia Marcello Malpighi menjabarkan unit penyusun
tumbuhan yang ia sebut utricle ('kantong kecil'). Menurut pengamatannya, setiap rongga
tersebut berisi cairan dan dikelilingi oleh dinding yang kokoh. Nehemiah Grew dari Inggris
juga menjabarkan sel tumbuhan dalam tulisannya yang diterbitkan pada tahun 1682, dan ia
berhasil mengamati banyak struktur hijau kecil di dalam sel-sel daun tumbuhan, yaitu
kloroplas.

Orang yang pertama kali menyebutkan istilah sel, yaitu Cellulae adalah Robert Hooke
(1635-1703). Yang mengamati sayatan gabus tutup botol (quercus suber), merupakan sel mati
yang tidak memiliki isi sel.
A. Membran

Gambar 6:

Membran sel terdiri dari lapisan ganda fosfolipid dan berbagai protein.

Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan berfungsi
sebagai rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien, dan limbah yang
cukup untuk melayani seluruh volume sel. Membran sel juga berperan dalam sintesis ATP,
pensinyalan sel, dan adhesi sel.
Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk dari molekul lipid dan protein.
Membran sel bersifat dinamik dan kebanyakan molekulnya dapat bergerak di sepanjang
bidang membran. Molekul lipid membran tersusun dalam dua lapis dengan tebal sekitar 5 nm
yang menjadi penghalang bagi kebanyakan molekul hidrofilik. Molekul-molekul protein yang
menembus lapisan ganda lipid tersebut berperan dalam hampir semua fungsi lain membran,
misalnya mengangkut molekul tertentu melewati membran. Ada pula protein yang menjadi
pengait struktural ke sel lain, atau menjadi reseptor yang mendeteksi dan menyalurkan sinyal
kimiawi dalam lingkungan sel. Diperkirakan bahwa sekitar 30% protein yang dapat disintesis
sel hewan merupakan protein membran.
Struktur yang menonjol di dalam nukleus sel yang sedang tidak membelah ialah
nukleolus, yang merupakan tempat sejumlah komponen ribosom disintesis dan dirakit.
Komponen-komponen ini kemudian dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma, tempat
semuanya bergabung menjadi ribosom. Kadang-kadang terdapat lebih dari satu nukleolus,
bergantung pada spesiesnya dan tahap reproduksi sel tersebut.

Nukleus mengedalikan sintesis protein di dalam sitoplasma dengan cara mengirim


molekul pembawa pesan berupa RNA, yaitu mRNA, yang disintesis berdasarkan "pesan" gen
pada DNA. RNA ini lalu dikeluarkan ke sitoplasma melalui pori nukleus dan melekat pada
ribosom, tempat pesan genetik tersebut diterjemahkan menjadi urutan asam amino protein
yang disintesis.

Ribosom

Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis protein
yang tinggi memiliki banyak sekali ribosom, contohnya sel hati manusia yang memiliki
beberapa juta ribosom. Ribosom sendiri tersusun atas berbagai jenis protein dan sejumlah
molekul RNA. Pada eukariota, ribosom dapat ditemukan bebas di sitosol atau terikat pada
bagian luar retikulum endoplasma. Sebagian besar protein yang diproduksi ribosom bebas
akan berfungsi di dalam sitosol, sementara ribosom terikat umumnya membuat protein yang
ditujukan untuk dimasukkan ke dalam membran, untuk dibungkus di dalam organel tertentu
seperti lisosom, atau untuk dikirim ke luar sel. Ribosom bebas dan terikat memiliki struktur
identik dan dapat saling bertukar tempat. Sel dapat menyesuaikan jumlah relatif masing-
masing ribosom begitu metabolismenya berubah
Sistem endomembran

Berbagai membran dalam sel eukariota merupakan bagian dari sistem endomembran.
Membran ini dihubungkan melalui sambungan fisik langsung atau melalui transfer
antarsegmen membran dalam bentuk vesikel (gelembung yang dibungkus membran) kecil.
Sistem endomembran mencakup selubung nukleus, retikulum endoplasma, badan Golgi,
lisosom, berbagai jenis vakuola, dan membran plasma. Sistem ini memiliki berbagai fungsi,
termasuk sintesis dan modifikasi protein serta transpor protein ke membran dan organel atau
ke luar sel, sintesis lipid, dan penetralan beberapa jenis racun.

Lisosom

Lisosom pada sel hewan merupakan vesikel yang memuat lebih dari 30 jenis enzim
hidrolitik untuk menguraikan berbagai molekul kompleks. Sel menggunakan kembali subunit
molekul yang sudah diuraikan lisosom itu. Bergantung pada zat yang diuraikannya, lisosom
dapat memiliki berbagai ukuran dan bentuk. Organel ini dibentuk sebagai vesikel yang
melepaskan diri dari badan Golgi.

Lisosom menguraikan molekul makanan yang masuk ke dalam sel melalui endositosis
ketika suatu vesikel endositosis bergabung dengan lisosom. Dalam proses yang disebut
autofagi, lisosom mencerna organel yang tidak berfungsi dengan benar. Lisosom juga
berperan dalam fagositosis, proses yang dilakukan sejumlah jenis sel untuk menelan bakteri
atau fragmen sel lain untuk diuraikan. Contoh sel yang melakukan fagositosis ialah sejenis sel
darah putih yang disebut fagosit, yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.

Vakuola
Kebanyakan fungsi lisosom sel hewan dilakukan oleh vakuola pada sel tumbuhan.
Membran vakuola, yang merupakan bagian dari sistem endomembran, disebut tonoplas.
Vakuola berasal dari kata bahasa Latin vacuolum yang berarti 'kosong' dan dinamai demikian
karena organel ini tidak memiliki struktur internal. Umumnya vakuola lebih besar daripada
vesikel, dan kadang kala terbentuk dari gabungan banyak vesikel.
Peroksisom
Peroksisom berukuran mirip dengan lisosom dan dapat ditemukan dalam semua sel
eukariota. Organel ini dinamai demikian karena biasanya mengandung satu atau lebih enzim
yang terlibat dalam reaksi oksidasi menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2). Hidrogen
peroksida merupakan bahan kimia beracun, namun di dalam peroksisom senyawa ini
digunakan untuk reaksi oksidasi lain atau diuraikan menjadi air dan oksigen. Salah satu tugas
peroksisom adalah mengoksidasi asam lemak panjang menjadi lebih pendek yang kemudian
dibawa ke mitokondria untuk oksidasi sempurna. Peroksisom pada sel hati dan ginjal juga
mendetoksifikasi berbagai molekul beracun yang memasuki darah, misalnya alkohol.
Sementara itu, peroksisom pada biji tumbuhan berperan penting mengubah cadangan lemak
biji menjadi karbohidrat yang digunakan dalam tahap perkecambahan.

Sitoskeleton

Gambar 11:

Sitoskeleton sel eukariota; mikrotubulus diwarnai hijau, sementara


mikrofilamen diwarnai merah.

Sitoskeleton eukariota terdiri dari tiga jenis serat protein, yaitu mikrotubulus, filamen
intermediat, dan mikrofilamen. Protein sitoskeleton yang serupa dan berfungsi sama dengan
sitoskeleton eukariota ditemukan pula pada prokariota. Mikrotubulus berupa silinder berongga
yang memberi bentuk sel, menuntun gerakan organel, dan membantu pergerakan kromosom
pada saat pembelahan sel. Silia dan flagela eukariota, yang merupakan alat bantu pergerakan,
juga berisi mikrotubulus. Filamen intermediat mendukung bentuk sel dan membuat organel
tetap berada di tempatnya. Sementara itu, mikrofilamen, yang berupa batang tipis dari protein
aktin, berfungsi antara lain dalam kontraksi otot pada hewan, pembentukan pseudopodia
untuk pergerakan sel ameba, dan aliran bahan di dalam sitoplasma sel tumbuhan.

Sejumlah protein motor menggerakkan berbagai organel di sepanjang sitoskeleton


eukariota. Secara umum, protein motor dapat digolongkan dalam tiga jenis, yaitu kinesin,
dinein, dan miosin. Kinesin dan dinein bergerak pada mikrotubulus, sementara miosin
bergerak pada mikrofilamen.
Komponen ekstraseluler
Sel-sel hewan dan tumbuhan disatukan sebagai jaringan terutama oleh matriks
ekstraseluler, yaitu jejaring kompleks molekul yang disekresikan sel dan berfungsi utama
membentuk kerangka pendukung. Terutama pada hewan, sel-sel pada kebanyakan jaringan
terikat langsung satu sama lain melalui sambungan sel.

Matriks ekstraseluler hewan

Matriks ekstraseluler sel hewan berbahan penyusun utama glikoprotein (protein yang
berikatan dengan karbohidrat pendek), dan yang paling melimpah ialah kolagen yang
membentuk serat kuat di bagian luar sel. Serat kolagen ini tertanam dalam jalinan tenunan
yang terbuat dari proteoglikan, yang merupakan glikoprotein kelas lain. Variasi jenis dan
susunan molekul matriks ekstraseluler menimbulkan berbagai bentuk, misalnya keras seperti
permukaan tulang dan gigi, transparan seperti kornea mata, atau berbentuk seperti tali kuat
pada otot. Matriks ekstraseluler tidak hanya menyatukan sel-sel tetapi juga memengaruhi
perkembangan, bentuk, dan perilaku sel.
Dinding sel tumbuhan

Dinding sel tumbuhan merupakan matriks ekstraseluler yang menyelubungi tiap sel
tumbuhan. Dinding ini tersusun atas serabut selulosa yang tertanam dalam polisakarida lain serta
protein dan berukuran jauh lebih tebal daripada membran plasma, yaitu 0,1 µm hingga beberapa
mikrometer. Dinding sel melindungi sel tumbuhan, mempertahankan bentuknya, dan mencegah
pengisapan air secara berlebihan.

Sambungan antarsel

Sambungan sel (cell junction) dapat ditemukan pada titik-titik pertemuan antarsel atau
antara sel dan matriks ekstraseluler. Menurut fungsinya, sambungan sel dapat diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu (1) sambungan penyumbat (occluding junction), (2) sambungan jangkar
(anchoring junction), dan (3) sambungan pengomunikasi (communicating junction). Sambungan
penyumbat menyegel permukaan dua sel menjadi satu sedemikian rupa sehingga molekul kecil
sekalipun tidak dapat lewat, contohnya ialah sambungan ketat (tight junction) pada vertebrata.
Sementara itu, sambungan jangkar menempelkan sel (dan sitoskeletonnya) ke sel tetangganya atau
ke matriks ekstraseluler. Terakhir, sambungan pengomunikasi menyatukan dua sel tetapi
memungkinkan sinyal kimiawi atau listrik melintas antarsel tersebut. Plasmodesmata merupakan
contoh sambungan pengomunikasi yang hanya ditemukan pada tumbuhan.
STRUKTUR, FUNGSI ORGANEL DAN KOMUNIKASI ANTAR SEL

Moh. Gade
Universitas Jabal Ghapur Banda Aceh

Abstract

This paper aims to investigate the structure, function and communication between cells
organelles. The method of writing using library research methods. From the discussion, it can be
concluded that the cell is the smallest unit is the basis of life in the biological sense. All the
functions of life are organized and take place in the cell. Therefore, the cell can function as long
as the entire autonomic their needs are met. Cell structures and their functions are almost
identical for all the amazing organisms, but the evolutionary path taken by each of the major
groups of organisms (Regnum) also has its own peculiarities. Network communication between
one cell to another produces a coordination to regulate growth, reproduction, osmoregulation,
and others on a variety of networks and communications is in addition organ.sistem performed by
the nervous system, is also performed by the endocrine system, the nervous system or even with-
together with the endocrine system controls the activity of an organ or tissue tubuh.kedua this
system are functionally complement each other so remarkable, so that the elements of the nervous
and endocrine systems are often considered to compose neuroendocrine.

Keywords: structure, function and communication between cell organelles

Abstrak

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui struktur, fungsi organel dan komunikasi
antar sel. Metode penulisan menggunakan metode library research. Dari pembahasan dapat
disimpulkan bahwa sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi
secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Struktur sel dan fungsi-fungsinya
secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh
oleh masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-
sendiri. Jaringan komunikasi antara satu sel dengan yang lain menghasilkan suatu koordinasi
untuk mengatur pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, dan lain-lain pada berbagai jaringan
maupun organ.sistem komunikasi ini selain dilakukan oleh sistem saraf, juga dilakukan
oleh sistem endokrin,atau bahkan sistem saraf bersama-sama dengan sistem endokrin mengontrol
aktivitas organ atau jaringan tubuh.kedua sistem ini saling mengisi secara fungsional yang
demikian luar biasa, sehingga unsur-unsur saraf dan endokrin sering dianggap menyusun sistem
neuroendokrin.

Kata kunci : struktur, fungsi organel dan komunikasi antara


sel 1.1. Pertumbuhan Dan Perkembangan Sel
Pertumbuhan dan perkembangan umumnya terjadi pada organisme multiseluler yang hidup.
yang hidup.
a. Siklus sel
Siklus sel adalah proses duplikasi secara akurat untuk menghasilkan jumlah DNA
kromosom yang cukup banyak dan mendukung segregasi untuk menghasilkan dua sel anakan yang
identik secara genetik. Proses ini berlangsung terus-menerus dan berulang (siklik).
Pertumbuhan dan perkembangan sel tidak lepas dari siklus kehidupan yang dialami sel
untuk tetap bertahan hidup. Siklus ini mengatur pertumbuhan sel dengan meregulasi waktu
pembelahan dan mengatur perkembangan sel dengan mengatur jumlah ekspresi atau translasi gen
pada masing-masing sel yang menentukan diferensiasinya

B . Sel Sebagai Unit Hidup Tubuh

Setiap sel meiliki perbedaan, tetapi juga memliki persamaan. Misalnya, tiap – tiap sel
memerlukan nutrisi untuk mempertahankan kehidupan, dan semua sel hampir seluruhnya
mempunyai nutrein yang sama jenisnya. Semua sel menggunakan oksigen sebagai salah satu zat
utama untuk membentuk energy pada semua sel dasarnya adalah sama dan semua sel juga
mengirimkan hasil – hasil akhir reaksi – reaksi kimianya ke dalam cairan sekitarnya. Hampir
semua sel juga mempunyai kemampuan untuk berbiak atau memperbanyak diri. Bila ada sel
yang rusak maka sel – sel yang tersisa dari jenisnya akan memperbanyak diri sampai jumlahnya
kembali lengkap. Sel mengadung dua bagian utama, inti dan sitoplasma. Inti dipisahkan dari
sitoplasma oleh mebran inti dan sitoplasma dipisahkan dari cairan sekitarnya oleh membrane sel.
Substansi yang menyusun sel bersama–sama disebut protoplasma. Protoplasma terdiri atas lima
zat dasar yaitu air, elektroit, protein, lipid dan karbohidrat.
ALAT BANTU AJAR PENGENALAN SEL HEWAN DAN TUMBUHAN

1 2
Sheila Nurul Huda , Dimas Adi Kusumo

1,2
Jurusan Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
1 2
sheila@staff.uii.ac.id, dimas.adikusumo@gmail.com

Abstrak

Teknologi dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan bahan ajar yang menarik yang
memberikan ilustrasi dan isi yang menstimulasi siswa. Biologi merupakan salah satu mata
pelajaran yang membutuhkan ilustrasi yang jelas dan menarik siswa dalam menyajikan
materinya. Penelitian ini menggunakan teknologi Multimedia untuk mengembangkan alat
bantu ajar pengenalan sel hewan dan tumbuhan dalam mata pelajaran Biologi.
Perancangan sistem menggunakan diagram HIPO (Hierarchical plus Input-Process-
Output) serta implementasi sistem menggunakan Adobe Flash CS3 dan Action Script 2.0.
Alat bantu ajar pengenalan sel hewan dan tumbuhan yang dibangun meliputi definisi sel,
ukuran sel, komponen sel hewan, komponen sel tumbuhan dan latihan soal. Aplikasi yang
dikembangkan dinilai cukup menarik bagi siswa SMA.

Kata kunci : alat bantu ajar, multimedia, sel hewan, sel tumbuhan

1. Pendahuluan

Menurut National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for
Compentency Based Training, Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disususun secara
sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang
memungkinkan siswa untuk belajar.
Bahan pembelajaran merupakan faktor eksternal siswa yang mampu memperkuat
motivasi interna untuk belajar. Salah satu cara pembelajaran yang mampu mempengaruhi
aktivitas pembelajaran adalah dengan memasukkan bahan pembelajaran dalan aktivitas
tersebut. Bahan pembelajaran yang didesain secara lengkap, dalam arti ada unsur media dan
sumber belajar yang memadai akan mempengaruhi suasana pembelajaran sehingga proses
belajar yang akan terjadi pada diri siswa menjadi lebih optimal. Dengan bahan pembelajaran
yang didesain dengan bagus dan dilengkapi isi dan ilustrasi yang menarik akan menstimulasi
siswa untuk memanfaatkan bahan pembelajaran sebagai bahan belajar atau sebagai sumber
belajar.
Teknologi dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan bahan ajar yang menarik yang
memberikan ilustrasi dan isi yang menstimulasi siswa. Biologi merupakan salah satu mata
pelajaran yang membutuhkan ilustrasi yang jelas dan menarik siswa dalam menyajikan
materinya. Teknologi berbasis multimedia dapat digunakan untuk memberikan ilustrasi pada
mata pelajaran Biologi, dalam hal ini dipilih topik pengenalan sel hewan dan tumbuhan
dimana kedua sel tersebut mirip namun memiliki beberapa perbedaan dalam komponen
penyusun selnya.

2. Landasan Teori

Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari
teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi (Irhamna, 2011).
Salah satu program yang banyak digunakan untuk membuat aplikasi multimedia adalah Adobe
Flash. Flash adalah salah satu perangkat lunak komputer yang merupakan produk unggulan Adobe
systems. Adobe Flash digunakan untuk membuat gambar vektor maupun animasi gambar tersebut.
Berkas yang dihasilkan dari perangkat lunak ini mempunyai file extension .swf dan dapat diputar
di penjelajah/browser web yang telah dipasangi flash Player.
Flash menggunakan bahasa pemograman bernama ActionScript, yang muncul pertama kalinya
pada Flash 5. Sebelum tahun 2005, Flash dirilis oleh Macromedia. Flash 1.0 diluncurkan pada
tahun 1996 setelah Macromedia membeli program animasi vektor bernama FutureSplash. Versi
terakhir yang diluncurkan di pasaran dengan menggunakan nama

'Macromedia' adalah adalah Macromedia Flash 8. Pada tanggal 3 Desember 2005 Adobe Systems
mengakuisisi Macromedia dan seluruh produknya, sehingga nama Macromedia Flash berubah
menjadi Adobe Flash.

Adapun sel hewan adalah nama umum untuk sel eukariotik yang menyusun jaringan hewan.
Sel hewan berbeda dari sel eukariotik lain, seperti sel tumbuhan, karena sel hewan tidak memiliki
dinding sel, dan kloroplas dan sel hewan memiliki vakuola yang lebih kecil, bahkan tidak ada.
Karena tidak memiliki dinding sel yang keras, sel hewan bervariasi bentuknya. Sel manusia
adalah salah satu jenis sel hewan. Sel hewan tersusun dari Mitokondria, Ribosom, Retikulum
Endoplasma, Badan Golgi, Sentriol, Lisosom, Sentrosom, Nukleus (inti sel), Membran sel
(membran plasma), Sitoplasma, dan Vakuola.
Sel tumbuhan adalah unit dasar yang universal dari suatu struktur organik. Struktur yang
membedakan sel tumbuhan dengan sel yang lain adalah keberadaan dinding sel yang merupakan
lapisan terluar dari sel yang berbatasan dengan membran sel (Eifa, 2015). Sel tumbuhan tersusun
atas Dinding sel, Membran sel, Sitoplasma/protoplasma, Nukleus atau inti sel, Retikulum
endoplasma, Ribosom, Mitokondria, Badan Golgi, Plastida/Kloroplas, dan Vakuola.
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS
“Strategi Pengembangan Pembelajaran dan Penelitian Sains untuk

Mengasah Keterampilan Abad 21 Creativity and Innovation, Critical Thinking and


Problem Solving, Communication, Collaboration/4C) ” Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 26 Oktober 2017

ILMU BOTANI SEBAGAI DASAR KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN


DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN

Risanti Dhaniaputri

Pendidikan Biologi FKIP, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Email Korespondensi: risantidhania@pbio.uad.ac.id

Abstrak

Pendidikan lingkungan adalah salah satu upaya memberikan ilmu dan pengetahuan
bagi siswa atau peserta didik tentang perilaku pelestarian lingkungan serta pencegahan
kerusakan terhadap lingkungan sekitar. Usaha ini dapat diwujudkan melalui
serangkaian proses pembelajaran, dimulai dari pemberian teori tentang lingkungan
hidup didalam kelas, untuk kemudian dipraktekkan diluar kelas. Salah satu cabang
ilmu pengetahuan yang berkaitan erat dengan pendidikan pelestarian lingkungan ini
adalah ilmu Biologi. Materi keilmuan Biologi untuk peserta didik di level pendidikan
tinggi meliputi kajian ilmu zoologi, botani dan ekologi. Zoologi membahas tentang
struktur anatomi, histologi dan fisiologi hewan; Botani mengkaji ranah struktur
morfologi, taksonomi, anatomi dan fisiologi tumbuhan; sedangkan Ekologi
mempelajari tentang hal- hal yang berkaitan dengan lingkungan, konservasi, siklus
alam dan perilaku makhluk hidup. Perlindungan dan pelestarian terhadap lingkungan
di sekitar dapat dimulai dari pengenalan dan pemahaman tentang struktur,
perkembangan dan fisiologi tumbuh-tumbuhan yang hidup di lingkungan sekitar.
Kajian ranah ini dapat dipakai sebagai dasar pengenalan keanekaragaman jenis
tumbuh-tumbuhan, pengelompokkan berbagai varietas sebagai bagian dari proses
identifikasi, memudahkan proses pembelajaran Biologi di sekolah, sebagai ilmu dasar
pengembangan senyawa berkhasiat obat (metabolit sekunder) serta membantu
konservasi lingkungan dalam skala yang lebih luas.

Kata kunci: Biologi, Pembelajaran, Lingkungan Hidup

Pendahuluan

Pendidikan dan pembelajaran yang diselenggarakan di tingkat sekolah dasar, menengah,


atas dan pendidikan tinggi (universitas) pada hakekatnya merupakan usaha pemerintah dalam
melaksanakan amanah Undang-undang, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Indonesia
merupakan Negara dengan potensi sumber daya manusia (SDM) sangat besar, sehingga untuk
mewujudkan negara yang maju dibutuhkan kekuatan SDM dengan kecerdasan intelektual,
moral, budi pekerti, pendidikan karakter dan kecerdasan sosial. Salah satu pendidikan karakter
yang dapat dipupuk dan diterapkan pada anak usia sekolah adalah pendidikan berbasis
lingkungan hidup, kepedulian tentang pelestarian lingkungan yang selanjutnya lebih dikenal
sebagai program pendidikan adiwiyata.

Sebagai tindak lanjut dari MoU pada tanggal 3 Juni 2005 yang ditandatangani
oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional, maka pada tahun
2006 disepakati bersama pencanangan program Adiwiyata (pendidikan berbasis
lingkungan). Program pendidikan ini merupakan salah satu program Kementerian
Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan
kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup dan pembangunan
berkelanjutan bagi kepentingan generasi sekarang maupun generasi yang akan datang.
Program adiwiyata ini mulai dapat dilaksanakan secara optimal pada tahun 2010
seiring dengan adanya kebijakan baru yang tertuang dalam kesepakatan bersama
No.03/MenLH/2/2010 yang kemudian dikuatkan lagi dengan adanya Peraturan
Menteri (Permen) Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2013 tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Adiwiyata. Tujuan program ini adalah mewujudkan sekolah
yang peduli dan berbudaya lingkungan, dengan berdasarkan prinsip edukatif,
partisipatif dan berkelanjutan (Iswari & Utomo, 2017).
Kajian Pustaka

Pendidikan lingkungan adalah salah satu upaya memberikan ilmu dan


pengetahuan bagi siswa atau peserta didik tentang perilaku pelestarian lingkungan
serta pencegahan kerusakan terhadap lingkungan sekitar. Usaha ini dapat diwujudkan
melalui serangkaian proses pembelajaran, dimulai dari pemberian teori tentang
lingkungan hidup didalam kelas, untuk kemudian dipraktekkan diluar kelas.
Salah satu cabang ilmu pengetahuan yang berkaitan erat dengan program
adiwiyata ini adalah ilmu Biologi. Biologi berasal dari kata Bahasa Yunani, yaitu
“Bio” yang berarti makhluk hidup dan Logos” berarti ilmu pengetahuan. Biologi
adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang makhluk hidup,
sistem hierarki kehidupan yang terdiri dari organisme terkecil (sel), jaringan, organ,
sistem organ, individu/organisme, populasi, komunitas, ekosistem hingga skala terluas
yaitu bioma atau biosfer. Level hierarki kehidupan ini meliputi manusia, hewan dan
tumbuhan baik organisme tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Cabang ilmu Biologi
dapat dikelompokkan lagi menjadi Zoologi (mempelajari tentang hewan), Botani
(mempelajari tentang tumbuhan) dan Lingkungan.
Usaha pelestarian lingkungan dalam skala besar dapat diawali dari usaha -usaha
kecil yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya membuang sampah
pada tempatnya, memilah- milah sampah sesuai dengan kategori waktu terurainya,
kesadaran menjaga lingkungan termasuk menanam tumbuhan/pohon-pohon demi
mendapatkan suasana sejuk karena oksigen yang dihasilkan. Program adiwiyata di
sekolah merupakan salah satu perwujudan dan pengembangan dari teori-teori Biologi
lingkungan dan Botani. Guru sebagai pendidik dan ahli materi diharapkan memiliki
kemampuan dan keterampilan dalam program pelestarian lingkungan di wilayah
sekolah.

Pembahasan

Salah satu bekal keilmuan yang sebaiknya dikuasai oleh guru atau pendidik di sekolah
adalah ilmu botani, yaitu cabang ilmu Biologi yang mempelajari tentang struktur dan
fungsi tumbuhan. Seorang guru Biologi atau IPA telah memiliki wawasan dasar tentang
ilmu Botani, meliputi sel dan organel penyusun sel tumbuhan, morfologi tumbuhan,
anatomi tumbuhan, fisiologi tumbuhan dan budidaya tumbuhan. Masih ada lagi cabang
ilmu botani lainnya, yaitu taksonomi atau klasifikasi tumbuhan, ekologi tumbuhan, kultur
jaringan tumbuhan dan senyawa metabolit sekunder (fitokimia), tetapi
pada bahasan tentang pelestarian lingkungan kali ini dibatasi hanya enam materi saja
yang saling terkait

Sel dan Organel Tumbuhan

Sel adalah unit struktural, fungsional dan reproduksi terkecil pada suatu
individu. Tumbuhan memiliki dinding sel yang menyebabkan struktur luarnya lebih
keras dibandingkan sel hewan. Sel tumbuhan memiliki vakuola sentral yang lebih
besar daripada sel hewan, dimana salah satu fungsi vakuola ini adalah untuk
menyimpan senyawa kimia yang dihasilkan oleh tumbuhan. Selain itu, sel tumbuhan
memiliki plastida yang mengandung klorofil (pigmen hijau) sehingga dapat
melakukan fotosintesis. Gambar berikut menunjukkan struktur sel tumbuhan.

Gambar 1.

Struktur Sel Tumbuhan (Anonim, 2013)

Starr et al. (2012) menjelaskan organel penyusun sel tumbuhan, yaitu dinding
sel, membran sel (membran plasma), sitoplasma, mitokondria, kloroplas, inti sel
(nukleus), ribosom, retikulum endoplasma (RE), sitoskeleteon, badan golgi, dan
vakuola sentral. Dinding sel, kloroplas dan vakuola sentral merupakan pembeda
dengan sel hewan.

Kloroplas merupakan organel fotosintetik tempat disintesisnya karbohidrat (glukosa), oksigen dan uap
air. Klorofil ini banyak ditemukan di jaringan mesofil (palisade dan spons) dan jaringan klorenkim
daun, serta pada batang yang berwarna hijau. Semakin besar atau lebar daun dan semakin hijau warna
daun, dapat diasumsikan bahwa daun tersebut memiliki jaringan yang sangat banyak mengandung
klorofil, sehingga proses fotosintesis akan berlangsung dengan optimal. Hal ini da pat dikatakan bahwa,
semakin tinggi laju fotosintesis, maka semakin banyak oksigen yang dihasilkan sehingga udara di
sekitanya akan semakin sejuk. Jumlah individu manusia dan kendaraan bermotor
yang semakin banyak seharusnya diimbangi dengan jumlah penanaman tumbuhan yang lebih
banyak pula, karena peranannya dalam penyerapan karbondioksida dan menghasilkan oksigen.

Gambar 2 b
erikut menunjukkan letak dan susunan kloroplas dalam daun berwarna hijau.
Morfologi Tumbuhan

Mempelajari struktur atau bentuk luar dari organ tumbuhan, yaitu akar, batang,
daun, bunga, buah dan biji. Pada tumbuhan dikenal organ bagian vegetatif dan
generatif. Akar, batang dan daun termasuk organ vegetatif dan banyak melakukan
fotosintesis, sedangkan bunga, buah dan biji merupakan organ generatif sebab
berhubungan dengan hasil fertilisasi antara gamet jantan (sperma) dan gamet betina
(sel telur) (Zulkarnain, 2010). Secara umum, materi morfologi tumbuhan mengkaji
tentang karakteristik dan fungsi organ vegetatif dan generatif, sistem perakaran,
struktur dan bangun daun, tata letak daun, percabangan batang, perhiasan bunga,
rumus dan diagram bunga, struktur dan jenis buah, serta contoh modifikasi tumbuhan
(Rosanti, 2013). Gambar 3 dibawah menunjukkan beberapa contoh karakteristik
bentuk, tepi dan pertulangan daun.

Tersedia secara online


EISSN: 2502-471X

Jurnal Pendidikan:
Teori, Penelitian, dan Pengembangan
PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATAKULIAH BIOLOGI SEL BERBASIS IN SILICO

Dianing Eka Pupitasari, Mohamad Amin, Betty


Lukiati Pendidikan Biologi
Pascasarjana-Universitas Negeri Malang

Jalan Semarang 5 Malang. E-mail: dianpuspitasari826@gmail.com

Abstract: The material presented in Cell Biology course one


of them is the Cell Aging (Aging). In these materials can be
developed research in Silico to broaden the knowledge of
students with innovative bioinformatics approach based
learning with a reverse screening method. The method used is
Dick and Carey (2009) Model Development. The results of
research in the form textbook Cell Biology courses based in
Silico which has been validated by subject matter experts,
media, and small-scale trials. Results from subject matter
experts by 91.43% for feasibility component contents, 77.33%
for eligibility presentation and 72.72% for the use of language.
For media experts obtained 89.70% and 93% for small-scale
trials.

Keywords: cell biology, textbook, Dick and Carey, In Silico

Abstrak: Materi yang disajikan dalam matakuliah Biologi Sel


salah satunya adalah Penuaan Sel (Aging). Pada materi ini
dapat dikembangkan penelitian In Silico untuk memperluas
pengetahuan mahasiswa dengan inovasi pembelajaran berbasis
pendekatan Bioinformatika dengan metode reverse screening.
Metode penelitian yang digunakan adalah Model
Pengembangan Dick and Carey (2009). Hasil penelitian berupa
buku ajar matakuliah Biologi Sel berbasis In Silico yang telah
divalidasi oleh ahli materi, media, dan uji coba skala kecil.
Hasil dari ahli materi sebesar 91,43% untuk komponen
kelayakan isi, 77,33% untuk kelayakan penyajian dan 72,72%
untuk penggunaan bahasa. Untuk ahli media diperoleh 89,70%
dan 93% untuk uji coba skala kecil.
Kata kunci: biologi sel, buku ajar, Dick and Carey, In Silico

Buku ajar (lecturenotes) ditujukan sebagai kelengkapan proses pembelajaran dengan ciri ruang
lingkupnya dibatasi kurikulum dan silabus. Penulisan buku ajar berorientasi pada transformasi
pengetahuan yang sistematis dan terstruktur. Format buku ajar meliputi tata letak dan sistematika.
Buku ajar merupakan bagian dari kelengkapan atau sarana pembelajaran yang memiliki misi
menghantarkan materi sesuai dengan kurikulum dan silabus (LKPP UNHAS, 2015).
Buku ajar menyediakan fasilitas bagi kegiatan belajar mandiri, baik tentang substansinya
maupun tentang penyajiannya. Penggunaan buku ajar merupakan bagian dari budaya buku yang
menjadi salah satu tanda masyarakat maju. Buku ajar harus memuat sejumlah prinsip yang dapat
meningkatkan kompetensi yang hendak dimiliki mahasiswa. Salah satu alat yang dapat digunakan
untuk mencapai hal tersebut adalah perancangan sejumlah soal latihan yang berbasis pencarian
informasi secara terprogram (Kurniawan, 2011).
Biologi Sel merupakan studi tentang struktur dan fungsi sel prokariotik maupun eukariotik
yang membahas beberapa bidang seluler, seperti sintesis dan fungsi makromolekul (DNA, RNA,
dan protein), kontrol ekspresi gen, struktur dan fungsi membran sel, bioenergetika, dan
komunikasi seluler (Yaich, 2002). Menurut Talhouk (2011) pembelajaran Biologi Sel memberikan
pemahaman dasar tentang struktur, fungsi dan interaksi fungsional dari komponen sel dan organel
dari lingkungan mikronya. Di dalam pembelajaran Biologi Sel, mahasiswa diharapkan dapat
melatih pemahaman, kemampuan penalaran (reasoning), aplikasi konsep, berpikir analitik, serta
memperluas wawasan mahasiswa tentang fenomena kehidupan yang berhubungan dengan struktur,
fungsi, serta keterkaitan antara struktur dan fungsi sel. Agar mampu mempelajari konsep Biologi
Sel tersebut mahasiswa harus memiliki kemampuan penalaran yang logis, berpikir analitik, serta
imajinasi yang kuat (Saptono, dkk, 2013).
Pembahasan pada Biologi Sel berkaitan dengan struktur dan fungsi, metabolisme,
pertumbuhan dan reproduksi, penuaan sel, apopotosis, dan transmisi sinyal merupakan beberapa
materi yang sulit untuk dijelaskan kepada mahasiswa. Mahasiswa sering menganggap materi
tersebut abstrak sehingga mereka sulit memahami konsep tentang fenomena, keterkaitan, serta
mekanisme sel dalam jaringan (Lukitasari dan Herawati, 2014). Saptono, dkk. (2013) juga
berpendapat bahwa masih banyak ditemukan mahasiswa yang tidak mampu memahami materi
yang terdapat dalam pembelajaran Biologi Sel. Hal ini disebabkan karena mahasiswa tidak mampu
mengembangkan kemampuan berpikir untuk menjawab suatu permasalahan. Mahasiswa lebih
banyak menghafalkan reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sel daripada memahami reaksi-reaksi
kimia tersebut dan mencoba menemukan keterkaitan faktor-faktor yang menyebabkan reaksi kimia
tersebut terjadi. Pendidik seharusnya membimbing mahasiswa secara aktif membangun hubungan
antara konsep-konsep Biologi Sel dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, misalnya
untuk masalah kesehatan (Verhoeff dan Pieter, 2003). Menurut Wiser (2002) pendidik perlu
memberikan kemudahan kepada mahasiswa untuk mengakses informasi lebih luas melalui literatur
ilmiah yang memungkinkan mahasiswa secara kritis dapat mengevaluasi hasil dan kesimpulan
belajar mereka. Pada akhirnya, mahasiswa dapat menghubungkan keterkaitan antara konsep yang
mereka pelajari dengan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Solusi yang dapat
ditempuh dalam mencapai tujuan tersebut yaitu dengan mengembangkan buku ajar Biologi Sel
(Hoskinson, dkk, 2012).
Perkembangan IPTEK memengaruhi perubahan kurikulum dalam menciptakan lulusan
yang kompeten di bidangnya. Perubahan kurikulum berimbas pada komponen isi matakuliah dan
bahan ajar di pergururan tinggi. Terkait hal tersebut, buku ajar yang dikembangkan sebagai bahan
ajar harus memuat bagian integral dari pengembangan kurikulum dan sistem pembelajaran yang
telah disesuaikan dengan perubahan dan perkembangan IPTEK (Safitri, dkk, 2014). Berdasarkan
permasalahan tersebut diperlukan buku ajar Biologi Sel yang sesuai dengan implikasi
perkembangan IPTEK dan pengembangan kurikulum, salah satunya adalah buku ajar Biologi Sel
berbasis pendekatan bioinformatika.
Bioinformatika adalah ilmu gabungan antara ilmu biologi dan ilmu komputer. Database
online yang tersedia adalah GenBank dari Amerika Serikat (http://www.ncbi.nlm.nih.gov), DDBJ
dari Jepang (http://www.ddbj.nig.ac.jp/), dan EBI dari Uni Eropa (http://www.ebi.ac.uk/),
(Claverie, et al., 2006). Penggunaan bioinformatika sangat berperan penting di berbagai bidang.
Kajian dalam bioinformatika tidak terlepas dari perkembangan biologi molekul modern. Salah satu
contoh penggunaan bioinformatika yang paling umum digunakan di bidang klinis adalah untuk
memprediksi mekanisme aksi suatu senyawa alami di berkaitan dengan efek pencegahan dan
penyembuhannya terhadap suatu kondisi maupun penyakit tertentu seperti aging.
Aging atau penuaan merupakan materi yang terdapat pada matakuliah Biologi Sel di level
perguruan tinggi. Capaian pembelajaran yang terdapat pada Rencana Perkuliahan Semester
matakuliah Biologi Sel, dijelaskan kompetensi yang dicapai setelah pembelajaran adalah
mahasiswa mampu menggunakan konsep, prinsip, dan prosedur dalam kajian penelitian Biologi
Sel untuk menemukan, menganalisis, dan memecahkan permasalahan dengan penerapan IPTEK
dalam kajian Biologi Sel berbasis kesehatan. Melalui pendekatan bioinformatika, materi aging
dapat dikaitkan dengan permasalahan yang terjadi di kehidupan sehari-hari terutama masalah
kesehatan pada manusia.
Aging/penuaan merupakan proses dinamis yang kompleks dan dihasilkan oleh perubahan-
perubahan sel, fisiologis, dan psikiologis yang terjadi pada manusia (Widiyanto, 2009). Pada
dasarnya penuaan merupakan peristiwa yang normal dan alamiah yang dialami oleh setiap
manusia. Penuaan akan menjadi masalah jika terjadi lebih awal atau biasa disebut sebagai penuaan
dini. Penuaan yang terjadi pada manusia khususnya pada wanita menjadi perhatian saat ini.
Idealisasi para wanita yang menanamkan rasa benci dan takut terhadap penuaan membuat para
wanita berusaha agar tetap awet muda (Rahmadhani, 2014). Salah satu upaya para wanita untuk
tetap awet muda yaitu menggunakan senyawa kimia anti aging. Anti aging terkait dengan upaya
mencegah, memperlambat atau membalikkan efek penuaan. Namun demikian, sebagian besar
produk dan teknologi anti aging mengandung zat kimia yang berbahaya. Zat tersebut dapat
berdampak buruk bagi tubuh manusia. Solusi yang dapat ditawarkan adalah dengan penggunaan
senyawa alami anti aging yang lebih aman salah satunya adalah senyawa alami yang terdapat pada
tanaman cokelat (Theobroma cacao L.).
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti ketika menempuh matakuliah Biologi
Sel, materi yang sering diperoleh sebelumnya hanya membahas materi konsep saja. Perlu
dilakukan inovasi baru untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan salah satunya materi
penuaan sel menggunakan pendekatan bioinformatika. Pendekatan bioinformatika dengan analisis
reverse screening dapat digunakan untuk mencari protein target yang terlibat dalam mekanisme
aging dari senyawa flavan-3-ol yang digunakan sebagai senyawa penghambat aging. Mekanisme
pathway dalam aging dan flavan-3-ol sebagai senyawa anti aging pada matakuliah Biologi Sel
materi penuaan sel dapat diketahui melalui metode reverse screening. Angket yang telah
disebarkan kepada 20 orang mahasiswa UM yang telah menempuh matakuliah Biologi Sel,
pendukung pernyataan bahwa materi penuaan sel pada matakuliah Biologi Sel perlu untuk diberi
inovasi baru menggunakan pendekatan bioinformatika. Reverse screening adalah metode yang
digunakan untuk memprediksi kandidat senyawa yang dapat menempel pada protein atau ligan apa
saja untuk memprediksi suatu obat tertentu, dalam hal ini obat untuk anti aging. Reverse screening
dapat digunakan untuk memprediksi mekanisme aksi suatu senyawa anti aging berdasarkan jalur-
jalur sinyal (cellular pathways) maupun proses-proses biologis yang dimediasi oleh beberapa
protein-protein yang menjadi target interaksi dari senyawa yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai