Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi
kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh
kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular, misalnya
bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan Protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme
multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup. Struktur
sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang
ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-
sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling
bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi. Dibawah ini adalah Sel selaput penyusun umbi bawang bombay
(Allium cepa). Tampak dinding sel dan inti sel (berupa noktah di dalam setiap 'ruang'). Perbesaran 400 kali.
Struktur sel
1. Membran sel
Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran sel membungkus organel-
organel dalam sel. Membran sel juga merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat
yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur membran ialah dua lapis lipid (lipid bilayer) dan memiliki
permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel. {1}Membran sel membatasi segala
kegiatan yang terjadi di dalam sel sehingga tidak mudah terganggu oleh pengaruh dari luar. Karena fungsi ini,
membran sel bersifat 'selektif permeabel', dapat menentukan bahan-bahan tertentu saja yang bisa masuk ke dan
keluar dari sel. Pada sel tumbuhan, membran sel dalam keadaan normal melekat pada dinding sel akibat tekanan
turgor dari dalam sel. Dinding sel''' adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi [[sel
(biologi)|sel]] untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki [[tumbuhan]], bakteri, fungi (jamur),
dan [[alga]], meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda. Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat
bergerak dan berkembang bebas, layaknya sel [[hewan]]. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-
dinding sel dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri.
Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel. Dinding sel terbuat dari berbagai macam komponen,
tergantung golongan organisme. Pada tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian besar terbentuk oleh [[polimer]]
[[karbohidrat]] ([[pektin]], [[selulosa]], [[hemiselulosa]], dan [[lignin]] sebagai penyusun penting). Pada bakteri,
[[peptidoglikan]] (suatu [[glikoprotein]]) menyusun dinding sel. Fungi memiliki dinding sel yang terbentuk dari
[[kitin]]. Sementara itu, dinding sel alga terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan [[sakarida]] sederhana (gula).{2}
2. Sitoplasma
Fungsi utama kehidupan berlangsung di sitoplasma. Hampir semua kegiatan metabolisme berlangsung di dalam
ruangan berisi cairan kental ini. Di dalam sitoplasma terdapat organel-organel yang melayang-layang dalam cairan
kental (merupakan koloid, namun tidak homogen) yang disebut matriks. Organellah yang menjalankan banyak
fungsi kehidupan: sintesis bahan, respirasi (perombakan), penyimpanan, serta reaksi terhadap rangsang. Sebagian
besar proses di dalam sitoplasma diatur secara enzimatik. Selain organel, terdapat pula vakuola, butir-butir tepung,
butir silikat dan berbagai produk sekunder lain. Vakuola memiliki peran penting sebagai tempat penampungan
produk sekunder yang berbentuk cair, sehingga disebut pula 'cairan sel'. Cairan yang mengisi vakuola berbeda-beda,
tergantung letak dan fungsi sel.
3. Organel
Manusia memiliki banyak organ yang berbeda seperti jantung, paru-paru dan lambung, yang fungsinya yang
berbeda-beda. Demikian pula dengan sel. Sel memiliki organ yang disebut organel (berarti 'organ kecil').
Berikut ini adalah komponen- komponen sel :
a. Mitokondria
Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung. Respirasi merupakan proses
perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan
demikian, mitokondria adalah "pembangkit tenaga" bagi sel. Keberadaan mitokondria didukung oleh hipotesis
endosimbiosis yang mengatakan bahwa pada tahap awal evolusi sel eukariot bersimbiosis dengan prokariot (bakteri)
[Margullis, 1981]. Kemudian keduanya mengembangkan hubungan simbiosis dan membentuk organel sel yang
pertama. Adanya DNA pada mitokondria menunjukkan bahwa dahulu mitokondria merupakan entitas yang terpisah
dari sel inangnya. Hipotesis ini ditunjang oleh beberapa kemiripan antara mitokondria dan bakteri. Ukuran
mitokondria menyerupai ukuran bakteri, dan keduanya bereproduksi dengan cara membelah diri menjadi dua. Hal
yang utama adalah keduanya memiliki DNA berbentuk lingkar. Oleh karena itu, mitokondria memiliki sistem
genetik sendiri yang berbeda dengan sistem genetik inti. Selain itu, ribosom dan rRNA mitokondria lebih
mirip dengan yang dimiliki bakteri dibandingkan dengan yang dikode oleh inti sel eukariot [Cooper, 2000].
b. Plastida
Plastida adalah bagian dari sel yang bisa ditemui pada alga dan tumbuhan (Kingdom Plantae). Plastida berperan
dalam fotosintesis Plastida adalah organel yang meghasilkan warna pada sel tumbuhan. Plastida dapat dilihat
dengan mikroskop cahaya biasa. Organel ini hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dikenal tiga jenis plastida yaitu:
1). Leukoplas
Plastida ini berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan, terdiri dari:
• Amiloplas (untuk menyimpan amilum)
• Elaioplas atau Lipidoplas (untuk menyimpan lemak/minyak).
• Proteoplas (untuk menyimpan protein).
2). Kloroplas
Kloroplas merupakan plastida berwarna hijau. Kloroplas yang berkembang dalam batang dan sel daun mengandung
pigmen hijau yang dalam fotositesis menyerap tenaga matahari untuk mengubah karbon dioksida menjadi gula,
yakni sumber energi kimia dan makanan bagi tetumbuhan. Kloroplas memperbanyak diri dengan memisahkan diri
secara bebas dari pembelahan inti sel. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat
berlangsungnya fotosintesis.
3). Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
• Fikosianin menimbulkan warna biru misalnya pada Cyanophyta.
• Fikoeritrin menimbulkan warna merah misalnya pada Rhodophyta.
• Karoten menimbulkan warna keemasan misalnya pada wortel dan Chrysophyta.
• Xantofil menimbulkan warna kuning misalnya pada daun yang tua.
• Fukosatin menimbulkan warna pirang misalnya pada Phaeophyta.
Kloroplas dan plastida lainnya memiliki membran rangkap. Membran dalam melingkupi matriks yang dinamakan
stroma. Membran dalam ini terlipat berpasangan yang disebut lamela. Secara berkala lamella ini membesar
sehingga membentuk gelembung pipih terbungkus membran dan dinamakan tilakoid. Struktur ini tersusun dalam
tumpukan mirip koin. Tumpikan tilakoid dinamakan granum. Pada tilakoid terdapat unit fotosintesis yang berisi
molekul pigmen seperti klorofil a, klorofil b, karoten, xantofil
Gbr. Kloroplas (merupakan salah satu jenis plastida pada tumbuhan).
c. Badan golgi
Struktur golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat
kecil di ujungnya. Karena hubungannya dengan fungsi pengeluaran sel amat erat, pembuluh mengumpulkan dan
membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk diangkut ke permukaan sel. Pembuluh itu juga menyumbang bahan
bagi pembentukan dinding sel. (Sumber : Time Life, 1984) Pengertian lain menyebutkan, Badan golgi adalah
sekelompok kantong (vesikula) pipih yang dikelilingi membran. Organel ini hampir terdapat di semua sel eukariotik.
Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan golgi, Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel. Organel
ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Sedang pada sel
tumbuhan memiliki hingga ratusan badan golgi pada setiap selnya. Golgi pada tumbuhan biasanya disebut
diktiosom. Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga vesikula. Dari tubulus dilepaskan
kantung-kantung kecil yang berisi bahan-bahan yang diperlukan seperti enzim–enzim pembentuk dinding sel.
Retikulum Endoplasma (Re)''' Adalah Organel Yang dapat ditemukan di seluruh sel hewan eukariotik. Retikulum
endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae. Fungsi
retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum Endoplasma (RE) merupakan labirin
membran yang demikian banyak sehingga retikulum endoplasma melipiti separuh lebih dari total membran dalam
sel-sel eukariotik. (kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari bahasa latin yang
berarti “jaringan”). Ada tiga jenis retikulum endoplasma:
1. RE kasar
Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom. Ribosom ini berperan dalam sintesis
protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein.
2. RE halus
Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya. RE halus
berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi
kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel.
3. RE sarkoplasmik
RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot
lurik. Yang membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus
mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE
sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot.
RE halus berfungsi dalam berbagai macam proses metabolisme, trmasuk sintesis lipid, metabolisme karbohidrat, dan
menawarkan obat dan racun "RE berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri" Jaring-jaring
endoplasma adalah jaringan keping kecil-kecil yang tersebar bebas di antara selaput selaput di seluruh sitoplasma
dan membentuk saluran pengangkut bahan. Jaring-jaring ini biasanya berhubungan dengan ribosom (titik-titik
merah) yang terdiri dari protein dan asam nukleat, atau RNA. Partikel-partikel tadi mensintesis protein serta
menerima perintah melalui RNA tersebut (Time Life, 1984). Jadi fungsi RE adalah mendukung sintesis protein dan
menyalurkan bahan genetic antara inti sel dengan sitoplasma.
Fungsi Retikulum Endoplasma
Menjadi tempat penyimpan Calcium, bila sel berkontraksi maka calcium akan dikeluarkan dari RE dan meuju ke
sitosol. Memodifikasi protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke kompleks golgi dan akhirnya
dikeluarkan dari sel.
(RE kasar) berfungsi Mensintesis [[lemak]] dan [[kolesterol]], ini terjadi di hati
(RE kasar dan RE halus) berfungsi Menetralkan racun (detoksifikasi) misalnya RE yang ada di dalam sel-sel
hati. Transportasi molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain (RE kasar dan RE halus)
f. VAKUOLA
Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa Inggris). Cairan ini adalah air dan
berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel
hewan dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah.Pada sel daun dewasa, vakuola mendominasi
sebagian besar ruang sel sehingga seringkali sel terlihat sebagai ruang kosong karena sitosol terdesak ke bagian tepi
dari sel.Bagi tumbuhan, vakuola berperan sangat penting dalam kehidupan karena mekanisme pertahanan hidupnya
bergantung pada kemampuan vakuola menjaga konsentrasi zat-zat terlarut di dalamnya. Proses pelayuan, misalnya,
terjadi karena vakuola kehilangan tekanan turgor pada dinding sel. Dalam vakuola terkumpul pula sebagian besar
bahan-bahan berbahaya bagi proses metabolisme dalam sel karena tumbuhan tidak mempunyai sistem ekskresi yang
efektif seperti pada hewan. Tanpa vakuola, proses kehidupan pada sel akan berhenti karena terjadi kekacauan reaksi
biokimia. Vakuola berisi: gas, asam amino, garam-garam organik,glikosida, tanin (zat penyamak), minyak eteris
(misalnya jasmine pada melati, roseine pada mawar zingiberine pada jahe), alkaloid (misalnya kafein pada biji kopi,
kinin pada kulit kina, nikotin pada daun tembakau, tein pada daun teh, teobromin pada buah atau biji coklat, solanin
pada umbi kentang, likopersin dan lain-lain), enzim, butir-butir pati.
Perbedaan antara sel hewan dengan sel tumbuhan
Sel tumbuhan Sel hewan
Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan. Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan
Mempunyai vakuola atau rongga sel yang besar Tidak mempunyai vakuola, walaupun terkadang sel
beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola
Menyimpan tenaga dalam bentuk biji (granul)
kanji Menyimpan makanan dalam bentuk biji (granul)
glikogen.
Sumber bacaan
http://biologi.blogsome.com/2007/06/16/komponen_sel/)
http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_(Biologi)
Kehidupan sel sebagai unit fungsional terkecil dari organisme
1. Introduksi sel
Sel merupakan tingkatan struktur terendah yang mampu melakukan semua
aktivitaskehidupan.Semua organisme terbentuk dari sel, yaitu unit dasar dari struktur dan fungsi
organisme tersebut. Robert Hooke, seorang saintis Inggris, pertama kali menerangkan dan
menamakan sel pada tahun 1665, ketika ia meneliti suatu irisan dari gabus (kulit batang dari
pohon oak dengan menggunakan mikroskop yang memiliki perbesaran 30 kali. Walaupun
meyakini bahwa kotak kecil, atau ‘sel’, yang ia lihat hanya dimiliki oleh potongan gabus
tersebut, Hooke tidak pernah menyadari betapa pentingnya penemuannya ini.
Penerusnya seorang saintist Belanda bernama Anton van Leeuwenhoek, menemukan organisme
yang sekarang kita kenal sebagai organisme bersel tunggal. Dengan menggunakan butiran-
butiran pasir yang telah ia ubah menjadi kaca pembesar berkekuatan 300x, Leeuwenhoek
menemukan suatu dunia mikroba di dalam tetesan-tetesan air kolam dan juga meneliti sel-sel
darah dan sel sperma hewan. Pada tahun 1839, hampir dua abad setelah penemuan Hooke dan
Leeuwenhoek, sel akhirnya diakui sebagai unit kehidupan yang terdapat di mana saja oleh
Matthias Schleiden dan Theodor Schwann, dua ahli biologi Jerman.
Dalam kasus klasik tentang penalaran induktif – pencapaian suatu kesimpulan umum
berdasarkan pengamatan-pengamatan khusus – ini, Schleiden dan Schwann merangkum
penelitian mikroskopik mereka sendiri dan hasil-hasil penelitian saintis lainnya dengan
menyimpulkan bahwa semua bentuk kehidupan tersusun dari sel. Kesimpulan umum ini menjadi
dasar bagi teori sel. Teori ini kemudian dikembangkan untuk memasukkan gagasan bahwa
semua sel berasal dari sel-sel lain. Kemampuan sel untuk membelah diri menghasilkan sel-sel
yang baru adalah dasar bagi semua reproduksi dan bagi pertumbuhan dan perbaikan organisme-
organisme multiseluler, termasuk manusia.
Semua sel diselimuti oleh suatu membran yang mengatur perjalanan materi antara sel tersebut
dan lingkungan sekelilingnya. Setiap sel, pada tahapan tertentu dalam hidupnya, mengandung
DNA, yaitu materi yang dapat diwariskan yang mengarahkan aktivitas-aktivitas sel tersebut.
f. Peroksisom
adalah organel yang terbungkus oleh membrane tunggal dari lipid dwilapis yang mengandung
protein pencerap (reseptor). Peroksisom tidak memiliki genom dan mengandung sekitar 50 enzim,
seperti katalase dan ureat oksidase yang mengkristal di pusatnya. Peroksisom ditemukan pada
semua sel eukariota.
g. Vesikel sekretoris
Salah satu fungsi penting dari banyak sel adalah menyekresi substansi-substansi khusus. Hampir
semua substansi sekretorik dibentuk oleh retikulum endoplasmik – sistem aparatus golgi dan
kemudian dilepaskan dari aparatus Golgi ke dalam sitoplasma di dalam vesikel penyimpan, yang
disebut vesikel sekretoris atau granula sekretoris.
h. Mitokondria
mitokondria sebagai tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung. Respirasi
merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi
berlangsungnya proses hidup.Dengan demikian, mitokondria adalah "pembangkit tenaga" bagi sel.
i. Struktur filamen dan tubular sel
Biasanya protein fibrilar sel disusun membentuk filamen atau tubulus. Keduanya merupakan
molekul protein prekursor yang disintesis oleh ribosom di dalam sitoplasma. Molekul prekursor
berpolimerisasi membentuk filamen. Sebagian besar filamen aktin seringkali terdapat di sisi luar
sitoplasma, yang merupakan daerah yang disebut sebagai ektoplasma, untuk membentuk suatu
penunjang elastik bagi membran sel. Juga, di dalam sel-sel otot, filamen aktin dan miosin
tersusun menjadi suatu mesin kontraktil khusus yang merupakan dasar timbulnya kontraksi otot
di seluruh tubuh.
j. Nukleus
Nukleus merupakan pusat pengaturan sel. Secara singkat, nukleus mengandung sejumlah besar
DNA, yang telah kita sebut bertahun-tahun sebagai gen. Gen menentukan karakteristik protein
sel, termasuk enzim-enzim sitoplasma yang mengatur aktivitas sitoplasma. Nukleus juga
mengatur reproduksi;
k. Membran nukleus
Membran nukleus, yang juga disebut selubung inti, sebenarnya merupakan dua membran yang
terpisah, satu membran terdapat di dalam membran yang lain. Membran luar bersambung dengan
retikulum endoplasmik, dan ruang antara kedua membran nukleus juga bersambung dengan
ruang di sebelah dalam retikulum endoplasmik.
l. Nukleoli
Nukleus sebagian besar sel memiliki satu atau lebih struktur yang terpulas pucat disebut nukleoli.
Nukleolus, tidak seperti organel lainnya, tidak memiliki sebuah membran pembatas, sebaliknya,
nukleoli hanya merupakan suatu struktur yang mengandung sejumlah besar RNA dan protein.
SIKLUS DAN PEMBELAHAN SEL
SIKLUS SEL
Pada kajian ilmu Biologi, Sel adalah unsur terkecil yang menyusun suatu organisme.
Dalam perjalanan hidupnya, sel tidaklah statis, namun ia senantiasa melakukan kegiatan
memperbanyak diri dalam konteks perkembangbiakan, pembelahan sel bertujuan agar reproduksi
dan embriogenesis dapat berkelanjutan. Sel induk gamet (gametogonium) harus terlebih dahulu
berploriferasi, setelah itu gametosit mengalami pembelahan reduksi. Bila pembuahan terjadi,
maka embryogenesis terjadi yang pada prinsipnya berlangsung dengan cara perbanyakan satu sel
zygote menjadi ribuan sampai milyaran sel.
Pada sel prokariot yang tidak memiliki inti sel, siklus sel terjadi melalui suatu proses yang
disebut pembelahan biner, sedang pada sel eukariot yang memiliki inti sel, siklus sel terbagi
menjadi dua fase fungsional, fase S dan M, dan fase persiapan, G1 dan G2:
1. Fasa S (sintesis)
Merupakan tahap terjadinya replikasi DNA. Pada umumnya, sel tubuh manusiamembutuhkan
waktu sekitar 8 jam untuk menyelesaikan tahap ini. Hasil replikasi kromosomyang telah utuh,
segera dipilah bersama dengan dua nuklei masing-masing guna proses mitosispada fase M.
2. Fasa M (mitosis)
Interval waktu fase M kurang lebih 1 jam. Tahap di mana terjadi pembelahan sel (baik
pembelahan biner atau pembentukan tunas). Pada mitosis, sel membelah dirinya membentuk dua
sel anak yang terpisah. Dalam fase M terjadi beberapa jenjang fase, yaitu:
Profase, fase terjadinya kondensasi kromosom dan pertumbuhan pemintalnya. Pada saat ini
kromosom terlihat di dalam sitoplasma.
Prometafase, pada fase ini sampul inti sel terlarut dan kromosom yang mengandung
2 kromatidmulai bermigrasi menuju bidang ekuatorial (piringan metafase).
Metafase. kondensasi kromosom pada bidang ekuatorial mencapai titik puncaknya
Anafase. Tiap sentromer mulai terpisah dan tiap kromatid dari masing-masing kromosom
tertarik menuju pemintal kutub.
Telofase. Kromosom pada tiap kutub mulai mengalami dekondensasi, diikuti dengan
terbentuknya kembali membran inti sel dan sitoplasma perlahan mulai membelah
Sitokinesis. Pembelahan sitoplasma selesai setelah terjadi oleh interaksi antara pemintal
mitotik,sitoskeleton aktomiosin dan fusi sel, dan menghasilkan dua sel anak yang identik.
3. Fasa G (gap)
Fasa G yang terdiri dari G1 dan G2 adalah fase sintesis zat yang diperlukan pada fase berikutnya.
Pada sel mamalia, interval fase G2 sekitar 2 jam, sedangkan interval fase G1sangat bervariasi
antara 6 jam hingga beberapa hari. Sel yang berada pada fase G1 terlalu lama, dikatakan berada
pada fase G0 atau “quiescent”. Pada fase ini, sel tetap menjalankan fungsi metabolisnya dengan
aktif, tetapi tidak lagi melakukan proliferasi secara aktif. Sebuah sel yang berada pada fase
G0 dapat memasuki siklus sel kembali, atau tetap pada fase tersebut hingga terjadi apoptosis.
Pada umumnya, sel pada orang dewasa berada pada fase G0. Sel tersebut dapat masuk kembali ke
fase G1 oleh stimulasi antara lain berupa: perubahan kepadatan sel, mitogen atau faktor
pertumbuhan, atau asupan nutrisi.
4. Interfase
Merupakan sebuah jedah panjang antara satu mitosis dengan yang lain. Jedah tersebut termasuk
fase G1, S, G2.
PEMBELAHAN SEL
Reproduksi sel dapat terjadi karena peristiwa pembelahan sel. Pembelahan sel ini
diawali dengan adanya pembelahan kromosom dalam beberapa tahap pembelahan. Pada
setiap tahap pembelahan mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat diamati proses-prosesnya
melalui teknik atau perlakuan tertentu yang diberikan pada kromosom dalam sel tersebut.
MITOSIS
MITOSIS adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang
teratur, yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke tahap profase
berikutnya terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap
pembelahan sel). Pada tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti
Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah sebagai berikut:
a. Interfase
c. Prometafase
Ciri-ciri fase prometafase sebagai berikut :
Selaput nukleus terfragmentasi
Mikrotubulus yang menjulur dari masing-masing sentrosom kini dapat memasuki wilayah nukleus.
Kromosom menjadi semakin terkondensasi
Masing-masing dari kedua kromatid pada setiap kromosom kini memiliki kinetokor, struktur protein
terspesialisasi yang terletak pada sentromer.
Beberapa mikrotubulus melekat pada kinetokor menjadi mikrotubulus kinetokor.
Mikrotubulus nonkinetokor berinteraksi dengan sejenisnya yang berasal dari kutub gelendong yang
bersebrangan
d. Metafase
Ciri-ciri fase metafase sebagai berikut :
Merupakan tahap mitosis yang paling lama, seringkali berlangsung sekitar 20 menit.
Sentrosom kini berada pada kutub-kutub sel yang bersebrangan.
Kromosom berjejer pada lempeng metafase, bidang khayal yang berada di pertengahan jarak antara kedua
kutub gelendong. Sentromer-sentromer kromosom berada di lempeng metafase.
Untuk setiap kromosom, kinetokor kromatid saudara melekat ke mikrotubulus kinetokor yang berasal dari
kutub yang bersebrangan.
e. Anafase
Ciri-ciri fase anafase sebagai berikut :
Merupakan tahap mitosis yang paling pendek,
seringkali berlangsung hanya beberapa menit.
Anafase di mulai ketika protein kohesin terbelah. Ini memungkinkan kedua kromatid saudara dari setiap
pasangan memisah secara tiba-tiba. Setiap kromatid pun menjadi satu kromosom utuh.
Kedua kromosom anakan yang terbebas mulai bergerak menuju ujung-ujung sel yang berlawanan saat
mikrotubulus kinetokor memendek. Karena mikrotubulus ini melekat ke wilayah sentromer terlebih dahulu.
Sel memanjang saat mikrotubulus nonkinetokor memanjang.
Pada akhir anafase, kedua ujung sel memilki koleksi kromosom yang sama dan lengkap.
f. Telofase
Ciri-ciri fase telofase sebagai berikut :
Dua nukleus anakan terbentuk dalam sel.
GAMBARAN UMUM FASE MITOSIS
MEIOSIS
Meiosis yaitu tipe pembelahan sel yang mengurangi jumlah set kromosom dari dua menjadi satu
dalam gamet, mengimbangi penggandaan saat fertilisasi. Pada hewan meiosis hanya terjadi pada
ovarium atau testis. Akibatnya, setiap sperma dan sel telur manusia bersifat haploid (n=23). Fertilisasi
mengembalikan kondisi diploid dengan cara mengombinasikan dua set haploid kromosom, dan siklus
hidup manusia diulangi lagi, generasi demi generasi. Fertilisasi dan meiosis merupakan ciri khas dari
reproduksi seksual pada tumbuhan maupun hewan. Fertilisasi dan meiosis silih berganti dalam siklus
hidup seksual, mempertahankan jumlah kromosom yang konstan pada setiap spesies dari satu generasi
ke generasi berikutnya. Sel haploid atau diploid dapat membelah melalui mitosis, bergantung pada
tipesiklus hidup. Akan tetapi, hanya sel-sel diploid yang dapat mengalami meiosis, karena sel-sel haploid
memiliki satu set kromosom yang tidak dapat dikurangi lagi.
2. Homolog di lempeng metafase. Pada metafase l meiosis, kromosom berjejer sebagai pasangan homolog
di lempeng metafase, bukan sebagai kromosom individual, seperti pada metafase mitosis.
3. Pemisahan homolog. Pada anafase l meiosis, kromosom-kromosom tereplikasi pada setiap pasangan
homolog bergerak kearah kutub yang berlawanan, namun kromatid-kromatid saudara dari setiap
kromosom tereplikasi tetap melekat. Sebaliknya, pada anafase mitosis, kromatid-kromatid saudara
memisah.
Memungkinkan dewasa
multiselular bertumbuh-kembang Menghasilkan gamet,
dari zigot, menghasilkan sel-sel mengurangi jumlah kromosom
untuk pertumbuhan, perbaikan menjadi separuh dan
dan pada beberapa spesies, menyebabkan variabilitas
Peran dalam tubuh hewan reproduksi aseksual genetik di anatara gamet
Gametogenesis
Gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet (sel kelamin) yang terjadi melalui
pembelahan meiosis. Gametogenesis berlangsung pada sel kelamin dalam alat
perkembangbiakan.Gametogenesis meliputi spermatogenesis (pembentukan spermatozoa atau sperma)
dan Oogenesis (pembentukan ovum)
Hampir semua spesies hewan tingkat tinggi terutama mamalia mempunyai proses spermatogenesis
yang hampir sama, dalam pembahasan ini akan di jelaskan mengenai proses spermatogenesis pada
nanusia.
Tempat spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di testis. Didalam testis terdapat tublus seminiferus. Dinding tubulus
seminiferus terdiri dari jaringan epitel dan jaringan ikat, pada jaringan epithelium terdapat sel – sel
spermatogonia dan sel sertoli yang berfungsi member nutrisi pada spermatozoa. Selain itu pada tubulus
seminiferus terdapat pula sel leydig yang mengsekresikan hormone testosterone yang berperan pada
proses spermatogenesis.
Proses Spermatogenesis
Beberapa spermatogonia membelah diri kembali, sedangkan lainnya berkembang menjadi spermatosit
primer yang juga mengandung kromosom sebanyak 46 kromosom. Sel – sel spermatosit primer tersebut
kemudian membelah secara meiosis nebjadi dua spermatosit sekunder yang jumlah kromosomnya
menjadi setengahnya (23kromosom haploid). Selanjutnya spermatosit sekunder membelah lagi secara
meiosis menjadi empat spermatid. Jadi, spermatid.jadi, spermatosit primer mengalami pembelahan
meiosis I yang menghasilkan dua spermatosit sekunder. Selama pembelahan meiosis II, kedua
spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan empat spermatid. Selanjutnya spermatid
berdiferensi menjadi sel kelamin dewasa(masak) yang disebut spermatozoa atau sperma. Ini juga
memiliki23 kromosom (haploid).
Pada manusia proses spermatogenesis berlangsung setiap hari. Siklus spermatogenesis berlangsung
rata – rata 74 hari. Artinya , perkembangan sel spermatogonia menjadi spermatozoa matang
memerlukan waktu rata – rata 74 hari. Sementara itu pemasakan spermatosit menjadi sperma
memerlukan waktu dua hari.proses pemasakan spermatosit menjadi sperma dinamakan
spermatogenesis dan terjadi didalam epidemis.
Pada pria dewasa normal, proses spermatogenesis terus berlangsung sepanjang hidup,
walaupun kualitas dan kauntitasnya makin menurun dengan bertambahnya usia.
Bagian – Bagian Sperma
Sperma dewasa terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, bagian tengah dan ekor (flagelata. Kepala
sperma mengandung nucleus. Bagian ujung kepala ini mengandung akrosom yang menghasilkan enzim
yang berfungsi untuk menembus lapisan – lapisan sel telur pada waktu fertilisasi. Bagian tengah sperma
mengandung mitokondria yang menghasilkan ATP sebagai sumber energy untuk pergerakan sperma.
Ekor sperma berfungsi sebagai alat gerak.
Oogenesis
Pada masa pubertas, oosit primer mengadakan pembelahan meiosis I menghasilkan satu sel oosit
sekunder yang besar dan satu sel badan kutub pertama (polar body primer) yang lebih kecil. Perbedaan
bentuk ini disebabkan sel oosit sekunder mengandung hampir semua sitoplasma dan kuning telur,
sedangkan sel badan kutub pertama hanya terdiri dari nucleus saja. Oosit sekunder ini mempunyai
kromosom setengah kromosom oosit primer yaitu 23 kromosom (haploid).
Dalam pembelahan meiosis II, oosit sekunder membelah diri menghasilkan satu sel ootid yang
besar dan satu badan kutub kedua (polar body sekunder). Ootid yang besar tersebut mengandung
hamper semua kuning telur dan sitoplasma. Pada saat yang sama, badan kutub pertama membelah diri
menjadi dua kutub. Selanjutnya ootid tumbuh menjadi sel telur (ovum) yang mempunyai 23 kromosom
(haploid). Sedangkan ketiga badan kutub kecil hancur sehingga setiap oosit primer hanya menghasilkan
satu sel telur yang fungsional. Sel telur (ovum) yang besar itu mengandung sumber persediaan
makanan, ribosom, RNA, dan komponen – komponen sitoplasma lain yang berperan dalam
perkembangan embrio. Sel telur yang matang diselubungi oleh membrane corona radiate dan zona
pellusida.
Oogenesis hanya berlangsung hingga seseorang usia 40 sampai 50 tahun. Setelah wanita tidak
mengalami menstruasi lagi (menopause) sel telur tidak diproduksi lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Reece, Campbell. 20002. BIOLOGI. Jakarta; Erlangga
Tag : sel