Anda di halaman 1dari 33

Sinopsis School 2013 Episode 1

Semua yang ada dalam hidupmu adalah ujian. Semakin banyak ujian yang kau ambil kau
akan menjadi orang yang lebih baik. Anak-anak mencoba menyembunyikannya dan orang
dewasa tak mengetahui itu. Tempat ini adalah sekolah.

(Hmm SMA, apa yang kalian pikirkan tentang masa itu. Masa kini kalian, masa lalu kalian,
atau masa depan yang belum kalian tempuh. Inilah sekelumit kisah tentang masa dimana
seorang remaja beranjak menjadi manusia dewasa)

Go Nam Soon (Lee Jong Suk) remaja dari keluarga yang kemungkinan serba kekurangan
(tapi dia punya Hape hehe). Ia harus sekolah sambil bekerja. Delivery nih. Ketika ia
mengantar pesanan ke sebuah tempat les privat elit di kawasan Gangnam. Ia melihat seorang
pengajar yang memberikan buku rahasia padanya secara cuma-cuma tapi ia menolak karena
menurutnya ia tak membutuhkannya.

Pengajar les privat itu bernama Kang Se Chan (Choi Daniel) yang pada hari ini adalah hari
terakhirnya mengajar privat. Peserta didiknya khawatir dengan nilai ujian yang akan datang.
Ia pun memberikan buku andalannya, buku emas. Sebuah buku catatan yang ia berikan pada
peserta didiknya secara cuma-cuma.
Guru Kang keluar dari ruang belajar karena pembelajaran usai membiarkan anak didiknya
merayakan salah satu teman mereka yang berulang tahun. Salah satu anak didiknya yang
bernama Song Ha Kyung (Park Se Young) tak ikut bersenang-senang dengan teman lainnya.
Sebagai sikap sopan santun Ha Kyung memberi hormat pada pengajarnya padahal Guru Kang
saat itu mengulurkan tangannya hehe.

Go Nam Soon dan Song Ha Kyung ternyata saling mengenal. Ha Kyung meminta agar Nam
Soon pura-pura tak melihatnya di tempat privat ini, ia bahkan rela mengeluarkan uang jikalau
Nam Soon meminta bayaran. Ia ingin Nam Soon menutup mulut. Ia bahkan mengancam,
“Kalau kau membuka mulut kau mati!”

Nam Soon ke sekolah membawa uang 5rb won karena ia tak sempat sarapan. kebiasaannya
ketika berangkat sekolah selalu menggunakan bus. Disana ada beberapa teman yang juga
menggunakan fasilitas ini. Salah satunya teman wanita sekelasnya yang bernama Lee Kang
Joo.

Kang Joo yang tak mendapatkan tempat duduk di bis meletakan tas-nya di pangkuan Nam
Soon yang tertidur hingga membuat pemuda itu terbangun.

Yang namannya anak SMA tentu saja ada yang namanya pemimpin genk yang ditakuti.
Pemuda itu satu bis dengan Nam Soo. Oh Jung Ho, dia langsung mendapatkan kursi tempat
duduk Nam Soon tanpa ia memintanya. Bahkan anak buah Jung Hoo pun berbuat kasar pada
teman sekolah lain agar mendapatkan tempat duduk di bus. Melihat sikap Nam Soon yang
dengan mudah memberikan tempat duduk pada Jung Ho, Kang Joo menilainya bodoh. Tapi
Nam Soon cuek saja, ia malas berurusan dengan Jung Ho.

Sebelum masuk lingkungan sekolah Nam Soon dicegat genk Jung Ho, ia dipalak. Tapi bahasa
yang digunakan Jung Ho adalah uang pinjaman. Nam Soon yang tak mau berurusan panjang
dengan Jung Ho memberikan uang 5rb won-nya tapi ia minta uang kembalian 2rb won. Apa
mereka bertiga memberikan kembaliannya, tentu saja tidak. Dengan uang itu Jung Ho
meminta temannya membelikan rokok.

Jung Ho yang seolah menjadi penguasa di sekolah mengeluarkan rokok menawarkan pada
Nam Soon. Tapi Nam Soon cuek. Jung Ho kembali mengingatkan kalau ia bukannya
mengambil uang tapi meminjamnya. Tapi Nam Soon tahu kalau itu hanya ucapan bohong
Jung Ho.
Ada kabar kalau wali kelas 2 ada yang pensiun. Otomatis akan ada wali kelas baru di kelas 2.
Sepertinya mempensiunkan diri karena tak tahan dengan kelasnya hehe.

Siapakah yang menjadi wali kelas yang baru itu. Ibu Guru Jung In Jae (Jang Nara) dia salah
seorang guru sastra Korea. Mau tak mau Guru Jung pun harus menerima tugas yang
diamanatkan padanya. Padahal ia khawatir sekali karena kondisi kelas 2 yang katanya kacau.
Guru yang lain berjanji akan membantu. Wakil Kepsek menginginkan agar para guru
bertindak tegas terhadap murid yang nakal agar tak mengganggu siswa yang baik. Ia ingin
nilai rata-rata sekolah meningkat. Terutama nilai kelas 2.

Guru Jung ke kelas yang akan dipimpinnya. Kelas yang semrawut tak ada hormatnya sama
sekali ketika guru berada di depan kelas. Lari-lari, tidur, berdandan. Tapi ada beberapa siswa
yang sudah duduk tenang. Ternyata Nam Soon dan Ha Kyung satu sekolah bahkan satu kelas.

Guru Jung menggunakan suaranya untuk menenangkan siswa. Tapi suara kecilnya kalah
dengan suara ribut siswanya, padahal sepertinya ia sudah mengeluarkan semua suaranya. Ia
pun terpaksa menggebrak ke meja agar siswanya menjadi lebih tenang. Suara kelas pun
hening, Nam Soon yang tiduran mengangkat kepalanya. Guru Jung memperkenalkan dirinya
sebagai wali kelas yang baru di kelas 2.2

Ketika Jung Ho memberikan rokok pada Nam Soon tadi ternyata ada yang memotret. Bukti
foto itu sampai ke tangan kepala sekolah. Yang memotret ternyata pemilik toko makanan
ringan yang langsung melaporkan hal ini pada komite sekolah.

Wakil Kepsek menyayangkan seharusnya hal ini dilaporkan ke sekolah dulu bukan ke komite
sekolah. Tapi Ibu kepsek mengatakan kalau pemilik toko itu sudah beberapa kali
menghubungi wakasek tapi wakasek tak pernah mengurusnya. Ibu kepsek ingin agar masalah
ini segera diselesaikan. Guru Uhm, guru matematika yang galak mengenali siapa kedua siswa
itu.

Ketika Guru Jung tengah menjelaskan materi pelajaran, genk si pengacau datang. Oh Jung
Ho CS. Sikap ketiganya seperti tak mencerminkan seorang siswa, malah lebih mirip dengan
preman. Masuk tanpa permisi, duduk dengan posisi kaki nangkring di atas meja dan langsung
memejamkan mata, tidur.
Guru Jung menayakan pada ketua kelas hukuman apa bagi mereka yang datang terlambat.
Kim Min Ki yang menjabat sebagai ketua kelas menjawabnya terbata-bata sambil sesekali
melirik takut ke arah Jung Ho. Jung Ho yang sudah tahu apa hukuman kalau mereka
terlambat meminta agar hukumannya diberi tenggat waktu.

Guru Jung melihat Jung Ho makan permen karet di kelas dan meminta itu dibuang. Jung Ho
malah meletakkan permen karet yang tadi dikunyahnya ditempelkan di bawah meja. Ia pun
kembali tidur. Guru Jung tak ingin ada yang berbuat aneh di kelasnya ia meminta Jung Ho
bangun. Tapi Jung Ho ogah.

Guru Uhm masuk ke kelas 2.2 memerintahkan semua siswa meletakan tangan di atas meja. Ia
akan melakukan pemeriksaan secara pribadi terhadap tas semua siswa. Jung Ho yang tahu
ada penggeledahan menyembunyikan rokoknya di bawah meja tempat ia menempelkan
permen karet. Guru Uhm sepertinya mencurigai Oh Jung Ho ia pun menyuruh anak itu
membawa tas ke depan. Tapi Guru Uhm tak memeriksa tas Jung Ho ia malah memerintahkan
Nam Soon untuk memeriksa meja Jung Ho.

Awalnya Nam Soon tak menemukan apapun tapi tangannya menyenggol rokok yang
ditempelkan Jung Ho. Jung Ho terlihat marah. Bungkus rokok itu pun diantarkan ke depan
Guru Uhm. Guru Uhm memperhatikan sepatu yang dikenakan Nam Soon. Ia memerintahkan
kedua siswa ini untuk ikut dengannya.

Di ruang BP, Guru uhm memperlihatkan foto mereka berdua yang tengah merokok. Jung Ho
mengelak itu bukan dirinya dan Nam Soon. Tapi sepatu yang dikenakan Nam Soon sama
persis dengan sepatu siswa yang ada di foto. Guru Uhm pun menyuruh keduanya menulis
pernyataan tapi Jung Ho merasa ia tak perlu melakukannya karena yang di foto itu bukan
dirinya. Bagaimana kalau ia menolak menulis, apa Guru Uhm akan memukulnya.

Guru Uhm sadar dengan kekerasan tak akan berhasil mendidik anak-anak ini. Ia berencana
akan memanggil ibu Jung Ho. Tapi Jung Ho marah mendengar ibunya akan dipanggil ke
sekolah, lebih baik Guru Uhm memukulnya saja.

Byun Ki Deuk, siswa laki-laki yang sengaja mengenakan seragam terbalik memberi tahu
teman-temannya kalau pemilik toko makanan ringan-lah yang sudah menyebabkan masalah
besar di sekolah. Dia yang melaporkan Jung Hoo merokok di sekolah ke komite sekolah.
Teman-teman yang lain mempertanyakan kenapa Nam Soon juga ikut dipanggil. Ki Deok
mengatakan kalau Jung Ho dan Nam Soon tertangkap dalam foto sedang merokok. Tapi
karena wajah pelaku tak terlihat jelas masalah ini menjadi tak jelas. Mereka pun bertanya-
tanya hukuman apa yang akan didapatkan keduanya.

Wali kelas 2.2 yang baru dipanggil menghadap kepala sekolah. Ibu kepsek mengatakan kalau
sekarang yang menjadi masalah bukanlah siapa yang merokok tapi yang dipertanyakan
adalah kehormatan dan prestasi sekolah. Ia menyarankan jangan bersikap lemah terhadap
anak bermasalah dan berharap semua guru mengikuti prosedur yang berlaku.

‘Tindakan yang mengakibatkan hilangnya kehormatan sekolah bisa menyebabkan pemecatan


dari sekolah’

Itulah tata tertib yang dibaca oleh Guru Jung. Ia mulai stres.

Di sebelah Guru Jung, Guru Uhm menginterogasi Nam Soo. Ia tahu kalau pelakunya itu Jung
Ho. Ia ingin Nam Soon mengatakan yang sebenarnya karena Nam Soon juga bisa terancam
dikeluarkan karena masalah ini. Nam Soon diam. Guru Uhm menebak kalau Nam Soon ini
takut terhadap Jung Ho. Tapi Nam Soon menjawab tidak. Guru Uhm pun kembali menebak
apa ini karena kesetiaan, apa Nam Soon berteman dengan Jung Ho. Nam Soon pun menjawab
tidak. Ia tak mengatakan apapun.
Guru Jung pun menanyai Nam Soon secara pribadi, apa siswanya ini merokok. Nam Soon
menjawab pendek, tidak. Guru Jung menyuruh Nam Soon untuk mengatakan semua yang
Nam Soon ketahui pada Guru Uhm karena masalah ini bisa membuat Nam Soon dikeluarkan.

Nam Soon malah tertawa kalau hal itu tak mungkin. Tapi Guru Jung mengatakan kalau hal
ini sangat serius. Nam Soon ragu sekolah akan melakukan itu, ia tak percaya sekolah akan
memperlakukan murid secara tidak adil.

Jung Ho yang masih di ruang BP ingin tahu apa yang dikatakan Guru Uhm. Nam Soon
mengatakan apa yang ditanyakan Guru Uhm. Jung Ho tertawa dan menebak apa Nam Soon
mengatakannya. Nam Soon malah balik bertanya, “Tentang apa, tentang kau mengambil
uangku atau tentang rokok?” Pertanyaan itu membuat Jung Ho menahan emosi. “Apa kau
bisa berkelahi? Kenapa kau gugup?”

Guru Jung stres melihat buku album yang beberapa siswanya sudah dikeluarkan dari sekolah.
Ia stres memikirkan anak didiknya yang terancam dikeluarkan. Tapi ia heran dengan
pernyataan anak didiknya yang malah menilai sekolah tak akan berani melakukan hal yang
tak adil bagi siswanya.
Kye Na Ri salah seorang siswi kelas 2.2 berada di ruang UKS hanya karena luka goresan
kecil di tangannya. Ia takut kalau luka kecil itu meninggalkan bekas. Tapi petugas UKS
mengatakan luka sekecil itu tak akan meninggalkan bekas luka. Na Ri merasa kepalanya juga
sakit tapi petugas UKS tahu kalau Na Ri hanya mencari alasan agar tak mengikuti
pembelajaran di kelas.

Ketika Na Ri keluar dari ruang UKS giliran Guru Jung yang beristirahat disana. Ia meminta
obat penenang. Petugas UKS ingin tahu bagaimana Guru Jung akan bertahan menjadi wali
kelas sampai akhir semester nanti kalau dihari pertama saja sudah seperti ini. Guru Jung
sendiri menilai kalau ia tak yakin apa bisa bertahan melewati hari ini. Petugas UKS memberi
semangat. Guru Jung yang meminum obat penenang merasa obatnya sudah mulai membantu.
Hati Guru Jung was-was ketika akan masuk ke ruang BP. Ia mengajukan protes ke Guru Uhm
karena sebagai wali kelas Nam Soon dan Jung Ho, ia tak bisa menerima hukuman terhadap
kedua siswanya terutama karena foto yang tak jelas. Ia tak percaya sekolah akan
mengeluarkan siswa atas hal seperti itu. Seandainya Guru Uhm masih bersikeras akan
mengeluarkan kedua siswa ini, ia akan terus protes. Nam Soon tersenyum karena yang
diucapkan Guru Jung adalah yang ia katakan pada Guru Jung. Di ruangan itu ternyata juga
ada kepala sekolah dan wakasek. (ya ampun)

Di luar ruang BP, Guru Jung membodohi dirinya atas apa yang dilakukannya tadi. Guru Jung
minta maaf pada Guru Uhm atas apa yang dikatakannya tadi. Guru Uhm mengerti dan
menilai apa yang dikatakan Guru Jung ada benarnya. Tapi tetap saja Guru Jung tak
seharusnya melakukan itu, tak peduli seberapa benar sikap seseorang selalu ada waktu dan
tempat yang tepat untuk itu. Guru Jung berjanji ia akan berhati-hati.

Guru Uhm pun memutuskan untuk menunda hukuman sampai pihak sekolah bisa
memverifikasi ulang terhadap kasus ini. Tapi Jung Ho tetap harus dihukum karena memiliki
rokok. Guru Jung tersenyum dan berjanji akan memastikan menghukum mereka.
Nam Soon akan kembali ke kelas tapi jam pelajaran Etika Guru Yoo sebentar lagi usai, ia pun
menunggu di luar. (Guru Etika Hmmmm kenapa ga Bu Guru Seo Yi Soo aja ya hehe)

Ketika bel istirahat berbunyi, Byun Ki Deok langsung mencari tahu apa yang terjadi. Ia ingin
Nam Soon mengatakan semua padanya. Tapi Nam Soon tak mengatakan apapun.

Ternyata bukan hanya siswa seperti Nam Soon saja yang mendapat perlakuan kasar dari Jung
Ho bahkan Kim Min Ki sang ketua kelas pun tak luput dari perlakukan kasar Jung Ho. Jung
Ho mempertanyakan kenapa Min Ki tak mengumpulkan uang denda keterlambatan darinya.
Min Ki yang berusaha tersenyum akan menerima uang itu kalau Jung Ho membayarnya. Apa
Jung Ho akan membayar? Tentu saja. Tapi uangnya ia pinjam dari salah seorang siswa yang
bernama Young Woo. Tapi Young Woo tak punya uang. Jung Ho pun tak membayarnya
karena Young Woo tak punya uang. Min Ki tahu betul sifat Jung Ho dan mengabaikannya.
Karena Young Woo tak memberikan uang, ia mendapat perlakukan kasar dari Lee Yi Kyung
dan Lee Ji Hoon, dua anak buah Jung Ho. Young Woo yang memiliki kecerdasan dibawah
rata-rata hanya diam dirinya dipukul. Tapi Nam Soon tiba-tiba melempar buku ke arah orang
yang memukul Young Woo.

Yi Kyung yang marah mencari tahu siapa yang melempar buku ke arahnya. Nam Soon
langsung angkat tangan tersenyum. Nam Soon yang menghampiri Young Woo menanyakan
apa Young Woo memiliki tiket makan. Nam Soon pun menanyakan apa Yi Kyung memiliki
tiket makan. Yi Kyung yang marah akan memukul tapi Jung Ho menahannya. Nam Soon
mengambil bukunya dan menanyakan ke teman lain apa memiliki tiket makan.

Guru Jung kembali mengajar di kelasnya. Ketika ia menerangkan kembali Jung Ho membuat
masalah dengan tidur di kelas. Ia pun merintahkan Yi Kyung untuk membangunkan Jung Ho.
Yi Kyung menolak, lebih baik Guru Jung bangunkan sendiri. Tapi kemudian nada suara Guru
Jung berubah galak, Yi Kyung pun takut dan membangunkan Jung Ho. Jung Ho sendiri ogah-
ogahan bangun.

Jung Ho berbuat ulah lagi, tapi kali ini bukan tidur. Ia tak memperhatikan apa yang
disampaikan Guru, ia malah memainkan ponselnya. Guru Jung menegur dan meminta Jung
Ho memberikan ponsel itu padanya sekarang karena berdasarkan tata tertib kalau ada siswa
yang menggunakan ponsel di dalam kelas ketika sedang belajar ponsel itu akan disita.

Jung Ho membela diri ia tak menggunakan ponsel hanya melihatnya saja. Tapi Guru Jung
tetap meminta ponsel itu dan akan ia kembalikan setelah pembelajaran di kelas selesai. Ia
juga ingin bicara berdua dengan Jung Ho. Tapi Jung Ho menolak. Ia kembali memainkan
ponselnya. Melihat itu, Guru Jung langsung merampas ponsel Jung Ho.

Jung Ho marah dan memegang kasar tangan Guru Jung. Tak ada siswa yang berani melawan
Jung Ho. Tak ada yang berani menghentikan Jung Ho. Min Ki yang ingin menolong Guru
Jung pun diancam oleh Yi Kyung. Jung Ho mengambil ponselnya secara paksa. Ia kemudian
kembali duduk santai dan melakukan tos dengan Yi Kyung, bangga sudah menggertak Guru.

Guru Jung merasa ini seperti pelecehan terhadap dirinya. Tanpa sepatah katapun ia keluar
dari kelas. Semua siswanya keluar berhamburan.

Waktunya istirahat makan siang. Kali ini Guru Jung yang bertugas di kantin. Antrian makan
siang panjang tapi Jung Ho cs menyerobot ingin duluan. Melihat Guru Jung, Jung Ho seakan
mencoba memanas-manasi dengan menunjukan ponselnya yang masih aman-aman saja tak
disita. Guru Jung memerintahkan ketiganya untuk antri. Jung Ho yang berani menantang
bilang kalau ia tak mengganggu antrian, kenapa Guru Jung selalu mengganggunya.

Guru Jung yang berusaha menahan amarahnya menanyakan apa ibu Jung Ho tahu kalau
anaknya bertingkah seperti ini di sekolah. Ia tak bisa membiarkan ini berlarut-larut. Ia
merebut ponsel Jung Ho dan akan menghubungi ibu Jung Ho. Hal ini tentu saja membuat
Jung Ho marah, ia memboikot tak mau makan.

Melihat keributan ini, Lee Kang Joo meminta Min Ki memanggilkan Guru Uhm. Jung Ho
terus menantang. Emosi Guru Jung memuncak atas sikap Jung Ho yang tak tahu sopan
santun. Ia menampar Jung Ho. Jung Ho tentu saja tak terima ia akan melawan memukul tapi
Nam Soon menariknya.

Jung Ho seolah mendapatkan lawan yang enak untuknya berkelahi. Tepat ketika Jung Ho
akan memukul Guru Uhm sampai di kantin. Mereka pun bubar. Karena dirasa situasi sudah
bisa terkendali Guru Uhm pun meninggalkan kantin juga. Byun Ki Deok terkesan dengan
sikap Nam Soon yang tak takut pada Jung Ho. Nam Soon tak mengatakan apapun ia juga
meninggalkan kantin.
Apakah kelas 2.2 jadi makan di kantin. Sepertinya mereka semua berpindah ke lapangan,
semuanya bermain bola. Guru Jung duduk di tepi lapangan. Guru Jo selaku guru olahraga
menghampirinya dan berkata kalau anak-anak itu berlari dengan semangat.

Guru Jung yang hampir menangis merasa kalau ia tak bisa melakukan apa-apa. Tapi Guru Jo
menyemangati kalau Guru Jung sudah melakukan pekerjaan yang baik.

Melihat Guru Jung terlihat stres, Guru Yoo menyarankan agar Guru Jung jangan terlalu
memaksa anak-anak itu, jangan memprovokasi kemarahan mereka. Guru yang lain bertanya
apa Guru Jung yakin kalau kejadian di kantin tak ada yang memotret bukankah Guru Jung
menampar Jung Ho.

Guru Jung pun menayakan apa komite sekolah akan mengeluarkan anak seperti itu. Guru
Yoo jelas setuju anak seperti itu harus dikeluarkan dari sekolah karena tindakan mereka
sudah keterlaluan. Tapi Guru Jung tak sependapat, ia masih belum tahu seperti apa Jung Ho
itu (latar belekangnya) kenapa dia berbuat seperti itu.
Jung Ho dan kedua temannya berada di atap gedung sekolah. Ketiganya terbaring menatap
langit. Jung Ho menolak saran Yi Kyung yang mengajak bermain bilyar. Ji Hoon
menyarankan lebih baik langsung pulang ke rumah. Tapi Jung Ho tak ingin pulang sekarang.
Yi Kyung menebak ayah Jung Ho pasti sedang berada di rumah. Jung Ho malas
membicarakannya.

“Aku harap kita segera lulus!” ucap Ji Hoon.

“Memangnya apa yang akan kau lakukan setelah lulus?” tanya Yi Kyung.

“Apa maksudmu? Aku akan bergabung dengan angkatan darat!” sahut Ji Hoon (hmm
ternyata punya cita-cita juga ya)

Jung Ho menyarankan kalau Ji Hoon harus bekerja keras kalau ingin masuk angkatan darat.

Di kelas siswa laki-laki akan berganti pakaian olahraga. Tepat saat itu Guru Jung masuk ke
kelas membuat mereka malu. Guru Jung minta maaf dan memanggil Nam Soon. Guru Jung
menanyakan dimana teman-teman Jung Ho. Nam Soon tak mengetahui keberadaan mereka.
Guru Jung pun memerintahkan Nam Soon untuk mencari dan menyuruh mereka agar
menyampaikan pesan ke Jung Ho untuk mengambil ponsel.
Sebelum Guru Jung pergi, Nam Soon berterima kasih atas apa yang Guru Jung lakukan pagi
ini di ruang BP. Guru Jung juga merasa perlu berterima kasih pada Nam Soon. Nam Soon
berharap gurunya ini berhenti memprovokasi Jung Ho cs.

Kepala sekolah sudah mendengar kalau Jung Ho menggunakan kekerasan pada Guru Jung.
Wakil kepsek menilai meskipun hal itu terjadi tak seharusnya Guru Jung menampar siswa.
Ibu kepsek tak mau membesarkan masalah ini, itu sebabnya ia memanggil Guru Jung. Guru
Jung diam. Kepsek kesal, Guru Jung seharusnya mengatakan sesuatu supaya ia tahu langkah
apa yang harus dilakukan selanjutnya. Ia tak bisa membiarkan hal ini terjadi berlarut-larut.

Guru Jung minta maaf ia hanya tak ingin mengatakan apapun atas apa yang terjadi hari ini.
Wakil kepala sekolah merasa kalau Guru Jung tak bisa menutupi hal ini hanya karena Guru
Jung wali kelas mereka. Guru Jung mengerti itu, ia pun minta ijin untuk memberinya waktu
sedikit lagi karena ia belum sempat bicara dengan Jung Ho. Ia akan mengurus sendiri
masalah ini setelah mendengar penjelasan Jung Ho. Kepsek tak yakin apa Guru Jung bisa
mengatasinya. Karena kalau hal ini sampai terjadi lagi ia harap Guru Jung sudah siap dengan
konsekuensinya. Guru Jung mengangguk mengerti.

Anak-anak kelas 2.2 berada di lapangan siap menerima pelajaran olah raha. Lee Kang Joo
menarik Kim Dong Suk (bukan menarik ini seperti mencekik hehe) kemudian terdengar bel
tanda pengumuman. Mereka yang sudah berbarik pun mendengarkan pengumuman.
Terdengar suara Wakasek mengumumkan kalau kepala sekolah akan memebrikan
pengumuman. Suara itu terdengar mulai dari luar sekolah hingga ke kelas-kelas.

Aku adalah kepala sekolah Im Jung Soo. Aku telah menjadi kepala sekolah kalian selama
lebih dari enam bulan. Tapi sayangnya pada ujian Prestasi Nasional bulan februari lalu,
SMA Seungri berada di peringkat 149 diantara 178 sekolah yang berpartisipasi. Kita hampir
berada di urutan terakhir. Tak hanya itu, karena sikap buruk para siswa. Kami (pihak
sekolah) terus menerima keluhan dan komentar negatif dari masyarakat. Karena itu reputasi
sekolah kita menurun. Tak akan ada lagi toleransi di sekolah ini. Setiap siswa yang
melanggar peraturan akan menerima sanksi disiplin yang berat. Dan kalau memang
diperlukan, siswa tersebut akan dikeluarkan dari sekolah. Ini adalah langkah pertama yang
perlu kita ambil untuk mengambalikan kehormatan dan prestasi SMA Seungri. Aku meminta
kerja sama para guru dan siswa. 

Banyak siswa yang protes terhadap keputusan ini.

(tapi menurutku ini tindakan kepala sekolah yang wajar, ga terlalu membuat cemas. Hanya
karena siswa disini yang agak “,,,” aja yang membuat pengumuman ini terasa berat mereka
laksanakan)

Wakasek memuji apa yang disampaikan kepala sekolah tadi sangat mengesankan. Ia merasa
kalau sekolah ini akan kembali ke jalur yang benar.

Guru Kang Se Chan tengah galau. Temannya menanyakan akan kemana kah Guru Kang.
Guru Kang belum tahu karena ia masih mencari kemana tujuannya. Hmm Apa yang terjadi
ya? Ternyata selain mengajar di tempat les privas elit Gangnam, Kang Se Chan ini menjadi
guru ilegal dan hukum disana tak membolehkannya. (atau kebalik kah saya sendiri juga
bingung)

Guru Kang membela diri kalau selama sebulan ini ia tak mengajar lagi. Hmm.. apakah
hukumannya? Temannya mengatakan ia memerlukan bukti kalau Guru Kang sudah
menyesali kesalahan yang sudah dilakukan dan harus melakukan pelayanan masyarakat tanpa
menerima sepeserpun, semuanya harus dilakukan secara sukarela.

Guru Kang khawatir kalau masalah ini akan tersebar dan menjadi bahan gunjingan orang.
Temannya bilang tak usah khawatir karena Guru Kang pasti akan teringat dengan masa lalu.
Guru Kang tersenyum simpul (senyum ga nyaman nih haha)

Guru Kang yang tengah melakukan lari pagi mengeluh. Ia tak bisa mempercayai ini kenapa ia
harus kembali ke sekolah itu. Ia merasa kalau ia benar-benar hancur.

Sebelum memulai pelajaran seperti biasa kelas 2.2 selalu bising. Guru Jung yang datang
melihat kursi Jung Ho kosong. Untuk menenangkan siswanya ia menggebrakkan buku ke
meja. Suasana kelas pun menjadi hening. Guru Jung bukan akan mengajar tapi ia akan
memilih ketua dan wakil ketua kelas. Ia terlebih dahulu menawarkan apa ada yang ingin
menjabat wakil ketua kelas.

Song Ha Kyung langsung mengangkat tangan, ia bersedia. Teman-temannya memberikan


tepuk tangan untuknya. Lee Kang Joo terkejut karena ia berfikir Ha Kyung tak ingin
menduduki posisi itu karena akan membebani. Dengan santai Ha Kyung mengatakan kalau ia
hanya ingin lebih dikenal orang dan ia berfikir akan menjadi berat kalau menjadi ketua kelas
(Hmm Ha Kyung ingin menjadi wakil ketua kelas)

Guru Jung menawarkan apa ada lagi yang ingin mengajukan diri. Teman sebelah Ha Kyung
tak mau karena menjadi ketua kelas karena itu akan merepotkan. Karena tak ada yang
menawarkan diri Guru Jung pun menunjuk Ha Kyung sebagai wakil ketua kelas.
Guru Jung kemudian meminta siswa-siswanya untuk mengusulkan siapa yang ingin menjadi
ketua kelas. Byun Ki Deok mengusulkan Kim Min Ki agar menjabat kembali sebagai ketua
kelas. Tapi kemudian terdengar sahutan candaan dari Kang Joo, apa Ki Deok tak kasihan
pada Min Ki yang sudah terlihat semakin tua karena harus berurusan dengan teman sekelas.
Ia sendiri mengusulkan Ki Deok yang menjadi ketua kelas karena menurutnya, Ki Deok itu
perlu menjadi ketua kelas supaya bisa tumbuh menjadi dewasa. Kim Dong Seok
mengusulkan Kang Joo menjadi ketua kelas.

Young Woo mengacungkan tangan ia mengusulkan Goo Nam Soon menjadi ketua kelas.
Teman sekelas terdiam heran, Nam Soon sendiri juga terkejut.

Teman di sebelah Ha Kyung berbisik pada temannya agar memberikan suara untuk Nam
Soon supaya Ha Kyung menderita (kelelahan) Kye Na Ri malah bertanya-tanya menurut
temannya siapa yang akan menang diantara Nam Soon dan Jung Ho.

Guru Jung memerintahkan nama-nama uang diusulkan tadi untuk berdiri di depan. Kim Min
Ki, Byun Ki Deok, Lee Kang Joo, dan Go Nam Soon. Keempatnya ke depan. Guru Jung
ingin keempatnya mengatakan sesuatu (kampanye gitu buat nyari dukungan suara haha)

“Aku mengundurkan diri!” sahut Kang Joo.

“Aku juga!” kata Nam Soon.


“Me too,” ujar Ki Deok.

Guru Jung menatap Min Ki, “Apa kau juga mengundurkan diri?” Min Ki cuma senyum-
senyum aja. Guru Jung pun memutuskan agar semuanya mengundurkan diri saja dan tak usah
memilih ketua kelas. Keempatnya langsung menunduk diam.

Wakasek menyerahkan pada kepala sekolah hasil evaluasi tingkatan sekolah dan SMA
Seungri untuk bulan juni berada diurutan 10 dari bawah (haha). Ibu KepSek tentu saja tak
senang. Apalagi ada siswa dari kelas 2 yang bermasalah mulai dari bolos sekolah, merokok
dll. Ia pun meminta agar siswa yang bermasalah ini wajib mengikuti kelas tambahan. Dana
untuk kelas tambahan itu bisa mempergunakan dana dari komite yang semula digunakan
untuk keperluan siswa berprestasi.

Kepsek pun menunjuk Guru Jung sebagai penanggung jawabnya. Ia menyuruh wakasek
untuk memasang nama-nama siswa yang bermasalah ini di papan pengumuman. Tapi
menurut wakasek memasang nilai anak-anak itu pelanggaran privasi siswa. Kepsek berkata
siapa yang menyuruh wakasek untuk menampilkan nilai mereka, ia hanya mengatakan untuk
menampilkan daftar nama siswa yang mengikuti kelas tambahan. Tapi menurut wakasek itu
sama saja. Ibu kepsek mendelik.

Pemilihan ketua kelas pun jadi dilaksanakan, sepertinya ada dua nama yang mendapatkan
suara yang sama Nam Soon dan Min Ki. Jung Ho masuk ke kelas dan langsung meminta
ponselnya pada Guru Jung. Guru Jung menyuruh Jung Ho mengambilnya di ruang Guru
pulang sekolah nanti. Jung Ho akan pergi meninggalkan kelas, sekilas ia melihat papan tulis
dan memberikan suaranya untuk Nam Soon hingga membuat Nam Soon unggul dalam
perolehan suara.

Temannya bersorak, Min Ki bernafas lega karena ia sudah tak berurusan lagi dengan teman
sekelasnya yang super duper sering membuat ulah. Guru Jung menyuruh ketua dan wakil
ketua kelas agar menemuinya di ruang guru pulang sekolah nanti. Ok, sekarang salah satu
tugas Nam Soon adalah memberi aba-aba pada temannya untuk memberi salam pada guru,
“Perhatian, beri hormat!” tapi Nam soon masih ogah-ogahan hehe.

Ha Kyung mendapatkan ucapan selamat karena menjadi wakil ketua kelas. Ini sepertinya
bukan ucapan selamat yang tulus tapi ucapan selamat yang.... apa ya kesannya, syukurin gitu
(syukurin loe jadi wakil ketua kelas karena ketua kelasnya Nam Soon, pasti Loe yang capek n
ga bisa belajar, haha kayaknya gitu ya) Tapi Ha Kyung cuek aja tuh mendengar ucapan
selamat dari teman-temannya.

Nam Soon dan Ha Kyung menemui Guru Jung di ruang guru. Nam Soon protes ia tak bisa
menerima posisi ketua kelas karena teman-temannya hanya bercanda. Tapi Guru Jung tak
peduli walaupun teman sekelas bercanda tetap saja Nam Soon lah yang terpilih. Lebih baik
dicoba saja dulu dan kalau Nam Soon tak sanggup menjalankan tugas ia akan
membicarakannya lagi. Guru Jung mengatakan kalau Ha Kyung memiliki pengalaman jadi
dia bisa membantu Nam Soon. Guru Jung memberikan setumpuk kertas meminta keduanya
membagikan pada teman yang lain dan dikumpulkan besok.
Di luar ruang guru Ha Kyung memberikan tumpukan kertas itu pada Nam Soon. Ia ingin
Nam Soon yang membagikannya sendiri. Dengan dingin ia menyarankan agar Nam Soon
melakukannya dengan benar. “Kalau kau tak melakukannya dengan benar dan membuatku
harus keluar kelas, kau akan mati!”

Ha Kyung membaca papan pengumuman. Ia kemudian berbalik menatap Nam Soon dan
tersenyum sinis. Nam Soon penasaran dan melihat ke papan pengumuman. Itu daftar nama-
nama siswa yang harus mengikuti kelas tambahan. Kelas tambahan ini diperuntukan bagi
siswa yang nilainya dibawah standar dan Nam Soon termasuk didalamnya. Haha. “Yang
benar saja ini sangat memalukan!” Sahutnya. (ya iyalah biasanya yang namanya ketua kelas
itu yang selalu menjadi juara kelas tapi Nam Soon? OMG hahaha)

Guru Jung membaca daftar nama siswa kelas tambahan (ada 5 siswa) Guru Yoo menanyakan
bagaimana rasanya menjadi penanggung jawab siswa yang bermasalah. Ia menilai ini daftar
menakjubkan karena menempatkan sisiwa bermasalah ini bersama-sama dan kalau mereka
membuat masalah sekecil apapun mereka akan dikeluarkan.

Guru Jung bertanya-tanya apa resiko dikeluarkan itu berlaku guru juga. Guru Yoo tak tahu
pasti, tapi kepala sekolah sudah mengeluarkan 10 siswa di sekolah sebelumnya yang di
Gangnam setelah mengamati mereka selama 1 semester dan mengeluarkan mereka sekaligus
ketika semester dua dimulai. Kepala sekolah ingin menyingkirkan siswa yang berkualitas
rendah. Tapi menurut Guru Jung anak-anak yang namanya terdapat di daftar bukankah anak
dengan kualitas rendah.
Guru Yoo mendengar kalau yang menjadi ketua kelas 2.2 itu Go Nam Soon. Ia merasa kalau
Guru Jung harus benar-benar bekerja keras. Bahkan Kim Min Ki yang dijadikan siswa
panutan saja tak bisa efektif di dalam kelas itu.

Guru Jung bersama perawat UKS minum soju dan makan bersama. perawat UKS sepertinya
mengerti situasi yang tengah dihadapi Guru Jung. Ia bisa menebak kalau memukul siswa tadi
adalah yang pertama kali dilakukan oleh Guru Jung. Guru Jung mengangguk membenarkan.
Ia menilai kalau orang yang dipukul mungkin akan merasa lebih sakit. Perawat UKS
menanyakan langkah Guru Jung selanjutnya. Tapi Guru Jung sendiri tak tahu apa yang akan
ia lakukan nanti. Ia bisa mencari tahu kalau ia tetap melakukannya.

Go Nam Soon memapah pria tua keluar dari kantor polisi. Pria itu mabuk parah dan ternyata
itu adalah ayahnya. Nam Soon menyahut mengingatkan agar ayahnya berhenti minum.
“Ayah, aku terpilih menjadi ketua kelas!” Katanya. Tapi ayah Nam Soon yang sudah mabuk
parah tak peduli. “Aku hanya ingin mengatakan... aku benar-benar tak beruntung!”

Nam Soon mengikat tubuh ayahnya supaya tak terjatuh ketika ia mengendari sepeda motor.
Guru Jung juga lumayan mabuk, ia sampai dipapah berjalan oleh perawat UKS.
SMA Seungri mengadakan acara Orientasi sekolah dan kali ini akan menampilkan potensi
sekolah pada orang tua murid dan siswa baru. Guru Jung meminta anak didiknya jangan
membuat masalah. ia juga meminta siswanya agar mengatakan pada Jung Ho untuk
menemuinya.

Guru Kang Se Chan mengeluh kenapa ia harus kesana lagi. Temannya yang tengah menyetir
menyarankan agar dicoba dulu selama satu semester, bukankah Guru Kang seharusnya
beruntung bisa bebas dari permasalahan ini dengan mudah.

Guru Kang kesal dengan kata ‘beruntung’ karena ia menilai ini bukanlah keberuntungan.
Guru Kang ingin tahu siapa saja yang mengajar Bahasa Korea disana (kalau disini siapa guru
bahasa indonesia-nya) temannya mengatakan kalau ada beberapa guru bahasa Korea disana
tapi mereka belum benar-benar ahli. Kalau Guru Kang bisa menaikkan nilai siswa di sekolah
ini Guru Kang akan memulihkan posisi. Guru Kang menilai kalau hanya dengan bakat nilai
mereka bisa menjadi lebih baik.

Siswa kelas 2.2 keluar akan mengikuti pembelajaran di kelas lain. Nam Soon melihat Young
Woo tak ikut keluar hanya duduk di kursi. Ternyata Young Woo masih sibuk membereskan
perlengkapan alat tulisnya. Nam Soon membantu membereskannya. Tepat saat itu Oh Jung
Ho datang ke kelas. Nam Soon mengatakan pesan Guru Jung yang meminta Jung Ho
menemui Guru Jung. Tapi Jung Ho cuek, tak peduli.
Nam Soon pun menyuruh Jung Ho untuk segera menyusul teman yang lain ke kelas musik.
Jung Ho kesal karena Nam Soon terus memerintahnya, “Apa kau berkuasa karena sekarang
kau ketua kelas?” Nam Soon mengajak Young Woo pergi bersamanya.

Jung Ho yang tak tahu marahnya sama siapa malah mencengkeram baju Young Woo. “Apa
kau punya uang? Aku harus membayar denda terlambat hari ini dan lupa membawa
dompetku lagi.” (hmm.. Jung Ho ini hobinya nyari masalah. Kalau emang ga mau bayar ya
udah ga usah. Kok minta sana sini)
Nam Soon yang tahu kalau Young Woo ketakutan menariknya agar segera ke kelas musik.
Jung Ho menatap Nam Soon dengan tatapan menantang, “Kenapa? Apa kau yang akan
membayar denda terlambatku?” Nam Soon menyahut kalau itu tak mungkin. Jung Ho
mengatakan alasan kenapa ia memilih Nam Soon menjadi ketua kelas. Itu supaya Nam Soon
bisa membayar biaya denda terlambatnya.

Nam Soon berusaha tak mencari masalah atau lebih tepatnya menghindari masalah, ia
mengatakan kalau ia bisa menelepon Jung Ho untuk bangun dipagi hari supaya tak terlambat.
Jung Ho mencibir kalau ia dan Nam Soon tak memiliki hubungan dekat untuk mengucapkan
selamat pagi.

“Kalau kau tak mau ya lupakan saja!” Nam Soon akan menuju kelas musik tapi Jung Ho
menarik dan membantingnya. Keduanya saling menatap marah. Jung Ho mengingatkan Nam
Soon jangan berlagak sombong hanya karena sudah menjadi ketua kelas.
Guru Kang sampai di SMS Seungri, ia melihat sekeliling sekolah. Guru Jung membetulkan
letak papan namanya di depan cermin. Guru Kang berdiri di sampingnya langsung bertanya
tentang perkembangan nilai pelajaran di sekolah ini. Guru Jung tentu saja keget karena tiba-
tiba ada orang asing yang bertanya seperti itu. Ia memberi tahu kalau ia bukanlah seorang
murid disini.

“Aku tahu itu!” kata Guru Kang sambil mengamati wajah Guru Jung yang memang bukan
terlihat seperti seorang murid di matanya haha. Ia kembali menanyakan tentang nilai di
sekolah ini. Guru Jung mengira kalau Guru Kang ini salah satu wali murid, ia mengatakan
kalau nilai pelajaran di sekolah setiap hari selalu meningkat. “Orang tua biasanya tidak
datang ke pertemuan di sekolah tapi kau pasti sangat tertarik dengan pendidikan anakmu!”

Kini giliran Guru Kang yang kaget karena dianggap sebagai wali murid. Ia melihat papan
nama Guru Jung, guru Bahasa Korea. “Apa kau tak tahu siapa aku?”

Guru Jung bengong, “Memangnya kau ayahnya siapa?” hahaha

Tepat saat itu wakasek datang dan senang melihat Guru Kang sudah sampai. Ia heran kenapa
Guru Jung tak mengantar Guru Kang masuk. Wakasek bersikap ramah pada Guru Kang dan
membuat Guru Jung kembali terbengong-bengong. Wakakaka ternyata terkenalnya Guru
Kang ga diketahui sama Guru Jung ya.
Kepala sekolah memberikan sambutan. Ia menyebutkan keunggulan-keunggulan SMA
Seungri dan ia juga mengatakan kalau ia sudah mengundang tamu istimewa. Guru terkenal
Gangnam, Kang Se Chan.

Tepuk tangan riuh menyambut Guru Kang yang berdiri memberi hormat pada orang tua dan
siswa baru. Kepala sekolah juga memberi tahu kalau Guru Kang ini alumni dari SMA
Seungri. Jadi kedatangannya adalah dalam rangka meningatkan mutu tempat sekolahnya
dulu. Kepala sekolah mengajak wali murid dan murid baru melihat-lihat fasilitas sekolah.
Guru Kang langsung dikerumuni beberpa murid yang nge-fans sama dia haha.

Guru Jung yang tak kenal heran apa Guru Kang seterkenal itu. Guru Kim kaget apa Guru
Jung tak tahu siapa Guru Kang, apa Guru Jung belum pernah melihat mata kuliah onlone-nya.
Ia yang kagum menebak kalau Guru Kang berada disini untuk mengambil alih mata pelajaran
Bahasa Korea. Guru Jung kaget, “Bahasa dan Sastra Korea?” (ya ampun itu kan mata
pelajaran gue. stres deh)
Di kelas 2-2, Jung Ho memukul-mukul Nam Soon, “Kenapa kau melakukannya? Aku tanya
kenapa kau melakukannya? Apa kau merasa hebat melawanku di depan anak-anak lain?”
Plok Jung Ho memukul-mukul wajah Nam Soon. Nam Soon menatap marah. Jung Ho tak
suka dengan tatapan itu, ia mendorong Nam Soon hingga terjatuh.

Nam Soon hilang kesabaran ia mengangkat kursi akan memukulkan benda itu ke Jung Ho.

Guru Kang berada di toilet bertanya-tanya pada dirinya sendiri bagiamana ia bisa kembali ke
sekolah ini dan tepat saat itu terdengarlah sebuah teriakan. Ia segera keluar untuk mencari
tahu.
Kepala sekolah menunjukan fasilitas yang dimiliki SMA Seungri pada wali murid dan murid
baru. Ia membanggakan gedung utama sekolah yang sudah direnovasi agar siswa bisa
mengikuti KBM dengan senang.

Prang... Tiba-tiba ada kursi terbang yang meluncur ke bawah, jatuh dari lantai atas dan
memecahkan kaca jendela. Kursi dan pecahan kaca tepat jatuh di depan semua orang. Jelas
semuanya tercengang kaget bukan main.

Semuanya melongok ke atas, Guru Uhm dan wakasek langsung lari menuju kelas. Nam Soon
melongokkan kepalanya ke bawah. Guru Jung terkejut melihat muridnya. Ia pun segera lari
menyusul Guru Uhm dan wakasek ke lantai atas. Wali murid membawa kembali putra putri
mereka. Mereka tak mau menyekolahkan putra putrinya di sekolah yang gurunya tak bisa
mendidik siswa.
Ketiga guru masuk ke kelas 2-2. Disana hanya ada Nam Soon. Guru Uhm murka. Nam Soon
terdiam menatap ketiga guru yang ada di depannya.

Komentar :
Akhirnya episode pertama selesai juga, sepertinya ini hanya rekap aja ya bukan sinopsis
hahaha. Entah kenapa nonton episode 1 langsung suka.

Lewat drama ini kita akan diajak menyusuri dibalik layarnya sebuah sekolah. Sebagai siswa
mungkin yang kita tahu belajar, ujian, dan nilai bagus. Tapi lewat drama ini kita akan
disuguhkan betapa tugas seorang guru itu tidaklah mudah. Bukan hanya mengajar tapi
mendidik, dan mendidiklah yang sulit.

Saya semakin penasaran dengan drama ini. Bagaimana guru-guru disini mengelola kelas
mereka. Selain berusaha meningkatkan nilai, apa yang akan mereka lakukan terhadap anak-
anak yang memiliki tingkah laku LEBIH.

Anda mungkin juga menyukai